Sudahkah Anda Menyelaraskan Diri?
Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra
Sudahkah Anda Menyelaraskan Diri?
Saat merenungkan hubungan saya dengan Tuhan, disertai harapan agar dapat mendengarkan-Nya setiap hari, Tuhan memberi contoh sederhana, menolong saya agar lebih sadar cara mendengarkan suara-Nya di dalam kehidupan saya.
Piano atau gitar harus disetel dengan sempurna agar seorang musisi dapat menyalurkan bakat yang mereka miliki. Meski dia musisi terbaik di dunia sekali pun, jika instrumen yang digunakan tidak disetel, suaranya tidak akan terdengar bagus. Bakatnya ada, hasratnya juga ada, tetapi instrumennya tidak dipersiapkan nada yang pas. Untunned instrument.
Ketika seorang gitaris mengambil gitar yang tidak disetel, tidak peduli seberapa bagus dan mahalnya gitar itu, suaranya tidak akan menyenangkan. Suaranya justru membuat telinga sakit.
Bahkan Anda mungkin tidak dapat mengenali, lagu apa yang sedang dimainkan, meskipun sang musisi memetik senar dengan benar.
Seberapa sering Tuhan berbicara dalam hidup ini, namun hati kita tidak selaras? Begitu khawatirnya kita dengan permasalahan dunia, belum lagi disibukkan oleh berbagai berita, politik, hiburan, masalah keluarga, masalah uang, dan masalah kesehatan.
Sementara roh kita dirancang untuk “mendengarkan Dia”, namun pada kenyataannya, kita tidak selaras dengan-Nya. Kita justru selaras dengan dunia, dikuasai ketakutan, akibatnya meski Tuhan berbicara, kita tidak dapat mendengar-Nya.
“Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.
Matius 13:15 TB
Yesus berbicara tentang kondisi banyak orang. Hati, telinga, dan mata mereka selaras dengan hal-hal lain, yang bukan dari Tuhan. Hati mereka tumpul terhadap Tuhan.
Di sisi lain, Tuhanlah yang ingin menyembuhkan, memberkati serta memberi mereka hidup yang berkelimpahan. Dia berbicara, namun kerap hati kita tidak selaras. Suara Tuhan hilang ditelan bisingnya kehidupan.
Dia yang telah berfirman kepada mereka: ”Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!” Tetapi mereka tidak mau mendengarkan.
Yesaya 28:12 TB
Apa yang Anda ‘makan’: dengar, baca dan direnungkan – menyetel, menyelaraskan dan membuat hati Anda peka terhadap suara Tuhan. Jika Anda tidak mendengar suara-Nya, berarti hati Anda tidak selaras.
-Barry Bennett-
Sejak awal mengenal Tuhan, saya selalu mencari cara agar dapat mendengar suara Tuhan. Berbagai buku tentang cara mendengar Tuhan, dari bermacam-macam penulis, menjadi koleksi.
Saya betul-betul rindu untuk mendengar-Nya.
Bukannya saya tidak bisa sama sekali mendengar-Nya, tetapi On – Off. Kadang bisa, kadang tidak.
Darimana saya tahu klo itu suara Tuhan?
Tiba-tiba saya tergerak memberi kepada seseorang, ternyata jumlahnya pas dengan kebutuhannya. Tentu itu Tuhan. Berulang kali terjadi.
Saat mau post artikel, saya bertanya kepada Roh Kudus, artikel yang mana?
Dari respon pembaca, saya mengamati… Berarti klo yang begini, suara Tuhan. Yang itu, bukan.
Kerinduan hati saya gak hanya sekali-sekali, tetapi terus bisa On dan connect dengan Tuhan. Ini tantangannya.
Mempraktikkan teori-teori dari buku, tidak semudah yang dibayangkan. Bahkan ada yang justru bikin pusing dan makin bingung.
Ketika sekolah di Charis, tanpa disadari saya setiap hari fokus Tuhan. Selain belajar dari pelajaran-pelajarannya yang mengupas Firman, kami dilatih rutin baca Alkitab dan menggalinya sendiri. Belum lagi rutin berdoa dalam roh. Kami meneladani apa yang dilakukan oleh para guru.
Selain itu, baik di Charis maupun di TLW Community tempat saya beribadah, kami terbiasa klo ngumpul dengan teman, yang dibahas dan didiskusikan itu Firman Tuhan. Sambil makan, jalan-jalan bahkan olahraga, semua tentang firnan. Guyonan juga firman…
Lama kelamaan saya menyadari, mendengar suara Tuhan itu menjadi sesuatu yang natural. Karena paham bahasanya, Bahasa Firman, lalu paham kehendak Tuhan, jadi semua bekerjasama selaras.
Jika ada pemahaman yang kurang pas atau salah, karena bergaulnya dengan teman-teman yang paham Firman serta mengejar Tuhan sungguh-sungguh, maka cepat diluruskan.
Selaras dengan Tuhan menjadi mudah…
Kesembuhan terjadi, doa terjawab, terobosan ekonomi tercipta begitu naturalnya di kalangan teman-teman, baik di Charis maupun TLW. Akhirnya kami memutuskan stay di BSD saja. Sadar bahwa Tuhan mengarahkan kami di sini sehingga bisa tumbuh bersama menjadi dewasa rohani.
Mari selaraskan hati kepada Tuhan… Dan menjadi serupa dengan-Nya.
Seek God’s will in everything you do, and He will sbow you the path to take. Proverb 3:6
Carilah kehendak Tuhan dalam segala hal yang Anda lakukan, dan Dia akan menunjukkan jalan yang harus Anda tempuh. Amsal 3:6
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN