Who Do You Say I AM?
Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra
Who Do You Say I AM?
Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya:
“Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?”
Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Matius 16:13-14 (TB)
“Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Yesus bertanya lagi.
“Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Jawab Simon Petrus. Matius 16:15-16 (TB)
Mengapa Yesus mengajukan pertanyaan ini?
“Ada perbedaan antara apa yang manusia katakan tentang Yesus dengan siapa Yesus yang sesungguhnya,” Greg Mohr menjelaskan,
“Yesus ingin memberikan pandangan kepada murid-murid-Nya, apakah yang mempengaruhi pemikiran mereka itu pendapat manusia atau PEWAHYUAN Dari ALLAH.“
Kita TIDAK mungkin mengenal Yesus tanpa pewahyuan dari Allah.
Greg Mohr dengan tegas menekankan, Pewahyuan Tangan Ke dua (secondhand revelation) itu tidak memadai!
Meski pun itu pewahyuan para tokoh-tokoh hebat seperti Andrew Wommack, Barry Bennett mau pun pewahyuan Greg Mohr sendiri.
Kita boleh belajar dari orang lain, tetapi kita harus menangkap dan merenungkannya menjadi pewahyuan pribadi kita sendiri.
Sadarkah kita bahwa pertanyaan yang sama dilontarkan Yesus kepada kita?
Pendapat Andrew, Greg mau pun Barry tentang siapa Yesus, tidak akan mengubah hidup kita. Hanya sekedar menjadi pengetahuan bagus di kepala kita.
Tetapi Pewahyuan yang kita terima tentang siapa Yesus bagi kita itulah, yang akan mengubah kehidupan kita!
Inilah yang membedakan antara iman di kepala dan iman dalam hati.
Sekedar memiliki pengetahuan tentang Yesus di kepala, berbeda dengan pewahyuan tentang Yesus dalam hati, yang menjadi fondasi iman yang tak tergoyahkan, yang mampu memindahkan gunung.
Jawaban jujur kita akan pertanyaan tadi, dan bukan sekedar mengutip pendapat orang tentang Yesus, yang akan membuka pintu, sehingga kita bisa memanifestasikan Yesus dalam kehidupan kita. Menerima otoritas dan kuasa, yang mengalahkan dunia.
Dan inilah kunci seberapa berkualitasnya hidup kita sebagai orang kristen dan apakah hidup kita berkemenangan atau tidak.
Di tengah pandemi saat ini, teman-teman silih berganti minta didoakan.
Semua minta jawaban instan.
Di saat-saat kritis, butuh hikmat untuk mengambil keputusan yang tepat.
Seorang sahabat mengeluh, ketika suaminya di ICU, perlu tindakan khusus. Tim dokter yang menangani saling berbeda pendapat. Sebagai orang awam, tentu membingungkan sekali! Dokter yang satu menyarankan A, sementara dokter lainnya menyarankan B.
Pilih mana?
Di saat-saat seperti ini butuh hikmat dan arahan Tuhan. Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut, kata Amsal.
Tuhan selalu mengarahkan langsung kepada yang bersangkutan. Pemimpin rohani, teman dll hanya bisa meneguhkan.
Dalam situasi terdesak seperti ini, si musuh juga tidak henti-hentinya menyerang, meneror dengan berbagai pikiran buruk yang membuat stres. Makin sulit untuk berpikir jernih, apalagi bagi yang hanya datang kepada Tuhan saat punya masalah saja.
Sekedar dengar kotbah seminggu sekali. Baca firman juga tidak.
Bagaimana bisa mengerti kehendak Allah dan arahan-Nya?
Sungguh hal-hal yang terjadi di sekitar kita menyadarkan, betapa pentingnya membangun hubungan pribadi (relationship) dengan Tuhan di masa-masa yang baik, sehingga ketika menghadapi situasi krisis, kita sudah familiar dengan suara-Nya.
Tuhan SUDAH memberikan segala yang kita butuhkan melalui pengorbanan-Nya di kayu Salib. Oleh bilur-bilur-Nya kita sudah disembuhkan.
Tuhan SUDAH memberikan Otoritas dan Kuasa agar kita dapat mengalahkan musuh.
Namun tidak sedikit teman-teman yang bahkan belum memahami akan otoritas yang dimilikinya.
Ibaratnya, mendapat serangan besar-besaran dari musuh, tetapi tanpa persiapan.
Semua senjata yang dibutuhkan sudah tersedia dengan lengkap, saat menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya, tetapi belum dipelajari dengan tuntas. Belum pernah pula berlatih menggunakannya.
Bahkan ada yang tidak tahu dan tidak sadar pula bahwa sesungguhnya dia sudah punya senjata yang lengkap untuk mengalahkan musuh.
Umat-Ku binasa karena kurang pengetahuan (tidak mengenal Allah)- Hosea 4:6
Tidak heran jika akhirnya dikalahkan musuh.
Ketika Petrus mengakui bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah Yang Hidup,
Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini, – (artinya di atas pewahyuan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah Yang Hidup)–
Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
(Pewahyuan bahwa Yesuslah Mesias dan Anak Allah, yang menjadi fondasi gereja. Dan orang yang memegang pewahyuan ini, yang berhak menerima janji di ayat selanjutnya ..).
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”
Matius 16:17-19 (TB)
Mau sembuh? berkemenangan?
Mari pelajari, gali, renungkan dan dapatkan pewahyuan pribadi, Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah.
Now this is eternal life – that they know you, the only true God, and Jesus Christ, whom you sent.- John 17:3 (NET)
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. – Yohanes 17:3 (TB)
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
Klik:
https://mpoin.com/