Author Archives: Yenny Indra

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Articles

Kisah Burung-Burung Camar di Selat Ariake…. Romantisnya!

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Kisah Burung-Burung Camar di Selat Ariake…. Romantisnya!

Saat ferry yang kami kendarai mulai meninggalkan pelabuhan Shimabara menuju Kumamoto, angin laut yang sejuk berembus lembut di wajah. Air laut di Selat Ariake berkilauan diterpa sinar matahari pagi, menciptakan pemandangan yang menenangkan hati. Namun, ada hal lain yang membuat perjalanan ini begitu istimewa—sekelompok burung camar yang tak pernah gagal mencuri perhatian para penumpang.

Burung-burung camar ini seperti memiliki kebiasaan unik yang hanya mereka lakukan di rute ferry ini. Begitu kapal bergerak, mereka mulai datang, mengepakkan sayap di udara, terbang rendah, lalu meluncur mendekati ferry.

P. Herry, tour guide kami, yang adik kandung P. Susanto, teman Kosayu 76, menikah dengan orang Jepang dan lama tinggal di Jepang. Hafal dengan seluk beluk Jepang.
Beliau sudah berpesan agar membawa roti. Sejak breakfast dari hotel kami sudah bersiap membawa roti tawar.
Demikian pula, para penumpang yang sudah sering menumpang ferry ini tampak siap dengan kantong berisi remah roti atau camilan lain.
Kami merasa tak sabar untuk mencoba pengalaman ini.

Burung-burung itu begitu lincah dan penuh percaya diri. Saat tangan-tangan terulur mrnawarkan sepotong roti, seekor camar terbang mendekat, membidik dengan tepat, lalu mengambil makanannya dari tanganku.
Yeaaayyyy….. senangnya…. 🙂
Bangga abis bak menang lotere… hahaha….

Rasanya seperti sentuhan cepat dari keajaiban kecil. Setiap kali ada penumpang yang memberi makan, burung-burung itu bersorak dalam irama sayap mereka, menciptakan harmoni yang serasi dengan suara gelombang laut.

Namun, yang paling mengesankan bukan hanya keberanian mereka untuk mendekat, melainkan seolah-olah mereka tahu bahwa ini adalah momen spesial bagi kita, para manusia. Burung-burung camar ini seperti jembatan antara alam dan hati manusia. Di tengah perjalanan yang sederhana, mereka mengingatkan kita untuk menikmati momen-momen kecil dan berbagi kebaikan, bahkan hanya dalam bentuk remah roti.

Ketika ferry mulai mendekati pelabuhan Kumamoto, burung-burung camar perlahan menjauh. Namun, mereka meninggalkan kesan mendalam di hati setiap penumpang. Di tengah keseharian, ada keindahan yang tak terduga. Dan bagi mereka yang naik ferry ini, burung-burung camar adalah pengingat bahwa di setiap perjalanan, selalu ada hal kecil yang membawa kebahagiaan jika kita bersedia melihatnya.

Di laut luas yang tak bertepi, burung-burung camar ini membawa pesan sederhana: hidup adalah tentang berbagi, menikmati momen, dan menemukan keajaiban di tempat yang mungkin tak kita duga.
Tuhan itu baik…. mengingatkan hidup itu indah saat kita senantiasa menjalani bersama-Nya.

******
Aso Kusasenri, tempat yang kami kunjungi selanjutnya. Hamparan padang rumput luas yang terletak di kaki Gunung Aso, Prefektur Kumamoto. Lanskapnya yang hijau subur, dikelilingi oleh pemandangan gunung berapi, menjadikannya salah satu tempat paling memukau di kawasan Aso.

Bukit hijau dengan rumput yang dipangkas begitu rapi, sementara di tepiannya, dikelilingi tanaman bonsai yang dibentuk sedemikian apik. Mengelilingi danau, taman dan bukit…
Wuih…. cantik nian….
Jeprat… jepret… dengan aneka gaya….

Kusasenri menciptakan suasana tenang khas pedesaan Jepang. Pengunjung dapat menjelajahi padang rumput ini dengan berjalan kaki atau menunggang kuda, menikmati udara segar dan pemandangan indah. Di musim tertentu, kabut lembut sering melingkupi area ini, menambah kesan magis.

******
Mount Aso dan Mount Aso Farmhouse

Mount Aso, gunung berapi aktif terbesar di Jepang, menawarkan panorama menakjubkan dengan kawah yang masih mengeluarkan uap. Terletak di Prefektur Kumamoto, gunung ini memiliki dataran vulkanik luas. Pemandangannya mirip sabana… bukit dengan hamparan berwarna coklat…
Hhmm….. memukau!
Ini menjadikannya destinasi favorit para pencinta alam.

Tak jauh dari sana, Mount Aso Farmhouse menawarkan pengalaman pedesaan Jepang yang autentik. Tempat ini adalah surga kuliner dan agrikultur, di mana pengunjung bisa menikmati hidangan lokal segar, mencoba memerah susu sapi, atau memetik sayuran sendiri. Dengan latar belakang pegunungan Aso yang megah, farmhouse ini memberikan ketenangan sekaligus keindahan khas Jepang.

Kami menginap dalam igloo-igloo bulat ala Jepang yang kompak, lengkap dan memberikan sensasi yang berbeda.
Saat ke Finlandia, kami menginap di Kakslauttanen Arctic Resort East Village dengan Igloo kaca yang bulat pula sambil menikmati aurora.
Serupa tapi tak sama… sesuatu yang unik senantiasa menarik.

********
Gletsyer Beppu terkenal dengan julukan “The Most Geothermal City In The World”, dikunjungi di hari terakhir dalam perjalanan ke Fukuoka sebelum kembali ke Indonesia, keesokan harinya.
Hari terakhir benar-benar shopping time…

Gabungan pesona alam, budaya dan kebersamaan di sini menciptakan pengalaman yang tak terlupakan.

“When we gather with old friends, we feel God’s love in the memories and happiness we share.”

Saat berkumpul dengan teman-teman lama, kita merasakan cinta Tuhan dalam kenangan dan kebahagiaan yang kita bagikan.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Bom Nagasaki, Jejak Romantis Glover Hill Hingga Onsen Di Gunung Shimabara, Kyushu Island.

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Bom Nagasaki, Jejak Romantis Glover Hill Hingga Onsen Di Gunung Shimabara, Kyushu Island.

Bom Nagasaki: Tragedi yang Mengubah Dunia

Pada 9 Agustus 1945, dunia menyaksikan salah satu tragedi terbesar dalam sejarah manusia. Kota Nagasaki, Jepang, menjadi target bom atom kedua yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat selama Perang Dunia II, hanya tiga hari setelah Hiroshima.

Bom, yang diberi nama “Fat Man,” dijatuhkan dari pesawat pengebom B-29 bernama Bockscar. Awalnya, target utamanya adalah kota Kokura. Namun, karena awan tebal menghalangi pandangan, misi dialihkan ke Nagasaki.

Ledakan tersebut setara dengan kekuatan 21 kiloton TNT, menghancurkan sebagian besar kota dan menewaskan lebih dari 70.000 orang. Sebagian besar korban adalah warga sipil. Efek radiasi menyebabkan penderitaan berkepanjangan bagi banyak yang selamat.

Ironisnya, Nagasaki bukanlah target utama dalam perang ini. Kota tersebut dikenal sebagai pusat komunitas Kristen di Jepang, yang menjadi saksi iman yang tangguh meskipun menghadapi kehancuran. Salah satu gereja terbesar, Katedral Urakami, hancur dalam sekejap mata.

Namun, tragedi ini membawa pesan mendalam. Bom Nagasaki menjadi momen refleksi bagi dunia, menunjukkan betapa dahsyatnya akibat perang. Beberapa hari kemudian, Jepang menyerah tanpa syarat, mengakhiri Perang Dunia II.

Hari ini, Nagasaki berdiri sebagai simbol perdamaian dan pengingat akan bahaya senjata nuklir. Kota ini terus menginspirasi dunia untuk menghargai hidup dan mencari solusi damai dalam menghadapi konflik. Kisah Nagasaki mengingatkan kita akan pentingnya belajar dari sejarah demi masa depan yang lebih baik.

Hati trenyuh melihat korban-korban rakyat sipil yang berjatuhan, dengan benda-benda pribadi: kalung, rosario dan berbagai benda pribadi lain yang dipajang di sana.

********
Selanjutnya, kami menuju Glover Hill: Jejak Romantis dan Kemajuan di Nagasaki.
Terletak di bukit yang sejuk dengan pelabuhan di bawahnya. Jalan menanjak … ah… cukup melelahkan. Tepat dibawah Mansion Glover Hill ada gereja kecil yang manis.

Glover Hill di Nagasaki adalah bukti sejarah luar biasa yang memadukan budaya Barat dan Jepang. Di sini berdiri Glover Mansion, rumah megah yang dibangun pada 1863 oleh Thomas Blake Glover, pedagang Skotlandia yang berperan penting dalam modernisasi Jepang.

Tiba di Jepang setelah pelabuhan Nagasaki dibuka, Glover memulai usahanya dengan berdagang teh hijau. Namun, ia segera menjadi pelopor perubahan besar, membawa lokomotif uap pertama ke Jepang, mengembangkan tambang batu bara, pembuatan kapal, dan mendirikan Kirin Brewery Company.

Namun, cerita Glover Hill tidak hanya tentang kemajuan teknologi. Menurut legenda, Glover menikah dengan seorang wanita Jepang bernama Tsuru, melawan tabu pada masa itu. Kisah cinta mereka dipercaya menginspirasi opera Madama Butterfly karya Giacomo Puccini, yang menggambarkan pahit manis cinta lintas budaya.

Glover Mansion memadukan arsitektur Barat dengan sentuhan Jepang, lengkap dengan taman yang menawarkan pemandangan spektakuler Teluk Nagasaki. Bersama dengan rumah-rumah tokoh penting lain seperti Frederick Ringer dan William Alt, tempat ini kini menjadi bagian dari Glover Garden, tujuan wisata yang membawa pengunjung ke masa lalu yang penuh romansa dan inovasi.

Hari ini, Glover Hill bukan sekadar situs sejarah atau sekedar sebuah taman. Ia adalah simbol perpaduan budaya dan semangat kemajuan yang tak lekang oleh waktu, sekaligus tempat terbaik di Nagasaki untuk menikmati matahari terbenam yang memukau.
Menariknya, sebagian sudah dilengkapi dengan escalator, memudahkan pengunjung menikmati keindahan perpaduan antara taman yang cantik, pelabuhan yang megah dan antiknya villa bangsawan yang terawat apik.

Seperti di desa-desa lainnya, toko kue dan souvenir berderet menggoda para turis mencicipi aneka penganan tradisional, berbelanja di tengah semilirnya angin sepoi-sepoi dan tebaran bunga-bunga indah di berbagai sudut desa…

Kami pun menuju Kyushu Island dan menginap Shimabara Seaside Hotel, di tepi pantai Shimabara lengkap dengan Onsennya.

Wisata bukan sekedar berfoto ria, tetapi menikmati kuliner setempat. Selama berhari-hari kami menikmati berbagai makanan khas yang disajikan buffet dan malam ini fine dinning ala Jepang… cantik, enak dan beraneka ragam.
Dan tidak lupa foto seragam dengan Yukata… bukti sedang di Jepang… hahahaha….

5 Tahun lalu Kosayu 76 ke Hokaido berseragam Yukata, demikian juga kali ini di Kyushu.

“When the power of love overcomes the love of power, the world will know peace,” – Jimmy Hendrix.

“Ketika kekuatan cinta mengatasi cinta akan kekuasaan, dunia akan mengalami kedamaian,” – Jimmy Hendrix.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN


#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Kuil Dazaifu & Huis Ten Bosch Theme Park.. Yeaay….

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Kuil Dazaifu & Huis Ten Bosch Theme Park.. Yeaay….

Setelah sehari sebelumnya kami mengunjungi Akiyoshidai Plateu. Hari ini kami mengunjungi Kuil Dazaifu.

Akiyoshidai Cave berisi stalaktit dan stalakmit mirip di Indonesia. Konon Special Natural Monument. Hanya saja pemandangannya ala Jepang. Dan sejuknya, desa-desanya yang asri sungguh menyenangkan. Kami lunch di tengah desa menikmati menu set soba dan kawan-kawannya.

Kuil Daizafu Tenmangu, terletak di sebuah lembah hijau yang tenang di Prefektur Fukuoka. Tempat yang menyimpan kisah mendalam tentang kesetiaan, doa, dan pengabdian. Kuil ini didedikasikan untuk Sugawara no Michizane, seorang sarjana dan politikus Jepang yang hidup pada abad ke-9.

Michizane adalah simbol kejeniusan. Namun, intrik politik membuatnya difitnah dan diasingkan ke Dazaifu, jauh dari istana. Meski hidupnya berakhir dalam kesendirian, legenda mengatakan alam semesta menangis untuknya. Petir dan badai mengguncang Kyoto setelah kematiannya, dianggap sebagai tanda ketidakadilan yang menimpa dirinya.

Rakyat akhirnya mengenang Michizane sebagai dewa ilmu pengetahuan dan pendidikan. Kuil Dazaifu Tenmangu dibangun di atas makamnya, menjadi tempat para pelajar dari seluruh Jepang datang untuk berdoa, memohon keberhasilan akademik.

Saat melangkah di jalan setapak menuju kuil, yang dihiasi lentera dan pohon plum, suasana magis terasa. Bunga plum ini diyakini “mengikuti” Michizane saat ia diasingkan, sebagai simbol cinta dan kesetiaan.

Kami berkunjung di bulan November, bertepatan dengan festival mekarnya aneka bunga Chrysantenum yang berlangsung antara tanggal 1 hingga 25 November.

Wuih… beraneka rupa Bunga Chrysantenum berwarna warni mekar menggoda para turis mengambil foto di sana.

“Mana tempat yang paling cantik?”
Semakin banyak kaki melangkah, semakin banyak tempat-tempat yang dikunjungi, semakin sadar…. begitu banyak tempat-tempat indah dengan keunikannya masing-masing.

Sungguh memukau ketika menemukan ‘hutan kecil’ tanaman tinggi berpadu dengan semak-semak tumbuh di atap sebuah bangunan…di sekitar Daizafu.
Wow…. (lihat foto)

Cantik dan tak terbayangkan, namun bisa terjadi.
Apa yang kita saksikan, memancing untuk berpikir ‘out of the box’ …
Mungkin lho…. padahal sebelumnya, terpikirkan pun tidak.

Lalu ke Huis Ten Bosch, theme park cantik yang menyenangkan…. bak anak-anak kecil menikmati berbagai permainan yang menarik.

Karena menjelang Natal, patung Santa Klaus berbagai gaya di sana-sini. Dari Santa yang memanjat pohon, gedung, tengah menari bahkan sedang mengintip…
Duh… lucunya….
Kami pun sibuk berfoto ria menirukan gaya Santa…
Wkwkwk…..
Senangnya….

“One’s destination is never a place, but a new way of seeing things.” – Tujuan seseorang bukanlah tempat, tetapi cara baru dalam melihat, mindset baru,” ujar Henry Miller.”

Travelling itu perjalanan membuka wawasan, menyerap apa yang tak terpikirkan dan perjalanan ‘bertemu’ dengan Sang Pencipta..
Alam yang begitu indah di sepanjang perjalanan, hembusan angin sejuk yang membelai hati, menyadarkan kita betapa agungnya Allah kita.

Semakin banyak kaki melangkah, semakin banyak tempat-tempat yang dikunjungi, semakin sadar…. begitu banyak tempat-tempat indah dengan keunikannya masing-masing.

That’s why, Saint Augustine berkata,
“The world is a book and those who do not travel read only one page – Dunia adalah sebuah buku dan mereka yang tidak bepergian hanya membaca satu halaman.”

Yuk…. jalan dan explore dunia…

“In the beauty of the unknown, God’s presence becomes undeniable.”

“Dalam keindahan yang tak terduga, kehadiran Tuhan menjadi tak terbantahkan.”

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Hiroshima & Itsukushima Shrine @Miyajima.

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Hiroshima & Itsukushima Shrine @Miyajima.

Pagi ini, dengan Shinkansen kami dari Nagoya menuju Hiroshima selama sekitar 3 jam. Lalu mengunjungi “Hiroshima Peace Memorial Museum”

Gedung tempat bom dijatuhkan masih dibiarkan seperti sedia kala. Berdiri tegak di tepi sungai. Pemandangannya hijau & asri.

Di tengah-tengahnya ada Tugu Hiroshima Peace Memorial, di mana turis bisa mengambil foto dengan latar belakang gedung tempat bom dijatuhkan.

Saat kami sedang asyik berfoto ria, ada pasangan dari Singapura, yang berkomentar, bahwa tempat di mana kami berfoto itu kuburan… mereka menolak mengambil foto di sana.

Bagaimana sejarahnya?
Pada 6 Agustus 1945, bom atom pertama dijatuhkan oleh Amerika Serikat di Hiroshima, Jepang. Bom bernama Little Boy ini menghancurkan kota dalam hitungan detik. Sebanyak 140.000 orang tewas, sebagian besar warga sipil, termasuk anak-anak dan wanita. Mereka yang tidak langsung meninggal akibat ledakan harus menghadapi dampak radiasi yang mematikan. Tiga hari kemudian, bom kedua menghancurkan Nagasaki, menewaskan 70.000 orang lagi. Peristiwa ini menandai berakhirnya Perang Dunia II, tetapi dengan harga yang sangat mahal.

Di museum, wajah-wajah foto para korban ditata rapi di dinding di mana slide foto itu bisa berganti-ganti, lengkap dengan namanya.

Sebelum bom atom, Jepang telah menggunakan taktik militer ekstrem seperti kamikaze. Kamikaze, yang berarti “angin ilahi,” adalah misi bunuh diri yang dilakukan oleh para pilot muda Jepang. Mereka menerbangkan pesawat yang dipenuhi bahan peledak untuk menghantam kapal-kapal musuh, terutama milik Sekutu. Taktik ini mencerminkan keputusasaan Jepang dalam mempertahankan wilayahnya serta filosofi pengorbanan diri demi negara.

Perang tidak hanya menghancurkan infrastruktur tetapi juga memakan korban jiwa yang tak terhitung. Warga sipil sering kali menjadi pihak yang paling menderita. Di Hiroshima dan Nagasaki, generasi berikutnya harus hidup dengan dampak radiasi, mulai dari penyakit hingga trauma psikologis yang mendalam.

Dari tragedi ini, berdirilah Museum Peringatan Perdamaian Hiroshima. Museum ini menjadi tempat mengenang korban dan menyampaikan pesan perdamaian. Artefak seperti pakaian korban, jam yang berhenti pada pukul 8:15, dan foto kehancuran mengingatkan dunia tentang kengerian perang.

Museum ini bukan hanya tempat bersejarah tetapi juga simbol harapan. Ia menyerukan dunia untuk menghindari kekerasan dan memilih jalan perdamaian, agar tragedi seperti Hiroshima tak lagi terulang.

Pesannya jelas:
Pertikaian, kebencian, iri hati dsb adalah akibat dosa, karena Adam menyerahkan otoritasnya kepada si iblis. Hanya kasih Allah dan pengorbanan-Nya yang kita terima saat menerima Allah sebagai Tuhan & Juru Selamat pribadi, yang akan melepaskan kita dari lingkaran tanpa akhir ini.
Dunia butuh kasih-Nya yang tanpa syarat.

**********
Tempat ke dua yang kami kunjungi adalah Kuil Miyajima dengan Itsukushima Shrine yang terkenal.
Miyajima merupakan pulau suci dan kuil ikonik yang dulu hanya untuk Kaisar dan keluarganya semata.

Di lepas pantai Hiroshima, terdapat pulau kecil bernama Miyajima, yang dikenal sebagai salah satu destinasi paling indah di Jepang. Nama aslinya adalah Pulau Itsukushima, tetapi lebih populer sebagai Miyajima, yang berarti “Pulau Kuil.” Keindahan alamnya yang berpadu dengan sejarah dan spiritualitas membuat tempat ini begitu istimewa.

Di Miyajima berdiri Kuil Itsukushima yang megah, sebuah situs warisan dunia UNESCO. Kuil ini pertama kali dibangun pada abad ke-6 dan menjadi lambang hubungan erat antara manusia, alam, dan dewa-dewi Shinto. Salah satu keunikan kuil ini adalah gerbang torii-nya yang “mengambang” di atas laut. Saat air pasang, gerbang ini terlihat melayang, menciptakan pemandangan yang sangat menakjubkan dan sering disebut sebagai salah satu pemandangan terindah di Jepang.

Dulu, Miyajima dianggap sebagai pulau suci, dan kuil ini hanya boleh diakses oleh kaisar dan kalangan bangsawan. Bahkan, rakyat biasa tidak diizinkan untuk menginjakkan kaki di pulau ini demi menjaga kesuciannya. Pada masa itu, kuil digunakan untuk berdoa demi keselamatan negara dan keluarga kerajaan.

Namun, seiring berjalannya waktu, akses ke pulau dan kuil ini mulai dibuka untuk umum. Kini, siapa pun bisa mengunjungi Miyajima dan menikmati keindahannya. Selain kuil, pengunjung dapat menjelajahi hutan rimbun, bertemu dengan rusa liar yang jinak, hingga menikmati kuliner lokal seperti tiram bakar dan kue momiji manju.

Rusa-rusa itu bisa mencium saat kita membawa makanan. Segera mengejar dan mengendus-enduskan hidungnya di mana kue itu berada. Saat sedang membuka bungkus kue kering, si rusa sudah tidak sabar. Awalnya dengan senang hati disuapi sepotong kue, begitu saya sedikit lengah, segera direbutnya kue dengan bungkusnya… ha..ha…ha… kalah gesit saya rupanya…

P. Indra, saya, Christian & Michelle, pernah mengunjungi pulau ini tahun 2015. Saat itu kami bahkan menginap di sana.
Kali ini datang lagi, tetapi dari arah yang berbeda sehingga pemandangan dan pengalamannya pun berbeda… meski beberapa lokasi juga sama.

Liburan dengan teman-teman & keluarga tentu berbeda. Masing-masing mempunyai keunikan dan kenangannya yang tersendiri.
Pelajarannya, nikmati setiap kesempatan dengan penuh syukur karena inilah yang menciptakan kehidupan penuh warna yang memukau.

“Travel opens your heart, broadens your mind, and fills your life with stories to tell.”

“Perjalanan membuka hati Anda, memperluas pikiran Anda, dan mengisi hidup Anda dengan kisah untuk diceritakan.”

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Kosayu 76 Ke Jepang: Sabana No Sato… Pemandangan Cantik Jutaan Lampu LED

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Kosayu 76 Ke Jepang: Sabana No Sato… Pemandangan Cantik Jutaan Lampu LED

Sebanyak 23 peserta Kosayu 76, liburan bersama. Kebersamaan itu tak ternilai harganya. Jika tidak diusahakan, semua sibuk…kenangan itu perlu diusahakan dan diciptakan.
Yeaaaayyy….

Dari Jakarta, kami turun di Nagoya. Tempat pertama yang didatangi adalah Sabana No Sato.

Apa uniknya?
Cahaya Sabana No Sato: Kisah Jutaan Lampu LED yang Menghidupkan Malam….

Setiap musim dingin, desa kecil Sabana no Sato di Jepang berubah menjadi negeri dongeng yang memukau dunia. Di kaki bukit yang diselimuti salju, jutaan lampu LED dinyalakan, menciptakan pemandangan yang menakjubkan: terowongan cahaya, pepohonan bercahaya, dan ladang yang berpendar dengan warna-warni magis. Tradisi ini, yang disebut Illumination Festival, keajaiban yang membawa harapan bagi banyak orang.

Namun, di balik keindahannya, ada kisah perjuangan dan mimpi yang melahirkan cahaya tersebut.

Bertahun-tahun lalu, Sabana no Sato, hanyalah desa yang hampir mati. Penduduknya sedikit, dan musim dingin membuat desa ini tampak semakin sunyi. Para pemuda meninggalkan desa untuk mencari penghidupan di kota besar, meninggalkan orang tua mereka di tengah ladang beku.

Semua berubah ketika Akira, seorang seniman cahaya yang pernah tinggal di Tokyo, memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Akira melihat potensi besar dalam lanskap desa dan ingin menghidupkan kembali semangat penduduk dengan caranya sendiri.

Mimpi Akira sungguh spektakuler.
Akira punya ide gila: ia ingin menerangi malam musim dingin Sabana no Sato dengan lampu LED.
“Jika desa ini gelap, mari kita buat cahaya yang bisa dilihat seluruh dunia,” katanya dengan semangat.

Awalnya, warga skeptis. Lampu LED?
Jutaan?
Bagaimana caranya?
Namun, Akira tidak menyerah. Ia mengajukan proposal ke pemerintah lokal, bekerja sama dengan perusahaan teknologi, dan bahkan memulai penggalangan dana dari seluruh negeri. Sedikit demi sedikit, ia meyakinkan warga untuk bergabung.

Keajaiban Malam Pertama pun terjadi.
Pada musim dingin pertama festival, hanya beberapa ribu lampu LED yang berhasil dipasang. Namun, malam itu benar-benar menciptakan momen ajaib. Di tengah kegelapan, terowongan cahaya menyala, membentuk jalur indah yang menyambut para pengunjung.

Orang-orang dari kota terdekat datang berbondong-bondong untuk melihat keindahan itu. Berita tentang Illumination Festival menyebar dengan cepat, dan tahun berikutnya, jumlah lampu LED bertambah menjadi ratusan ribu.

Dari Kesunyian terciptalah Kehidupan…..
Kini, Sabana no Sato memiliki lebih dari lima juta lampu LED yang menerangi setiap sudut desa.
Setiap tahun, tema festival berubah, dari Aurora Borealis hingga Taman Cahaya Sakura. Para pengunjung tidak hanya menikmati cahaya, tetapi juga ikut merasakan keramahan penduduk, makanan tradisional, dan warisan budaya desa.

Berkat festival ini, Sabana no Sato bangkit dari keterpurukan. Para pemuda kembali untuk membantu membangun desa, dan ekonomi lokal tumbuh pesat.
Lebih dari sekadar keindahan visual, festival ini adalah simbol harapan, menunjukkan bahwa bahkan dalam gelap sekalipun, cahaya selalu bisa diciptakan.

Apa pesan dari Sabana no Sato?

Setiap malam, Akira berdiri di tengah kerumunan, tersenyum melihat ribuan wajah yang terpesona. Baginya, lampu-lampu ini bukan sekadar hiasan, tetapi wujud nyata dari mimpi, kerja keras, dan keyakinan keajaiban itu bisa diciptakan jika kita mau mencoba dan mengusahakannya.
Apalagi bagi kita yang beriman, Sang Pencipta, Allah sendiri berdiam di dalam roh orang percaya yang sudah lahir baru.
Jika Allah di pihak kita, siapa dapat melawan kita?
Kesulitan, keterpurukan bahkan kegelapan pun tidak akan dapat menghalangi kita.

“Di sini,” kata Akira suatu hari, “kegelapan adalah kanvas, dan cahaya adalah harapan yang kita lukis bersama.”

Siapa yang tidak ingin berjalan melewati terowongan cahaya ini?
Kami terpukau dengan jutaan lampu LED yang menghiasi pepohonan, menyala diantara bunga-bunga yang tertata rapi dengan kecantikannya yang memukau. Gereja cantik yang berdiri megah di tepi danau, menambahkan keanggunannya.
Tentu saja kami tidak melewatkan waktu untuk berfoti ria… wajib itu!

Gunung Fuji dari lampu yang berganti-ganti warna, ‘menceritakan’ saat salju… lampu cantik berwarna putih kemudian berangsur-angsur berubah, warna-warna cantik bermunculan bak gunung hijau nan asri… perlahan berubah lagi bagaikan lahar merah yang meluap dari puncak gunung…
Duh … cantiknya… sulit dilukiskan dengan untaian kata-kata.

Belum lagi lorong-lorong yang dipenuhi jutaan LED berubah-ubah warna dengan berbagai variasi cantiknya… membentuk pemandangan yang indah memukau.

Wuih senangnya….. kenangan manis bersama-sama teman-teman tercipta!

“Traveling through places like Sabana no Sato reminds us that the greatest artist is God, who paints the world with light and love.”

“Bepergian melalui tempat-tempat seperti Sabana no Sato mengingatkan kita bahwa seniman terbesar adalah Tuhan, yang melukis dunia dengan cahaya dan cinta.”

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
1 2 3 352