Goblok & Karya Allah Yang Dahsyat. Apa Hubungannya?
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Goblok & Karya Allah Yang Dahsyat. Apa Hubungannya?
Bagi Orang Jawa, kata Goblok itu kasar.
Menyinggung perasaan. Merendahkan.
Dienk…..
Sampai saya ke Jakarta ikut berbagai seminar, dan kata Goblok bukan lagi kata kasar, justru itu kata untuk menyadarkan diri sendiri.
Nach lho…. !
“Segala sesuatu tidak memiliki arti, sampai kita memberikan arti,” ujar P. Prasetya M. Brata, guru Neurosemantic saya,
“Keadaan eksternal, tidaklah mengganggu manusia, tetapi makna yang kita berikan pada keadaan eskternal itulah, yang menentukan manusia.”
Kata Goblok diartikan sebagai penghinaan, pelecehan atau justru kata untuk memicu kesadaran diri, tergantung kita yang memilihnya.
Post Instagram P. Prasetya M Brata sangat menggelitik:
BACA DARI BAWAH KE ATAS
Tingkatan Spiritual kepintaran:
- Merasa diri masih goblok.
- Dibilang goblok oleh orang pintar
- Dibilang pintar oleh orang pintar
- Dibilang goblok oleh orang goblok
- Dibilang pintar oleh orang goblok
- Merasa diri sudah pintar
Keenamnya ada pada diri setiap kita sebagai potensi.
Tinggal menyadari, mengontrol dan membiasakan lebih banyak berada di tingkatan yang mana?
Kata kuncinya: Kesadaran Tertinggi.
Jangan salah sangka, karena salah sangka yang paling fatal adalah salah sangka terhadap diri sendiri.
Bagi orang yang biasa ikut seminar dan pelatihan pengembangan diri, kata Goblok biasa saja.
Why?
Setiap kita punya kegoblokan di bidang tertentu, pada level tertentu pula.
Tidak ada orang yang pintar dan jagoan di semua bidang.
Seperti kata P. Pras, tinggal kita sadar atau tidak?
Kita sering berada di level mana?
Kalau gak sadar, selamanya tetap goblok. Tapi orang yang sadar
dirinya goblok di bidang tertentu, bersedia merendahkan hati, mau bertanya dan belajar.
Jadilah kegoblokannya berkurang dan kepintarannya meningkat.
Targetnya tentu dipuji pintar oleh orang pintar. Ini baru pintar beneran.
Dipuji pintar oleh orang goblok, ya ga ada bobotnya.
Bahkan dalam pelatihan pengembangan diri, kita dituntut menyadari bahwa diri kita goblok.
Lho?
Kalau sadar diri kita goblok, ibarat mengosongkan gelas kita.
Saat gelas kita kosong, maka kita siap menerima ilmu, mindset dan pengetahuan yang baru.
Jika kita mau belajar cara pikir baru yang membangun, maka kita maju selangkah menuju kesuksesan.
Kata Coach Haryanto Kandani, jangan stop pada Sukses tapi naik setingkat lagi, Signifikan. Hidup yang bermakna dan menjadi berkat bagi orang lain.
Robert Kiyosaki dengan lugas berkata,
“KEKAYAAN adalah POLA PIKIR, Bukan Uang.”
Jika kita merasa sudah pintar, gelas kita penuh. Diberi ilmu atau mindset baru pun akan meluber, terbuang percuma. Pola pikirnya tidak bisa berubah.
“Anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur.”
P. Pras mengingatkan, salah sangka yang paling fatal adalah salah sangka terhadap diri sendiri.
Mengira dirinya pintar, menutup diri, menolak belajar, padahal sesungguhnya masih goblok.
Ini yang membuat hidup tidak berubah, tidak bisa maju-maju, ujung-ujungnya mengasihani diri sendiri, akhirnya menyalahkan seluruh dunia kecuali dirinya sendiri…
Memaknai kata-kata sesuai dengan porsinya, memahami definisi berbagai kondisi kehidupan dengan benar, mengubah hidup saya secara keseluruhan.
Siapa sangka?
Apa pun komentar orang, TIDAK mengubah realitas jati-diri kita yang sesungguhnya.
Dikatain Goblok, tidak membuat kita jadi goblok.
Dikatain pintar, tidak membuat kita bertambah pintar.
Yang penting, realitasnya bagaimana?
Forgive those who insult you, attack you, belittle you or take you for granted. But more than this… forgive yourself for allowing them to hurt you.
Maafkan mereka yang menghina Anda, menyerang Anda, meremehkan Anda, bahkan yang memanfaatkan Anda. Tapi lebih dari itu… maafkan dirimu karena membiarkan mereka menyakitimu.
Tersinggung or tidak, kendali di tangan kita sendiri bukan?
Justru P. Pras berujar:
Jika aku menghina atau mengolokmu, itu tidak menjelaskan siapa kamu tetapi menjelaskan siapa aku.
Nach ngapain juga tersinggung dengan komentar orang lain?
Bergaullah dengan orang-orang bijak, maka kita bisa belajar menjadi bijak.
Secara rohani bagaimana?
Ternyata sama juga!
Lho?
Tuhan memuji Musa orang yang paling lembut hatinya di muka bumi. Orang yang rendah hati.
Oleh karena itu paling banyak dipakai oleh Tuhan.
Definisi rendah hati, bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.
Tidak mengandalkan kemampuan diri sendiri.
Artinya, rela mengosongkan diri, menyelaraskan dengan kehendak-Nya.
Dengan kata lain, menyadari diri kita goblok, -mengosongkan gelas-, dan mengisinya dengan firman/ perkataan Tuhan.
Sehingga kita berpikir seperti Tuhan berpikir.
Berbicara seperti Tuhan berbicara karena seluruh gelas kita diisi oleh firman Tuhan.
Yang mengalir keluar tentu saja firman Tuhan yang penuh kuasa.
Make sense?
Dengan cara demikian, tentu saja Kuasa Allah dan hikmat pun mengalir melalui kehidupan kita
Ketika kita taat mengikuti tuntunan-Nya, maka kita akan menjadi orang yang tepat, berada di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat untuk merealisasikan rancangan-Nya bagi masa depan kita.
Rancangan-Nya adalah rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan hari depan yang penuh harapan.
Saya paham sekarang.
It’s all about God, not me.
Ini semua tentang Tuhan, bukan saya.
Saya hanya bejana & pena di tangan Tuhan.
Di dunia banyak sekali orang yang berusaha tampil pintar, melebihi kualitas sesungguhnya. Bahkan ada motivator yang bercerita, karena kerap post foto dengan orang-orang penting di sosmed, tarifnya naik.
Paradoxnya, Tuhan justru sebaliknya. Dia memakai orang-orang ‘bodoh’, biasa, tidak terkenal, gagap, tidak Pede, – dijadikan-Nya luar biasa.
Sehingga orang itu sadar, demikian juga orang-orang di sekelilingnya, bahwa ini Tuhannya yang hebat.
Menarik sekali…
Goblok yang dulunya ‘kasar’ sekarang mengalami metamorfosa, menjadi pemicu kesadaran agar menjadi lebih baik.
Ditambah Tuhan, manusia yang bagaikan tanah liat yang diinjak-injak orang, dibentuk menjadi keramik cantik yang mahal harganya.
Pertanyaannya:
Bersediakah kita dibentuk oleh-Nya?
The fool doth think he is wise, but the wise man knows himself to be a fool. – William Shakespeare.
Orang bodoh memang mengira dirinya bijak, tetapi orang bijak tahu dirinya bodoh.- William Shakespeare.
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN