Tersinggung, Beranikah Kita Mengatasi Akar Permasalahannya?
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Tersinggung, Beranikah Kita Mengatasi Akar Permasalahannya?
Siapa yang pernah tersinggung?
Saya pun tunjuk jari!
Setiap orang punya masa lalu dan perasaan tidak aman (insecure) pada levelnya masing-masing. Itu yang menjadi filter saat kita berhubungan dengan orang lain. Akibatnya, banyak ketersinggungan yang terjadi.
Menurut Arthur Meintjes, 87% keberhasilan dalam hidup terkait langsung dengan kemampuan kita bergaul dengan orang lain. Sedangkan 90-95% dari orang-orang ini adalah orang yang merasa tidak aman (insecure) dalam tingkat menengah dan parah.
Sadarkah kita bahwa sesungguhnya dalam komunikasi sebuah hubungan, kita tidak membicarakan fakta yang sebenarnya? Tetapi kita membicarakan persepsi masing-masing tentang fakta tersebut. Ibaratnya kalau kita memakai kacamata merah, semua nampak merah. Mengenakan kacamata hitam, semua kelihatan gelap.
Roberto Bolano mengatakan,
“People see what they want to see and what people want to see never has anything to do with the truth. – Orang-orang melihat apa yang ingin mereka lihat dan apa yang ingin dilihat orang, tidak pernah ada hubungannya dengan kebenaran.”
Karena itu jika persepsinya sudah negatif, -kacamata/filternya sudah negatif-, semua kelihatannya juga negatif, sesuai yang diinginkannya. Dan itu tidak ada hubungannya dengan kebenaran fakta yang terjadi.
“Ingatlah bahwa manusia adalah manusia. Bukan hal yang membuat kita tersinggung yang menjadi masalah, melainkan cara kita merespon terhadap apa yang menyinggung perasaan kita, yang menjadi masalah” Arthur Meintjes menjelaskan.
Fakta lain yang jarang disadari, bahwa segala sesuatu tidak mempunyai arti, hingga kita memberikan arti.
Disadari atau tidak, setiap orang punya Blind-Spot dalam hidupnya.
Kita tidak menyadarinya..
Termasuk saya…
Hingga seorang sahabat baik mengoreksi kalimat yang kadang saya ucapkan, tanpa sadar saya tidak yakin dengan kemampuan anak saya. Kekhawatiran seorang ibu.
Saya terhenyak!
Padahal selama ini saya berpikir, saya positif sekali terhadap anak-anak. Lalu sadar akan hal itu, segera saya mengubah perkataan saya.
Secara khusus, mendeklarasikan dalam sesi doa saya, mengatakan keyakinan saya pada anak-anak dengan kalimat yang tegas sebagai pernyataan iman.
Beberapa minggu kemudian, doa terjawab!
Yeaaaayyyy…..
Kita butuh koreksi agar segera memperoleh solusi.
Jika kita terus berkutat dgn masalah yang sama terus menerus, mungkin koreksi dan berubah itu kunci solusinya.
“The definition of insanity is doing the same thing over and over again and expecting different results.”
“Definisi kegilaan adalah melakukan hal yang sama berulang kali dan mengharapkan hasil yang berbeda.”
Artinya, agar mendapatkan hasil yang berbeda, kita Harus Bersedia Berubah, istilah vulgarnya, Bersedia Dikoreksi.
Dan semestinya, perubahan, perbaikan itu dilakukan dengan sengaja dan konsisten.
Sebagai orang yang mengaku beriman dan mengasihi Allah, kewajiban kita adalah Memperbaharui Pikiran kita sesuai Firman Allah – Renewing Our Mind – yang artinya, mengubah pikiran kita hari demi hari, dikoreksi agar semakin selaras dengan Firman Tuhan dan menjadi serupa dengan Allah.
Itu kunci agar kita bisa menikmati hidup kita di bumi seperti di surga.
Mau? Yuk….
“All problems become smaller when you confront them instead of dodging them.” – William F. Halsey.
“Semua masalah menjadi lebih kecil saat Anda menghadapinya, alih-alih menghindarinya.” – William F. Halsey
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN