Monthly Archives: Nov 2020

Articles

What you don’t know can’t hurt you.

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

What you don’t know can’t hurt you.

Ini ungkapan yang sangat terkenal. Banyak orang mempercayainya: apa yang kita tidak tahu, tidak akan menyakiti kita.

Dan itu tidak benar!
Begitu banyak orang yang percaya Tuhan, rajin beribadah dan berdoa namun tidak pernah membaca firman-Nya. Akibatnya, dia tidak pernah tahu ‘harta karun’ yang sudah menjadi miliknya. Ibarat punya dompet berisi ratusan ribu rupiah, tetapi kelaparan karena tidak tahu isi dompet dan tidak tahu cara membukanya.

Orang seperti ini hanya mendengarkan kotbah setiap Hari Minggu saja.
Senin hingga Sabtu, dia hidup sendiri. Dia pekerja keras, rajin, dan baik hati.

Pada suatu hari bisnisnya nyaris bangkrut. Hanya ada uang beberapa ratus ribu yang terakhir. Lalu dia mendengar bahwa kalau memberi persembahan, akan mendapatkan kembali 30x, 60x atau 100x lipat. Jadi sisa uangnya dimasukkan kotak persembahan semua.
Habis & bangkrut beneran.

Apakah Tuhan tidak menepati janji-Nya?
Tentu tidak!
Hukum Kehidupan adalah hukum tabur tuai. Ketika seseorang menabur benih, butuh waktu untuk tumbuh dan berbuah. Kita tidak menanam biji durian hari ini, lalu hendak panen besok bukan?

Dan memberikan persembahan bukan dengan tujuan untuk mendapatkan kembali seperti orang main judi. Kita memberikan persembahan sebagai ucapan syukur karena Tuhan sudah memberkati kita. Tuhan lebih menghargai motivasi kita daripada apa yang kita persembahkan.

Contoh lain, banyak orang yang mengira sakit adalah pencobaan dari Tuhan, supaya rendah hati. Diterima dengan penuh ketakutan dan pasrah
Padahal itu tipuan iblis.
Tuhan ingin kita sehat.

Iblis datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Tuhan datang, supaya kita mempunyai hidup (sehat dan makmur), dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!

Nach apa yang kita tidak tahu, ternyata merugikan kita bukan?
Ternyata tidak semua ungkapan yang terkenal itu benar.

Mari pelajari firman Tuhan yang merupakan harta karun agar hidup kita sehat, sukses, makmur, bahagia dan dipenuhi damai sejahtera serta sukacita.

Dan jangan lupa, dilakukan, dipraktekkan dan dihidupi. Yang paling sulit justru orang yang sejak kecil sudah kenal Tuhan dan pengetahuannya di kepala banyak tetapi belum menghidupinya.
Kalau diingatkan, ganti memberi kuliah panjang-panjang. Lupa kalau hidupnya sudah di pinggir jurang, butuh perubahan pola pikir dan tindakan agar bisa survive.

Jadilah orang yang mau diajar dan rendah hati. Manunggaling kawulo Gusti, kata Orang Jawa. Bersedia menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Tuhan, dan membiarkan Tuhan membentuk, mengajar dan memakai hidup kita sesuai kehendak-Nya. Percayalah, rancangan Tuhan itu rancangan damai sejahtera dan yang terbaik bagi hidup kita.
Setuju?

Your prosperity isn’t about what you have on the outside, it’s about Who You Have On The Inside – Lawson Purdue.

Kemakmuran Anda bukan tentang apa yang Anda miliki di luar, ini tentang Siapa yang Anda Miliki Di Dalam – Lawson Purdue.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

Read More
Articles

“Adakah Iman di dalam Akun Rekening Anda?”

“Adakah Iman di dalam Akun Rekening Anda?”

Beberapa waktu lalu kami membeli beberapa furnitur atau perabot baru. Ketika tiba waktunya untuk membayar tagihan, saya tidak berlutut dan memohon kepada penjual untuk memberi saya perabotnya. Saya tidak menyerahkan kartu kredit atau ATM bank saya kepadanya dengan ketakutan dan gemetar, tidak yakin apakah akan diterima atau tidak. Ketika saya membeli perabot rumah, saya memiliki keyakinan penuh bahwa apa yang diwakili oleh kartu bank saya lebih dari cukup untuk menyelesaikan pembayaran transaksinya.

Kami memiliki iman ketika kami membelanjakan uang yang kami peroleh. Itu adalah uang kami dan uang itu akan membeli kopi jika kami menghendaki, atau membayar sewa, membeli sepatu baru jika kami mau. Uang akan mengikuti keinginan orang yang memilikinya. Orang yang memiliki uang tidak berpikir dua kali kuatir uangnya akan ditolak. Dia memiliki otoritas atas uang di tangannya dan dapat memerintahkannya membeli apa yang dia inginkan.

Kunci iman adalah mengetahui siapa dan apa yang ada di bawah otoritas kita. Iman tidak rumit ketika otoritas ditetapkan. Yesus menyebut iman sebagai seorang hamba dalam Lukas 17: 6-9.
Ketika Anda memiliki pewahyuan tentang wewenang atau otoritas kita, maka kita akan berbicara serta memerintahkan, dan segala sesuatunya akan mematuhi kita. Ini bukan masalah besar. Ketika kita tidak yakin dengan otoritas yang kita miliki, kita akan berbicara atau memerintah, dan berharap sesuatu terjadi, atau menunggu untuk melihat apakah sesuatu terjadi. Ketika kita tidak yakin dengan otoritas yang kita miliki, kita berjalan dengan melihat apa yang kelihatan oleh mata, dan bukan dengan iman.

Pergumulan kita dengan iman sesungguhnya adalah pergumulan memahami otoritas kita di dalam Kristus. Sekedar mengetahui bahwa Tuhan dapat menyembuhkan, atau Tuhan dapat membebaskan bukanlah iman. Apa yang kita tahu sesuatu yang benar di dalam pikiran kita, tidaklah berarti bahwa iman telah lahir di dalam hati kita.

Iman itu seperti uang, menanggapi dan meresponi pengetahuan kita tentang otoritas. Saya tidak dapat membelanjakan uang Anda tetapi saya dapat membelanjakan uang saya karena saya tahu itu milik saya. Ketika saya memahami bahwa penyakit, kegagalan, dan kehilangan berada di bawah otoritas dan kekuasaan saya, maka saya dapat berjalan dengan iman yang sempurna dan melihat kebutuhan itu terpenuhi. Saya tahu dengan pasti, Tuhan telah menyediakan dan telah memberi saya otoritas serta kuasa untuk menggunakan apa yang sudah disediakan-Nya bagi kita. Tidak ada kekurangan dalam Kerajaan Allah!

Seberapa banyak iman yang tersimpan dalam ‘rekening’ Anda? Sebanyak yang bisa Anda pahami dengan roh Anda!
Saat kita mendapatkan pewahyuan tentang otoritas kita di dalam Kristus, iman Allah di dalam kita akan melompat menjadi tindakan. Iman timbul karena mendengarkan Firman Tuhan (perjanjian covenant dengan-Nya) di dalam roh Anda. Ketika Anda tahu bahwa Anda memiliki uang di bank, Anda berbelanja tanpa rasa takut. Ketika Anda tahu bahwa Anda mengetahui kasih-Nya dan siapa Anda di dalam Kristus, Anda menerima kesembuhan, pembebasan dan penyediaan saat beristirahat di dalam Dia. Itu adalah warisanmu!

Note:
Covenant artinya kesepakatan antara Tuhan dan umat-Nya (di dalam Alkitab) di mana Tuhan membuat janji-janji tertentu dan menuntut perilaku tertentu dari mereka sebagai balasannya.
Sumber: https://www.google.com/amp/s/m.artikata.com/arti-42907-covenant.html

[Repost ; “Is There Faith In Your Account?”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].

Read More
Articles

Mencegah VS Mengobati.

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Mencegah VS Mengobati.

Lebih baik mencegah daripada mengobati, pepatah yang terkenal di bidang kesehatan. Ungkapan ini juga sesuai diterapkan di bidang rohani.

Betapa banyaknya orang yang sibuk mencari Tuhan, ketika mereka sudah terbentur masalah yang besar. Masalah yang dirasa tidak mampu ditangani dengan kekuatannya sendiri.

Apakah sebelumnya tidak beribadah dan berdoa?
Ada yang memang mengabaikan Tuhan, ada pula yang beribadah dan berdoa tetapi tidak sungguh-sungguh mengenal Tuhan secara pribadi. Sekedar ritual dan kebiasaan saja. Tidak banyak yang sungguh-sungguh membekali diri dengan menggali firman serta membangun hubungan yang intim dengan Tuhan saat keadaan baik, aman, tenang, tenteram dan damai. Saat badai menerpa, baru sibuk mencari Tuhan.

Saya baru belajar dari Andrew Wommack bahwa dengan “Prepare Your Heart” –menjaga hati kita, maka tanpa sadar kita bisa menghindari ribuan pertempuran yang tidak perlu.

Dengan mempersiapkan hati, kita sudah menetapkan batas-batas integritas, apa yang kita ijinkan dan yang tidak dalam keadaan sadar. Nilai-nilai serta boundaries atau pagar sudah didirikan sejak awalnya.

Daud tidak mau membunuh Raja Saul, meski Saul mengejar Daud ingin membunuhnya, dengan membawa 3000 orang tentaranya. Padahal Daud sudah diurapi Nabi Samuel menjadi raja dan pada jaman itu, pergantian raja hanya dengan cara membunuh raja sebelumnya. Daud sudah mempersiapkan hatinya, tidak mau menjamah orang yang diurapi Tuhan. Saul diurapi Tuhan menjadi raja. Dan Daud menetapkan hati, dia hanya mau menjadi raja dengan cara Tuhan. God’s way.  Itu yang membuat Daud menjadi orang yang hatinya berkenan kepada Tuhan.

Sadarkah kita, tidak ada orang yang merencanakan untuk berbuat dosa, mengambil keputusan sembrono, sengaja selingkuh dsb.?
Banyak yang bersaksi bahwa hal itu terjadi begitu saja dan tidak jarang, mereka sangat menyesalinya. Koq bisa sampai berbuat demikian, yang pada akhirnya membuat keluarganya kacau balau. Harga yang harus dibayar sangatlah mahal.

Tidak ada dosa yang terjadi tidak disengaja. Semua dimulai dari pikiran. Kebiasaan untuk membiarkan pikiran diberi ‘makanan’ yang tidak sehat, mendorong seseorang memikirkan hal-hal yang tidak sehat.

Seorang teman yang terpukau dengan film serial drama yang berjilid-jilid, seolah biasa saja menonton seperti itu. Untuk hiburan. Manusiawilah… Ternyata tanpa disadari, makin lama dia merasa koq suaminya tidak seromantis pria-pria dalam drama tsb. Dia mulai merasa suaminya bukanlah pribadi idamannya… . Persiapkan hati dengan mengendalikan pikiran sesuai kehendak Tuhan. Bukan diisi sampah gossip, berita menakutkan dan hiburan yang tidak mendidik.

Andrew menjelaskan lebih mudah bagi kita saat sakit yang enteng-enteng seperti flu, pusing… Praktek menggunakan otoritas atau kuasa yang diberikan Tuhan, untuk mengusir penyakit enteng tsb. Mendapatkan kesembuhan secara supranatural.
Ketika sudah terbiasa, saat mengalami sakit yang ‘berat’ menurut dokter atau pandangan dunia, kita sudah punya pengalaman dalam hal-hal ‘kecil’ maka lompatan iman yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Jauh lebih mudah.

Ada teman-teman yang sudah divonis dokter sakit kanker. Tetapi sebelumnya tidak pernah membangun hubungan yang dekat dengan Tuhan. Meski saya beri buku-buku bagus, sulit untuk memahami sekaligus mempraktekkannya dalam keadaan tubuh yang sudah sakit dan lemah.

Teman lain datang curhat masalah keluarga yang sudah bak benang ruwet. Tidak jelas darimana harus memulai melepaskannya. Alangkah baiknya jika sejak awal kita sudah belajar untuk membangun kesabaran, karena kesabaran yang sejati bukanlah kemarahan yang ditekan, melainkan buah dari hubungan dekat seseorang dengan Tuhan. Buahnya tidak hanya kesabaran, tetapi perkataan hikmat akan mengalir dari mulutnya. Tuntunan Tuhan akan nyata dalam hidupnya.

Arthur Meintjes, guru saya yang lain, mengatakan meski kita hafal ribuan firman tetapi tanpa memiliki pengalaman menghidupinya, itu hanya menjadi pengetahuan di kepala yang kerapkali justru membuat seseorang menjadi sombong. Yang penting seberapa pun banyaknya firman yang kita tahu, praktekkan dan hidupi, maka kita akan memiliki pengalaman hidup bersama dengan Tuhan. Pewahyuan demi pewahyuan akan membawa kita melampaui perkataan yang tertulis atau logos, menjadi rhema, perkataan Tuhan yang hidup. Ini yang harus kita kejar. Kita akan mengalami kehidupan yang supranatural karena orang benar hidup karena percaya, bukan melihat.

Mari kita persiapkan hati kita, prepare our heart , agar kita memprogram hidup sesuai kebenaran Tuhan. Dan menikmati kehidupan supranatiral bersama-Nya!

It’s not much about your performance, it’s about your heart – Joel Osteen.

Ini bukan tentang kinerja Anda, namun tentang sikap hati Anda – Joel Osteen.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

Read More
Articles

“Kepercayaan Tentang Kedaulatan.”

“Kepercayaan Tentang Kedaulatan.”

Penghalang terbesar menuju kekuatan Injil adalah konsep bencana dari paham “kedaulatan Allah”.
Kesalahpahaman tentang kedaulatan dan ajaran yang muncul sehubungan dengan hal ini telah melumpuhkan banyak gereja dan menggantikan iman dengan fatalisme atau paham takdir (yaitu suatu pandangan filsafat, yang meyakini bahwa seseorang sudah dikuasai oleh takdir, (-bahasa Latinnya: Fatum-, dan tidak bisa mengubahnya – wikipedia).

Ketika kodrat atau karakter Tuhan digambarkan sebagai Tuhan yang misterius, mengendalikan baik secara langsung mau pun tidak langsung, terlibat dalam penderitaan manusia, maka tidak ada lagi dasar untuk iman yang benar.

Iman kemudian harus didefinisikan ulang sebagai kepasrahan – penerimaan terhadap sesuatu yang tidak diinginkan tetapi tidak bisa dihindari.

Kepasrahan memutuskan, karena Tuhan yang mengendalikan, pasti ada tujuan ilahi dalam tragedi manusia dan kita harus belajar untuk membiarkan cara-cara misterius Tuhan bermain. Fatalisme itu kemudian dikemas sebagai iman.?

Tidak ada iman yang benar jika sifat Tuhan itu misterius.
Tidak ada iman yang benar jika Tuhan menjadi salah satu penyebab sumber penyakit atau tragedi.
Bagaimana seseorang bisa mempercayai Tuhan untuk kesembuhan jika kesembuhan bukan kehendak-Nya?
Bagaimana seseorang bisa tahu dia harus mempercayai apa? Mereka tidak bisa!
Setiap doa dan janji yang tidak terjawab dilemparkan ke dalam kotak “terjadilah menurut kehendak-Mu” dan dilupakan.

Satu-satunya hal yang menyenangkan Tuhan, menjadi tidak mungkin, bagi pemeluk paham “kedaulatan” orang Kristen.

Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.
Ibrani 11:6 (TB)

Ayat ini hampir tidak masuk akal bagi mereka yang hidup berdasarkan paham takdir.
Tuhan memberi upah? Bukan untuk pemeluk paham takdir/fatalis. Bagi mereka, Tuhan adalah dalang yang ahli mengendalikan iblis, mengendalikan kejahatan, mengendalikan penyakit, perdagangan seks, penggunaan narkoba, pelecehan pasangan, pelecehan anak, pembunuhan dan banyak lagi.

Istilah “Tuhan yang mengatur” menjadikan Tuhan sebagai penjahat terbesar dalam sejarah, namun pada saat bersamaan, kita harus memiliki “keyakinan” bahwa Dia melakukan ini untuk kebaikan kita.?

Tidak bisakah Anda melihat kemunafikan dari posisi ini?
Tuhan menetapkan adanya pemerintahan sekarang ini sebagai “teror terhadap perbuatan jahat” yang “membawa pedang… untuk menghukum orang yang melakukan kejahatan” (lihat Roma 13: 1-7).
Namun dalam teologi “kedaulatan”, Tuhan sendirilah yang bertanggung jawab atas kejahatan!
Dia bertentangan dengan diri-Nya sendiri, dengan apa yang sudah Dia tentukan mau pun tetapkan.
Mengapa pemerintah diperintahkan untuk melawan hal yang “diijinkan” atau dikendalikan oleh Allah?

Sampai kita memahami bahwa Tuhan memberikan bumi kepada manusia (Mazmur 115:16, Mzm. 8:3-6), dan hanya melalui kemenangan, orang-orang Kristen yang penuh iman, kehendak-Nya untuk hidup kita dapat tercapai, kita akan terus membiarkan kekuatan kegelapan merajalela dan kemudian meletakkan tanggung jawabnya di kaki Tuhan.

[Repost ; “The Sacred Cow of Sovereignty”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].

Read More
Articles

“Apakah Kasih Itu?”

“Apakah Kasih Itu?”

Subjek kasih atau cinta bisa menjadi sangat kompleks.
Kita berbicara tentang mencintai es krim atau kue, kemudian berbicara tentang mencintai atau mengasihi Tuhan. Kita mengatakan mencintai seseorang. Namun bersiap diri pula bahwa cinta itu akan memudar seiring berjalannya waktu.

Cinta atau kasih manusia kerap kali didasarkan pada nilai yang disematkan pada benda atau orang yang dicintai. Seperti yang kita semua ketahui, manusia dan banyak hal lainnya berubah seiring dengan berjalannya waktu. Dengan demikian, cinta manusia akan beralih pada hal-hal atau orang baru yang nampaknya lebih bernilai tinggi daripada hal yang lebih lama atau orang yang pernah kita cintai. Inilah alasan banyaknya perceraian. Cinta manusia didorong untuk memuaskan keinginannya sendiri.

Cintanya Tuhan tidak didasarkan pada daya tarik seseorang atau suatu benda, melainkan muncul di hati Sang Pengasih terlepas dari kondisi orang yang dicintai. Kasih atau cintanya Tuhan menjangkau semua pria mau pun wanita terlepas dari kondisi, kecantikan, atau apa yang dapat mereka lakukan untuk Sang Pengasih. Ini adalah cinta/kasih tanpa syarat, didasarkan pada hati Sang Pengasih (Tuhan) yang tidak mengenal batas atau limit.

Alkitab menyatakan bahwa Tuhan adalah kasih dan Dia sangat mengasihi kita sehingga Dia mengutus Yesus untuk mati bagi kita agar kita dibebaskan dari dosa dan kematian.
Mungkinkah kasih Tuhan memudar seiring dengan berjalannya waktu?
Apakah kita cukup berharga di mata-Nya sehingga kasih-Nya tetap bertahan, tanpa melayang kepada seseorang yang lebih pantas?

Kasih Tuhan muncul dari dalam hati-Nya, tidak terbatas serta tidak tergoyahkan. Kasih ini tidak memudar seiring waktu.
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi ia bersukacita karena kebenaran.
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
Kasih tidak pernah gagal.

Ketika kita mengukur kasih dalam kaitannya dengan nilai, kita semua akan gagal. Kita semua terlalu sadar akan kesalahan dan kegagalan kita. Jika Tuhan hanya mengasihi yang indah, maka kita semua ada dalam bahaya. Itulah perbedaan antara kasih manusia dan kasih ilahi. Kasih Tuhan tidak didasarkan pada nilai atau kinerja kita, tetapi pada integritas dan keputusan-Nya untuk menyerahkan nyawa-Nya bagi kita.

Cinta ilahi yang sama itu sekarang tinggal di dalam kita dan tersedia untuk diberikan kepada orang lain. Jangan mendasarkan kasih kita pada orang lain berdasarkan nilai mereka bagi kita, melainkan pada nilai mereka yang tak terbatas bagi Tuhan.

[Repost ; “What is love?”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].

Read More
1 2 3 4 5