Getting To The Next Level!
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Getting To The Next Level!
Pernahkah kita menyadari, Tidak Ada Orang Yang Bisa Naik ke Atas Sendirian!?
Sejak lahir, ada orang-orang yang berjasa merawat, mengajar, melatih dan membawa kita naik, terampil dan bisa menjadi seperti sekarang ini.
Orangtua, kerabat, guru bahkan pengasuh kita, jelas sangat berjasa. Tetapi ada hal-hal sederhana pula, yang kerap kita anggap biasa saja, padahal sesungguhnya kita berhutang budi lho….
Saya bisa sekolah Charis, karena ada Imam yang membuat saya curious dengan buku “Otoritas Orang Percaya”- Andrew Wommack. Lalu di info ada sekolahnya. Yang akhirnya berlanjut ikut coba kelas lalu sekolah. Hidup saya pun berubah. Naik kelas. Berkualitas.
Naik cruise pertama kali sekian puluh tahun lalu, karena ada P. Vincent & B. Sukinawa yang mengajak join Celebrity Cruise ke Turki & Yunani. Mereka membukakan jalan, mengajari kami bagaimana caranya, hingga sesudahnya, kami puluhan kali naik cruise sendiri ke berbagai destination. Termasuk join *Allure of The Seas*, cruise terbesar di dunia beberapa tahun lalu. Karena B. Sukinawa rajin info dan memotivasi untuk mencobanya.
Bahkan saat ke Alaska, kebanyakan orang ambil cruise dari Seatle, kembali ke Seatle. Atau dari Vancouver, kembali ke Vancouver. Karena info dari B. Sukinawa, kami ambil cruise dari Vancouver turun ke Anchorage, dengan konsekuensi kami mesti beli tiket pesawat extra lagi dari Anchorage kembali ke Vancouver. Langka yang ambil rute ini, tetapi ini pengalaman betul-betul di Alaska.
Dari Anchorage, kami ambil landtour lagi beberapa hari.
Yeaaayyyy….. keren ya?
Merasakan real Alaska, beneran Alaska yang sesungguhnya, di mana beruang masih berkeliaran, kambing hutan di tebing-tebing di sisi jalan dan bertemu dengan orang-orang yang awalnya hanya berencana liburan musim panas di sana, tetapi berakhir dengan menetap di Alaska berpuluh-puluh tahun.
“Apa yang menarik?”, tanya saya pada mereka.
“Di sini bagaikan dunia yang berbeda. Tenang… tidak terburu-buru seperti di New York atau di kota-kota besar lainnya. Tidak ada saling jegal. Life is so simple…”
Lalu meluncurlah cerita-cerita manis, orang-orang yang mengisi hidupnya dengan melakukan hal-hal yang disukainya. Banyak yang gemar memancing di alam yang masih perawan, cantik bak surga dunia. Enjoy Life.
Wow…
Saya mengalami pengalaman langka berkesan ini, karena ada B. Sukinawa yang memotivasi, menginspirasi dan menunjukkan jalannya.
Beberapa teman senang diajak ke tempat yang unik dan cantik atau dipromosiin bisnisnya, jadi sukses. Tetapi saat mereka pergi ke tempat yang oke, belum tentu ingat kita. Itu sudah biasa…..
Jarang yang seperti B. Sukinawa.
Ada teman-teman baik, yang gak mau merugikan kita, tapi sebagian ga ingin kita naik level karena ga mau tersaingi, yang lain ga peduli dan ga punya waktu mikirin kita.
“Apa untungnya buat saya?”
That’s why jika ada teman-teman yang mau menunjukkan jalan bagi kita dan betul-betul bersedia membimbing kita ‘naik kelas’, hargai sungguh-sungguh.
Jangan pernah lupakan kebaikan dan jasa orang lain.
“Hutang budi dibawa mati,” kata mama.
Gak usah sakit hati, tersinggung atau terluka jika ada teman-teman yang hanya ingin memanfaatkan, mengambil keuntungan dan baik klo ada butuhnya saja.
