Articles

Idiopatic Urticaria, Covid & Mujizat Tuhan! Part 1

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Idiopatic Urticaria, Covid & Mujizat Tuhan! Part 1

Apa itu Idiopatic Urticaria? Seperti biduran tetapi gatal. Tidak berbahaya, tidak menular tetapi sangat mengganggu kehidupan penderitanya.
Idiopatik adalah istilah medis yang berarti suatu kondisi atau penyakit yang penyebabnya tidak diketahui atau tidak dapat dijelaskan secara pasti. Jadi, jika suatu penyakit disebut idiopatik, itu berarti dokter belum menemukan penyebab spesifiknya.

P. Indra mengalaminya sejak juni 2024 dan hidup pun berubah, terganggu. Datang dan pergi terus menerus.
Mengapa saya menulisnya? Ternyata ketika search di youtube, banyak penderitanya. Mungkin pengalaman ini ini bisa menolong penderita lain seperti yang kami alami. Kesembuhan yang dialami P. Indra benar-benar tidak terduga dan ditemukan secara tidak sengaja pula.

Berbagai Internist, Dermatologist, Immunolog sampai 7 profesor sudah kami datangi, hingga ke Taiwan dan Singapore. Kesimpulannya sama: Idiopatik.
Semua bilang, penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya tetapi entah kapan? Ada yang hanya beberapa bulan tapi ada yang konon sampai 20 tahun…. alamaaak…..

Semua orang berpikir pasti allergi atau autoimun.
Berbagai test dijalani.
IgE (Immunoglobulin E) adalah jenis antibodi yang berperan dalam respons alergi dan sistem kekebalan tubuh terhadap parasit.

IgE P. Indra Rendah, jika kadar IgE rendah, biasanya tidak ada masalah kesehatan serius.
Sebaliknya, jika kadar IgE yang tinggi sering dikaitkan dengan: Alergi (debu, makanan, serbuk sari, dll.), Asma (terutama asma alergi), infeksi parasit seperti cacing. Atau penyakit autoimun atau inflamasi kronis (misalnya dermatitis atopik).

ANA test (Antinuclear Antibody Test) adalah tes darah yang digunakan untuk mendeteksi antibodi yang menyerang inti sel tubuh sendiri.
Hasilnya, Tidak Ada Auto-Imun.

Meski pun dinyatakan tidak ada allergi makanan, kerapkali ‘merasa’ koq urticaria muncul lebih banyak? Lalu menduga-duga, jangan-jangan kemarin makan ini dan itu.
Sungguh kondisi yang meneror dan merepotkan sekali.

Berbagai test, USG, cek allergi yang detil semua negatif tetapi Urticaria tidak kunjung sembuh.
Makin lama disertai bengkak, sedikit tremor dan gatalnya tidak tertahankan.
Apa yang dilakukan P. Indra?
Mandi air yang benar-benar panas, gatal pun sirna.
Kadang bisa mandi hingga 7 kali sehari tergantung urticaria yang muncul.

Thanks untuk P. Anton TX Travel, saat tour Nepal Bhutan, kami diberi special room, agar P. Indra bisa berendam di air yang benar-benar panas.
Sungguh merepotkan, tetapi Tuhan senantiasa baik. Selalu ada kemurahan dan privilege sehingga tetap bisa liburan.

Saat liburan ke Jepang dengan Kosayu 76, Ko Surya permadi cahyono & Ci Aling, memberi P. Indra Bilaxten, sama seperti yang diberikan di Taiwan, cocok sekali. Sembuh sementara.
Thanks ko Surya permadi cahyono & Ci Aling….
Tetapi setelah beberapa waktu, urticaria masih datang & pergi.

Awalnya ada dokter yang memberikan Steroid – ‘Obat Dewa’ yang membuat penyakit apa pun seolah-olah sembuh, tetapi hanya sementara, makin lama butuh dosis makin besar, dan dalam jangka panjang akan merusak organ lain.
Setelah menyadari resiko ini, ke mana pun pergi, kami menolak pemberian steroid.
Ada teman yang menderita urticaria, karena kelamaan konsumsi steroid, sekarang urticaria sembuh tetapi justru tulang belakangnya yang keropos di sana sini.

Profesor Taiwan, menjelaskan jika obat tidak sembuh dengan Bilaxten, dengan IgE rendah, sebaiknya diberi suntikan Xolair Omalizumab.

Saya menemukan video youtube Prof. Marcus Maurer yang dikenal atas kontribusinya yang signifikan dalam penelitian mengenai sel mast, urtikaria, dan kondisi terkait lainnya. Beliau menjabat sebagai Direktur Eksekutif Institut Alergologi di Charité – Universitätsmedizin Berlin dan memiliki lebih dari 850 publikasi ilmiah sepanjang kariernya. (EAACI, marcus-maurer.com).

Beliau menjelaskan dengan detil pengobatan Idiopatic Urticaria secara sederhana yang mudah dimengerti orang awam. Beliau juga menyarankan penggunaan suntikan Xolair Omalizumab. Jika masih kurang efektif ada tambahan obat lainnya, sungguh sangat menolong.

Harapan timbul… setidaknya, bisa cari Prof. Marcus Maurer. Ternyata beliau meninggal dunia pada 31 Juli 2024, saat mendaki Monte Giove di dekat rumah liburannya di Danau Maggiore, Italia.
Pupus harapan….

Berita baiknya Profesor yang menangani P. Indra di Singapore, beliau sangat terbuka diajak diskusi tentang pendapat Prof. Marcus Maurer.
Beliau juga memberikan Bilaxten. Setiap email melaporkan perkembangan, juga cepat direspon.

Mulailah P. Indra disuntik Xolair Omalizumab.Tetapi hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Urticaria tetap muncul, datang & pergi. Kadang menghilang beberapa hari, seolah menjelang sembuh. Lalu muncul lagi….
Perasaan kami seperti di PHP …. diberi harapan palsu.
Oh…..

Profesor Spore menawarkan ditambah obat Cicloporin, tetapi harus dipastikan dulu, ginjal baik. Karena obat ini berpengaruh pada ginjal. Hasil test P. Indra, ginjal normal.
Mulailah obat ini dikonsumsi.
Setelah dikonsumsi sekitar 14 hari, P. Indra terkena Flu yang ternyata membawanya kena Covid Sars 2…..
Tetapi semua itu menjadi Blessings in Disguise – berkat tersembunyi….
Bagaimana kelanjutannya? Tunggu di part 2.

“The enemy sends affliction, but God turns it into promotion.” – Joseph Prince

“Musuh (iblis) mengirim penderitaan, tetapi Tuhan mengubahnya menjadi promosi” – Joseph Prince

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Apakah Saya Layak Ditolong?
Pelajaran Sederhana Dari Kehidupan Sehari-hari.
Apakah Anda Memiliki Benteng- Benteng Penghalang?”