INSPIRASI
.
Kami sudah berada di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat selama beberapa hari. Makanan-makanan tradisional Lombok sungguh nikmat tetapi semuanya pedas. Tanda-tanda awal radang di tenggorokan mulai terasa. Maka kami memutuskan mencari makanan yang lebih aman, soto ayam. Kami senang sekali ketika menemukan rumah makan Soto Ayam Ambengan di sebuah ruko. Pas dengan selera jawa timur!
Saat sedang menunggu soto ayam, seorang pria dengan wajah yang amat kami kenal lewat, ternyata Cak Mat, penjual soto langganan kami di Bali beberapa tahun yang lalu. Rupanya pemilik rumah makan ini adalah Cak Mat. Kami mengenalnya sekitar sepuluh tahun yang lalu. Kami menjadi pelanggan setia warung sotonya. Setelah beberapa kali pindah tempat, warung soto Cak Mat tidak ada lagi di Bali. Kami sempat mencari-cari, nihil.
Tanpa dinyana, kami bertemu Cak Mat di Lombok.
.
Cak Mat bercerita bahwa dia nekad pindah ke Lombok karena informasi dari suami saya, Pak Indra, bahwa bisnis di Lombok bagus dan tidak terlalu banyak saingan seperti di Bali. Sebelumnya Cak Mat bekerja pada orang lain menjual soto. Lalu bekerja sama dengan diberi saham kosong. Terakhir pindah di ruko yang kurang strategis, hingga dagangannya sepi. Setelah kontrak kerjanya habis di Bali, Cak Mat memutuskan ke Lombok hanya dengan bekal informasi dari Pak Indra. Sungguh tindakan yang berani dan penuh resiko. Namun itu justru menjadi titik awal keberhasilannya.
Cak Mat mencari lokasi sesuai saran Pak Indra. Mula-mula Cak Mat berjualan dengan tenda, hingga suatu saat temannya menawarkan rukonya untuk disewa. Sejak beberapa tahun terakhir, Cak Mat sudah berjualan di ruko.
Cak Mat menanti selama bertahun-tahun mungkin suatu hari bisa bertemu Pak Indra karena Pak Indra bercerita tempat usahanya tidak jauh dari tempatnya berjualan, namun Cak Mat tidak tahu alamat tepatnya. Cak Mat ingin berterima kasih dan mengabarkan kemajuannya. Pak Indra juga tidak menyangka bahwa sharing-nya telah menginspirasi Cak Mat. Kami senang sekali. Usahanya menunjukkan perkembangan yang positif.
*****
Beberapa teman heran, mengapa saya mau membuang waktu untuk post tulisan-tulisan saya di berbagai grup facebook, blackberry mau pun beberapa sarana lainnya nyaris setiap hari. “Gratis dan tidak menghasilkan sesuatu, kok mau?, tanyanya penuh rasa ingin tahu. Saya hanya tertawa.
Facebook YennyIndra :
https://www.facebook.com/yenny.indra
Pertama, saya suka belajar dan membaca. Hasilnya, saya memiliki begitu banyak pengetahuan dan pemahaman baru.
Yang ke dua, saya suka menulis. Pengetahuan, penemuan baru dan hasil perenungan yang saya peroleh, jika tidak ditulis, tidak lama lagi akan lupa. Ketika menulisnya, lebih tertanam dalam ingatan dan bisa diulang saat membutuhkannya.
Yang ke tiga, saya tidak punya banyak waktu untuk terlibat dalam pelayanan. Suami dan saya sering ke luar kota, luar pulau bahkan ke luar negeri, kadang-kadang mendadak sehingga kesulitan menerima tanggung jawab pelayanan yang rutin. Dengan cara menulis saya bisa berbagi dengan orang lain. Pelayanan sederhana yang bisa saya lakukan di mana saja.
Banyak teman-teman menyapa dan berbagi melalui japri blackberry, sehingga menjadi sarana apik untuk menyambung tali silaturahmi dengan kawan-kawan lama. Kami jadi merasa dekat dan akrab meski berbeda kota mau pun negara. Banyak pula teman-teman yang Share atau Post kembali di grup teman-teman mereka yang lainnya. Sehingga tulisan ini menyebar dan dibaca banyak orang.
Ternyata banyak pembaca yang suka, termotivasi, terinspirasi dan merasa diberkati. Saya memperoleh banyak ‘teman-teman’ baru dari dunia maya. Tidak hanya dari Indonesia, bahkan dari New Zealand, Amerika, Belanda dan sebagainya. Karena permasalahan di belahan dunia mana pun sama, terutama masalah relationship, pernikahan dan sikap. Tidak sedikit yang email atau message untuk sekedar berbagi dan bercerita, yang lain untuk konseling atau minta saran. Sesungguhnya kebanyakan mereka sudah tahu jawabannya sebelum konseling, hanya saja keinginan mereka mendominasi akal sehat dan nuraninya. Seringkali tugas saya hanya meyakinkan mereka, apa yang sesungguhnya telah mereka ketahui. Saya membantu mereka melihat permasalahan dari jauh, sehingga bisa melihat dengan lebih jernih. Sebagian lainnya, butuh pendengar saja.
.
Facebook Smart Marriage book:
https://www.facebook.com/pages/Smart-Marriage/143911285672994?fref=ts
Dengan membagikan tulisan, saya menginspirasi orang lain dan pada saat yang sama, menginspirasi diri sendiri. Mengingatkan diri sendiri akan prinsip-prinsip hidup yang harus dijalani. Kualitas hidup meningkat dan bisa berpikir dengan lebih strategis. Saya selalu percaya prinsip: beri, maka kamu akan diberi.
Ada pula teman yang bertanya, apakah saya bisa sepositif itu setiap hari? Sesungguhnya, seringkali tulisan yang saya post adalah tulisan untuk menyemangati diri saya sendiri. Ketika saya sedang loyo, berbeban berat – saya belajar seperti Daud, ”Hai jiwaku, pujilah Tuhan.” Jika kemudian ada teman-teman yang dikuatkan dan terinspirasi, itu adalah anugerah dari Tuhan semata. Bonus! Tuhan terlalu baik dan sangat baik. Dia berkenan memakai hal-hal kecil yang saya lakukan. Ada teman yang akan mengadakan acara seminar pernikahan, ternyata pagi itu ‘kebetulan’ post tentang pernikahan yang sesuai dengan inti tema yang akan disampaikannya. Ada pula adik sahabat lama saya yang akan operasi di luar pulau, kebetulan saya post artikel tentang “Beriman atau ke dokter” di blog saya. Banyak yang meminta artikel, tulisan pendek diperbanyak untuk berbagai keperluan.Saya punya banyak stok tulisan, Tuhan yang memberi hikmat, tulisan mana yang harus saya post hari ini. “Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak”, demikian kata Raja Salomo di kitab Amsal. Hanya Tuhan yang tahu mana yang tepat. Kemuliaan hanya bagi namaNya.
.
Saya selalu berprinsip, selama masih hidup dan bisa, bagikan hal-hal baik yang bisa dilakukan di mana-mana. Ibarat menabur benih, taburkan benih apa saja, di mana saja dan kapan saja, selama mampu. Tidak usah dipikirkan untung ruginya. Kita tidak tahu bagaimana Tuhan akan memanfaatkannya dan apa dampaknya dalam kehidupan orang lain. Kita hanyalah sekedar alat-Nya. Tugas kita hanyalah mentaati-Nya. Kalau Tuhan berkenan memakai kita, itu sungguh sebuah kehormatan dan anugerah. Kita juga tidak pernah tahu kapan kita membutuhkannya. Hidup itu misterius dan tidak ada yang pasti. Jika kita sudah menabur berbagai benih, siapa tahu saat kita membutuhkannya, sudah berbuah hingga kita tinggal memetiknya.
Mungkin saja bukan kita yang memetiknya, namun anak cucu kita kelak. Nama baik lebih dari kekayaan besar, demikian kata Tuhan.
Mungkin pula bukan orang yang kita tolong yang akan menolong kita kembali. Tuhan bisa mengirimkan orang yang tidak kita kenal, untuk menolong kita.
.
Apa pun yang Tuhan sediakan dalam hidup kita, responi dengan penuh tanggungjawab dan lakukan yang terbaik. Menurut saya, itulah kunci sederhana untuk hidup bahagia. Dari pengalaman saya pribadi, semuanya terbukti berhasil dengan baik. Ke mana pun keluarga kami pergi, Tuhan senantiasa menyediakan orang-orang baik yang selalu siap menolong kami, lebih daripada yang dapat kami harapkan. Kita hanyalah alat Tuhan. Taati apa yang menjadi kehendak-Nya. Nikmati bonus-bonus kecil saat Tuhan memakai kita, seperti Pak Indra, yang dipakai Tuhan untuk menginspirasi Cak Mat. Hidup penuh misteri namun bersama Tuhan misteri itu memberikan kejutan-kejutan menyenangkan, yang membuat hidup kita lebih berwarna dan indah.
Bagaimana pendapat dengan Anda?
.
Oleh: YennyIndra
.
Photo:
– 8 Skills to Transform Your Leadership Presence: Inspiration is the …
– When conversation still trumps the web, can websites REALLY …
– Christian Stories – You Reap What You Sow