“Hati Nurani: Rencana B Allah untuk Manusia.”
“Hati Nurani: Rencana B Allah untuk Manusia.”
Dalam buku barunya, Who Told You That You Were Naked?
(Siapa Yang Mengatakan Kepadamu Bahwa Engkau Telanjang?),
Andrew mengungkapkan kebenaran yang sering disalahpahami:
Pada awalnya Tuhan tidak menciptakan kita dengan hati nurani.
Dia tidak menciptakan kita dengan kemampuan untuk menilai diri kita sendiri dan terus menerus mengevaluasi, apakah kita benar atau salah. Dia menciptakan kita tanpa memiliki rasa bersalah.
Hal ini menyadarkan saya, jika hati nurani adalah rencana B Allah bagi kita semua, maka penting untuk memahami peran yang dimainkannya dalam kehidupan kita.
Membaca buku Andrew membawa saya kembali ke tahun-tahun awal menjadi orang Kristen. Segera setelah lahir baru, saya merasa didorong oleh Roh Kudus untuk mengakui dosa-dosa saya.
Saya tidak yakin bagaimana melakukannya sendiri, dan menculik seorang pastor merupakan hal yang mustahil!
Dengan hati terbuka, saya menjangkau teman-teman dan keluarga yang bersedia membuka hati, mendengarkan saya.
Pada awalnya, proses tersebut membawa kesembuhan dalam hati dan saya mengalami kasih Tuhan melalui rahmat yang saya terima. Saya merasa lebih dekat dengan Tuhan, karena saya meninggalkan ‘daun ara’ (rasa malu, bersalah) saya. Tetapi setelah beberapa saat, upaya untuk menaati Tuhan menjadi beban. Ada suara kecil yang terus mengatakan kepada saya, bahwa upaya saya tidaklah cukup, atau saya tidak berbagi dengan orang yang tepat, atau caranya tidak benar. Tidak peduli seberapa banyak pun mencoba, saya tidak bisa menenangkan suara yang tanpa henti terus mengingatkan, bahwa saya gagal.
Pada suatu kesempatan dalam waktu doa, saat bergumul dengan perasaan-perasaan saya, Tuhan mengingatkan pada Matius 6:22-23. Dalam Alkitab Amplified ayat ini mengatakan,
“Mata adalah pelita tubuh; jadi jika matamu sehat [cara pandang rohani], seluruh tubuhmu akan terang [mendapat manfaat dari pengajaran Tuhan]. Tetapi jika matamu tidak sehat [buta secara rohani], seluruh tubuhmu akan penuh dengan kegelapan [tidak memiliki cara pandang Tuhan]. Jadi jika [sinar] cahaya di dalam dirimu [pribadi dalam batinmu, hatimu, hati nuranimu] berada dalam kegelapan, betapa pekat dan mengerikannya kegelapan itu! ”
Tuhan berkata kepada saya, “Saya bukanlah pribadi yang membuatmu merasa terkutuk; itu karena hati nuranimu.”
Kemudian saya menyadari sesuatu: mengakui kesalahan-kesalahan saya adalah hal yang baik, tetapi terus menerus mengakui dosa karena saya tidak memahami arti penebusan saya adalah sebuah kegelapan tak berujung.
Pernahkah kita bergumul karena memberikan yang terbaik kepada Tuhan tetapi merasa sepertinya yang terbaik pun tidaklah cukup?
Pengajaran Andrew akan membantu kita memahami, hati nurani muncul sebagai akibat dari Kejatuhan Manusia. Tujuan Allah supaya hati nurani membantu menyadarkan kebutuhan kita akan keselamatan; pada akhirnya justru menjadi kutukan bagi kita.
Sementara hati nurani merupakan hal yang baik, namun tidak seharusnya kita tinggal di tempat penghukuman itu.
Pada kenyataannya, kita seharusnya beranjak meninggalkan penghukuman, untuk mengembangkan hati nurani yang baik, hati nurani yang tanggap secara rohani dan dipenuhi terang.
Andrew menjelaskan bahwa salah satu hal yang perlu kita lakukan untuk menumbuhkan hati nurani yang sehat, dengan menghidupi Ibrani 10:22 (TB) dan percaya bahwa “kita telah dibersihkan {dengan darah-Nya} yang membebaskan kita dari hati nurani yang merasa bersalah” (Firman Tuhan).
Inilah sukacita karena keselamatan kita!
Iman dalam kuasa darah-Nya akan menghapus semua penghukuman, rasa malu, dan hati nurani kita akan dipenuhi dengan terang!
[Repost; “The Conscience: God’s Plan B for Mankind”, – Andrew Wommack, ditulis oleh Citalli Macy, https://www.awmi.net/blog/the-conscience-gods-plan-b-for-mankind/, diterjemahkan oleh Yenny Indra]