DI MANA TUHAN???
.
Pagi itu ada bbm masuk dari Nicholas, putra saya ke 3. “Ma, ada waktu? Skype sekarang bisa?” Nicholas ingin berdiskusi.
Nicho sedang kuliah film di New York Film Academy, Amerika. Teman-temannya berasal dari berbagai negara dan kebanyakan, bahkan nyaris semua, tidak ada yang ke gereja atau percaya Tuhan. Saat Nicho sedang sharing tentang kehidupan dan tentang Tuhan, maka ada beberapa temannya yang bertanya, “Jika Tuhan benar-benar ada, mengapa Tuhan mengijinkan kelaparan dan perang antar suku di Afrika hingga keadaan mereka sedemikian buruknya?”
Inilah topik yang ingin didiskusikan Nicho.
.
Dari pengalaman anak-anak saya, sejak mereka kecil saya mengajar mereka beribadah dan mengenal Tuhan. Saat mereka mulai sekolah ke luar negeri, jauh dari orangtua dan lingkungan yang berbeda dengan negara kita, mulailah ada pertanyaan-pertanyaan semacam ini.
Ternyata sesungguhnya fase seperti ini dialami oleh sebagian besar orang dalam pertumbuhan rohaninya hingga mereka mendapatkan iman pribadinya, pengenalan pribadinya bersama Tuhan. Bukan lagi iman karena orangtuanya.
.
Pertanyaan teman Nicho memang tidak ada jawabannya.
Banyak pertanyaan serupa itu. Mengapa ada orang yang sangat baik justru harus terbunuh dengan cara yang mengenaskan, sementara orang yang jahat tetap hidup? Mengapa? Dan mengapa……? Di mana keadilan?
Banyak sekali pertanyaan yang kita tidak tahu jawabannya dan tidak pernah tahu.
.
Seorang bijak berkata,
“Manusia tidak diciptakan untuk mengerti kehidupan,
tapi untuk menjalaninya”
.
Memang banyak hal-hal yang kita tidak tahu jawabannya, tetapi ketika kita mau tetap mempercayai Tuhan, suatu hari kita akan menyadari bahwa ada hal-hal baik yang membentuk kita oleh karena ‘malapetaka’ itu. Bahkan ada karakter dan proses penemuan diri yang tidak bisa diperoleh jika kita tidak mengalami ‘malapetaka’ tersebut. Itulah bedanya orang yang memilih percaya Tuhan dan yang tidak.
Bagi yang menolak Tuhan, malapetaka menjadi kehancuran yang permanen. Sementara bagi yang memilih tetap mempercayai Tuhan, malapetaka itu akan diubahNya menjadi kebaikan bagi kita.
.
Sahabat kecil saya, Bens, anak yang baik. Setelah menikah dengan Gina, mereka tinggal di kota Cilacap. Mereka berbisnis di sana. Suatu saat, Bens mulai membuka bisnis baru yang lebih menjanjikan, menjadi kontraktor. Usahanya maju pesat. Banyak proyek besar diraihnya. Tender-tender diatur dengan sesama teman hingga membuka kantor di Jakarta. Pokoknya cara apa saja ditempuhnya. Sukses besar diraihnya.
Bens orang yang pandai bergaul dan pintar melobi ke sana ke mari. Karaoke dan dunia malam mulai rutin dijalani demi kelancaran usahanya. Mulailah Bens mengenal ekstasi, hingga makin lama makin meningkat hingga putaw dan heroin. Tidak ketinggalan pula wanita malam hingga dia memiliki wanita simpanan. Berderet mobil mewah dimilikinya. Harta, wanita, kedudukan dan narkoba, lengkap sudah.
Bens makin jarang pulang ke rumah. Gina dan anak-anaknya tekun berdoa, bergandeng tangan, menangis agar Tuhan melepaskan Bens dari ketergantungan narkoba dan bertobat kembali ke jalan yang benar. Setiap pulang, Bens hanya mengambil uang, marah-marah dan pergi lagi. Setiap Bens pulang, anak-anaknya segera bersembunyi di kamar. Mereka ketakutan.
.
Pada suatu malam, Bens berniat pulang ke rumah untuk mengambil uang dan pergi lagi seperti biasanya. Dia mengendarai mobil dalam keadaan sakaw. Di tengah jalan mobilnya masuk ke jurang, mobil ringsek hancur tetapi anehnya Bens tidak lecet sedikit pun.
Bens keluar dari mobil dan harus berjalan cukup jauh hingga akhirnya bertemu tukang ojek yang hendak pulang. Diantar oleh ojek, Bens pulang ke kotanya. Tepat saat Bens masuk rumah, Gina sedang menonton acara Rev. John Hartman di TV. Tepat saat itu John berkata, ”Ada seorang ibu yang saat ini tengah menangis menanti suaminya pulang. Jangan takut ibu karena suamimu akan kembali dan dipakai Tuhan untuk melayaniNya.” Suatu kebetulan yang aneh, membuat hati Bens tersentak. Bens galau. Akhirnya dia memutuskan untuk tetap tinggal di rumah hari itu.
.
Keesokan harinya, Bens mendengar Gina sedang mendengarkan lagu pujian dan penyembahan sebelum pergi ke toko. Bens marah dan membanting kasetnya. Setelah Gina pergi, hati Bens risau. Dia benci lagu pujian tetapi aneh, hatinya merasa damai. Bens mengambil kaset pujian yang dibuangnya dan mendengarkannya. Hatinya tenang dan damai. Mulailah mendengarkan lagu pujian dan kotbah menjadi kesukaan Bens yang baru. Terlebih lagi saat dia ingin mengkonsumsi narkoba. Dengan kuasa doa Bens dilepaskan dari ketergantungan narkoba. Tanpa obat sama sekali. Ini mujizat.
Singkat cerita, semua ini menjadi jalan bagi Bens untuk mengenal Tuhan dan melayaniNya. Bens rajin pelayanan ke penjara dan Nusakambangan. Beberapa kali dia bertemu mantan teman-temannya yang mengkonsumsi narkoba dulu, sekarang ditahan di sana. Sungguh Bens bersyukur. Tuhan begitu baik. Dia dipilih untuk diselamatkan.
Tidak hanya itu, keluarga ini dipulihkan. Bersama dengan anak-anaknya yang cantik dan tampan,Bens sekeluarga setia melayani Tuhan. Mereka diberkati dan menjadi berkat bagi banyak orang. Mereka mengalami pengalaman pribadi denganNya.
.
Bagi kita yang sudah mengenal Tuhan, kita tahu bahwa tidak ada kebetulan di dunia ini. Dari kisah Bens kita melihat, bahwa tidak ada doa yang sia-sia. Tuhan hidup dan menjawab doa dengan caraNya yang ajaib.
.
Pepatah lama mengatakan, ”Tidak ada orang yang atheis, saat seseorang terjebak di dalam sebuah lubang serigala.”
Ada orang-orang yang sedemikan menolak Tuhan, hingga akhirnya dia terjebak dalam situasi antara hidup dan mati. Doa menjadi satu-satunya cara yang belum pernah dicobanya. Ketika dia berdoa, ”Tuhan jika Engkau benar-benar ada, tolonglah saya.” Dan secara ajaib, ada jalan pertolongan yang tak terduga muncul. Dengan cara yang sedemikian naturalnya hingga orang itu sadar bahwa Tuhan memang benar-benar hidup!
.
Terbukti pula melalui penelitian psikologi mau pun ilmu kedokteran bahwa seseorang yang memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan dan menghidupi ajaran agamanya maka hidupnya lebih bahagia, tidak mudah stress.
Tidak semua persoalan atau kejadian dalam dunia ini kita tahu jawabannya. Otak kita terlalu kecil untuk memahami kebesaranNya. Namun bagi kita yang sudah mengenalNya secara pribadi, tidak saja kita yakin bahwa Tuhan itu ada dan hidup bahkan bersamaNya kita bisa merengkuh apa pun yang bisa kita impikan. Dia terlalu dahsyat! Bersama Tuhan kita bisa melakukan hal-hal yang besar.
Meski kita tidak bisa menjabarkan dengan kata-kata mau pun logika tetapi kita tahu: Tuhan hidup dan mengendalikan seluruh kehidupan ini.
Bagaimana pendapat Anda?
.
OLEH: YENNY INDRA
.
PHOTO: http://www.inspirationalmugs.com/leaders.htm
http://www.demotivationalposters.net/where-your-god-now-god-demotivational-posters-137522.html
http://www.lifencanvas.com/2011_12_01_archive.html
http://julieforjesus.multiply.com/calendar/item/10031?&show_interstitial=1&u=%2Fcalendar%2Fitem
http://mcchinsarah.blogspot.com/2011/01/miracle.html
http://www.gentlewisdom.org/category/revival-and-outpouring/