Face The Problem.
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Face The Problem.
Sepasang sahabat, suami istri, bercerita melayani seorang pria yang stres ingin bunuh diri gara-gara tabungan ludes main forex.
Tiap hari telpon, curhat dan nangis-nangis… Stres dan ketakutan.
Sudah berbulan-bulan naik turun bak yoyo… Tidak jelas perkembangannya. Dia menyesali apa yang sudah terjadi, tetapi tidak berani menghadapi masalahnya.
“Kalau saya, tidak sanggup tiap hari ‘diteror’ dilempari sampah emosi seperti itu”, saya berkomentar.
Anugerah Penugasan dari Tuhan bagi tiap orang memang berbeda. Dan itu memang anugerah penugasan pasangan sahabat saya ini.
B. Jane, wanita cantik dari Manado berbeda.
Awalnya masalahnya mirip dengan sang pria di atas, dia tidak berani menghadapi masalahnya. Suaminya berselingkuh dengan wanita lain selama 33 tahun.
B. Jane takut bercerai sehingga memilih menutup sebelah mata, pura-pura tidak tahu.
Ketika dosa dibiarkan, melebar ke mana-mana. Pengaruh ke anak-anak tidak baik. Makin lama makin melebar…
Akhirnya, setelah bergumul dan berdoa, B. Jane mengambil keputusan untuk menghadapi masalahnya. Face the problem.
“Pa, memang Tuhan membenci perceraian … Tetapi komitmen pernikahan itu harus dipegang oleh ke dua belah pihak. Bukan hanya satu pihak. Anak-anak mendapat teladan buruk dari apa yang terjadi dalam rumah tangga kita,” ujar B. Jane tegas,
“Sekarang silakan diputuskan, kalau papa memang masih menemui perempuan itu, lebih baik kita bercerai. Saya sudah siap!”
Suaminya terpekur cukup lama. Kaget. Tidak menyangka! B. Jane yang selama 33 tahun menurut, sekarang tiba-tiba berubah menjadi wanita yang cantik, tegas, anggun dan menyampaikan ultimatum dengan dingin dan… tanpa emosi.
Gubraaaakkkkk….
Akhirnya mereka berbaikan kembali.
Secara bertahap, anak-anak dipulihkan.
“Kadang justru karena kita gak berani menghadapi kenyataan, maka masalah jadi berlarut-larut, menimbulkan kerusakan yang lebih besar di berbagai bidang,” B. Jane menjelaskan pelajaran dari pengalamannya,
“Demikian pula ketegasan dalam menghadapi anak-anak. Tidak perlu takut saat terjadi konflik. Kadang itu perlu untuk mengobati penyakit sesungguhnya. Hanya orang yang tegar dan cerdas yang berani menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan cara bijak serta anggun.”
Saya pernah membaca sebuah buku, lupa judul dan penulisnya, tetapi saya tetap menyimpan intinya.
Diantara begitu banyak tentara Amerika yang tertawan musuh dalam perang Vietnam, tentara ini yang berhasil survive, bertahan hidup. Sebagian besar tentara lainnya mati.
Karena disiksa?
Ternyata bukan!
Di penjara yang berjarak ribuan kilometer dari negaranya, mereka merindukan keluarganya. Mereka membangun harapan, saat Natal mereka bisa bebas. Ternyata tidak!
Lalu berharap, Paskah nanti mereka bebas. Ternyata tidak!
Harapan yang tidak kesampaian ini, membuat mereka kehilangan harapan hidup. Itu yang menyebabkan mereka meninggal dengan sendirinya.
Tentara yang bertahan hidup, memutuskan dia tidak akan bebas, baik saat Natal mau pun Paskah. Dia fokus bagaimana bisa bertahan hidup, entah nantinya bisa pulang ke Amerika atau pun tidak. Pokoknya hidup!
Yang membuat kita stres dan terombang-ambing, karena kita mendua hati.
Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
Sebentar kita berpikir A, kemudian berpikir B. Berbagai kemungkinan menari-nari di pikiran, diramu dengan berbagai perasaan dan emosi. Kejengkelan, kecewa, penyesalan dan ketersinggungan menari menggoda di pikiran dan memicu kemarahan.
Kalau tidak dibenahi, bisa meledak sewaktu-waktu, apalagi saat bertemu dengan orang yang dengannya kita bermasalah.
Atau dalam kasus tentara Amerika, menimbulkan keputusasaan. Hilang harapan dan lebih baik mati.
Dibutuhkan keberanian menghadapi masalahnya, terima kemungkinan buruk yang mungkin terjadi.
Setelah kita berani menghadapi kemungkinan terburuknya, ternyata apa yang kita takutkan, tidak semenakutkan seperti anggapan kita pada awalnya.
Berita baiknya, kemungkinannya kecil sekali kita mengalami hal yang terburuk yang mungkin terjadi.
Hasil statistik mengungkapkan, 90% ketakutan kita, tidak pernah terjadi.
Saya pernah mengalami hampir mati terjebak di padang gurun Western Australia.
Pengalaman yang saya tulis dalam artikel berjudul:
” Sleeping With Kangoroos”.
Pengalaman tidur semalaman dengan kangguru- kangguru Australia dan nyaris mati, membuat saya lebih berani saat menghadapi tantangan yang berat.
“Apa kemungkinan terburuknya?,” saya bertanya pada diri sendiri.
“Bla… Bla… Bla…. hhmmm masih lebih ringan daripada mati di Western Australia. Kalau dalam situasi kritis di sana saja, Tuhan bisa kirim penolong yang tak terduga, maka sekarang pun bisa. Ini masih jauh lebih ringan daripada urusan hidup dan mati.”
Bagi saya pribadi, sebelum menuliskan keputusan saya, hati saya galau.
Menulis adalah bagian dari terapi dan cara saya mengobati diri sendiri.
Ketika menuliskannya, keadaannya menjadi jelas.
Pilihan apa saja yang saya miliki?
Lalu value, nilai-nilai saya apa saja?
Setelah jelas, saya memiliki beberapa pilihan yang bisa diambil.
Yang mana yang terbaik untuk saya?
Ketika saya sudah memutuskan apa yang saya mau dan menuliskannya, emosi saya reda. Pikiran tenang.
“Kutahu yang kumau…”, I know what I want.
Case Closed.
- The End –
Sesimple itu sebenarnya…
Mungkin ada orang lain yang butuh curhat dengan seseorang untuk melihat permasalahan dengan jernih dan menentukan keputusannya, sementara untuk saya, cukup dengan menuliskannya.
Face The Problem, keberanian untuk menghadapi masalahnya adalah langkah pertama untuk menyelesaikan masalah.
Setelah jelas langkah-langkah yang bisa diambil, kita bisa menyelesaikan permasalahan dengan cara yang lebih mudah.
Apalagi jika kita sungguh-sungguh menyertakan bahkan bergantung pada Tuhan dalam melewati proses ini, kita akan terpukau bagaimana Tuhan bisa mengubah masalah yang seolah buntu dan maha berat itu, dengan memberikan solusi sederhana yang tidak terpikirkan oleh otak kita yang hanya sebesar kacang.
Dia Allah, apa yang sulit bagi-Nya?
What do you think?
Therefore, believe, pray, and know that if adversity touches your life, God is at work, and He will bring you through this season of difficulty victoriously! – Charles F. Stanley
Oleh karena itu, percayalah, berdoa, dan ketahuilah bahwa jika kemalangan menyentuh hidup Anda, Tuhan sedang bekerja, dan Dia akan membawa Anda melewati masa kesulitan ini dengan kemenangan! – Charles F. Stanley
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN