Monthly Archives: Aug 2022

Articles

Masih Adakah Malaikat Allah? Yess!!!

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Masih Adakah Malaikat Allah? Yess!!!

Masih ingat P. Hendri Mac Gyver?
Ada cerita baru yang unik. Seperti biasa, P. Hendri idenya banyak. Kali ini dia ingin bikin mesin yang belum ada di Indonesia…. Maklum ‘Mac Gyver’ …

Suatu hari P. Hendri mengajak Bu Rosita, istrinya berburu alat tertentu, yang hanya ada di Cibitung. Bukan peralatan yang siap pakai, tetapi ada tukang yang bisa membuatnya.

Ternyata tidak semudah yang dibayangkannya, rumah si tukang betul-betul di pelosok, hingga mereka tidak mengenali lagi, mereka ada di mana?
Betul-betul desa… Seolah bukan di Jabodetabek lagi.

Saat pulang, hari sudah mulai gelap. Sempat tersesat, Google maps tidak terlalu jelas, ternyata salah arah…
Hujan deras turun, tidak ada lampu jalanan.
Di sana sini air tergenang.
Ketika hendak putar balik, melewati genangan air, lalu terdengar Gludaaak….
P. Hendri turun melihatnya…. Basah kuyup.
Alamaaaakkk….
Ban kiri mobil terperosok masuk ke selokan yang tertutup air.

Panik, galau dan perasaan kacau balau menyelimuti hati mereka berdua.
Daerah sepi, tanpa lampu, tidak ada rumah penduduk….
Siapa yang bisa menolong?
Sambil terus berdoa dalam hati, “Tuhan, tolong….”
Hanya itu yang bisa diucapkan.
Segala upaya diusahakan, mobil bergeming. Kokoh. Tidak bergerak sedikit pun.

Lama… P. Hendri berusaha dengan segala cara, menarik mobilnya keluar. Ada sich tali di mobilnya, tapi butuh mobil lain untuk menariknya.
P. Hendri suka siap sedia, maka selalu menyimpan tali yang ada alatnya untuk menarik mobil lain sedang kesulitan, mogok dsb. Tapi kali ini justru mobil P. Hendri yang butuh bantuan.
Air hujan sangat sangat deras, seolah diguyurkan dari langit…
P. Hendri kelelahan…. Tak tahu apalagi yang harus dilakukannya…

Sinar lampu menyorot dari kejauhan…. Makin lama, makin mendekat…. Harapan menyeruak dalam dada.
Sebuah mobil pick up barang kecil lewat. Segera P. Hendri minta tolong.
P. Haji yang berusia setengah tua, yang mengendarainya, bersedia menolong.
Dua orang pria sepuh bekerjasama, mengerahkan upaya mereka sebisanya.

“Saya beneran galau… Mobil kami fortuner, besar dan berat. Sementara pick up Pak Haji itu seperti mobil Zebra yang kecil. Betul saja… Meski sudah berusaha menarik mobil kami sampai suara pick up meraung, tetap tidak bergerak,” B. Rosita bercerita,
“Tahu gak Yenny, ajaibnya sebuah doa… Tiba-tiba entah darimana, ada motor dengan pengendaranya yang berbadan besar lewat. Tanpa kami minta tolong dan tanpa berkata sepatah kata pun, langsung dia parkir motornya di tengah jalan di tengah guyuran air hujan yang deras, berlari menuju mobil kami, lalu diangkatnya sisi mobil yang terperosok ke selokan.
Dengan bantuan pria muda tadi, mobil Pak Haji mampu menarik mobil kami keluar dari selokan.

Setelah mengangkat mobil, tanpa berkata apa pun, pria muda itu bergegas setengah berlari menuju motornya. Sampai Ko Henri berlari-lari mengejar mengucapkan terimakasih dan memberikan love gift. Anak muda itu betul-betul tulus menolong tanpa mengharapkan apa pun… Bahkan menengok pun tidak. Sudah mengangkat mobil, langsung lari…. Mungkin karena hujan memang deras sekali.

Demikian pula dengan Pak Haji, begitu selesai menarik mobil kami, segera bersiap pergi. Hingga P. Hendri mesti berlari-lari, mengejar sang pemuda lalu segera berbalik mengejar Pak Haji, mengucapkan terimakasih dengan love giftnya. Awalnya P. Haji menolaknya, hingga Ko Hendri ‘memaksa’ agar bersedia menerimanya. Mereka begitu tulusnya menolong kami…

Ajaibnya, mobil kami yang terperosok itu tidak ada cacat sedikit pun, karena persis terduduk diatas bumper besi depan, seperti sengaja diletakkan pas di atas lubang tsb.
Yang cacat justru besi bumper tsb karena bekas benturan sewaktu terperosok
Luar biasa….

Tuhan betul-betul mengirimkan malaikat-malaikat-Nya. Bayangkan kalau tidak ada mereka, Ko Hendri sudah berusia 70 tahun, kami terjebak di tengah hujan lebat di tempat antah berantah. Bisa apa coba? Tetapi Tuhan senantiasa menyertai dan tidak pernah terlambat!”

Terimakasih Pak Haji dan Terima kasih Mas pengendara motor…

Wow…. Sungguh terpukau mendengarnya….


Karena berberapa bulan tidak bertemu B. Rosita, meski kami bertetangga, cerita pun berlanjut.

Suatu hari P. Hendri dan B. Rosita ke Ace Hardware di QBIG, Tangerang.
Ketika sedang memilih berbagai barang, B. Rosita ingin ke toilet.
Nach di toilet ada tempat tissue, B. Rosita meletakkan HPnya di atas tempat tissue. Samsung Flip Z terbaru seharga 15 jutaan waktu beli.
Saat keluar, dilihatnya seorang gadis muda cantik yang masuk ke toilet setelahnya.

Belanja berbagai barang, tentu membutuhkan waktu cukup lama. Setidaknya 2 jam lebih sudah berlalu.
Tiba waktu untuk membayar belanjaan.
B. Rosita baru sadar, koq HPnya tidak ada.
Blank….
Gak ingat sama sekali ada di mana.
Dicoba untuk ditelpon, masih berdering. Berarti tidak dicuri orang.
Akhirnya, putus asa. P. Hendri mengajak B. Rosita pulang.
Mereka sudah masuk mobil, mulai jalan keluar… Tiba-tiba B. Rosita teringat, siapa tahu tertinggal di toilet.

“Sudah percuma. Kalau pun tertinggal, pasti sudah diambil orang. HP itu kesukaan pencuri. Apalagi ini HP mahal,” kata P. Hendri.

B. Rosita bersikukuh cek toilet.
Ketika sampai di toilet, ada sepasang suami sedang mengganti diaper bayinya di washtafel.

Segera B. Rosita masuk ke toilet, dan HP-nya masih berada di tempat semula, hanya sedikit bergeser mungkin karena disetel pada suara dering plus getar.

Sungguh suatu mujizat jika HP mahal yang tidak ada pemiliknya, di toilet umum, sejak tadi keluar masuk orang ke sana dan tidak hilang.
Selama B. Rosita menelepon, tentunya pasangan suami istri itu pun mendengar suara telepon B. Rosita yang berbunyi keras.

“Seolah Tuhan buat mata orang-orang ‘buta’ tidak melihat, dan telinga mereka dibuat ‘tuli’ sehingga dering telepon saya yang disetel maximum, tidak menarik perhatian mereka. Allah sungguh baik, senantiasa melindungi. Benar-benar tidak ada yang mustahil bagi Allah. HP murah saja biasa ketinggalan, hilang. Ini HP mahal, aman sentosa. Jika bukan Tuhan yang melindungi, semua sia-sia…., ” B. Rosita mengungkapkan syukurnya.

Kesaksian akan kebaikan Tuhan senantiasa menyejukkan hati.
Membuat hati merasa aman.
Tuhan senantiasa menyertai dan ada perbedaan bagi orang-orang yang hatinya sungguh-sungguh berpaut kepada-Nya.

Without faith, nothing is possible. With it, nothing is impossible.- Mary MacLeod Bethune.

Tanpa iman, tidak ada yang mungkin. Dengan Iman, tidak ada yang tidak mungkin.- Mary MacLeod Bethune.

YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Menjadi Orang Percaya Yang Hidup Seimbang Yuk…

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Menjadi Orang Percaya Yang Hidup Seimbang Yuk…

Masih ada teman-teman kristen yang hidupnya tidak seimbang. Seorang teman begitu fokusnya pada kehidupan rohaninya, sehingga tidak mengurus kehidupan jiwa dan tubuhnya. Bisnis tidak dikelolanya dengan baik. Berulang kali terjepit, lalu Tuhan memberinya mujizat.
Repotnya, justru mujizat ini dianggapnya bahwa dia rohani sekali, berada di jalur yang benar sehingga mujizat terjadi.

Ini mindset yang salah!
Mujizat dilakukan Tuhan, KARENA TERPAKSA, demi menolong anak-anak-Nya yang belum bisa menghidupi Hukum Kerajaan Allah.
Yang Tuhan inginkan, agar anak-anak Tuhan hidup di dalam berkat. Apa pun yang kita butuhkan tersedia, karena kita menghidupi prinsip-prinsip Hukum Kerajaan Allah
.
Berbisnis dan hidup sesuai jalur yang benar.

Apa bedanya berbisnis dengan menjadikan Tuhan, Pemimpin yang sejati- dengan yang tidak?
Jika kita berusaha dengan upaya 10, maka secara natural kita menerima 12, karena ada laba 2. Ini terjadi jika kita berbisnis dengan mengandalkan kekuatan sendiri.
Ketika kita mengandalkan Tuhan, bekerjasama dengan-Nya, maka usaha kita 10, jika kita menghidupi hukum-hukum-Nya dilipatgandakan Tuhan 30, 60 atau 100x lipat.
Nach perbandingannya, dengan usaha sendiri, yang didapat 12, bekerjasama dengan Tuhan, jika dilipatgandakan 30x saja = 10 x 30 = 300.
Dahsyat bukan?

Perhatikan, 300 ini dicapai jika kita menjalankan bisnis sesuai prinsip firman Tuhan atau Hukum Kerajaan Allah.
Tetap bekerja dan mengikuti aturan bisnis lho!

Di alam natural, kita paham, klo mau panen mangga ya harus menanam dulu biji atau cangkokkan pohon mangga.
Tidak bisa gak menanam apa pun, lalu sekedar berdoa, minta panen mangga.
Tapi ketika berhubungan dengan Tuhan, sebagian orang bersikap demikian. Mindsetnya, klo sama Tuhan, sesama orang kristen, semua wajib gratis.

Ada orang-orang kristen yang hanya fokus pada yang rohani, bisnis Tidak Dijalankan sesuai aturan yang berlaku dalam dunia bisnis mau pun Firman Tuhan. Tidak heran bisnisnya gagal atau stagnan.
Contoh:
Jatuh tempo hutang, harus bayar. Amsal 12:22
Jaga nama baik. Amsal 22:1
Berdagang dengan cara jujur dan benar. Amsal 11:1 & 20:10
Sebelum melakukan sesuatu, dipertimbangkan. Lukas 14:28

Yang belum baca, bisa KLIK:
https://yennyindra.com/2022/08/apa-yang-paling-berharga-dalam-hidupmu/

Manusia terdiri dari roh, jiwa dan tubuh.
Artinya, tidak hanya yang rohani yang dibangun tetapi jiwa dan tubuh juga.
Jiwa artinya kita harus terus menambah pengetahuan. Bahkan untuk pemahaman yang rohani pun ketika sekolah di Charis, banyak pewahyuan baru dibukakan. Ternyata belajar sendiri saja tidak cukup.
Level 3 di Charis, kami belajar leadership, bagaimana menerapkan firman Tuhan dalam kehidupan yang nyata. Di market place. Semua perlu dipelajari… Tidak secara otomatis kita kuasai hanya dengan berdoa semata.

Lalu trend dunia berubah. Cara berbisnis, beriklan, bersosialisasi, berubah. Jaman internet dan sosmed. Kita harus belajar juga bagaimana memanfaatkannya untuk berbisnis, pelayanan dan hal-hal lainnya secara positif.
Belajar pula bagaimana membangun hubungan dll.

Melibatkan Tuhan juga? Iya dong…. Wajib.
Sadarkah kita, ketika membaca Alkitab disertai Roh Kudus, maka pewahyuannya up to date untuk abad ke 20?
Tuhan membimbing, agar kita belajar pada orang yang tepat, pelajaran yang tepat pula serta menyediakan orang-orang yang tepat untuk menolong kita.
Tuhan yang meluruskan jalan kita.

“Tanpa Tuhan, manusia tidak bisa membedakan yang baik dan yang jahat,” ujar P. Irwan, dirut Charis.

Ada jalan yang disangka lurus tetapi ujungnya menuju maut. Siapa yang tahu mana jalan yang beneran lurus? Tuhan. Dia Allah yang dapat melihat jauh ke masa depan.

Tubuh juga mesti dipelihara. Kita perlu merawat tubuh dengan baik.
Tidak sedikit teman-teman yang mendapat kesembuhan, tetapi karena tetap meneruskan gaya hidup yang lama, akhirnya sakit lagi.

“Harta kehidupan ada 6 macam,kita tidak boleh hanya fokus pada salah satu harta yang kita miliki.
Bangun harta rohani terlebih dahulu,sebelum membangun Harta lainnya.

Harta ada 6 macam
Harta Rohani : bagaimana hubungan dengan Tuhan dan menerapkan ajaranNya dalam kehidupan kita.
Harta Jiwani : menambah pengetahuan atau segala kebutuhan jiwa untuk menambah kopentensi.
Harta Tubuh : menjaga tubuh kita tetap sehat.
Harta Keluarga : memberikan waktu untuk membangun bersama keluarga.
Harta Duniawi : kebutuhan akan materi untuk hidup seperti uang dan aset-aset material, wajib dikelola dengan bijak.
Harta Hubungan : membangun relationship dengan sesama,” demikian Siuling sahabat saya menjelaskan.

Gak bisa hanya fokus yang rohani, tetapi yang jiwa dan tubuh juga harus dipelihara bersama dengan Tuhan. Biarkan Tuhan yang menjadi Boss dari semuanya.


Anugerah alias Grace juga wajib seimbang.
Grace dan Faith mesti seimbang.
Ada Anugerah yang gratis dari Tuhan, tetapi harus direspon dengan Faith. Iman.
Tidak terjadi secara otomatis.
Dalam setiap aspek kehidupan juga demikian. Ada bagian Tuhan dan ada bagian manusia.

Saya suka sekali dengan pelajaran praktis, yang pernah saya dengar bertahun-tahun yang lalu.
Ketika Anda menikah, saat itu juga mulailah cari tahu berapa biaya persalinan dan sekolah Taman Kanak-Kanak (TK), lalu hitunglah plus inflasi pertahun dan mulailah menabung.
Sehingga saat istrimu hendak melahirkan atau anakmu akan masuk TK, tidak perlu gedor-gedor pintu surga, meminta mujizat.
Tabungannya sudah cukup, sehingga hidup jauh lebih nyaman.

Hidup kita itu konon Alkitab yang terbuka.
Jika kita bisa mengatur kehidupan dengan baik, itulah demonstrasi kebaikan Tuhan melalui kehidupan kita. Jadilah bijak!


“Ternyata Tante Siuling gak Tuhan-Tuhan-an saja, tetapi mengelola bisnis dengan disiplin,” ujar seorang pemuda memuji Siuling, sahabat saya.

Siuling pribadi yang on-time, teratur, mampu memanage keuangan, bisnis serta segala sesuatu dengan baik. Di samping itu dia juga tekun mengejar kebenaran Tuhan dan menghidupinya.
Orang-orang di sekelilingnya, bisa merasakan wibawa Allah yang menyertainya. Respek dan didengar. Berbisnis dengan baik. Menjadi teladan yang nyata. Menjawab kebutuhan dan menjadi solusi bagi orang-orang yang dilayaninya.
Bukankah setiap orang hendaknya demikian?

Karena punya pabrik, beberapa kenalan baru mendekati ingin jadi distributor.
Awal saat berkenalan, menceritakan bisnisnya sedemikian memukau. Jalur distribusinya oke sekali, pegang produk-produk terkenal pula.

“Oh, teman ini ingin buka divisi baru rupanya… Divisi tangki air dan pipa pvc,” pikir saya.

Menjadi distributor tentu perlu menyediakan modal tersendiri, staf khusus, gudang dan armada. Barang-barang produk kami volumenya cukup besar, butuh tempat yang cukup. Namun saat sungguh-sungguh negosiasi, ketahuanlah bahwa maunya jadi distributor tetapi kemampuannya hanya sekedar makelar. Semua persyaratan sebagai distributor belum ada dan belum siap mengadakannya. Yang lebih repot lagi, setiap pembicaraan dikemas dengan bahasa yang super-rohani dan kristiani.

Karena sama-sama Kristen, ada teman yang saat berhutang, justru minta pembayaran diperpanjang. Klo bisa mintanya harga cash, tapi tempo sepanjang-panjangnya.
Gak paham logikanya bagaimana?

Sebagian anak-anak Tuhan tidak paham hal ini, sedangkan orang-orang dunia justru sudah mengerti. Ini sesuatu yang sudah sewajarnya di dunia bisnis.

Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang. Lukas 16:8 TB


Dalam pelayanan, saya berprinsip itulah kesempatan saya sedikit mengembalikan kebaikan Tuhan. Dia sangat-sangat baik. Sebagai ucapan syukur. Semua gratis. Free.
Persembahan saya untuk Tuhan.
Tetapi saat berbisnis, mari kita berbisnis dengan cara yang benar juga. Ini sawah ladang di mana melaluinya, Tuhan mencurahkan berkat-Nya sehingga saya punya dana extra, benih yang bisa ditabur untuk pelayanan.
Jangan dicampur aduk.
Bisnis ya bisnis. Pakai aturan bisnis.
Pelayanan ya pelayanan. Pakai aturan pelayanan.

Mari kita hidup sebagai orang kristen yang seimbang dan memiliki batasan alias boundaries yang jelas.

“Boundaries define us. They define what is me and what is not me. A boundary shows me where i end and someone else begins, leading me to a sense of ownership. Knowing what I am to own and take responsibility for gives me freedom. – Dr. Henry Cloud.

Batasan (boundaries) mendefinisikan kita. Batasan itu mendefinisikan apa yang memang saya (hak dan kewajiban saya) dan mana yang bukan saya. Sebuah batasan menunjukkan kepada saya di mana saya berakhir dan orang lain memulai, membawa saya kepada rasa memiliki. Mengetahui dengan pasti, apa yang harus saya miliki dan apa tanggung jawab yang mengikutinya, sehingga memberi saya kebebasan. – Dr. Henry Cloud.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

gospeltruth’scakes

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Apakah Sepatu Anda Melekat Ke Bumi?

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Apakah Sepatu Anda Melekat Ke Bumi?

Bukannya langit yang terlalu tinggi, tetapi sepatu yang melekat ke bumi – Prasetya M. Brata.

Mak Jleb…

Ada seorang teman yang sudah almarhum kerap saya godain. Dari lahir hingga kuliah, lalu menikah, hingga meninggal dunia tidak pernah tinggal di luar Surabaya. Beneran terjadi demikian.
Ada juga teman di Solo yang serupa. Bahkan dengan bangga berujar, tidak ada tempat di dunia yang lebih enak daripada Solo. Bahkan di Amerika pun gak seenak Solo, katanya.

Salah satu hal yang paling saya syukuri dalam hidup ini, hidup saya penuh warna. Tidak membosankan….
Mengalami tinggal di berbagai kota dengan berbagai serba-serbinya.
Kebumen, Semarang, Jogja, Solo, Surabaya, Jakarta.
Setiap kota, baik besar mau pun kecil, punya ciri khas masing-masing dan keunikan yang berbeda.
Hhhm… Tentu saja kulinernya penuh variasi pula… Jadi ingat sohib saya, Imam, yg paalllliiiing hobi makan…

Belum lagi pengalaman dengan P. Indra melanglang buana ke berbagai negara di dunia… Untungnya P. Indra pribadi yang berani. Berulang kali kami mengunjungi negara yang baru pertama kali didatangi, turun airport, sewa mobil dan explore negara tersebut bermodalkan GPS.
Seru… Kesasar, mesti menyesuaikan diri, berpikir bak main puzzle dan yang paling saya sukai, punya pengalaman mengandalkan Tuhan 100%. Lha gak ada yang dikenal di negara itu, jadi beneran hanya bergantung kepada Tuhan.
Kecopetan pernah, hp ketinggalan beberapa kali… Tuhan beneran nyata, bisa kembali padahal di negara itu terkenal copetnya ganas.
Ban meletus pernah juga. Terjebak di padang gurun. Allah nyata dan hadir dengan pertolongan-Nya yang secara pikiran manusia itu mustahil.

Saya kerap berkata, “Pertolongan Tuhan itu caranya beneran gak masuk akal… Sungguh memukau dan pengalaman-pengalaman ini mengajarkan saya untuk tetap berharap meski secara kasat mata gak ada jalan.”

“Bu Yenny, kalau Tuhan masuk akal, nanti banyak yang mengakali Tuhan….,” komentar P. Adam. Wkwkwk…

Hahaha….. Iya betul, P. Adam. Manusia itu paling pintar mengakali. Ada aturan, langsung dicari jalan untuk mengakalinya. Klo bisa dicari celah, yang tidak benar-benar melanggar, tetapi menguntungkannya. Abu-abu, salah gak tapi benar juga gak.
Sampai lumrah ungkapan, ‘Maling lebih pintar dari polisinya.’
Ada saja akal cerdiknya…
Program secanggih apa pun, hacker bisa mengakali. Bahkan Amerika yang negara adidaya saja kecolongan.

Kami yakin, karena berani pindah kota maka jalan untuk maju kian terbuka.
Ketika Tuhan membukakan pintu kesempatan, kami tidak takut melangkah…. Tangkap!

Quotes Bpk. Haji Prasetya M. Brata, beliau baru pulang menunaikan ibadah Haji bulan lalu, bersama Bu Hajah Uti Brata:
Bukannya langit yang terlalu tinggi, tetapi sepatu yang melekat ke bumi.

Bukannya Tuhan tidak memberikan kesempatan atau menjawab doa, namun kerapkali kita yang ‘memaksa’ Tuhan, menjawab doa sesuai keinginan kita.
Cara Allah tidak demikian…. Kita yang mesti mengikuti Dia, menyesuaikan dengan cara-Nya langkah demi langkah.
Ke mana Tuhan menuntun, ya… Kita melangkah.

“Tapi saya gak bisa melihat apa yang ada di depan, Bu Yenny…”

“Idem. Saya juga gak tau apa yang ada di masa depan. Tetapi Allah tahu. Tuhan membimbing kita langkah demi langkah, tidak sekaligus, tetapi langkah demi langkah. Dan setiap langkah merupakan suatu mujizat. Itulah artinya berjalan dalam iman. Kita mungkin tidak tahu akan ke mana? Tetapi yang penting kita tahu, berjalan bersama siapa? Allah!”


Marga de Quelyu, seorang motivator mengungkapkan, “Orang yang tidak melangkah maju, dan tetap berada pada tempat yang sama, adalah orang yang sudah mati sebelum mati secara fisik. Belum mati beneran. Orang seperti ini , adalah orang yang menyia-nyiakan seluruh anugerah kehidupan yang secara ajaib dikaruniai oleh Sang Pencipta.”

Setiap kita lahir dengan membawa visi, tujuan dari Tuhan yang harus kita laksanakan. Peran kita tak tergantikan, kata Wolfgang Von Goethe, filsuf Germany yang terkenal.

Namun jika kita enggan dan menolaknya, tentu dengan cara-Nya yang ajaib, Allah mampu memilih orang lain untuk menuntaskan tugas kita, dengan cara yang berbeda.
Ketika Raja Saul tidak taat, Tuhan memilih Raja Daud.

Uniknya, Tuhan tidak membutuhkan kepintaran, kemampuan dan hebatnya kita. Dia hanya menginginkan kesediaan kita.
Lalu ijinkan Allah yang berkarya melalui kita.
Sehingga kita tidak bisa menyombongkan diri, bahwa ini pencapaian kita, melainkan sadar sesadar-sadarnya, ini karya Allah yang dahsyat!

Kerap muncul ketakutan, bagaimana jika kita dibawa ke tempat yang tidak kita sukai?

Yang paling ditakutkan oleh orang-orang Amerika, jika mereka menyerahkan hidup kepada Tuhan adalah dikirim ke Afrika. Negara yang sekian tahun lalu, primitif dan terbelakang.
Demikian Henry T Blackaby bercerita dalam bukunya.

Seorang teman Henry, betul-betul dikirim Tuhan ke Afrika.
Oh….
Beberapa tahun kemudian, teman ini berlibur pulang ke New York City.
Ternyata teman ini merasa tidak kerasan dengan kehidupan New York yang serba terburu-buru, macet dan bising. Stress dan melelahkan.
Justru dia dan keluarga ingin segera kembali ke Afrika. Mereka merindukan waktu dan gaya hidup Afrika yang santai dan tidak terburu-buru.
Ternyata, apa yang dirancang oleh Tuhan adalah yang terbaik, yang paling disukai dan paling pas untuk mereka.

Pelajarannya, jangan pernah takut mentaati Allah. Apa pun pilihan Allah, itu yang terbaik dan yang paling kita sukai meski mungkin saja pada awalnya kita tidak menganggap demikian. Allah lebih mengenal diri kita daripada kita sendiri.
Percayalah!

Siap praktik?

You created your own limit. Learn to break them.

Anda yang membuat batasan Anda sendiri. Belajarlah untuk menghancurkannya.

YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Wow..Ternyata Iman Kita Bisa Menyembuhkan Orang Lain!

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Wow..Ternyata Iman Kita Bisa Menyembuhkan Orang Lain!

Banyak penderita sakit yang mendapatkan diri mereka berada di dalam ketidakberdayaan. Orang-orang percaya mencoba memotivasi, supaya iman mereka meningkat dan disembuhkan, di sisi lain, orang-orang yang tidak percaya hanya berharap kepada bantuan medis saja.
Bagaimana jika kita mengubah mindset, memandang kesembuhan sebagai ekspresi kebaikan Tuhan, sedangkan sebagai Tubuh Kristus, kita dapat memberikan anugerah kesembuhan bagi si penderita sakit?

“Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.”
Matius 10:8 TB

Kelahiran baru merupakan transaksi spiritual. Karenanya, dibutuhkan iman pribadi.
Sedangkan kesembuhan merupakan transaksi fisik. Kesembuhan bisa diberikan sebagai anugerah kasih melalui iman orang lain, kepada tubuh si penderita sakit.

Wow…. Sungguh pemahaman baru yang diajarkan oleh Barry Bennett yang semula tidak pernah terpikirkan.
Dengan demikian, sebagai Tubuh Kristus, kita tidak hanya menguatkan, tetapi bisa bersepakat dalam iman, agar anugerah kesembuhan dapat diterima dan direalisasikan pada tubuh saudara kita yang sakit.

Ayat pendukungnya mana?
Karena dosa seluruh dunia telah diselesaikan di kayu salib, maka ada pembenaran hidup bagi semua orang (Rm. 5:16-17), dan Allah tidak memperhitungkan dosa kepada kita (2 Kor. 5:19). Karena dosa tidak menghalangi (1 Yohanes 2:2), maka Anugerah Kesembuhan Tersedia Bagi SEMUA ORANG.
Itu merupakan ekspresi kebaikan Tuhan.

Dahsyat!!!

Percaya kepada kebenaran adalah tindakan iman pribadi. Menerima kesembuhan bisa merupakan tindakan iman pribadi, Pemberian Melalui Iman Orang Lain, atau melalui kebaikan Tuhan semata, bukankah Tuhan menurunkan hujan-Nya atas orang benar dan orang tidak benar?

Petrus memiliki iman untuk orang lumpuh dalam Kisah Para Rasul 3.
Sang Perwira itu memiliki iman untuk hambanya.
Ibu non-Yahudi, seorang Kanaan, memiliki iman untuk putrinya yang tersiksa karena ulah setan.
Yairus memiliki iman untuk putrinya.
Dalam setiap kasus ini, iman orang lainlah yang membawa anugerah kesembuhan bagi orang yang sakit dan menderita.

Dengan cara yang sama, iman kita juga bisa menyembuhkan penyakit orang lain.

Yesus berbelas kasihan kepada banyak orang dan menyembuhkan mereka yang sakit (Mat. 14:14).
Bahkan Yesus menyembuhkan tanpa syarat. Tidak pernah mengurus dosanya atau memberikan syarat-syarat tertentu.
“Jangan berbuat dosa lagi…,” demikian pesan-Nya setelah sembuh.

Yesus memiliki belas kasihan pada seorang janda yang membawa putranya yang telah meninggal dalam perjalanan ke kuburan. Baik ibu maupun anak yang meninggal itu, tidak memiliki iman. Kebaikan Allah melalui iman Yesuslah yang membangkitkan dia dari kematian.

Daripada menempatkan orang yang sedang sakit dan menderita di bawah tekanan dan beban, untuk meningkatkan imannya agar kesembuhan mereka tercipta, kita bisa menjadi saluran bejana kasih Tuhan, yang membawa kesembuhan bagi mereka. Tuhan itu baik.

Praktik yuk…..

You can have Impact wherever you Go – Charis

Anda bisa memberikan Dampak ke mana pun Anda pergi – Charis

Sumber: A Gift of Healing – Barry Bennet.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

gospeltruth’scakes

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

The End Of Yourself

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

The End Of Yourself

23 tahun lalu saya mengenal Siuling di Joga dan cocok. Kami bersahabat. Ternyata kami kuliah di Universitas yang sama, hanya beda jurusan.
Persahabatan panjang, meski dalam keseharian kami jarang berkomunikasi tetapi jika saya ke Jogja atau Siuling ke Surabaya, kami ketemuan.

Sama-sama haus dan lapar untuk mengenal Tuhan, kami mengejar pengenalan dengan cara masing-masing. Siuling belajar di Kingdom Business Community, sementara saya sekolah di Charis.

Saya ke Jogja, seperti biasa kami berjumpa. Berbagi cerita pengalaman masing-masing. Siuling sebagai cancer survivor, melayani di komunitas kanker. Memotivasi, menguatkan dan melayani para penderita kanker. Mendampingi mereka melalui saat-saat berat terutama setelah kemoterapi dan di akhir masa hidup mereka.

Salah satunya, Siuling melayani almarhumah Wiwik. Hingga kakak Wiwik, Yani berujar, Wiwik bisa bertahan hidup sekian lama karena ada Siuling yang setia mendampingi dan menguatkan hingga akhir hidupnya.
Awalnya Wiwik sangat pesimis, berkat pelayanan Siuling, Wiwik bersemangat bahkan bisa melayani para penderita kanker lainnya. Dia merasa hidupnya bermakna, pulang ke surga dengan siap dan tegar.

“Tuhan beri pelayanan ini buat kamu Ling. Aku gak bisa melayani seperti kamu. Tugas kita berbeda,” ujar saya,
“Terus maju dan tegar, fokus dengan tugas yang Tuhan berikan. Jangan sampai pandangan kita teralihkan oleh masalah-masalah kecil di sepanjang jalan… Itu siasat iblis yang mencoba melemahkan kamu. Pandang Tuhan dan lakukan pelayanan dengan bergantung sepenuh hati kepada-Nya. Menentukan batasan alias boundaries dalam hidup memang penting. Dr. Henry Cloud menegaskan, boundaries yang jelas membuat apa yang kita kerjakan terarah, fokus, jelas, dan tentunya, hasil lebih maksimal.”

Dari berbagai cerita dan pengalaman tokoh-tokoh yang kami kagumi, idolakan serta menjadi panutan di masa lalu, ternyata banyak diantaranya yang tidak seperti kami harapkan.
Ada yang menendang rekannya demi jabatan, menyingkirkan rekan yang sama-sama merintis di awal pelayanan dsb. Tidak ada bedanya dengan kongsi di perusahaan. Pecah kongsi.
Kerap orang yang rohani dan pengajarannya sedemikian memukau dan mempersona, ternyata tidak terlalu berbeda dengan orang-orang dunia.
Dalam keadaan terjepit, secara manusia, selama ini sudah memperlakukan, memuja serta melayani sang tokoh dengan sangat-sangat baik, tentu berharap sang tokoh akan menjadi kawan yang setia.
Ternyata tidak!

Kekecewaan demi kekecewaan terjadi, tidak sedikit teman-teman lalu menjauhi Tuhan.
Lho manusianya yang salah, gak setia, koq jadi Tuhan yang dimusuhi?

Masih banyak teman-teman yang belum bisa membedakan antara pelayan Tuhan dengan Tuhan. Orang yang melayani Tuhan itu manusia biasa sama seperti kita yang masih dalam proses belajar. Mereka juga masih mengalami jatuh bangun yang sama. Salah kita sendiri yang menganggap mereka seperti malaikat, memuja bahkan meletakkan harapan kepada mereka

Hahaha… Hingga kini masih banyak teman-teman yang menganggap jabatan Pendeta itu kastanya lebih tinggi daripada jemaat biasa.
Doanya dianggap lebih Jos, sampai dikejar habis-habisan. Klo belum didoakan oleh sang pendeta, belum mantap. Tidak heran, jika sang pendeta diperlakukan secara istimewa, bak pejabat tinggi. Bahkan masih ada yang mati-matian bersaing dengan temannya demi menjadi ‘orang terdekat’ sang pendeta. Dilayani sedemikian rupa, hingga saya kerap bercanda dengan teman-teman Charis, pendeta top itu beda tipis dengan artis top. Dikejar, dikagumi dan diperlakukan nyaris ga ada bedanya.

“Habis manis, sepah dibuang,” itu memang karakter manusia pada umumnya.
Banyak juga yang menyandang jabatan keren, bergengsi dan rohani, ternyata lahir baru pun belum. Mereka hanya berubah status saja. Dulu gak kenal Tuhan sekarang KTP Kristen. Tapi Tuhan hanya dijadikan stempel semata, bukan BOSS atas hidupnya.
Koq tahu?
Dari buah kehidupannya, kita menilai seseorang, BUKAN dari jabatannya yang keren.

Btw… Saya ngerti teorinya, tapi berulang kali terjerumus juga. Kerap terpesona dengan jabatan keren dari gereja top. Akhirnya, kecewa. Sadar… Mestinya sudah ngerti prinsipnya.

Padahal, Tuhan sudah mengingatkan, ”Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!
Mengandalkan orang lain mau pun mengandalkan diri sendiri, sama buruknya di hadapan Tuhan.

Di Charis, kami diajar membangun hubungan langsung dengan Tuhan. Tidak berharap kepada manusia. Pewahyuan Tuhan untuk tokoh – tokoh mendunia seperti Andrew Wommack, sama koq dengan pewahyuan untuk kita semua.
Karena Allah tidak memandang muka atau pilih kasih. Asalkan kita juga sungguh-sungguh menyediakan hati dan waktu untuk membangun hubungan yang benar dengan Tuhan melalui doa dan firman-Nya.

“Tapi jangan mundur karenanya Ling…. Justru kita yang mesti berbeda. Yuk beneran menghidupi kebenaran Tuhan agar bisa menjadi duta Allah di dunia ini. Kalau bukan kita, lalu siapa lagi? Itu yang harus kita pertanggungjawabkan saat berjumpa dengan Tuhan di surga kelak. Ini urusan kita pribadi dengan Tuhan. Bukan pandangan manusia.”

Kami pun sepakat mengikuti Tuhan dengan menjaga motivasi kami jujur, setia, dilandasi kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas. Kami tidak mengejar jabatan. Kepemimpinan itu pengaruh, bukan status atau jabatan. Kami wajib menampilkan Allah melalui hidup kita.
Inilah nilai-nilai yang mesti kami kejar dan hidupi.

Jangan pernah memanfaatkan orang lain, apalagi mengambil keuntungan demi kepentingan diri sendiri. Berharap kepada Tuhan saja karena Tuhanlah Sumber Berkat kita yang sejati. Kami memperbaharui lagi komitmen dalam melayani Tuhan.

“Yen, masih sibuk beli Branded Bags?”

“Gak tuh. Aku gak peduli pakai apa, Pede karena ada Allah yang tinggal dalam rohku. Lebih penting itu. Fokusku terakhir ke situ. Aku kan menampilkan Allah. Klo beneran hubunganku dengan Tuhan sesuai jalurnya, seharusnya ada wibawa Allah yang terpancar. Aku termasuk yang percaya, bahwa penyertaan Allah itu kasat mata koq. Temanku, P. Dolfi, setiap butuh parkir, koq ya… Pas ada parkir premium yang kosong. Buahnya kelihatan nyata, orang di sekeliling bisa melihat dan merasakannya.

Klo tiba-tiba aku emosian, aku sadar, pasti hubunganku dengan Tuhan gak beres. Karena yang sabar, mulia, adil, manis, lembut, yang sedap didengar dan penuh pengendalian diri itu, Tuhan. Klo aku jadi wadah yang taat, membiarkan Tuhan sepenuhnya mengalir melalui aku, maka jadilah aku yang manis. Sebaliknya, klo akunya yang dominan, yo balik ke Yenny yang dulu… yang gak sabaran. Kuncinya di situ. It’s all about God, not me.”

“Klo kamu bisa nyaman tanpa embel-embel yang dari luar, artinya kamu sudah selesai dengan dirimu. Tiba pada End of Yourself. Fokus kita pada Tuhan dan menjadi duta Allah di dunia ini.”

Mak Jleb…..

“Wow…. Bener ya itu yang mesti kita hidupi. Aku gak pernah memikirkan soal the end of myself…. Wajib kita kejar kualitasnya. Tidak sibuk dengan asesoris yang diluar tetapi mengejar nilai-nilai yang kekal, yang hakiki, tidak lekang oleh waktu. Bukan sibuk pada diri sendiri, tetapi fokus pada Allah. Aku catat itu Ling.”

Pembicaraan selama 5 jam dengan sahabat yang satu visi, sehati, sama-sama mengejar Tuhan, meski dari jalur yang berbeda, dengan cara yang berbeda, – sungguh membangun. Kami saling menguatkan dan dikuatkan. Bersama-sama meluruskan tujuan, agar tiba di tujuan bersama pula.

Tidak banyak yang seberuntung saya, bisa sekolah, memiliki komunitas yang membangun serta positif, bahkan di berbagai kota pun memiliki teman-teman sevisi dan saling membangun…
Sungguh berkelimpahan hidup saya…
Praise The Lord!

Run your business in harmony with God’slaws. This will keep you on an ethical footing. Seek to please God in everything you do. – David Green.

Jalankan urusan Anda selaras dengan Hukum Tuhan. Ini membuat Anda tetap berdiri di atas pijakan yang etis. Berusahalah menyenangkan hati Tuhan dalam segala hal yang Anda lakukan. – David Green.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

gospeltruth’scakes

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
1 2 3 5