Apakah kita menari karena genderang musuh…?
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Apakah kita menari karena genderang musuh…?
“Pandangan dari sisi yang berbeda dari renungan hari ini Sis, khususnya tentang Daud dan Goliat …”, ujar sahabat saya Andreas Hartanto.
Saat peperangan terjadi, seharusnya antara Bangsa Israel melawan Bangsa Filistin.
Tetapi Goliat sedemikian licik dan memiliki strategi yang cerdik, maka pertarungannya diubah dengan ‘memaksa’ Bangsa Israel mengirimkan salah satu tentaranya yang terpilih, untuk melawan Goliat.
Kata orang Filistin itu: “Aku menantang hari ini barisan Israel;
berikanlah kepadaku seorang, supaya kami berperang seorang lawan seorang.”
Ketika Saul dan segenap orang Israel mendengar perkataan orang Filistin itu, maka cemaslah hati mereka dan sangat ketakutan. Tampaknya bangsa Israel tergiring dengan aturan yang ditetapkan oleh musuh untuk berperang satu lawan satu, pada akhirnya bangsa Israel terintimidasi dan ketakutan.
Kita adalah anak Allah yang punya kuasa atau otoritas Allah, seharusnya kitalah yang punya hak untuk menentukan, strategi apa yang akan digunakan. Bukan pasrah pada apa yang ditetapkan oleh musuh.
Pepatah lama mengatakan “Janganlah kita menari karena genderang musuh…”.
Bayangkan kita adalah seorang prajurit di era perang pra-modern, menghadapi pasukan yang menabuh genderang dengan keras dan tanpa henti. Bagaimana perasaan kita? Mungkin takut, gugup, dan cemas, bukan? Ketika genderang semakin keras saat musuh mendekat, dan kita akan merasakan kehadiran mereka bahkan sebelum kita melihatnya. Mungkin kita bertanya-tanya dalam hati, berapa banyak mereka, seberapa kuat mereka, dan seberapa besar tekad mereka? Betapa mengerikan…..
Jantung pun berdetak lebih cepat, tekanan darah meningkat, dan adrenalin terpompa. Kita akan berada dalam kondisi kewaspadaan yang tinggi, tetapi juga stres dan ketakutan yang meningkat.
Nach dalam situasi seperti itu, pilihan apa yang kita ambil untuk menentukan langkah hidup kita?
Apakah kita terintimidasi oleh teror-teror musuh?
Sungguh tidak mudah untuk menentukan pilihan yang benar.
10 pengintai akhirnya gagal memasuki tanah perjanjian yang diberikan Tuhan karena mereka terseret strategi musuh, “ikut menari karena genderang musuh.”
Fokus mereka teralihkan pada betapa kuatnya para musuh, bukannya mengingat-ingat betapa dahsyatnya Allah mereka.
– Musa membelah Laut Merah.di tanah kering, demikian pula Yosua membelah Sungai Yordan.
– Tembok Yerikho yang tebalnya bisa untuk 5 kereta berjajar dan berlomba, secara natural tidak bisa diruntuhkan. Tetapi tembok itu roboh secara supernatural.
– Tuhan memelihara Elia di tepi sungai Kerit dengan mengirimkan burung gagak yang membawa makanan untuknya setiap pagi dan petang. Secara nalar, semuanya mustahil. Tetapi bersama Tuhan, tidak ada yang mustahil bagi-Nya.
Hanya Kaleb dan Yosua yang tetap memandang Allah dan kebesaran-Nya, sehingga hatinya tidak gentar menghadapi musuh.
Mereka tetap teguh berdiri di atas janji-janji Tuhan dan tidak tergoda ikut menari.
Yang hatinya teguh, Tuhan jagai dengan damai sejahtera yang sempurna. Sebab kepada-Mulah dia percaya.
Allahku mampu mengalahkan segala perkara.
Jika Allah ada di pihakku, siapa dapat melawan aku?
Banyak permasalahan yang sesungguhnya tidak sebesar apa yang kita pikirkan. Tetapi ketika ketakutan dibiarkan menyelimuti hati kita, pikiran tidak bisa melihat dengan jernih.
Iblis pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk meneror, dan membuat masalah nampak jauh lebih besar daripada kenyataannya.
Dalam keadaan tenang, kita bisa mendengarkan Tuhan, langkah apa yang harus diambil, yang tepat sasaran dan bisa menyelesaikan permasalahan dengan lebih cepat.
Meski Raja Saul terjebak ikut menari karena genderang musuh tetapi Daud, mewakili bangsanya maju berperang dengan membawa Nama Tuhan yang diandalkannya, dan menang!
Sementara karena 10 pengintai ikut menari karena genderang musuh, akibatnya seluruh angkatan tua Bangsa Israel yang berusia lebih dari 20 tahun saat itu, tidak bisa masuk tanah perjanjian. Mereka mati di padang gurun
Dibutuhkan 40 tahun, barulah mereka para angkatan muda, bisa memasuki tanah perjanjian di bawah pimpinan Yosua.
Apa yang kita lihat dan dengarkan, menentukan suasana hati kita, endingnya menentukan pula keputusan dan tindakan kita.
Berkat & kituk ada di tangan kita.
One person with a belief is equal to ninety-nine who have only interests. – John Stuart Mill.
Satu orang yang berkeyakinan, sama dengan sembilan puluh sembilan orang yang hanya mempunyai minat. – John Stuart Mill.
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan