Mengapa Tuhan Tidak Adil?
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Mengapa Tuhan Tidak Adil?
“Saya sudah berdoa bertahun-tahun, Bu Yenny, tapi seolah Tuhan melupakan saya. Kecewa sekali… Padahal doa teman-teman yang baru kenal Tuhan, langsung dijawab. Sedangkan doa saya, tidak…”
Dengan doa kita mengharapkan pintu yang tertutup itu bisa terbuka.
Yang kadang kita lupa, ada bermacam-macam pintu. Ada yang di dorong, ditarik atau digeser. Salah bertindak, pintu tetap tertutup.
Belum lagi pintu yang terkunci, kita perlu menemukan anak kuncinya.
Meski pintu di hadapan kita terbuat dari besi yang kokoh, tebal dan berat, jika ada anak kuncinya, tinggal putar sedikit, dorong/tarik/geser, terbuka…..
Artinya, perlu hikmat, yaitu kecerdasan, pengertian, bahan pertimbangan dan kebijaksanaan bagi orang yang tak berpengalaman. Nach hikmat itu berasal dari Tuhan.
Perlu doa yang pas untuk membuka pintu yang tertutup. Doa meminta, menggunakan otoritas untuk memerintahkan, atau justru bersyukur karena jawaban doa sedang on the way.
Dan untuk itu kita perlu belajar.
Anugerah dan kasih Allah diberikan kepada semua manusia, sama rata dan sama rasa.
Penerapannya dalam kehidupan orang percaya, memberikan hasil yang berbeda.
Tergantung seberapa banyak seseorang menimbanya, ada yang mendapatkam 30, 60 atau 100 kali lipat.
B. Heni memberikan illustrasi yang bagus sekali.
Kasih Allah itu ibarat samudra yang indah, luas dan ombaknya bergulung-guung seolah menggoda orang untuk bermain dengannya.
Teringat ketika berlibur ke Labuan Bajo, kami menginap di kapal selama 3 hari 2 malam. Pemandangannya indah sekali….
Sejak hari pertama Robert & Anne, turis Inggris yang bersama di kapal kami, sudah snorkeling. Mereka bertemu dengan kura-kura besar di samping indahnya karang-karang.
Hari ke dua dan ke tiga, P. Indra dan Hendra ikut snorkeling dengan Robert & Anne. Ramainya mereka menceritakan keindahnya alam di bawah laut. Tetapi P. Indra dan Hendra tidak menikmati keindahan laut di hari pertama.
Sementara guide kami, seorang diver sejati, sudah menyelam hingga ke dasar laut. Dia bercerita dan menunjukkan foto-foto keindahan karang dan ikan-ikan
yang berada di perairan laut yang dalam.
Bahkan sekali waktu, bisa menemukan mutiara yang mahal harganya. Harta karun ada di sana.
Bagaimana dengan B.Linda, B. Wulan, Chinta dan saya?
Kami cukup puas menikmati pemandangan alam sekitar dan sedikit mengintip keindahan karang dari atas kapal saja.
Kami tidak menikmati keindahan sebanyak yang snorkeling, apalagi yang diving.
Kami semua membayar harga yang sama, mendapatkan fasilitas yang sama dan diberi kesempatan yang sama.
Namun kami punya kehendak bebas, memilih apakah akan tetap berada di kapal, snorkeling atau diving?
Dan untuk itu, mendapatkan hasil berbeda serta dibutuhkan peralatan dan persiapan berbeda pula.
Sama seperti Tuhan yang memberi kita semua kesempatan yang sama.
Setiap orang memilih dan menentukan sendiri, seberapa banyak keindahan yang akan dinikmati?
Semua ada harga yang harus dibayar.
Makin banyak yang ingin dinikmati, dibutuhkan peralatan dan kemampuan yang berbeda. Harus bisa berenang mau pun ‘menyelam’.
Semakin banyak berkat dan janji-janji Tuhan yang ingin dinikmati, perlu menggali Firman Tuhan, mencari pewahyuannya lebih dalam lagi serta mengaplikasikannya dalam hidup kita. Karena harta karunnya memang ada di sana.
Bukan Tuhan tidak adil, tetapi tergantung kita sendiri.
Nach, Anda pilih yang mana?
What you believe in your heart is what matters most, because that is what you will receive from God. – Greg Mohr.
Apa yang Anda percayai dalam hati Anda, adalah yang paling penting, karena itulah yang akan Anda terima- Greg Mohr.
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN