Articles

Term & Conditions

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Term & Conditions

Ada pohon kelengkeng merah kebanggaan P. Indra di kebun kami di Navapark, BSD. Kami membeli pohon cangkokan sehingga cepat berbuah. Kelengkeng dari Brazil kata penjualnya. Buahnya merah. Karena langka, selalu ditunggu-tunggu kalau ada yang matang. Rasanya manis sekali dan ada sedikit rasa seperti wine… ??

Buahnya belum banyak sich tapi terus menerus berbuah. Saat ada yang matang, di bagian lain kelihatan berbunga, sementara  di sisi sebaliknya nampak buahnya yang masih kecil. Berurutan terus menerus buahnya, tanpa kenal musim…
Duh… Senangnya…

Kami tidak perlu berdoa khusus untuk pohon kelengkeng ini. Cukup disiram, dipupuk, rumput liar dicabut dan saat buah mulai membesar dibungkus, supaya tidak dimakan kelelawar.
P. Indra gemas sekali kalau kelengkengnya dimakan kelelawar atau binatang lainnya.

Disiram, dipupuk dan disiangi, adalah term & conditions agreement alias persyaratan ‘perjanjian’, agar kelengkeng berbuah banyak.
Asalkan kita memenuhi persyaratan term & conditions-nya, dengan sendirinya pohon kelengkeng merah tumbuh sehat dan berbuah lebat.
Sudah hukum alam.

Demikian pula hubungan kita dengan Tuhan, ada term & conditions agreementnya.
Apa itu?
Dengarkanlah suara-Ku dan lakukanlah segala apa yang Kuperintahkan kepadamu, maka kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu.

Kalau saja kita tekun mendengarkan suara Tuhan dan setia melaksanakan perintah-perintah-Nya, kita gak perlu minta pun sudah otomatis, berkat, kesehatan dan kelimpahan tercurah atas hidup kita.
Itu sudah merupakan hukum alam, asalkan persyaratannya dipenuhi, hasilnya itu otomatis.

“Kita itu gak perlu claim sana, claim sini, berusaha ‘memaksa’ Tuhan melakukan sesuatu. Asalkan term & conditions agreement dipenuhi, kita berjalan mentaati perjanjian-Nya, semuanya  sudah terprogram, berbuah dengan sendirinya,” ujar Andreas Hartanto, sahabat yang memberikan ide artikel ini.

Saya terperangah. Ah, betul juga…
Yang kerap terjadi, kita malas memenuhi persyaratannya, tetapi ingin memperoleh hasilnya.
Lalu apa yang dilakukan?
Berdoa berjam-jam, mengajak doa kelompok dan ‘berpuasa’ berusaha ‘memiting’ dan ‘memaksa’  Tuhan agar mengabulkan permintaan kita.
Cara kerja Tuhan tidak seperti itu.

Doa yang benar adalah kerinduan untuk mengenal-Nya lebih dalam lagi dan menjadikan diri kita sesuai rencana-Nya. Tuhan yang pegang kendali, dan kita yang mengikuti arahan-Nya. Bukan sebaliknya. Kita yang mengendalikan, lalu Tuhan jadi tukang stempel.

“Tuhan, apa yang harus saya lakukan untuk sampai ke tempat yang Engkau inginkan bagi saya?”, Andrew Wommack bertanya.

“Taruhlah firman-Ku di dalam hatimu; maka ia akan melakukan sisanya.”

Ketika Andrew mentaatinya, Tuhan membawanya mendirikan ratusan Sekolah Charis di puluhan negara di dunia. Sesuatu yang Andrew berpikir pun tidak sampai ke sana. Dana yang dibutuhkan jutaan dolar, semua Tuhan yang mencukupi. Sehingga semua orang tahu, itu karya Tuhan, bukan kehebatan Andrew.

Kita pun seharusnya begitu.
Saya pun perlu belajar sungguh-sungguh mengubah mindset lama, kebiasaan mengandalkan diri sendiri.

Tuhan ingin kita menyimpan firman-Nya dan melakukannya, selebihnya, Tuhan sendiri yang akan menuntun kita, langkah demi langkah. Dan setiap langkah merupakan suatu mujijat.
Mengerjakan segala sesuatu dengan God’s Way, cara Tuhan, bukan my way, cara saya.

Belajar sama-sama yuk….

True faith is able to wait for the fulfillment of God’s purposes in God’s time -Warren Wiersbe.

Iman yang sejati bersedia menunggu waktu pemenuhan tujuan Tuhan, menurut waktunya Tuhan -Warren Wiersbe

??YennyIndra??
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
?? MPOIN PLUS & PIPAKU??
PRODUK TERBAIK-
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Jejak – Jejak Ilahi
PERLUKAH KITA KUATIR?
Ada Cara Menerima Mujizat. Mau?