Serba-Serbi Pernikahan.
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Serba-Serbi Pernikahan.
“Saya ingin bercerita tentang hal lucu yang saya alami,” ujar P. Bambang Sungkono, seorang gembala senior saat kami doa pagi.
Rupanya entah mengapa, gara-gara masalah kecil saja koq P. Bambang bisa emosi. Gayung bersambut, Bu Bambang jengkel pula. Timbullah pertengkaran dengan Bu Bambang, dan endingnya masing-masing mengunci pintu di kamar yang berbeda.
Di dalam kamar, P. Bambang menyadari “Duh…. urusan kecil begitu koq ya bisa terbawa emosi tho…. tapi sudah terlanjur.”
P. Bambang berdoa kepada Tuhan. Mau ngajak baikan, tapi gengsi ah…
Tidak lama kemudian, ada telpon masuk. Ternyata dari teman P. Bambang, yang memberi kabar, beliau akan mampir ke rumah P. Bambang. Dan beliau sudah di kereta api.
Alamak…
Mau tidak mau, terpaksa P. Bambang mengetuk pintu kamar Bu Bambang dan memberi tahu tentang temannya yang akan bertandang.
Jadilah P. Bambang dan ibu sibuk merapikan rumah, lalu mereka berencana menjemput sang tamu di stasiun terdekat dengan rumahnya. Memudahkan sang tamu.
Lupa sudah dengan pertengkaran tadi.
Mereka berdua segera ke stasiun. Tapi ditunggu-tunggu, tamunya koq ga muncul-muncul. Mestinya sudah sampai.
P. Bambang menelpon si tamu.
Omong punya omong ternyata sang tamu sudah melewati stasiun P. Bambang, bahkan sudah kelewatan 2 stasiun pula.
“Waduh…sudah kejauhan,” ujar sang tamu, “mampirnya lain kali saja ya….”
Oh….
“Ya sudah, klo gitu kita ngopi plus makan siang di luar saja…” kata Bu Bambang.
Dan rukunlah mereka.
Kisah sederhana sehari-hari tapi saya suka.
P. Bambang sebagai gembala senior itu gak jaim, seolah-olah seperti malaikat. Kisah ini justru nyambung dengan setiap kita, siapa pun sekali waktu bisa emosi, gak cantik or ganteng… Bisa emosi, keqi, salah kata dan nyebelin sesekali…
Itu manusiawi koq…
Kejujuran P. Bambang membuat saya merasa baik-baik saja dan tidak terpuruk, saat tanpa sengaja melakukan hal yang menyebalkan. Tidak perlu terteror dengan rasa bersalah, tidak layak, tertuduh dsb.
Minta ampun pada Tuhan, perbaiki dan move on.
Yang unik, Tuhan itu humoris sekali..
Pakai teman P. Bambang untuk mendamaikan, pakai acara kelewatan stasiun pula…. wkwkwk…
Saya membayangkan Tuhan ‘nyengir’, tertawa tertahan, melihat tingkah anak-anak-Nya. Bahkan memberi solusi agar P. Bambang dan Bu Bambang bisa berdamai, tanpa mempermalukan keduanya.
Saya sungguh bangga punya Tuhan yang relate- nyambung dengan persoalan sehari-hari kita.
Lord, I love you full…,meniru Mbah Surip.
*****
P. Hadi Pandunata bercerita, teman prianya sempat tersinggung berat pada istrinya.
Ketika mereka tengah berkumpul dengan teman-temannya, karena sesuatu hal yang sebenarnya sepele saja, istrinya mengomel di depan teman-temannya.
Bagi pria, tabu diomeli istri di depan teman-temannya.
Melukai harga dirinya, kata orang.
Namun setelah beberapa hari, si suami curhat dengan P. Hadi,
“Sesungguhnya, kebaikan istrinya banyak sekali. Apalagi mereka sudah menikah puluhan tahun.
Tetapi kerapkali, karena kelalaian kecil, kesalahan yang tidak disengaja, – si istri kan sebenarnya juga tidak bermaksud mempermalukan suaminya – kerap kita hanya bold- menggarisbawahi, kesalahannya. Lupa kebaikan dan pengorbanannya selama berpuluh-puluh tahun.”
Wow… sungguh ungkapan yang bijak sekali.
A happy marriage is the union of two FORGIVERS.” – Ruth Graham
Pernikahan yang bahagia adalah bersatunya dua orang yang suka MENGAMPUNI.” – Ruth Graham.
Memang malu sebentar, tetapi sesudahnya, teman-temannya gak akan ingat dan gak peduli juga.
Sementara istri, adalah orang yang mendampinginya dalam suka dan duka selama puluhan tahun.
Apakah kita akan mengorbankan hubungan yang sudah dibangun puluhan tahun dengan ketersingungan sesaat?
Bagaimana pendapat Anda?
“To love means loving the unlovable. To forgive means pardoning the unpardonable. Faith means believing the unbelievable. Hope means hoping when everything seems hopeless.” —G.K. Chesterton.
“Mencintai berarti mencintai yang tidak menyenangkan untuk dicintai. Memaafkan berarti mengampuni yang tidak dapat diampuni. Beriman berarti mempercayai hal yang tidak dapat dipercaya. Harapan berarti berharap ketika segala sesuatu tampak tanpa harapan.” —G.K. Chesterton.
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan