Kisah Burung-Burung Camar di Selat Ariake…. Romantisnya!
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Kisah Burung-Burung Camar di Selat Ariake…. Romantisnya!
Saat ferry yang kami kendarai mulai meninggalkan pelabuhan Shimabara menuju Kumamoto, angin laut yang sejuk berembus lembut di wajah. Air laut di Selat Ariake berkilauan diterpa sinar matahari pagi, menciptakan pemandangan yang menenangkan hati. Namun, ada hal lain yang membuat perjalanan ini begitu istimewa—sekelompok burung camar yang tak pernah gagal mencuri perhatian para penumpang.
Burung-burung camar ini seperti memiliki kebiasaan unik yang hanya mereka lakukan di rute ferry ini. Begitu kapal bergerak, mereka mulai datang, mengepakkan sayap di udara, terbang rendah, lalu meluncur mendekati ferry.
P. Herry, tour guide kami, yang adik kandung P. Susanto, teman Kosayu 76, menikah dengan orang Jepang dan lama tinggal di Jepang. Hafal dengan seluk beluk Jepang.
Beliau sudah berpesan agar membawa roti. Sejak breakfast dari hotel kami sudah bersiap membawa roti tawar.
Demikian pula, para penumpang yang sudah sering menumpang ferry ini tampak siap dengan kantong berisi remah roti atau camilan lain.
Kami merasa tak sabar untuk mencoba pengalaman ini.
Burung-burung itu begitu lincah dan penuh percaya diri. Saat tangan-tangan terulur mrnawarkan sepotong roti, seekor camar terbang mendekat, membidik dengan tepat, lalu mengambil makanannya dari tanganku.
Yeaaayyyy….. senangnya…. 🙂
Bangga abis bak menang lotere… hahaha….
Rasanya seperti sentuhan cepat dari keajaiban kecil. Setiap kali ada penumpang yang memberi makan, burung-burung itu bersorak dalam irama sayap mereka, menciptakan harmoni yang serasi dengan suara gelombang laut.
Namun, yang paling mengesankan bukan hanya keberanian mereka untuk mendekat, melainkan seolah-olah mereka tahu bahwa ini adalah momen spesial bagi kita, para manusia. Burung-burung camar ini seperti jembatan antara alam dan hati manusia. Di tengah perjalanan yang sederhana, mereka mengingatkan kita untuk menikmati momen-momen kecil dan berbagi kebaikan, bahkan hanya dalam bentuk remah roti.
Ketika ferry mulai mendekati pelabuhan Kumamoto, burung-burung camar perlahan menjauh. Namun, mereka meninggalkan kesan mendalam di hati setiap penumpang. Di tengah keseharian, ada keindahan yang tak terduga. Dan bagi mereka yang naik ferry ini, burung-burung camar adalah pengingat bahwa di setiap perjalanan, selalu ada hal kecil yang membawa kebahagiaan jika kita bersedia melihatnya.
Di laut luas yang tak bertepi, burung-burung camar ini membawa pesan sederhana: hidup adalah tentang berbagi, menikmati momen, dan menemukan keajaiban di tempat yang mungkin tak kita duga.
Tuhan itu baik…. mengingatkan hidup itu indah saat kita senantiasa menjalani bersama-Nya.
******
Aso Kusasenri, tempat yang kami kunjungi selanjutnya. Hamparan padang rumput luas yang terletak di kaki Gunung Aso, Prefektur Kumamoto. Lanskapnya yang hijau subur, dikelilingi oleh pemandangan gunung berapi, menjadikannya salah satu tempat paling memukau di kawasan Aso.
Bukit hijau dengan rumput yang dipangkas begitu rapi, sementara di tepiannya, dikelilingi tanaman bonsai yang dibentuk sedemikian apik. Mengelilingi danau, taman dan bukit…
Wuih…. cantik nian….
Jeprat… jepret… dengan aneka gaya….
Kusasenri menciptakan suasana tenang khas pedesaan Jepang. Pengunjung dapat menjelajahi padang rumput ini dengan berjalan kaki atau menunggang kuda, menikmati udara segar dan pemandangan indah. Di musim tertentu, kabut lembut sering melingkupi area ini, menambah kesan magis.
******
Mount Aso dan Mount Aso Farmhouse
Mount Aso, gunung berapi aktif terbesar di Jepang, menawarkan panorama menakjubkan dengan kawah yang masih mengeluarkan uap. Terletak di Prefektur Kumamoto, gunung ini memiliki dataran vulkanik luas. Pemandangannya mirip sabana… bukit dengan hamparan berwarna coklat…
Hhmm….. memukau!
Ini menjadikannya destinasi favorit para pencinta alam.
Tak jauh dari sana, Mount Aso Farmhouse menawarkan pengalaman pedesaan Jepang yang autentik. Tempat ini adalah surga kuliner dan agrikultur, di mana pengunjung bisa menikmati hidangan lokal segar, mencoba memerah susu sapi, atau memetik sayuran sendiri. Dengan latar belakang pegunungan Aso yang megah, farmhouse ini memberikan ketenangan sekaligus keindahan khas Jepang.
Kami menginap dalam igloo-igloo bulat ala Jepang yang kompak, lengkap dan memberikan sensasi yang berbeda.
Saat ke Finlandia, kami menginap di Kakslauttanen Arctic Resort East Village dengan Igloo kaca yang bulat pula sambil menikmati aurora.
Serupa tapi tak sama… sesuatu yang unik senantiasa menarik.
********
Gletsyer Beppu terkenal dengan julukan “The Most Geothermal City In The World”, dikunjungi di hari terakhir dalam perjalanan ke Fukuoka sebelum kembali ke Indonesia, keesokan harinya.
Hari terakhir benar-benar shopping time…
Gabungan pesona alam, budaya dan kebersamaan di sini menciptakan pengalaman yang tak terlupakan.
“When we gather with old friends, we feel God’s love in the memories and happiness we share.”
Saat berkumpul dengan teman-teman lama, kita merasakan cinta Tuhan dalam kenangan dan kebahagiaan yang kita bagikan.
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan