Self Motivation, Seruput Kopi Cantik

Mendengar Dari Tuhan? Mengapa Dia Tidak Peduli?

Seruput Kopi Cantik

Yenny Indra

 

Mendengar Dari Tuhan? Mengapa Dia Tidak Peduli?

 

“15 tahun yang lalu saya pernah mendampingi seorang penulis muda yg mengabdikan seluruh hidupnya untuk Tuhan. Apa yang saya serap dari semua diskusi panjang selama berbulan-bulan, saya merasakan totalitas anak muda ini. Bahkan semua keinginannya untuk berkarya di lapangan profesional dia tinggalkan, karena ingin fokus melayani sesama. Karena panggilan itu dirasakannya sejak kecil. 

 

Tapi entah kenapa ya Bu, perjalanan anak ini sangat tidak mulus. Hambatan datang silih berganti, sampai akhirnya dari semula berkiprah di metropolitan, dia kembali ke 

dusun kecilnya, yang 10-an tahun yang lalu internet pun susah didapat. Bahkan, dia seperti sempat hilang dari peredaran semata karena semua yang dimiliki sudah habis untuk pelayanan, dan pernah soal pulsa untuk berkabar pun sampai tak sanggup beli.

Sampai sekarang saya masih bertanya-tanya, apanya yang salah dengan karya pelayanannya? Sampai seolah dia tidak pernah mendapat pertolongan yang semestinya atas  karya pelayanannya. Tapi iman, keyakinan, dan tekadnya tak pernah tergoyahkan. 

 

Melihat hal seperti itu, saya selalu mencoba berpikiran positif. Mungkin masa ujian anak ini belum selesai. 15 tahun belum ada apa-apanya dibanding kisah orang suci yang jauh lebih menderita.

Nah, itu kasus yang sampai saat ini jadi misteri buat saya Bu Yenny. Apanya yang salah? Mungkin Bu Yenny bisa sharing sesuatu. Thanks,” chat P. Edy Zakheus guru menulis saya.

 

*****

 

Rupanya Tuhan mendengar pertanyaan yang tidak bisa saya jawab ini. Untungnya saya sekolah. Tuhan yang menjawabnya, melalui P. Irwan Siregar, direktur Sekolah Charis Indonesia yang membahas masalah ini. 

 

*Banyak orang yang saat mendengar Tuhan berbicara, langsung dia mengerjakan apa yang dia dengar dengan caranya dia sendiri.

Seharusnya ketika kita mendengar dari Tuhan, itu pertanda Kita Harus Bersiap-Siap.*

 

Andrew Wommack selalu menegaskan, 

ketika dikerjakan dengan cara kita sendiri –  I Did It My Way- artinya kita yang harus memikirkan dan memberinya ‘makan’.

 

Yang Tuhan mau, visi-Nya dikerjakan sesuai cara Tuhan -God’s Way- Tuhan yang memikirkan, Tuhan yang memberi ‘makan’. Kita mengikuti-Nya langkah demi langkah. Kunci utamanya: relationship with God. Sehingga ketika berhasil, kita sadar: itu Tuhan, bukan saya!

 

Rahasia besarnya terletak di sini:

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”

 

Apakah Kuk itu?

Kayu yang dipasang pada leher 2 ekor sapi saat membajak sawah. Biasanya yang satu sapi tua dan yang satu sapi muda. 

Sapi tua yang jauh lebih berpengalaman akan mengatur langkah-langkahnya.

Sementara sapi muda, mengikuti saja ke mana sapi tua melangkah. Kedua sapi itu harus bekerjasama.

Ini menggambarkan Visi Tuhan harus direalisasikan dengan cara bekerjasama dengan Tuhan.

Kalau kita betul-betul mengikuti Dia, Tuhan berjanji, bebannya ringan koq…No Stres But Rest.

 

Pak Irwan menegaskan, ketika kita mendapat panggilan Tuhan, yang paling utama, belajarlah untuk melayani, serta setia 

mengerjakan hal-hal kecil.  Bahkan mengerjakan hal yang tidak kita mengerti, bisa jadi hal yang tidak kita setujui, tetapi itu dikehendaki oleh atasan kita, (atau Tuhan), maka lakukanlah!

Why?

Dengan cara demikian kita belajar menundukkan diri, taat dan rendah hati.

Kalau ingin menjadi yang terbesar, kita harus bersedia melayani. Itu rumus Kerajaan Allah.

Saat setia mengerjakan hal-hal kecil yang tidak dilihat orang lain, disitulah karakter dan kerendahan hati kita dibentuk.

 

Visi besar tidak akan tercapai, tanpa karakter, penundukkan diri dan kerendahan hati yang sudah dibentuk terlebih dahulu.

Nantikan waktunya Tuhan, bukan waktu kita.

Pakai caranya Tuhan, bukan cara kita.

It’s all about Him, not me!

Mendapat visi Tuhan?

Jangan terburu-buru merealisasikannya, tetapi duduk diam di bawah kaki-Nya: mendengarkan dan belajar kepada-Nya. Rela dibentuk.

Panggilan Tuhan itu bertahap, tidak sekaligus!

Nantikan Dia, hingga Tuhan sendiri yang memberikan pewahyuan demi pewahyuan, mengarahkan setiap langkah kita.

“Diam dan ketahuilah bahwa Akulah Allah!”

 

Yusuf mendapat mimpi visi Tuhan. Apa yang terjadi selanjutnya? Justru dijual saudara-saudaranya menjadi budak, lalu jadi narapidana, total selama 13 tahun. Hingga suatu ketika, mendapat kesempatan mengartikan mimpi Raja Firaun, dan dalam sekejap menjadi orang ke 2 paling berkuasa di Mesir. Tetapi Yusuf tidak mencoba mencari ayah dan saudara-saudaranya atau membalas dendam! Meski dia bisa.

Yusuf menunggu 9 tahun lagi, hingga saudara-saudaranya datang minta pertolongan karena kelaparan. 

Yusuf menantikan waktu dan cara Tuhan. Bahkan dia berkata kepada saudara-saudaranya,

“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga.”

Yusuf membalas kejahatan dengan kebaikan.

Sungguh teladan yang mengagumkan!

 

*“For My thoughts are not your thoughts, Nor are your ways My ways,” says the Lord. For as the heavens are higher than the earth, So are My ways higher than your ways, And My thoughts than your thoughts.

 

Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

 

YennyIndra

TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC

MPOIN PLUS & PIPAKU

PRODUK TERBAIK

PEDULI KESEHATAN 

 

 

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Berjalanlah Dua Orang Bersama-sama Jika Tidak Sepakat?
Apa Yang Anda Ciptakan Melalui Perkataan?
Kapan Kita Berbahagia?