Perlukah Deklarasi Janji Tuhan?
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Perlukah Deklarasi Janji Tuhan?
“Bu, kata sahabat saya, deklarasi janji Tuhan setiap hari itu seperti baca mantera saja!”, demikian protes seorang teman.
Banyak orang berpikir, mendeklarasikan janji Tuhan dengan bersuara SUPAYA doa dan janji Tuhan direalisasikan.
Salah besar!!!
Deklarasi janji Tuhan dengan bersuara, -supaya telinga kita mendengarnya-, agar HATI KITA YANG DIYAKINKAN sehingga hati ini percaya, beriman dan siap menerima realisasi janji Tuhan.
Tuhan segera menjawab saat kita berdoa, tetapi prinsipnya, terjadilah menurut imanmu. Problemnya, kita gak beriman karena meyakini hal yang salah.
Kata Yuping, ibarat menanam biji durian tapi memperlakukannya seperti menanam cabe. Belum waktunya, baru 3 bulan, sudah dikorek-korek, dicari buahnya…
Tentu saja ga ada…. Ini durian, bukan cabe.
Akibatnya, kecewa dengan Tuhan.
Padahal kita sendiri yang salah.
Lalu apa yang dilakukan?
Takut menyalahkan Tuhan, mulailah ‘membantu’ Tuhan agar janji-Nya terealisasi, dengan cara kita.
Makin kacau balau….
Sssst…. Jangan bilang-bilang…
Saya juga melakukan hal yang sama.
Sampai saya bertobat.
Nach saya belajar definisi baru tentang bertobat. Dulu saya diajar, bahwa bertobat itu ibarat berbalik dari jalan yang salah. Misal, dulu berjalan ke arah timur, ketika bertobat, berbalik ke arah barat.
Arthur Meintjes mengajarkan, bertobat artinya *change the way you see things*, – mengubah cara kita melihat sesuatu.
Mindset kita yang dibetulkan.
Kita bisa di otak percaya A, tetapi dalam hati meyakini B.
Maka sesuai yang kita yakini atau imani dalam hati, itulah yang terjadi. Kita menerima B.
Ketika kita belajar, sebetulnya bagaimana sich cara kerja dan kehendak Tuhan? Kalau menanam durian, tahap-tahap perkembangannya bagaimana?
*Faith begins when God’s will is known*, – *iman dimulai ketika kehendak Allah dipahami-, ujar Barry Bennett.*
Begitu paham, hati kita tenang dan yakin menantikan realisasi janji Tuhan, jadi tanaman durian ga dikorek-korek lagi. Tumbuh subur, berbuah dan janji Tuhan terealisasi.
Jawaban doa kita terima.
Make sense?
Pertanyaannya:
Perlukah dekalarasi Janji Tuhan?
Tentu saja! Supaya iman timbul, karena iman timbul karena pendengaran, dan pendengaran akan firman Tuhan.
Deklarasi mazmur 91?
Sangat perlu. Supaya hati kita diyakinkan Allah kita lebih besar daripada virus corona dan mampu meluputkan kita dan keluarga.
Malapetaka tidak akan menimpa aku dan tulah tidak akan mendekat pada kemahku. Itulah janji perlindungan Tuhan.
*Now faith is the substance of things hoped for, and the sign that the things not seen are true.*
*Iman adalah kepastian dari segala sesuatu yang diharapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak dilihat.*
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN