Mengutuki Diri Sendiri? Mana Mungkin? Ternyata Banyak Orang Yang Melakukannya!
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Mengutuki Diri Sendiri? Mana Mungkin? Ternyata Banyak Orang Yang Melakukannya!
Suatu ketika dalam sebuah pertemuan saya harus berbicara, dan ingin sekali mengucapkan sebuah kata: Disruption, tapi betul-betul Blank. Diingat-ingat, tetap lupa hingga berhari-hari.
Banyak orang dalam keadaan demikian akan mengutuki diri sendiri, tanpa sadar.
“Faktor U (usia maksudnya) jadi lupaan. Maklum sudah tua… sudah berumur. Memang orang makin tua, makin pelupa”.
Terjadilah menurut imanmu.
Kenyataannya, baik tua mau pun muda, setiap orang bisa sekali waktu lupa. Manusiawi.
Teringat akan ungkapan Joel Osteen, jika kita mengucapkannya, maka kita mencipta sesuai apa yang kita ucapkan.
Maka saya berdiam diri, tidak menceritakannya pada siapa pun.
Saya berdoa minta Tuhan beri ingatan yang baik. Yang lupa, tolong Tuhan ingatkan.
Lalu deklarasi:
Your youth is renewed like the eagle’s.
Masa mudamu diperbarui seperti rajawali.
Ingat rajawali saat mulai tua, dia akan merontokkan bulu-bulu tuanya, dan menumbuhkan bulu-bulu yang baru.
Perasaan pun lebih nyaman, yakin ingatan sudah dipulihkan.
Dan apa yang terjadi?
Dari hari ke hari, ingatan pun kian membaik.
Kalau mudah lupa, berarti saya kurang melatih otak, kurang belajar. Bukan karena usia.
Disiplin pun ditingkatkan. Mulai membaca lebih banyak buku-buku bagus dan menulis, supaya apa yang dipelajari lebih tertanam dalam ingatan.
Saat reuni, seorang sahabat bercerita, mamanya sudah pikun, kalau bertanya diulang-ulang.
“Kita kelak kalau tua juga begitu, kita sedang menuju ke sana,” sahut teman lain.
“Aku gak mau begitu… Pilih seperti Peter Drucker yang dalam usia 90 tahun masih menerbitkan bukunya. Semua terjadi sesuai iman dan doa masing-masing,” ujar saya.
Berhenti mengutuki diri sendiri. Sekali-kali ceroboh dan lupa itu manusiawi. Jangan mengharapkan yang buruk, karena pikiran dan perkataan kita memiliki kuasa untuk mencipta.
Yakinlah bersama Tuhan, kita akan tetap sehat dan kuat seperti Nabi Musa. Di usia 120 tahun, sehat, kuat dan tetap memimpin bangsanya dengan kekuatan seperti masa mudanya. Matanya tetap awas. Saat akan meninggal, mendaki gunung Nebo setinggi 817 meter.
Luar biasa bukan?
Mau ga seperti Nabi Musa? Jaga pikiran, perkataan dan tindakan kita!
You have to live with the result of the words that you speak.
Anda harus hidup dengan hasil dari kata-kata yang Anda ucapkan.
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN