Serba Serbi Menua…..
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Serba Serbi Menua…..
Video di post di sebuah grup Whatsapp dengan judul: Tidak Ada Yang Abadi, Dulu Pernah Cantik.
Ternyata video itu berisi artis-artis terkenal dunia, dibandingkan saat masih muda dengan sekarang.
Lalu teman lain menimpali, “Tidak Ada Yang Abadi, Semua Akhirnya RIP.”
Saya tidak setuju dengan pemikiran ini. Bagi saya, setiap orang itu cantik di usianya masing-masing.
Sebagai wanita mau pun pria, setiap kita harus menunjukkan kecantikan, ketampanan dan kualitas kita di setiap musim kehidupan kita.
Tentu cantik di usia 17 tahun akan berbeda dengan kecantikan di usia 80 tahun.
Bagi saya, kecantikan bukan sekedar kulit kencang, langsing, mulus… tetapi pertumbuhan kepribadian seseorang itulah yang membuat kualitasnya berbeda.
Saat berusia muda, 17 tahun tentu langsing dan cantik. Tetapi masih cukup polos, lugu dan cenderung ‘bodoh’.
Berbeda dengan kecantikan sesudah berusia setengah abad. Badan tidak langsing lagi, sudah beberapa kali memiliki anak. Tetapi sudah makan asam garam dan menjadi lebih bijak.
Tough, Wise… pesona yang tidak dimilikinya saat 17 tahun, karena tempaan hidup yang sudah dialami.
Mother Teresa, wajahnya penuh kerutan, Tetapi cantik… Tentu bukan kecantikan anak 17 tahun. Bahkan saya tidak mencari foto Mother Teresa saat 17 tahun, yang terpateri di kepala ini, wajahnya yang penuh kerutan dipadu dengan pemikiran-pemikiran cerdasnya, keberaniannya, yang membuat dunia terhentak, berpikir dan meresponinya.
Inilah Kecantikan Yang Elegan!
Eleanor Roosevelt, tokoh lain yang patut dikagumi. First Lady Amerika, istri Franklin D Rossevelt.
Setelah pindah ke Gedung Putih pada tahun 1933, Eleanor Roosevelt memberi tahu bangsanya, seharusnya mereka tidak mengharapkan ibu negara baru menjadi simbol keanggunan, melainkan “Nyonya Roosevelt yang biasa & sederhana”. Tetapi beliau menunjukkan dirinya sebagai Ibu Negara yang luar biasa.
Pada tahun 1933, Ny. Roosevelt menjadi Ibu Negara pertama yang mengadakan konferensi persnya sendiri. Dalam upaya untuk memberikan waktu yang sama kepada wanita — yang secara tradisional dilarang di konferensi pers presiden — dia hanya mengizinkan reporter wanita untuk hadir.
Sepanjang masa kepresidenan Franklin D. Roosevelt, Eleanor melakukan perjalanan secara ekstensif ke seluruh negeri, mengunjungi proyek bantuan, mensurvei kondisi kerja dan kehidupan, kemudian melaporkan pengamatannya kepada Presiden. Dia disebut “mata, telinga, dan kaki Presiden” yang memberikan informasi yang obyektif kepada suaminya. Ketika Jepang menyerang Pearl Harbor dan Amerika Serikat memasuki Perang Dunia II, Ny. Roosevelt memastikan sang Presiden tidak mengabaikan tujuan yang telah dia kemukakan dalam New Deal. Dia juga menggunakan pengaruh politik dan sosialnya sendiri;
Bahkan setelah kematian Presiden Roosevelt pada 12 April 1945, Ny. Roosevelt melanjutkan kehidupan publiknya. Presiden Truman mengangkatnya ke Majelis Umum PBB. Dia menjabat sebagai ketua Komisi Hak Asasi Manusia dan bekerja tanpa lelah untuk menyusun Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang diadopsi oleh Majelis Umum pada 10 Desember 1948.
Dari wanita hebat ini muncul quotes:
No one can make you feel inferior without your consent. – Eleanor Roosevelt
Tidak ada yang bisa membuat Anda merasa rendah diri tanpa persetujuan Anda. -Eleanor Roosevelt
Great minds discuss ideas; average minds discuss events; small minds discuss people.- Eleanor Roosevelt.
Pemikir hebat mendiskusikan ide; pikiran rata-rata mendiskusikan peristiwa; pikiran kecil mendiskusikan orang alias bergosip.- Eleanor Roosevelt.
“Bu Yenny, tahu Bu Amora? Suaminya bercerita, dulu banyak tuh cowo-cowo yang naksir dia..” kata seorang pemuda dengan penuh kekaguman.
Saya tersenyum kecil,
“Tahu gak apa yang sedang diinfokan suaminya kepada kamu? Amora itu cantik, banyak yang suka, lalu pemenangnya siapa? Sang suami. Itu si suami sedang memuji dirinya = diantara semua cowo itu, dia yang the best! Bebek sedang menyelam itu…alias promosi diri sendiri.”
Anak muda ini mendengar sesuatu, ditelan bulat-bulat. Tetapi orang yang sudah makan asam garam bisa membaca yang tersembunyi di balik ungkapan seseorang. Dari ungkapannya, kita tahu kedewasaan pemikiran orang itu.
Dan sesungguhnya nyaris setiap wanita, pernah mengalami eforianya, dikagumi banyak pria, tetapi yang penting, endingnya ke mana? Jadi apa?
Jika sekedar bangga dengan kecantikan fisik, awet muda, sudah nenek-nenek salah kaprah pakai kostum ala remaja, padahal di sana sini penuh bilur-bilur bekas tanda hamil dan melahirkan… Dicibir orang!
Orang yang cuma cantik fisik itu banyak, artis baru setiap tahun muncul. Generasi yang lama tersingkir dan dilupakan orang. Itulah kehidupan ala dunia.
Mengapa tidak sepakat dengan Tuhan, memutuskan cantik, menarik sesuai usia dan di setiap musim kehidupan kita saja? Menampilkan wisdom yang kita peroleh karena kedekatan relationship kita dengan Sang Pencipta? Ini yang langka…..!
JAMIE LEE CURTIS:
“I am appalled that the term we use to talk about aging is ‘anti.’ Aging is as natural as a baby’s softness and scent. Aging is human evolution in its pure form.”
JAMIE LEE CURTIS:
“Saya terkejut bahwa istilah yang kita gunakan untuk berbicara tentang penuaan adalah ‘anti’. Penuaan itu sealami kelembutan dan aroma bayi. Penuaan adalah evolusi manusia dalam bentuknya yang murni.”
Seberapa banyak hidup orang lain yang lebih baik karena mengenal kita, belajar dari wisdom kita, dan bisa menghindari ribuan pertempuran karenanya?
Itulah warisan yang abadi. Yang membuat kita tetap hidup sesudah mati, disebut Finishing Well.
TD Jakes membawa tempat minum mahal, keren…
Dan menjelaskan,
“Ini Jar yang mahal, berkilauan tetapi sehaus apa pun saya, ketika saya tuang, tidak ada air yang menetes. Sehebat apa pun penampilan luarmu, brand yang kamu pakai, bungkusmu, yang diharapkan orang adalah isinya…. itu yang terpenting.”
Ya, kan bungkus yang menjual?, protes seseorang. Bahkan yang jabatannya sangat rohani pun, kerap menjalankan misi Tuhan dengan cara-cara dunia. My Way NOT God’s Way. Jangan hanya sibuk mendadani bungkusnya, pastikan isinya juga.
Berpuluh tahun lalu, saya membaca wawancara Alm. Bapak Kenneth Tjahjady Sudarto, terkenal dengan panggilan Ken Sudarto, Presiden Komisaris Matari Advertising Grup, di sebuah majalah wanita.
Beliau berasal dari Kebumen, kota kecil di Jawa Tengah, kampung halaman saya.
“Menurut P. Ken, wanita cantik itu seperti apa?”
“Ada wanita yang secara fisik sangat cantik. Bahkan nyaris sempurna. Tetapi ketika berbicara dengannya, dalam 5 menit, kita sudah kehabisan topik pembicaraan. Gak tau mau ngomong apalagi.”
Ungkapan P. Ken mengubah persepsi saya tentang kecantikan. Kalau diajak ngomong serba ga tahu, meski secara fisik cantik, dalam 5 menit luntur dah kecantikannya! Blas gak menarik…. Saya paham sekarang.
P. Ken pengusaha sukses, lulusan Harvard Business School pula. Artinya, pendapatnya layak jadi panutan.
Hidup itu Pilihan!
Nilai-nilai apa yang yang kita anggap penting dan kita hargai, maka ke sanalah kehidupan mengarah!
P. Ken, Mother Teresa, Elleanor Rosevelt sudah meninggal puluhan tahun lalu, tetapi pendapatnya masih saya kutip untuk mengajar kita semua.
Sesungguhnya beliau-beliau tetap hidup dan wow….tetap mendidik hingga alih generasi.
Bukankah kehidupan seperti mereka yang wajib kita teladani?
Seperti yang pernah dikatakan Abraham Lincoln: “Pada akhirnya, bukan tahun-tahun dalam hidup Anda yang diperhitungkan. Melainkan, kehidupan yang Anda hidupi di tahun-tahun hidup Anda.”
Setuju?
“Anyone who stops learning is old, whether at twenty or eighty. Anyone who keeps learning stays young. The greatest thing in life is to keep your mind young.” – Henry Ford.
“Siapa pun yang berhenti belajar akan menjadi tua, baik pada usia dua puluh atau delapan puluh. Siapa pun yang terus belajar akan tetap muda. Hal terbesar dalam hidup adalah menjaga agar pikiran Anda tetap muda.” -Henry Ford.
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK-
PEDULI KESEHATAN