Ssstt…. sejujurnya dulu saya sebel abis juga.
Tetapi setelah Sekolah Charis jadi sadar, justru karena orang-orang di luar sana seperti itu, kita bisa belajar jadi berbeda: tulus tanpa ada udang di balik batu.
Nach…. ‘dunia’ di sekeliling kita merasakan perbedaannya, mereka bisa melihat Allah dalam kehidupan kita.
Hhhmmm… ternyata karena cinta Tuhan sehingga bisa baik & tulus…
Bukankah itu kehendak Tuhan, agar dunia melihat kita menjadi demonstrasi kebaikan-kebaikan-Nya…. koq hoki terus, dikejar-kejar hal-hal baik dan hidup kita jadi cermin kebaikan-Nya?
********
Kebanyakan orang saat mendengar kata ‘Memberi’, maka yang dipikir selalu memberi uang atau hal-hal yang bersifat materi.
Tidak sedikit yang alergi mendengarnya…. wkwkwk… cape selalu ditodong sumbangan atau diharapkan beli ini atau itu.
– Suatu ketika kami mengalami kesulitan berkaitan dengan sebuah perusahaan besar yang sudah Go Public. Mengajukan keberatan, komplain atas masalah yang kami alami, ditanggapi oleh customer service, dilaporkan ke atasannya, hingga ke atasannya lagi. Bertele-tele, gak selesai-selesai, intinya gak berani ambil keputusan.
Ketika saya bercerita dengan sorang sahabat, ternyata dia kenal pemiliknya. Langsung diperkenalkan, sang pemilik menelpon bawahannya, dalam 2 hari tuntas dan menghemat banyak sekali dana.
– Saya bisa menulis, karena MDC Surabaya memberi kesempatan sehingga artikel saya diperkenankan mengisi Warta Jemaat selama 5 tahun, hingga format warta jemaat jadi 3 bulanan.
Musim berganti. Saatnya saya melangkah maju tetapi tanpa MDC Surabaya, tidak ada YennyIndra & Seruput Kopi Cantik hari ini.
Demikian juga dengan TLW & Sekolah Charis yang memberi kesempatan saya belajar, berlatih, bertumbuh serta menerima dengan kasih dalam prosesnya.
Saat kita cantik, manis, menyenangkan… semua bisa menerima dengan tangan terbuka … tetapi saat sedang berproses, bertumbuh bagaimana mengalahkan diri sendiri, itu beneran ‘mbencekno’ dan tidak manis….
Dan mereka menerimanya dengan penuh kasih, hingga lulus.
Nach ini tidak mudah… bersyukur saya memiliki ‘keluarga’ yang sungguh-sungguh melayankan kasih Allah.
Pemberian yang tidak ternilai harganya….
Belajar dari kisah di atas, kita bisa Memberikan Ide, Inspirasi, Motivasi, Solusi apik, kesempatan, penerimaan tanpa syarat dll, tanpa harus mengeluarkan uang sepeser pun.
Membawa naik kelas lho!
Percayalah, tidak semuanya harus dinilai dengan uang….
Makes sense?
Yuk kita berlomba-lomba memberi dengan kasih…. apa saja yang kita bisa, termasuk uang & materi, jika diperlukan.
Wong kita kan cuma pengelola, semua yang kita miliki, sejatinya adalah milik Tuhan.
Setuju?
Getting to the next level always requires ending something, leaving it behind, and moving on. Growth demands that we move on. Without the ability to end things, people stay stuck, never becoming who they are meant to be, never accomplishing all that their talents and abilities should afford them. – Henry Cloud.
*Untuk mencapai level berikutnya selalu membutuhkan akhir dari sesuatu, meninggalkannya, dan terus maju. Pertumbuhan menuntut kita untuk terus maju. Tanpa kemampuan untuk mengakhiri sesuatu, orang akan terjebak, tidak pernah menjadi seperti yang diharapkan, tidak pernah mencapai semua yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya. – Henry Cloud.
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan