Category : Articles

Articles

Ketika Kabut Tebal Melingkupi Hidup…. Apa Yang Harus Dilakukan?

?Seruput Kopi Cantik?
?Yenny Indra?

Ketika Kabut Tebal Melingkupi Hidup…. Apa Yang Harus Dilakukan?

Don & Jim adalah dua orang pria yang hobi memancing. Mereka berdua sudah berkelana memancing ikan ke berbagai tempat. Sangat berpengalaman.

Pada suatu ketika mereka akan memancing di sebuah tempat yang luas dan cantik. Cuaca pagi cukup cerah, namun ramalan cuaca tidak terlalu bagus.
Saat sedang bersiap-siap, Jim mengobrol dengan seorang nelayan tua di sana.

“Kalau kalian kehilangan arah, ingatlah terus berjalan ke arah utara dan kalian akan kembali ke tempat ini,” ujar sang nelayan.

Jim berterima kasih dan segera mereka berangkat. Segala sesuatu berjalan baik dan menyenangkan. Tangkapan ikan banyak dan pemandangan indah. Semuanya lancar.

Hingga saat mereka akan pulang, tiba-tiba kabut putih tebal menutupi daerah itu.
Mereka kehilangan arah.
GPS agak bermasalah, rasanya arah yang ditunjukkan tidak terlalu meyakinkan. Don merasa mereka harus ke arah selatan.
Tetapi Jim ingat kata-kata sang nelayan, harus ke arah utara.

Kapal pun dibawa ke arah utara, namun tidak ada tanda-tanda bahwa arah mereka itu benar. Galau, Don & Jim sempat berdebat ke arah mana yang harus diambil.
Perasaan mengatakan arah mereka salah tapi entah mengapa, kata-kata sang nelayan tua terus terngiang di telinga. Jim menguatkan hatinya, bersikukuh tetap ke utara. Beberapa jam kemudian, mulailah kelihatan tanda-tanda bahwa memang arah yang mereka ambil itu benar.
Tidak lama kemudian, tibalah mereka dengan selamat.

Kadang hidup pun seperti itu. Masalah besar menimpa, doa pun sudah tekun dipanjatkan. Namun belum ada tanda sedikit pun bahwa jawaban akan tiba.
‘Kabut’ tebal seolah melingkupi, tidak kelihatan apa pun. Gelap. Pekat.

Seperti juga Jim, kita harus berpegang pada janji firman Tuhan yang kita terima terakhir.
Bagi Jim petunjuk tetap ke utara, ketika dia taat, dia pun tiba di tujuan.

Saat Tuhan memberi Firman-Nya untuk kita, kuncinya terus pegang erat… Yang terjadi, kita kerap tergoda dengan pendapat orang lain di sekitar kita, yang mengatakan arah kita salah.
Mereka memberi saran yang ‘logis’, masuk akal secara manusia.

Oleh sebab itu, sangatlah penting menentukan siapa orang-orang yang ada di sekeliling kita. Mau tidak mau, disadari atau tidak, pendapat mereka akan mempengaruhi kita.

Ingat Firman Tuhan diberikan kepada kita, berarti arahan untuk kita, bukan orang lain.
Orang lain tidak akan paham akan hal itu. Meski nampak tidak masuk akal, tetapi rancangan Tuhan tidak pernah gagal.

“Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu,” demikian kata Tuhan

Belajar dari kisah ini, sangatlah penting untuk membaca, menyimpan dan merenungkan firman Tuhan ketika keadaan sedang berjalan baik dan lancar.
Karena firman itulah yang akan menjadi penuntun dan pegangan pada saat krisis.

Apa yang kita simpan saat keadaan baik, akan menentukan, apakah kita akan berkemenangan atau justru gagal ketika menghadapi krisis.
Mari kita terus fokus pada Tuhan dan firman-Nya, yang menjadi pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita.
Setuju?

God is saying to you today… “Everything will work out. I’m in complete control. I know what the medical report says. I know what the financial situation looks like.I see the people who are coming against you. I know how big your dreams are. And hear me clearly: I WILL NOT FAIL YOU. – Joel Osteen.

Tuhan berkata kepadamu hari ini … “Semuanya akan beres. Aku memegang kendali penuh. Aku tahu apa yang dikatakan dalam laporan medis. Aku tahu seperti apa situasi keuanganmu. Aku melihat orang-orang yang menyerangmu. Aku tahu seberapa besar impianmu. Dan dengarkan dengan jelas: AKU TIDAK AKAN MENGECEWAKANMU” – Joel Osteen.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

Read More
Articles

Yesus, Sang Benih.”

“Yesus, Sang Benih.”

Ketika kita mendapatkan pewahyuan tentang prinsip benih dalam penebusan, segala hal lain yang berhubungan dengan kerajaan Allah menjadi mudah untuk dipahami.

Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: “Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
Yohanes 12:23-24 (TB)

Yesus menyebut diri-Nya sebagai benih yang harus ditabur jatuh ke tanah dan mati, supaya Kerajaan Allah berbuah.
Anda dan saya merupakan bagian dari panen itu. Kita lahir baru sesuai dengan prinsip tabur dan tuai. Tuhan adalah Sang Pemberi yang menabur Anak-Nya, supaya dapat menuai diri kita!

Ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat.
Matius 13:38 (TB)

Bahkan ketika berbicara tentang kemanusiaan, Yesus menyebut anak-anak kerajaan dan anak-anak orang fasik sebagai hasil panen dari benih yang ditabur.
“Benih yang baik” menggambarkan anak-anak kerajaan. Anda dan saya, merupakan benih yang membawa kehidupan Tuhan dan memiliki potensi untuk menaburkannya kepada orang lain!

Kita dilahirkan kembali oleh benih Firman Tuhan yang tidak dapat binasa. Anak-anak orang fasik adalah mereka yang telah memilih untuk memercayai kata-kata yang merupakan benih dari “bapak segala dusta” (iblis).
Kata-kata yang kita percayai, merupakan benih, yang menentukan tujuan kekal kita.

Begitu kita memahami cara kerja Kerajaan Allah, mudah sekali bagi kita beralih mengikuti cara Tuhan dalam melakukan segala sesuatu.
Setiap pikiran, perkataan dan tindakan adalah sebuah benih, dan setiap benih berkembang biak sesuai dengan sifatnya. Kita dapat melihat peningkatan besar dalam hidup kita jika kita secara sadar mengaktifkan kekuatan prinsip benih ini.

[Repost ; “Jesus, the Seed”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].

Read More
Articles

Sepeda dan Tuhan. Apa Korelasinya?

Seruput Kopi Cantik

Yenny Indra

Sepeda dan Tuhan. Apa Korelasinya?

Sudah puluhan tahun saya tidak pernah naik sepeda. Nah gara-gara ikut liburan ke Tanjung Lesung dengan P. Anton Thedy dan Bu Rita Tx Travel nich, salah satu acaranya bersepeda ria dari resort ke pantai. Jadilah kami ramai-ramai mengendarai sepeda. Asyiiik juga ternyata… Biar pun tegang juga, kelamaan gak naik sepeda.

Nach pulang dari Tanjung Lesung, P. Indra jadi ingin beli sepeda.

Kami belum lama menempati rumah di BSD. Dan banyak penghuni yang suka berolahraga, salah satunya: bersepeda. Terutama di Botanical Garden yang luasnya 10 hektar. Meski baru jadi sebagian, sudah cantik dan nyaman sekali untuk berolahraga.

Terutama di sekeliling kolam dengan bunga teratai berwarna-warni….

Tidak lupa, foto dulu ah ….

Jadilah kami ikutan beli sepeda….

Yeaaay dapat sepeda baru.

Ssst… Sepedanya pakai battery jadi gak cape…

Ingat komentar Sari, sahabat disekolah, pepatah yang terkenal, godaan manusia itu Harta, Tahta dan Wanita

Sekarang ganti:

Harta, Tahta dan Sepeda….

Pemikiran ini muncul pertama kali saat kami tengah bersepeda ramai-ramai di Tanjung Lesung. Lalu terulang lagi kemarin sore ketika saya tengah bersepeda berdua dengan P. Indra.

Ketika sedang mengayuh sepeda, Tuhan berkata dalam hati,

“Yenny, sadar gak sebetulnya kamu itu hidup sendirian, biar pun kelihatannya sedang beramai-ramai dengan orang lain. Hanya Aku satu-satunya yang selalu bersamamu.’

Saya terkejut. Kemarin sore Tuhan mengingatkan kembali hal ini.

Saya pun merenung.

Memang sich kelihatannya saya bersepeda berdua dengan P. Indra, tetapi masing-masing mengendarai sepedanya sendiri.

Apalagi saat bersepeda di jalan raya… Saya suka ngeri kalau menyeberang di jalan raya. Banyak mobil dan motor berseliweran.

Meski P. Indra selalu memandu di depan saya, tetap ada jeda antara sepeda saya dan sepeda P. Indra.

Artinya, resikonya juga sendiri-sendiri.

Siapa yang selalu bersama saya?

Tuhan.

Dia ada di dalam roh saya, tidak pernah meninggalkan saya.

Janji-Nya,

“Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.”

Ketika meninggal nanti, kebanyakan orang juga sendirian. Pasangan, teman, keluarga juga akan berpisah.

Hanya bersama Tuhan, roh kita menuju ke kekekalan.

Pemahaman ini menyadarkan, bahwa seharusnya kita sungguh-sungguh serius dalam membangun hubungan dengan Tuhan.

Kita wajib mengenal-Nya dengan karib dan memahami Pribadi yang akan selalu berada bersama kita, tidak hanya di dunia bahkan sampai di kekekalan nantinya.

Pemahaman yang benar tentang karakter Tuhan dan kehendak-Nya pula yang akan menentukan kualitas hidup kita.

Seberapa baik kita mengenal-Nya, akan menentukan kita dapat mengandalkan-Nya atau tidak?

Takut itu tercipta karena kita merasa apa yang menakutkan kita, seolah lebih besar daripada Tuhan.

Dikarenakan kita tidak benar-benar mengenal-Nya secara pribadi.

Pikiran di kepala tahu, Tuhan Mahabesar tetapi jika tidak punya pengalaman pribadi bersama-Nya, hati mudah goyah.

Benarkah janji-Nya bisa dipercaya?

Iman sejati dalam hati tercipta karena mengenal dan memperoleh bukti dari pengalaman bersama-Nya selama ini. Sehingga kita bisa Rest alias beristirahat dan berserah.

Semakin kita mengenal karakter Allah yang sesungguhnya, semakin kita yakin bahwa rancangan-Nya yang terbaik untuk kita, kasih-Nya tanpa syarat dan He is The best!

Kita mengenal-Nya bukan hanya di kepala, namun tertanam dalam hati.

Tidak ada kesalahpahaman, komunikasi dengan-Nya lancar dan hidup jauh lebih aman, nyaman dan tenteram.

“Umatku binasa karena tidak mengenal Allah,” kata Tuhan.

Mari kenali Dia sepenuh hati dengan menggali dan merenungkan firman-Nya karena Allah = Firman-Nya.

*We arenn’t created to go with the flow- Aaron Purdue.*

*Kita tidak diciptakan untuk mengikuti arus- Aaron Purdue.*

YennyIndra

TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC

MPOIN PLUS & PIPAKU

PRODUK TERBAIK

PEDULI KESEHATAN

Read More
Articles

“Apakah Anda Terbebas?”

“Apakah Anda Terbebas?”

Bagi banyak orang, kebebasan adalah mimpi. Jutaan orang di dunia, menderita karena ikatan politik, perbudakan seksual, kecanduan, terjerat kemiskinan, penyakit dan rasa bersalah. Sementara yang lainnya, terjebak dalam perbudakan agama atau perbudakan ekonomi.
Apakah kebebasan sejati itu dan apa artinya?

Korban penebusan Yesus di kayu salib memberikan kebebasan bagi semua orang. Dalam pelayanan-Nya di dunia, Yesus mendemonstrasikan kebebasan dan memberikan kebebasan kepada semua yang datang kepada-Nya. Ia berjalan dengan penuh kebebasan, dari harapan para pemimpin agama, bebas dari kekurangan, bebas dari rasa takut, bebas dari penyakit dan dari dosa.

Pelayanannya lahir dari kasih dan belas kasihan bagi yang tertindas. Dia datang untuk membebaskan tawanan.
“Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.”
Yohanes 8:36 (TB)

“Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas.”
Lukas 4:18 (TB)

Dalam bidang kehidupan yang mana, kita ingin mengetahui dan mengalami kebebasan sejati?
Tahukah kita bahwa kebebasan itu sudah tersedia?
Seperti apakah hidup kita, jika kita terbebas dari kuasa dosa, kecanduan, kemiskinan, penyakit, ketakutan dan belenggu agama?

Alihkan pandangan kita dari rantai belenggu dan fokuskan mereka pada Dia yang datang untuk memerdekakan kita. Kehidupan yang berkelimpahan sudah tersedia jika kita menginginkannya. Deklarasikan Firman-Nya dan jelajahi kebebasan yang sudah Kristus berikan kepada kita melalui salib.

Deklarasi:
“Saya mengetahui Kebenaran dan Kebenaran itu membebaskan saya. Anak Allah telah memerdekakan saya, maka saya pun benar-benar merdeka! Saya telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan saya dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Supaya saya sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan saya. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan!!”

(Yoh 8:32) (Yoh 8:36) (Rom 6:18) (Rom 8:2) (Gal 5:1)

[Repost ; “Are You Free?”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].

Read More
Articles, Christianity

“Hati: Pabriknya Iman!”

“Hati: Pabriknya Iman!”

Hati kitalah yang menentukan kehidupan kita.
Bagaimana hati kita menanggapi Tuhan dan Firman-Nya, akan menentukan jalan menuju kegagalan serta frustrasi, atau justru kehidupan berkelimpahan yang telah dijanjikan Yesus.

Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Amsal 4:23 (TB)

Sering kali kegagalan menerima dari Tuhan, merupakan pewahyuan bagaimana keadaan sesungguhnya hubungan hati kita dengan-Nya.
Kita bisa saja mengetahui doktrin yang benar, diyakinkan akan Kebenaran dan bersukacita dalam kasih karunia-Nya, tetapi jika hati kita keras terhadap-Nya, kita sedang menipu diri kita sendiri.

Selanjutnya firman-Nya kepadaku: “Hai anak manusia, perhatikanlah segala perkataan-Ku yang akan Kufirmankan kepadamu dan berikanlah telingamu kepadanya.
Yehezkiel 3:10 (TB)

Iman adalah masalah hati. Hati kita adalah pabriknya iman.
Pergumulan kita dengan iman, sesungguhnya merupakan indikasi dari hati yang mengeras. Tidaklah berarti kita memiliki kebencian terhadap Tuhan, hanya saja kita belum belajar apa artinya berhubungan dengan Tuhan dan Firman-Nya dengan hati.
“Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan ….”
Roma 10:10 (TB)
Kita bisa menambahkan aspek penebusan apa pun kepada ayat itu.
“Karena dengan hati orang percaya pada …… kesembuhan, damai sejahtera, kegembiraan, kemenangan, dll.”
Yang keluar dari hati adalah masalah kehidupan.
Dari hatilah muncul kata-kata, pikiran, sikap dan tindakan.

Depresi adalah masalah hati.
“Amsal 12:25 (TB) Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia.”
Amsal 12:25 (TB)

Kesembuhan adalah masalah hati.
“Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku;
janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu.
Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka.”
Amsal 4:20-22 (TB)

Damai Sejahtera adalah masalah hati.
“Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu.”
Kolose 3:15 (TB)

Menjadi orang yang mendua hati adalah masalah hati.
“… sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!
Yakobus 4:8 (TB)

Daftarnya bisa terus berlanjut. Bagaimana kita berhubungan dengan Firman Tuhan di dalam hati kita, menentukan jalan hidup kita.
“Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku.”
Yeremia 15:16 (TB)

Pastikan hati kita lembut di hadapan Tuhan.
Apakah Firman-Nya menyenangkan hati kita?
Apakah kita menjalani kehidupan yang dipenuhi damai sejahtera atau justru penuh dengan kegelisahan?
Manusia tidak hidup dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Tuhan.

[Repost ; “The Heart: The Factory of Faith”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].

Read More
1 221 222 223 224 225 264