Masalah: Berkat Atau Kutuk?
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Masalah: Berkat Atau Kutuk?
Siapa menyukai
masalah? Ayoo tunjuk jari!
Segera saya melipat tangan dan menyembunyikannya!
Saya tidak suka masalah.
Saya suka hidup damai tenang dan tenteram. 🙂 🙂
Apa yang paling saya sukai?
Membaca atau menulis, sambil sesekali memandang rumput hijau di taman kesayangan di rumah kami. Empat ayam Serama berlarian kian kemari… Pamer kokoknya, dan dari pohon mangga, Si Beo tidak mau kalah, ikutan berkokok…
Sementara puluhan burung gereja dengan penuh sukacita menikmati ceceran makanan ayam di sela-sela rumput menghijau…
Betapa menyenangkan hidup para binatang cantik itu… Tanpa masalah!
“Nobody likes hard times, but it’s the unpleasant experiences that are often the catalysts to build the character required for our Destiny.” – T. D. Jakes
“Tidak ada yang menyukai masa-masa sulit, tetapi pengalaman yang tidak menyenangkan sering kali menjadi katalis untuk membangun karakter yang dibutuhkan untuk mencapai Takdir kita.” – T.D.Jakes
Hidup kita tidak seperti itu. Masalah kerap datang tanpa diundang. Nach hebatnya, masalah bagi Allah bukanlah persoalan yang perlu dibuat stres.
Tuhan tahu cara menyelesaikannya dengan mudah.
In a split second, dalam sekejap, semua berubah. Selesai!
Kalau kita mengikuti cara Tuhan menyelesaikannya… Dengan God’s way…
Yang sering terjadi, kita begitu sibuk mencoba menyelesaikannya dengan ‘my way’, cara kita sendiri, sehingga membuat masalah jadi makin runyam.
Dalam pandangan Allah, masalah justru alat untuk mempromosikan kita. Ketika kita berhasil melewati dan memenangkannya, itu justru menjadi sarana untuk kita naik ke tempat yang tinggi, yang tidak bisa kita capai tanpa adanya badai yg menerpa. Badai itu justru sarana untuk menerbangkan kita menuju puncak yang tinggi.
Tanpa ada Goliat, Daud akan jadi penggembala domba yang tidak dikenal orang. Ternyata Goliat ada, menjadi sarana untuk mempromosikan Daud hingga menjadi raja.
Memang tidak semulus itu… Daud mengalami berbagai permasalahan, dikejar-kejar Saul yang iri dan ingin membunuhnya. Justru di dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup itulah, Daud memiliki kesempatan menunjukkan karakternya yang menghormati Allah dengan cara menghormati Saul, orang yang diurapi-Nya.
Meski saat itu, pergantian pemerintahan biasa dilakukan dengan membunuh raja sebelumnya, tetapi Daud menolak menggunakan cara itu.
Daud memilih mempercayakan pada waktunya Tuhan dan membiarkan Tuhan yang mengangkatnya menjadi raja, sesuai dengan waktu Tuhan. Daud tahu kalau Tuhan sudah berjanji, pasti digenapi. Dia tidak mempercepat atau menolong Tuhan untuk merealisasikannya.
Keputusan bijak Daud dan ketaatan-Nya pada Allah, menjadi panggung dan sarana mempermuliakan nama Tuhan. Tindakannya menjadi teladan di sepanjang jaman.
Hingga Nyanyian Daud dibukukan menjadi buku Mazmur yang terkenal.
Dibalik masalah besar, tersimpan mujizat besar, kata T. D. Jake.
Menyadari hal ini, sekarang saya memandang masalah dengan kacamata yang berbeda.
Saat menghadapi masalah, saya segera datang kepada Tuhan, dan membiarkan-Nya menjadi Guide, penuntun jalan dalam menyelesaikan permasalahan yang saya hadapi, supaya tujuan Tuhan menjadikan permasalahan ini menjadi panggung promosi, demonstrasi kebaikan Tuhan dalam hidup saya, tercapai.
Di awal tahun 1900-an, seorang misionaris di Afrika bekerja di sebuah desa. Dia merasa sudah waktunya baginya untuk pindah ke desa lainnya. Dengan rajin dipersiapkannya hari kepergiannya dan mendekati para pemimpin desa untuk mendapatkan arahan ke mana ia akan pergi.
Ketika ia meminta sebuah peta kepada mereka, maka mereka hanya menunjukkan seorang pria kecil dengan sebilah golok.
Sang misionaris berpikir, mungkin pria ini akan memberinya sebuah peta ke desa selanjutnya. Pria tersebut menjelaskan, bahwa dialah peta lokalnya. Pria itu akan menunjukkan ke mana harus pergi, dengan cara bepergian bersamanya.
Pria tersebut adalah “peta hidup” desa-desa setempat. Saat mereka berjalan bersama, penduduk desa itu membuka jalan, melewati hutan belantara dengan goloknya dan memimpin sang misionaris ke desa berikutnya. Sang misionaris bersyukur telah ditunjukkan jalannya. Ia sadar sejak awal perjalanannya, lebih baik mendengar arahan penduduk desa daripada memercayai arahan dirinya sendiri.
Seandainya dia menyimpang dari jalan yang dibuka untuknya, pasti dia akan tersesat di hutan belantara dan binasa sendirian di sana.
Sang misionaris menemukan jalannya, kebenarannya dan hidupnya dengan mengikuti penduduk desa yang membawa golok itu.
Demikian juga saat kita mengarungi belantara kehidupan kita, kita menemukan jalan kita, kebenaran kita, dan hidup kita di dalam Tuhan saat Tuhan memimpin kita, memelihara kita dan memberikan kita arah yang benar.
Karena Tuhanlah Sang Jalan Kebenaran yang membawa kita kepada tujuan hidup yang ditetapkan Allah bagi setiap kita. (Identity Theft – Duane Sheriff).
Masalah yang dulunya menakutkan, bersama Tuhan dijadikan sarana promosi untuk membawa kita naik dan orang lain melihat demonstrasi kebaikan Allah melalui hidup kita.
Dengan cara demikian, semua orang ingin mengenal Allah kita yang Maha-baik.
Dahsyat bukan?
God will use whatever he wants to display his glory. Heavens and stars. History and nations. People and problems. – Max Lucado.
Tuhan akan menggunakan apa pun yang Dia inginkan untuk menunjukkan kemuliaan-Nya. Langit dan bintang. Sejarah dan bangsa. Orang-orang mau pun masalah. – Max Lucado
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#SeruputKopiCantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan