Monthly Archives: Jan 2025

Articles

Bertha Benz – Menggali Harta Karun Di Dalam Kita!


Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Bertha Benz – Menggali Harta Karun Di Dalam Kita!

Di tahun 1880-an, Karl Benz adalah seorang jenius yang terjebak dalam keputusasaan. Ia menciptakan sesuatu yang belum pernah dilihat dunia: kendaraan bermotor pertama yang digerakkan bensin.

Tapi, bukannya mendapat pujian, Karl justru dicemooh. Orang-orang menyebutnya gila karena menciptakan “becak aneh” yang tak berguna. Depresi pun menyelimutinya, dan Karl mencari pelarian dalam alkohol.

Di tengah kondisi ini, ada Bertha, istrinya. Bertha adalah sosok yang luar biasa—tangguh, pintar, dan setia. Sambil merawat lima anak mereka di rumah kecil di Mannheim, ia melihat suaminya perlahan tenggelam.

Tapi Bertha tidak menyerah. Dia tahu bahwa penemuan Karl punya potensi besar, dan hanya butuh satu hal: pembuktian.

Suatu pagi, Bertha bangun dengan tekad bulat. Dia memutuskan untuk mengambil alih nasib keluarga mereka. Tanpa memberitahu Karl, dia mengambil kendaraan itu—yang dianggap orang-orang hanya mainan mewah—dan bersiap melakukan perjalanan ke rumah orang tuanya di Pforzheim, hampir 100 kilometer jauhnya.

“Buat apa kita punya penemuan ini kalau cuma diparkir di garasi?” pikirnya. “Kalau orang-orang nggak percaya sama Karl, aku yang akan membuktikannya.”

Dengan anak-anaknya membantu mendorong kendaraan keluar, Bertha memulai perjalanan. Mesin berderak pelan, dan kendaraan itu bergerak, meskipun lambat.

Di sepanjang jalan, Bertha menghadapi banyak tantangan. Tangki bahan bakar hampir kosong? Dia berhenti di apotek terdekat untuk membeli bensin—ya, dulu bensin dijual di apotek! Rem mulai aus? Dia mendatangi tukang penyamak kulit untuk menciptakan bantalan rem pertama. Ada rantai transmisi yang putus? Dia meminta bantuan pandai besi.

Bahkan, ketika saluran bahan bakar tersumbat, Bertha memperbaikinya dengan menggunakan peniti dari gaunnya!

Bayangkan, seorang wanita di abad ke-19, sendirian di jalan, memperbaiki kendaraan revolusioner di tengah tatapan bingung orang-orang. Tapi Bertha tidak gentar. Dia melanjutkan perjalanan hingga akhirnya tiba di Pforzheim menjelang malam.

Keesokan harinya, kabar tentang perjalanan Bertha mulai menyebar. Di sepanjang rute pulang, orang-orang berkumpul untuk melihat “becak aneh” itu. Mereka mulai memahami bahwa kendaraan ini bukan sekadar mainan mewah, melainkan alat transportasi yang praktis.

Setibanya di rumah, Bertha langsung menemui Karl. Dengan penuh semangat, dia menceritakan pengalamannya dan memberi masukan: tambahkan gigi tambahan agar kendaraan lebih cepat, tingkatkan rem, pasang roda keempat untuk stabilitas, dan jangan lupa filter bahan bakar. Karl mendengarkan istrinya dengan seksama—dan dari situlah, lahir mobil seperti yang kita kenal sekarang.

Perjalanan Bertha bukan hanya perjalanan fisik, tapi juga bukti cinta dan keyakinan yang tak tergoyahkan. Karena keberanian Bertha, dunia akhirnya melihat potensi penemuan Karl. Pesanan kendaraan mulai berdatangan, dan nama Benz menjadi simbol inovasi.

Kini, setiap kali kita melihat logo Mercedes-Benz, ingatlah bahwa di balik semua itu, ada seorang wanita pemberani yang tidak takut melawan dunia demi cinta dan impiannya. Bertha Benz—sang pelopor, sang legenda.

**********
Kisah di FB ini sangat menginsiprasi.
Banyak orang yang berpikir, ketika mendengar kata “MEMBERI”, langsung pikirannya tentang uang atau hal-hal yang bersifat materi.

Bertha Benz memberi kepercayaan pada karya Karl dan tidak berhenti sampai di situ, dia membantu Karl membuktikan karyanya berguna, serta memotivasinya.

Pemberian terbesar yang bisa kita berikan kepada seseorang, seringkali bukanlah uang atau materi. Namun membimbing orang itu, mempercayai prosesnya, hingga orang itu bisa menemukan harta karunnya sendiri. Karena Tuhan sudah mendepositkan ‘harta karun’ pada setiap orang sesuai rancangan-Nya yang tidak tergantikan.
Hanya dengan menggenapi rancangan-Nya, hidup kita akan penuh, utuh dan memuaskan.

Setuju?

We have this treasure in earthen vessels, that the excellence of the power may be of God and not of us.

Kita memiliki harta ini dalam bejana tanah, di mana keunggulan kuasa itu mungkin dari Tuhan dan bukan dari kita.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#seruputkopicantik
#yennyindra
#Inspirasi Kebaikan #MotivasiKebaikan
#PribadiBerkualitas #BerbagiDenganSesama

Read More
Articles

Pemilik atau Hanya Mengambil Bagian Saat Perlu?

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Pemilik atau Hanya Mengambil Bagian Saat Perlu?

Ada perbedaan halus antara menjadi pemilik sesuatu dan mengambil bagian dalam apa yang kita miliki. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin memiliki banyak hal yang jarang kita gunakan. Kita tidak benar-benar mengambil bagian dalam kepemilikan tersebut, tetapi kita tahu di mana menemukannya ketika membutuhkannya.

Dari sekian banyak janji Tuhan, berapa banyak yang benar-benar telah kita nikmati?

Paulus memuji jemaat di Filipi karena “kamu semua turut mengambil bagian dalam kasih karunia ini bersamaku” (Filipi 1:7). Ada perbedaan antara memiliki kasih karunia dan benar-benar mengambil bagian dalam kasih karunia-Nya.

Titus 2:11 (TB) Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.

Bisa dikatakan bahwa kasih karunia Tuhan tersedia bagi semua orang, dan dalam arti tertentu, semua orang adalah pemilik anugerah ini. Tuhan tidak memperhitungkan dosa manusia (2 Korintus 5:19), dan kita hidup dalam “tahun rahmat Tuhan,” “hari keselamatan.”

Namun, hanya sedikit yang benar-benar mengambil bagian dalam kasih karunia-Nya.

Bagaimana kita mengambil bagian di dalamnya?
“Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini, di dalam mana kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan kemuliaan Allah” (Roma 5:2).

Kita mengambil bagian dalam kasih karunia melalui iman. Kita dilahirkan kembali oleh iman.
Kita menerima janji-janji-Nya melalui iman.
Kehendak Tuhan terlaksana dalam hidup kita melalui iman.
Dan iman datang dari mendengar firman-Nya (Roma 10:17). Harus ada persekutuan dengan Sang Pencipta dan Penyempurna iman kita (Ibrani 12:2), di mana kita “mendengar” dan “melihat” potensi kasih karunia Tuhan.

Tidak cukup hanya mengetahui tentang kasih karunia atau menyadari keberadaannya. Untuk menerima manfaat dari penyediaan Tuhan, kita harus percaya agar dapat menerimanya.

Tuhan tidak terbatas pada apa yang bisa kita lihat dengan mata jasmani. Janji-janji Tuhan adalah jendela menuju kasih karunia-Nya yang melimpah. Hanya mata rohani yang dapat melihat apa yang benar-benar mungkin. Pilihlah untuk menjadi pengambil bagian dalam kasih karunia-Nya. Ini bukan sekadar teologi, tetapi kenyataan rohani yang siap memberkati siapa saja yang percaya.

Dan kita akan menerima apa yang kita percayai. Sadarkah kita?

“Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (Markus 11:24)

Jika kita menanggalkan segala beban religius yang sering dikaitkan dengan doa dan memahami doa sebagai persekutuan dengan Tuhan—atau persekutuan dengan dunia—maka kita bisa dengan cepat memahami prinsip percaya dan menerima. Izinkan saya menjelaskan.

Jika kita lebih banyak bersekutu dengan berita negatif, gejala penyakit, kekurangan, serta kepahitan dan kekecewaan, meskipun kita tidak menyebutnya “doa” dalam arti tradisional, sebenarnya kita sedang berdoa kepada hal-hal tersebut. Jika berita mengabarkan tentang ekonomi yang memburuk, berapa banyak orang yang langsung percaya bahwa mereka akan menerima dampak negatifnya?

Jika kita lebih sering bersekutu dengan laporan medis dan diagnosa dokter, ketika dokter menyatakan kondisi penyakit yang parah atau bahkan mendekati kematian, seberapa sering kita langsung percaya bahwa kita akan menerima kenyataan tersebut?

Saya sering mendengar orang percaya berkata bahwa mereka telah berdoa sesuai dengan Markus 11:24, tetapi tidak terjadi apa-apa.
Apa masalahnya?
Masalahnya, mereka mungkin tidak benar-benar bersekutu dengan Tuhan dalam doa, melainkan lebih banyak bersekutu dengan kekhawatiran, ketakutan, dan berita negatif. Akhirnya, doa mereka hanya sekadar kata-kata kosong tanpa dasar iman, yang diucapkan hanya untuk “melihat apakah sesuatu akan terjadi.”

Kita akan menerima apa yang kita minta dalam doa jika doa kita adalah persekutuan yang sejati dengan Bapa dalam firman-Nya, peka terhadap suara-Nya, dan digerakkan oleh Roh Kudus.

Prinsip “percaya bahwa kita telah menerima” benar-benar bekerja, tetapi sering kali kita lebih percaya pada hal-hal negatif dan hanya berharap untuk hal-hal yang positif.

Apa atau siapa yang kita jadikan sebagai tempat bersekutu akan membentuk visi dan iman kita. Kita bisa berkata bahwa kita telah “berdoa” untuk kesembuhan, tetapi apakah doa itu merupakan buah dari persekutuan dengan Sang Penyembuh, atau hasil dari persekutuan dengan ketakutan dan keraguan?
Apa yang kita sering renungkan dan percayai akan menentukan tingkat iman kita dan efektivitas doa kita.

If you remain in me and my words remain in you, ask whatever you wish, and it will be done for you. John 15:7 NIV.

“Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan itu akan diberikan kepadamu.” (Yohanes 15:7)

Sumber Barry Bennett

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Don’t Limit God! Let Him Do It His Way…

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Don’t Limit God! Let Him Do His Way…

Beberapa teman minta didoakan di doa pagi BBL, masalahnya sama: kesulitan keuangan. Penyebabnya betbeda-beda. Ada yang salah investasi bodong, crypto, meminjamkan uang tidak dibayar dsb.
Mereka terlanjur mengambil jalan keluar sesaat, menutup kerugian dengan meminjam uang dari pinjol, kartu kredit, rentenir dll.
Intinya, utangnya sudah berkembang-biak karenanya.
Lalu mereka ingin menjual rumah atau aset lain yang dimilikinya, untuk menyelesaikan hutangnya. Tidak tahan diteror siang malam oleh debt collector.
Nach di doa pagi, mereka minta didoakan agar asetnya segera terjual sehingga masalah selesai.

Tidak ada yang salah dengan rencana itu.
Tetapi dari pengalaman, jalan Tuhan bukanlah jalan kita.
Rancangan Tuhan, bukanlah rancangan kita.
Berita baiknya, rancangan Tuhan jauuuuh lebih baik daripada rancangan kita.

Bu Atresia (Ati), memiliki hutang besar karena membiayai suaminya yang sakit cukup lama, sebelum meninggal.
Saat itu, sama dengan teman-teman yang saat ini minta didoakan, Bu Ati ingin menjual rumahnya untuk melunasi hutangnya.
Beliau ikut doa pagi, tapi fokusnya selalu bagaimana caranya rumahnya segera terjual, bukan fokus mencari Tuhan dan tuntunannya.
Semakin hari semakin galau, karena rumah tidak juga laku.

Akhirnya, B. Ati sadar, dia harus mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semua yang dibutuhkan akan ditambahkan ke dalam hidupnya.

Mulailah B. Ati datang mencari Tuhan sungguh-sungguh.
Menyerahkan permasalahannya kepada Tuhan dan memberi kesempatan bagi Tuhan untuk membereskan masalahnya.
B. Ati sibuk menggali firman-Nya dan mengenal-Nya sesuai dengan kebenaran.
Keadaan masih seperti biasa, belum ada terobosan, tetapi ada damai sejahtera yang melampaui pikiran di dalam hatinya.

Suatu ketika ada pertemuan keluarga dari pihak alm. suami. Biasa B. Ati tidak hadir tetapi kali ini ada dorongan anak-anak ingin hadir. Ada Om dan Tante Maria di sana. Sambutan keluarga sangat baik dan penuh kasih.

Tante Maria membawa kue panada yang lezat. Lalu Tante menawari untuk mengajari B. Ati membuatnya. Konon kue panada itu, sekian tahun lalu menjadi penolong keluarga Tante Maria saat susah.

Keesokkan harinya B. Ati ke rumah Tante Maria, belajar membuat kue panada. Dan sisa bahan dibawakan pula agar B. Ati bisa berlatih membuatnya di rumah. Ketika dijual, langsung habis. Itulah awal B. Ati berjualan kue panada dan lariiis manis. Perekonomian keluarga meningkat.

B. Ati sadar dia butuh mixer agar bisa membuat dalam jumlah yang lebih banyak lagi.
Telepon dari seorang teman tiba-tiba masuk, menawari mixernya yang sudah lama tidak dipakai….
B. Ati menangis terharu….
Tuhan begitu baik. Apa pun yang dibutuhkan, Tuhan menyediakan bahkan sebelum B. Ati memintanya.

Tidak hanya itu, berjualan kue setiap hari kelihatannya tidak ada yang spektakuler, namun setiap bulan uang dikumpulkannya untuk mencicil hutangnya di bank.
B. Ati setia dan konsisten melakukannya.

Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Tuhan pun akan mempercayakan hal-hal yang besar bagi orang yang bisa dipercaya.

Ketika saya berjumpa, dengan penuh sukacita dan antusias B. Ati bercerita,
“B. Yenny, Puji Tuhan…. saya sudah berhasil melunasi hutang saya di bank. Sertifikat sudah ada di tangan saya sekarang. Tidak ada yang luar biasa sich bu… tetapi rejeki ada saja yang tidak terduga. Dan tanpa saya sadari, hutang yang awalnya seolah tidak mungkin terbayar, kecuali dengan menjual rumah itu, ternyata bisa dilunasi…”

Wow…. kisah nyata yang sangat membesarkan hati.
Hutang lunas dan rumah dengan sertifikatnya masih di tangan. Jauh lebih nyaman tinggal di rumah sendiri.
Bukankah jawaban doa dari Tuhan jauuuuh lebih baik melampaui apa yang bisa B. Ati pikirkan mau pun bayangkan?

Pelajarannya:
Jangan membatasi Tuhan dengan pemikiran kita.
Don’t Limit God!
Bagian kita adalah mengenal Tuhan dan kebenaran firman-Nya, lalu bertindaklah sesuai tuntunan-Nya!
Iman tanpa petbuatan itu sia-sia.

Siap meneladaninya?

God’s way is _Better_ than your way. His plan is _Bigger_ than your plan. His dream for your life is _More_ rewarding, _More_ fulfilling, better than you’ve ever dreamed of. Now stay _Open_ and let God to do It _His_ way.

Cara Tuhan itu _Lebih Baik_ daripada caramu. Rencana-Nya _Lebih Besar_ daripada rencanamu. Impian-Nya untuk hidupmu _Lebih memuaskan_, lebih membahagiakan, dan lebih indah daripada yang pernah kamu bayangkan. Sekarang, tetaplah _Terbuka_ dan biarkan Tuhan melakukannya dengan _cara-Nya_.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#seruputkopicantik
#yennyindra
#Inspirasi Kebaikan
#MotivasiKebaikan

Read More
Articles

Penasaran Mengapa Doa Tidak Terjawab? Ini Rahasianya!

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Penasaran Mengapa Doa Tidak Terjawab? Ini Rahasianya!

Beberapa teman beranggapan, jika terus menerus meminta dalam doa, diulang-ulang terus, maka itu akan membuat Tuhan segera menjawab doanya.
Seperti anak yang terus menerus merengek, biar gak mengganggu, maka mamanya segera mengabulkan. Daripada ‘ngributi’, demikian pikirnya.

Kita gak bisa ‘memaksa’ Tuhan.

Serahkan segala kekuatiranmu kepada Tuhan, sebab Ia yang memeliharamu, demikian kata Tuhan.

Kita diajar untuk menyerahkan masalah kita kepada Tuhan supaya Tuhan bisa membereskannya untuk kita.
Tetapi yang terjadi, kita minta lagi, minta lagi…
Ibarat masalah sudah diserahkan, diambil lagi dan lagi….
Lha kan Tuhan tidak punya kesempatan untuk menyelesaikan atau menjawab doanya?

Darimana kita tahu masalah masih di tangan kita atau sudah di tangan Tuhan?
Jika masih memikirkan, kuatir, gelisah dkk berarti masalah masih di tangan kita.
Kalau sudah benar-benar diserahkan, artinya masalah sudah TIDAK di tangan kita. Gak kuatir lagi.

Lalu bagaimana cara mengatasinya klo masih galau?
Mudah!. Ibarat nonton televisi, jika tidak suka acaranya, ya ganti channel.

Klo kuatir, berarti nonton channel si musuh, sekarang ganti nonton channelnya Tuhan. Deklarasikan janji-janji pertolongan-Nya keras-keras.

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.

Awalnya merasa seperti perkataan kosong, tetapi sesungguhnya iman itu sedang dilepaskan melalui mulut kita. Karena aku percaya, aku berkata-kata sepakat dengan janji-janji-Nya, demikian prinsipnya.

Semakin sering menggemakannya dan makin sering telinga ini mendengarnya, maka iman pun makin kokoh. Karena iman timbul melalui pendengaran akan firman-Nya.

*Gunakan waktu saat menanti jawaban Tuhan, dengan menggali firman dan memperdalam pengenalan akan Tuhan.*
Why?
Firman itu Bahasanya Tuhan.
Agar bisa paham apa yang Tuhan kehendaki, harus paham bahasanya.

Dalam perjalanan menerima jawaban doa, kadang Tuhan mendorong kita melakukan sesuatu. Atau mempertemukan dengan orang tak terduga, yang kelak akan menjadi solusi bagi masalah kita.
Berbagai ide kreatif yang tak terpikirkan, bisa Tuhan berikan kepada kita.
Itu namanya Rhema, suara Tuhan yang dihidupkan untuk kita.
Rhema inilah jawaban doa yang melampaui segala akal, bahkan kadang “to good to be true”... terlalu baik untuk menjadi kenyataan.

Inilah alasannya, mengapa kita gak boleh kuatir, hati mesti damai, supaya saat Tuhan memberi arahan, kita bisa mendengarkannya dengan jelas. Signalnya Full, kuat dan suara terdengar jelas & jernih! Kita bisa mentaatinya dengan tepat & sempurna.

P. Jeverson & Vei ingin membeli rumah. Mencari rumah yang sesuai, berkali-kali sudah yakin ini rumahnya, ternyata bukan. Tetapi mereka tetap beriman, percaya dan melekat pada Tuhan dan firman-Nya.

Suatu ketika dapat rumah yang cocok. Sekarang butuh KPR. Ternyata check beberapa bank, tidak mudah prosedur dan syaratnya. Berbagai kendala dan bunga mahal pula.
Singkatnya, mereka tetap setia mengikuti prosesnya. Seolah Tuhan bilang : bukan yang ini.

Pada suatu ketika, ada penawaran pinjaman Bank dari kantor P. Jeverson. Bunga oke, prosedur mudah, yang paling dahsyat *KPR TANPA Agunan*. Mereka mendapat rumah baru yang cantik dengan sertifikat tetap di tangan mereka.

Wow… mana ada itu? Padahal nilainya milyaran rupiah. Cara Tuhan dahsyat melampaui pemikiran natural.
Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya!

Mari kita meneladaninya!

“What no eye has seen, what no ear has heard, and what no human mind has conceived”— the things God has prepared for those who love Him—”

“Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#seruputkopicantik
#yennyindra
#Inspirasi Kebaikan #MotivasiKebaikan

Read More
Articles

Kuasa yang Bekerja di Dalam Kita

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Kuasa yang Bekerja di Dalam Kita

Sebagai pemilik rumah, saya memiliki otoritas untuk merawat rumah saya sesuai dengan keinginan saya. Saya menyadari bahwa terkadang saya mengabaikan beberapa hal, namun dengan cepat menangani hal lainnya.

Rumah membutuhkan pemeliharaan dan perawatan, tetapi Tuhan tidak menentukan apa yang harus diperbaiki dan kapan. Itu adalah tanggung jawab saya. Rumah saya berada di bawah otoritas saya.

Dengan cara yang sama, kehidupan dan kesehatan kita berada di bawah otoritas kita. Agama telah mengajarkan kita, Tuhanlah yang bertanggung jawab atas hidup kita dan apakah kita memiliki kesehatan, kemenangan, atau kemakmuran. Namun, ajaran agama yang fatalistis itu salah.

Tuhan telah memberikan otoritas-Nya kepada umat-Nya. Kita yang menegakkan kehendak-Nya atau kita justru memilih pasif dan membiarkan musuh mencuri, membunuh, dan menghancurkan (Yohanes 10:10). Pilihan itu kita sendiri yang menentukan!

Setelah “cahaya menyala” (pemahaman terbuka) dalam hal ini, banyak pertanyaan terjawab.

Petrus menyatakan kepada orang lumpuh, “apa yang aku miliki, aku berikan kepadamu.” Itu bukan kekuatan yang unik bagi Petrus. Itu adalah kuasa dan otoritas yang melekat pada semua orang yang telah lahir baru.

Sekarang bagi Dia yang mampu melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita minta atau pikirkan, menurut kuasa yang bekerja di dalam kita, (Efesus 3:20).

– Kuasa yang sama yang membangkitkan Kristus dari kematian ada di dalam kita.
– Kuasa kematian dan kehidupan ada di lidah kita.
– Otoritas untuk berbicara kepada gunung ada di dalam kita.
– Otoritas untuk meletakkan tangan pada orang sakit ada di dalam kita.
– Otoritas untuk menegakkan kehendak Allah yang baik dan sempurna dalam hidup ini ada di dalam kita!

Seorang perwira (yang non-Yahudi) memahami hal ini lebih dari semua orang di Israel!
“Katakan saja sepatah kata dan hambaku akan sembuh.”
“Saya juga seorang yang berada di bawah otoritas, memiliki prajurit-prajurit di bawah saya. Dan saya berkata kepada yang satu, ‘Pergi,’ dan ia pergi; dan kepada yang lain, ‘Datang,’ dan ia datang; dan kepada hamba saya, ‘Lakukan ini,’ dan ia melakukannya.” (Matius 8:9)

Daripada memohon kepada Tuhan untuk melakukan sesuatu, kita harus memahami bahwa Tuhan telah melakukan segalanya melalui Kristus, dan Dia telah memberikan otoritas-Nya kepada kita. Jika kita tidak menegakkan kehendak-Nya, siapa yang akan melakukannya?

“Lihatlah, Aku memberikan kepadamu kuasa untuk menginjak ular dan kalajengking, dan atas segala kuasa musuh, dan tidak ada sesuatu pun yang akan membahayakanmu.” (Lukas 10:19)

Apa yang telah didelegasikan kepada para murid sekarang melekat dalam diri orang-orang yang telah lahir baru, termasuk kita!

“When you speak God’s Word over your life with authority, you are declaring His promises, and His power is unleashed in your circumstances.” – Charles Spurgeon.

“Ketika kita memperkatakan Firman Tuhan atas hidup kita dengan otoritas, kita sedang menyatakan janji-janji-Nya, dan kuasa-Nya dilepaskan dalam situasi yang kita alami.” – Charles Spurgeon.

Sumber Barry Bennett

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
1 2 3