Monthly Archives: Aug 2020

Self Motivation, Seruput Kopi Cantik

Bagaimana Masa Depan Anakku? Galau? Ini Jawabannya!

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Bagaimana Masa Depan Anakku? Galau? Ini Jawabannya!

“Bu Yenny, boleh minta saran bagaimana mengarahkan anak saya?,” chat Pak Irsan dari Sumatra Utara.
Karena Seruput Kopi Cantik saya punya banyak teman dari berbagai belahan dunia.

Hal yang sama kadang mengganggu pikiran saya, mampukah saya mengarahkan anak-anak saya agar kelak mereka mencapai potensi maximalnya, menjadi pribadi yang Tuhan kehendaki dan mempermuliakan nama-Nya?
Ada kesalahan-kesalahan yang mungkin saja saya lakukan, dalam mendidik mereka.
“Terlalu memanjakan! Biarkan anak merasakan susah,” P. Indra menegur saya. Kadang gak tega.

Dan Tuhan itu Allah yang menjawab doa!

Read More
Self Motivation, Seruput Kopi Cantik

Sampah? Bagaimana Reaksi Kita?

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Sampah? Bagaimana Reaksi Kita?

Tidak jarang kehidupan sedang berlangsung manis, kita merasa wow… Life is good.
Tiba-tiba peristiwa terjadi, seseorang muncul dengan emosinya, lalu menghancurkan hari manis kita.

Read More
Articles, Christianity

“Mana yang diutamakan? Tuhan atau Keluarga?”

“Mana yang diutamakan? Tuhan atau Keluarga?”

Saya mendengar beberapa orang mencoba memprioritaskan hubungan kita dengan Tuhan, keluarga dan pelayanan dengan cara yang berbeda.
Beberapa orang berkata, “Tuhan dulu, lalu keluarga, baru pelayanan.”
Bahkan saya pernah mendengar orang lain berkata, “Tuhan dulu, lalu pelayanan, baru keluarga.”
Tentu saja, mereka yang lebih mengutamakan pelayanan daripada keluarga, biasanya sedang mencari alasan untuk mengabaikan keluarga mereka dan itu jelas terlihat.

Apa yang paling penting di hati Tuhan?

TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”
Kejadian 2:18 (TB)

Tuhan menyadari bahwa hubungan Adam dengan-Nya tidaklah cukup. Untuk mencapai tujuan-Nya di bumi, pria membutuhkan seorang istri.

Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
Kejadian 2:24 (TB)

Tuhan mendirikan pernikahan dan keluarga terlebih dahulu. Keduanya merupakan lembaga yang diciptakan Tuhan pertama kali.

Paulus membicarakan tentang persatuan antara seorang pria dan istrinya juga.

“Karena kita adalah anggota tubuh-Nya.
Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.”
Efesus 5:30-32 (TB)

Persatuan suami dan istri adalah misteri yang mengungkapkan hubungan Kristus dan gereja-Nya!
Apa yang bisa lebih penting dari itu?

Intinya begini: Mendahulukan keluarga ADALAH mendahulukan Tuhan. Pilihannya bukan antara Tuhan atau keluarga.
Memilih keluarga adalah memilih apa yang Tuhan pilih.
Memilih keluarga berarti memilih Tuhan.
Pernikahan dan keluarga ditetapkan oleh Tuhan untuk mengungkapkan hubungan antara Kristus dan gereja. Itu adalah hubungan perjanjian kasih, pemberian, pengorbanan, berkat dan pengampunan. Mengabaikan pernikahan dan keluarga untuk “melayani Tuhan” adalah pernyataan yang tidak masuk akal. Ketika kita mengabaikan keluarga, sesungguhnya kita sedang mengabaikan Tuhan.

Pertimbangkan peringatan dari Paulus:
“Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.”
“1 Timotius 5:8 (TB)

Para pria, jika kita sedang mencari pelayanan, sementara itu kita menghormati pengantin wanita kita (istri kita), Tuhan akan lebih mempercayakan Mempelai-Nya (jemaat-Nya) kepada kita.

[Repost ; “Which is first? God or Family?”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].

Read More
Self Motivation, Seruput Kopi Cantik

Salah Kita Sendiri? Mana Berani Datang Kepada Tuhan?

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Salah Kita Sendiri? Mana Berani Datang Kepada Tuhan?

Salah satu hal yang paling berat untuk ditanggung, ketika salah mengambil keputusan dan membuat segalanya kacau balau.
Apalagi jika akibatnya berdampak pada seluruh keluarga.
Rasanya ingin bersembunyi masuk ke perut bumi saja.
Merasa bersalah, tertuduh dan menyesal.

Siapa pernah mengalaminya?
Saya tunjuk jari!
Bertahun-tahun yang lalu, saya memilih menjauh dari Tuhan.
Tetapi dengan berjalannya waktu, pengenalan pada Tuhan makin mendalam, saya justru memilih segera datang kepada Tuhan.
Curhat, minta ampun dan mohon Tuhan membenahinya!

“Tuhan tolong ubah hati orang itu, agar kesalahan yang saya lakukan bisa Tuhan ubah menjadi kebaikan.”

“Tuhan beri saya hikmat, apa yang harus saya perbuat untuk memperbaiki situasi yang kacau balau.”

Kadang-kadang betul-betul tidak terpikirkan sehingga tidak melakukan yang seharusnya secara umum, orang sudah tahu.
Di saat lainnya, karena kurang pertimbangan, informasi kurang lengkap, salah mengambil keputusan.

“You’re a God who makes things right, giving justice to the defenseless. You know all about us, inside and out. You are mindful that we’re made from dust,
*Engkaulah Allah yang membuat segalanya menjadi benar*, memberikan keadilan kepada yang tak berdaya. Engkau mengenal kami, luar dan dalam. Dan menyadari bahwa kami terbuat dari debu,
” ujar Raja Daud.

Tuhan memang Allah Sang Penolong. Dia membuat apa yang salah menjadi ‘benar’ dengan cara-Nya yang ajaib.
Berulangkali, kesalahan yang saya buat, -entah dengan sengaja atau tidak-, diubahnya menjadi kebaikan.

Tuhanlah Allah yang bisa mengubah hati seseorang, bisa mengubah situasi, bahkan angin dan badai pun tunduk kepada-Nya.

“Aku itu berminggu-minggu mikir, bagaimana caranya bisa kenal dengan pemimpin proyek di Kalimantan Selatan?
Pusing gak ada ide. Secara gak sengaja pas ngobrol dengan pimpinan Kalimantan Tengah, aku tanya, kenal ga dengan pimpinan Kalimantan Selatan? Oooo kenal, gampang nanti tak kenalin. Walah … Segitu gampangnya,” ujar Dave, teman di Sekolah Charis, bercerita tentang proyeknya.

Itulah jalan hidup orang yang memperoleh perkenanan Tuhan dan manusia, semuanya jadi mudah, melebihi pikiran manusia.

“Perkenanan Tuhan dan perkenanan manusia itu seperti sepasang sepatu. Saling mendukung. Dengan memiliki keduanya, hidup jadi lancar dan mudah,” Dave melanjutkan.

*Pelajarannya, apa pun yang kita butuhkan, apa pun yang terjadi, bawa kepada Tuhan.*
*He is The Best!*

So now we come freely and boldly to where love is enthroned, to receive mercy’s kiss and discover the grace we urgently need to strengthen us in our time of weakness.

Marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#SeruputKopiCantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles, Christianity

“Kepuasan atau Kepasrahan?”

“Kepuasan atau Kepasrahan?”

“Saya telah belajar dalam keadaan apa pun, untuk menjadi puas.” (Filipi 4:11 KJV)

Jangan bingung antara kepuasan dengan berpuas diri.
Tuhan tidak menginvestasikan Anak-Nya, Roh-Nya, Firman-Nya, penyediaan-Nya, otoritas-Nya, iman-Nya, perlengkapan senjata-Nya, dan kunci-kunci kerajaan-Nya ke dalam diri kita supaya dapat menjalani kehidupan pasrah secara pasif [Que-sera-sera].

Kepuasan sejati adalah kedamaian di tengah situasi apa pun, tetapi bukan penerimaan pasif atas setiap situasi. Kepuasan tercipta karena menyadari kuasa Kristus yang ada di dalam diri kita untuk mengatasi setiap pencobaan dan memenuhi tujuan Tuhan dalam hidup kita dengan penuh sukacita.

Beberapa orang Kristen menyerah secara pasif, menerima kemiskinan sebagai kehendak Tuhan dan mengatakan pada diri mereka sendiri bahwa fatalisme (paham bahwa hidup manusia dikuasai nasib yang tidak bisa diubah) yang mereka anut adalah sebuah kebajikan. Yang lain belajar menyesuaikan diri dengan penyakit, kesedihan, dan depresi.

Bagi mereka yang hidup oleh iman memahami, Tuhan ingin melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,
Efesus 3:20 (TB).
Dengan iman dan kesabaran kita mewarisi janji Tuhan, bukan dengan fatalisme dan kepasrahan.

Paulus tahu bagaimana berkekurangan dan berkelimpahan (Filipi 4:12). Namun, saat-saat berkekurangan, Paulus tidak menyerah pada nasib dan putus asa. Dalam beberapa ayat sebelumnya Paulus menulis, hendaknya kita selalu bersukacita di dalam Tuhan, dan kemudian diikuti dengan mengatakan,
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”
Filipi 4:6-7 (TB)

Tanggapan Paulus pada saat dalam kebutuhan, adalah pergi kepada Tuhan dengan doa dan ucapan syukur.
“Kepuasannya” adalah “tidak kuatir tentang apa pun.”
Dia tidak “tidak melakukan sesuatu”.
Imannya melihat penyediaan yang akan datang.

Itulah sebabnya Paulus bersukacita atas pemberian orang Filipi, sehingga pengorbanannya menginspirasi Paulus untuk berkata,
“Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.”
Filipi 4:19 (TB)

Kepuasan sejati mengucap syukur untuk tuaian yang akan datang, bukannya menyerah.

[Repost ; “Contentment or Resignation?”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].

Read More
1 2 3 5