Articles

Pilih Dewasa Atau Enakan Tetap Anak-Anak?

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Pilih Dewasa Atau Enakan Tetap Anak-Anak?

Salah satu yang banyak dihindari orang, termasuk saya, adalah proses.
Proses artinya harus melewati tantangan, pengendalian diri dan dibentuk, ibarat periuk rela dipanaskan, diubah bentuknya sesuai keinginan sang penjunan.
Dan itu tidak nyaman!
Karena sesungguhnya, tanpa mengalami pemrosesan, karakter kita tidak akan terbentuk.
Tidak ada belajar berenang tanpa berbasah-ria masuk ke kolam renang atau masuk ke dalam air, kata orang bijak.

Tanpa terluka oleh gunting, maka kain tidak akan menjadi gaun yang indah.

Paham sich…. Tapi tetap saja rasanya tidak nyaman saat sedang diproses, bukan?

Sampai saya belajar, ternyata dengan tetap menjadi anak-anak, meski pun kita memiliki warisan yang luar biasa banyaknya, namun kita tidak berhak mengelolanya!

Teringat ketika Elisa dan Christian sekolah ke Australia, karena mereka belum 17 tahun, maka kami harus membayar jasa Guardian. Sang guardian ini menjadi orang yang bertanggungjawab di Australia, mewakili orangtuanya.
Banyak hal-hal tertentu, harus seijin guardiannya.
Elisa dan Christian harus tinggal di asrama atau homestay. Tidak diijinkan tinggal di apartemen atau menyewa rumah, hingga mereka berusia 18 tahun. Batas usia dewasa.

Tidak boleh mengendarai mobil, meski saat itu Christian butuh sekali mobil untuk main golf saat di Australia. Terpaksa bayar biaya taxi yang mahal untuk transportasinya.

Demikian juga kita secara rohani, meski janji-janji Tuhan begitu luar biasa dan banyak sekali jumlahnya, mungkin saja kita tidak bisa menikmatinya karena kita belum dewasa rohani.

Gak adil dong?
Ibarat pohon durian di kebun saya. Pohon itu tidak akan berbuah hingga rantingnya cukup besar dan kuat untuk menahan buahnya.
Karena secara alami, pohon durian pun tahu … Kalau pun dipaksa berbuah, maka sebelum buah itu cukup besar apalagi matang, sudah rontok buahnya.

Saya terpana.
Ah, betul juga ya  …
Kalau begitu, saya tidak bisa cemburu kepada teman yang menerima berbagai penggenapan dan realisasi janji-janji Tuhan.
Mungkin saja saya tidak menerima sebanyak teman itu, karena saya yang belum sedewasa dia.
Sehingga saya belum mampu mengelola dan bertanggungjawab.

Apa ciri-ciri orang yang dewasa?
Berani bertanggungjawab

Saat seseorang mengalami masalah, umumnya dia akan meneliti ulang, siapa yang bisa disalahkan. Atau mengungkapkan berbagai alasan, agar kesalahan dirinya tidak terlalu besar. Seluruh dunia boleh sakah, kecuali dia!

Berbeda dengan Raja Daud. Ketika Nabi Nathan menuding dan membeberkan kesalahannya, Daud tidak berdalih.
Rupanya, inilah rahasia mengapa Daud menjadi orang yang berkenan di hati Tuhan.

Sederhana, tetapi butuh kerendahan hati. Mengalahkan ego, rasa malu dan rasa bersalah kita untuk mengakuinya.
Dan pertobatan dimulai dengan kesadaran akan keberadaan diri seseorang, lalu diikuti keinginan agar hubungannya dengan Allah dipulihkan dan bersedia menghampiri-Nya.

Tuhan adalah Allah yang pengasih. Kita cukup datang dengan keadaaan kita apa adanya, termasuk keadaan yang sudah kacau-balau, serahkan ke dalam tangan-Nya.
Minta dengan jujur, agar Dia menolong kita membereskannya.
Dan Tuhan bisa mengubah keadaan yang sudah ‘hancur’ dalam pandangan mata manusia, diubah-Nya menjadi kebaikkan bagi masa depan kita.
Dahsyat bukan?

Menjalani hidup bersama Tuhan.

Banyak orang yang hanya ‘visit alias singgah’ menghampiri Tuhan.
Ada yang hanya beribadah seminggu sekali. Ada pula yang beberapa kali seminggu, tetapi hanya fokus pada Tuhan saat acara itu saja.
Selebihnya, ya hidup dengan caranya sendiri. Berpikir ala filsafat dan kebiasaan dunia.

Yang lebih rohani, berdoa dan menyembah Tuhan di pagi hari tetapi tujuannya berdoa hanya meminta rejeki serta kemudahan, tetapi melanjutkan hidupnya sesuai kebenaran dirinya sendiri.

“Kan memang berdoa tujuannya supaya pekerjaan kita dilancarkan,” ujar seorang eksekutif muda.

Padahal bukan seperti itu yang dikehendaki Tuhan.
Dia ingin terlibat dengan kehidupan kita sepanjang hari. Betul-betul menjadi Allah bagi kita. Membangun hubungan yang berkesinambungan.
Apa pun yang kita lakukan, pikirkan, rasakan mau pun katakan, semua untuk kemuliaan-Nya.
Sehingga hidup kita menjadi buku yang terbuka, di mana setiap orang bisa melihat demonstrasi kebaikan Allah dalam hidup kita.

Mau terima realisasi janji-janji Tuhan yang dahsyat?
Belajar dewasa yuk!

God provides the strength we need to persevere and grow – Lawrence Darmani.

Tuhan menyediakan kekuatan yang kita butuhkan agar dapat bertahan dan bertumbuh – Lawrence Darmani.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Belajar Dari John D. Rockefeller Yuk…
“Apakah Anda hidup dari jiwa atau dari roh?”
Satu-satunya Sumber Kehidupan yang Berkelimpahan