Category : Articles

Articles, Travelling

Kuil Dazaifu & Huis Ten Bosch Theme Park.. Yeaay….

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Kuil Dazaifu & Huis Ten Bosch Theme Park.. Yeaay….

Setelah sehari sebelumnya kami mengunjungi Akiyoshidai Plateu. Hari ini kami mengunjungi Kuil Dazaifu.

Akiyoshidai Cave berisi stalaktit dan stalakmit mirip di Indonesia. Konon Special Natural Monument. Hanya saja pemandangannya ala Jepang. Dan sejuknya, desa-desanya yang asri sungguh menyenangkan. Kami lunch di tengah desa menikmati menu set soba dan kawan-kawannya.

Kuil Daizafu Tenmangu, terletak di sebuah lembah hijau yang tenang di Prefektur Fukuoka. Tempat yang menyimpan kisah mendalam tentang kesetiaan, doa, dan pengabdian. Kuil ini didedikasikan untuk Sugawara no Michizane, seorang sarjana dan politikus Jepang yang hidup pada abad ke-9.

Michizane adalah simbol kejeniusan. Namun, intrik politik membuatnya difitnah dan diasingkan ke Dazaifu, jauh dari istana. Meski hidupnya berakhir dalam kesendirian, legenda mengatakan alam semesta menangis untuknya. Petir dan badai mengguncang Kyoto setelah kematiannya, dianggap sebagai tanda ketidakadilan yang menimpa dirinya.

Rakyat akhirnya mengenang Michizane sebagai dewa ilmu pengetahuan dan pendidikan. Kuil Dazaifu Tenmangu dibangun di atas makamnya, menjadi tempat para pelajar dari seluruh Jepang datang untuk berdoa, memohon keberhasilan akademik.

Saat melangkah di jalan setapak menuju kuil, yang dihiasi lentera dan pohon plum, suasana magis terasa. Bunga plum ini diyakini “mengikuti” Michizane saat ia diasingkan, sebagai simbol cinta dan kesetiaan.

Kami berkunjung di bulan November, bertepatan dengan festival mekarnya aneka bunga Chrysantenum yang berlangsung antara tanggal 1 hingga 25 November.

Wuih… beraneka rupa Bunga Chrysantenum berwarna warni mekar menggoda para turis mengambil foto di sana.

“Mana tempat yang paling cantik?”
Semakin banyak kaki melangkah, semakin banyak tempat-tempat yang dikunjungi, semakin sadar…. begitu banyak tempat-tempat indah dengan keunikannya masing-masing.

Sungguh memukau ketika menemukan ‘hutan kecil’ tanaman tinggi berpadu dengan semak-semak tumbuh di atap sebuah bangunan…di sekitar Daizafu.
Wow…. (lihat foto)

Cantik dan tak terbayangkan, namun bisa terjadi.
Apa yang kita saksikan, memancing untuk berpikir ‘out of the box’ …
Mungkin lho…. padahal sebelumnya, terpikirkan pun tidak.

Lalu ke Huis Ten Bosch, theme park cantik yang menyenangkan…. bak anak-anak kecil menikmati berbagai permainan yang menarik.

Karena menjelang Natal, patung Santa Klaus berbagai gaya di sana-sini. Dari Santa yang memanjat pohon, gedung, tengah menari bahkan sedang mengintip…
Duh… lucunya….
Kami pun sibuk berfoto ria menirukan gaya Santa…
Wkwkwk…..
Senangnya….

“One’s destination is never a place, but a new way of seeing things.” – Tujuan seseorang bukanlah tempat, tetapi cara baru dalam melihat, mindset baru,” ujar Henry Miller.”

Travelling itu perjalanan membuka wawasan, menyerap apa yang tak terpikirkan dan perjalanan ‘bertemu’ dengan Sang Pencipta..
Alam yang begitu indah di sepanjang perjalanan, hembusan angin sejuk yang membelai hati, menyadarkan kita betapa agungnya Allah kita.

Semakin banyak kaki melangkah, semakin banyak tempat-tempat yang dikunjungi, semakin sadar…. begitu banyak tempat-tempat indah dengan keunikannya masing-masing.

That’s why, Saint Augustine berkata,
“The world is a book and those who do not travel read only one page – Dunia adalah sebuah buku dan mereka yang tidak bepergian hanya membaca satu halaman.”

Yuk…. jalan dan explore dunia…

“In the beauty of the unknown, God’s presence becomes undeniable.”

“Dalam keindahan yang tak terduga, kehadiran Tuhan menjadi tak terbantahkan.”

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles, Travelling

Hiroshima & Itsukushima Shrine @Miyajima.

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Hiroshima & Itsukushima Shrine @Miyajima.

Pagi ini, dengan Shinkansen kami dari Nagoya menuju Hiroshima selama sekitar 3 jam. Lalu mengunjungi “Hiroshima Peace Memorial Museum”

Gedung tempat bom dijatuhkan masih dibiarkan seperti sedia kala. Berdiri tegak di tepi sungai. Pemandangannya hijau & asri.

Di tengah-tengahnya ada Tugu Hiroshima Peace Memorial, di mana turis bisa mengambil foto dengan latar belakang gedung tempat bom dijatuhkan.

Saat kami sedang asyik berfoto ria, ada pasangan dari Singapura, yang berkomentar, bahwa tempat di mana kami berfoto itu kuburan… mereka menolak mengambil foto di sana.

Bagaimana sejarahnya?
Pada 6 Agustus 1945, bom atom pertama dijatuhkan oleh Amerika Serikat di Hiroshima, Jepang. Bom bernama Little Boy ini menghancurkan kota dalam hitungan detik. Sebanyak 140.000 orang tewas, sebagian besar warga sipil, termasuk anak-anak dan wanita. Mereka yang tidak langsung meninggal akibat ledakan harus menghadapi dampak radiasi yang mematikan. Tiga hari kemudian, bom kedua menghancurkan Nagasaki, menewaskan 70.000 orang lagi. Peristiwa ini menandai berakhirnya Perang Dunia II, tetapi dengan harga yang sangat mahal.

Di museum, wajah-wajah foto para korban ditata rapi di dinding di mana slide foto itu bisa berganti-ganti, lengkap dengan namanya.

Sebelum bom atom, Jepang telah menggunakan taktik militer ekstrem seperti kamikaze. Kamikaze, yang berarti “angin ilahi,” adalah misi bunuh diri yang dilakukan oleh para pilot muda Jepang. Mereka menerbangkan pesawat yang dipenuhi bahan peledak untuk menghantam kapal-kapal musuh, terutama milik Sekutu. Taktik ini mencerminkan keputusasaan Jepang dalam mempertahankan wilayahnya serta filosofi pengorbanan diri demi negara.

Perang tidak hanya menghancurkan infrastruktur tetapi juga memakan korban jiwa yang tak terhitung. Warga sipil sering kali menjadi pihak yang paling menderita. Di Hiroshima dan Nagasaki, generasi berikutnya harus hidup dengan dampak radiasi, mulai dari penyakit hingga trauma psikologis yang mendalam.

Dari tragedi ini, berdirilah Museum Peringatan Perdamaian Hiroshima. Museum ini menjadi tempat mengenang korban dan menyampaikan pesan perdamaian. Artefak seperti pakaian korban, jam yang berhenti pada pukul 8:15, dan foto kehancuran mengingatkan dunia tentang kengerian perang.

Museum ini bukan hanya tempat bersejarah tetapi juga simbol harapan. Ia menyerukan dunia untuk menghindari kekerasan dan memilih jalan perdamaian, agar tragedi seperti Hiroshima tak lagi terulang.

Pesannya jelas:
Pertikaian, kebencian, iri hati dsb adalah akibat dosa, karena Adam menyerahkan otoritasnya kepada si iblis. Hanya kasih Allah dan pengorbanan-Nya yang kita terima saat menerima Allah sebagai Tuhan & Juru Selamat pribadi, yang akan melepaskan kita dari lingkaran tanpa akhir ini.
Dunia butuh kasih-Nya yang tanpa syarat.

**********
Tempat ke dua yang kami kunjungi adalah Kuil Miyajima dengan Itsukushima Shrine yang terkenal.
Miyajima merupakan pulau suci dan kuil ikonik yang dulu hanya untuk Kaisar dan keluarganya semata.

Di lepas pantai Hiroshima, terdapat pulau kecil bernama Miyajima, yang dikenal sebagai salah satu destinasi paling indah di Jepang. Nama aslinya adalah Pulau Itsukushima, tetapi lebih populer sebagai Miyajima, yang berarti “Pulau Kuil.” Keindahan alamnya yang berpadu dengan sejarah dan spiritualitas membuat tempat ini begitu istimewa.

Di Miyajima berdiri Kuil Itsukushima yang megah, sebuah situs warisan dunia UNESCO. Kuil ini pertama kali dibangun pada abad ke-6 dan menjadi lambang hubungan erat antara manusia, alam, dan dewa-dewi Shinto. Salah satu keunikan kuil ini adalah gerbang torii-nya yang “mengambang” di atas laut. Saat air pasang, gerbang ini terlihat melayang, menciptakan pemandangan yang sangat menakjubkan dan sering disebut sebagai salah satu pemandangan terindah di Jepang.

Dulu, Miyajima dianggap sebagai pulau suci, dan kuil ini hanya boleh diakses oleh kaisar dan kalangan bangsawan. Bahkan, rakyat biasa tidak diizinkan untuk menginjakkan kaki di pulau ini demi menjaga kesuciannya. Pada masa itu, kuil digunakan untuk berdoa demi keselamatan negara dan keluarga kerajaan.

Namun, seiring berjalannya waktu, akses ke pulau dan kuil ini mulai dibuka untuk umum. Kini, siapa pun bisa mengunjungi Miyajima dan menikmati keindahannya. Selain kuil, pengunjung dapat menjelajahi hutan rimbun, bertemu dengan rusa liar yang jinak, hingga menikmati kuliner lokal seperti tiram bakar dan kue momiji manju.

Rusa-rusa itu bisa mencium saat kita membawa makanan. Segera mengejar dan mengendus-enduskan hidungnya di mana kue itu berada. Saat sedang membuka bungkus kue kering, si rusa sudah tidak sabar. Awalnya dengan senang hati disuapi sepotong kue, begitu saya sedikit lengah, segera direbutnya kue dengan bungkusnya… ha..ha…ha… kalah gesit saya rupanya…

P. Indra, saya, Christian & Michelle, pernah mengunjungi pulau ini tahun 2015. Saat itu kami bahkan menginap di sana.
Kali ini datang lagi, tetapi dari arah yang berbeda sehingga pemandangan dan pengalamannya pun berbeda… meski beberapa lokasi juga sama.

Liburan dengan teman-teman & keluarga tentu berbeda. Masing-masing mempunyai keunikan dan kenangannya yang tersendiri.
Pelajarannya, nikmati setiap kesempatan dengan penuh syukur karena inilah yang menciptakan kehidupan penuh warna yang memukau.

“Travel opens your heart, broadens your mind, and fills your life with stories to tell.”

“Perjalanan membuka hati Anda, memperluas pikiran Anda, dan mengisi hidup Anda dengan kisah untuk diceritakan.”

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles, Travelling

Kosayu 76 Ke Jepang: Sabana No Sato… Pemandangan Cantik Jutaan Lampu LED

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Kosayu 76 Ke Jepang: Sabana No Sato… Pemandangan Cantik Jutaan Lampu LED

Sebanyak 23 peserta Kosayu 76, liburan bersama. Kebersamaan itu tak ternilai harganya. Jika tidak diusahakan, semua sibuk…kenangan itu perlu diusahakan dan diciptakan.
Yeaaaayyy….

Dari Jakarta, kami turun di Nagoya. Tempat pertama yang didatangi adalah Sabana No Sato.

Apa uniknya?
Cahaya Sabana No Sato: Kisah Jutaan Lampu LED yang Menghidupkan Malam….

Setiap musim dingin, desa kecil Sabana no Sato di Jepang berubah menjadi negeri dongeng yang memukau dunia. Di kaki bukit yang diselimuti salju, jutaan lampu LED dinyalakan, menciptakan pemandangan yang menakjubkan: terowongan cahaya, pepohonan bercahaya, dan ladang yang berpendar dengan warna-warni magis. Tradisi ini, yang disebut Illumination Festival, keajaiban yang membawa harapan bagi banyak orang.

Namun, di balik keindahannya, ada kisah perjuangan dan mimpi yang melahirkan cahaya tersebut.

Bertahun-tahun lalu, Sabana no Sato, hanyalah desa yang hampir mati. Penduduknya sedikit, dan musim dingin membuat desa ini tampak semakin sunyi. Para pemuda meninggalkan desa untuk mencari penghidupan di kota besar, meninggalkan orang tua mereka di tengah ladang beku.

Semua berubah ketika Akira, seorang seniman cahaya yang pernah tinggal di Tokyo, memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Akira melihat potensi besar dalam lanskap desa dan ingin menghidupkan kembali semangat penduduk dengan caranya sendiri.

Mimpi Akira sungguh spektakuler.
Akira punya ide gila: ia ingin menerangi malam musim dingin Sabana no Sato dengan lampu LED.
“Jika desa ini gelap, mari kita buat cahaya yang bisa dilihat seluruh dunia,” katanya dengan semangat.

Awalnya, warga skeptis. Lampu LED?
Jutaan?
Bagaimana caranya?
Namun, Akira tidak menyerah. Ia mengajukan proposal ke pemerintah lokal, bekerja sama dengan perusahaan teknologi, dan bahkan memulai penggalangan dana dari seluruh negeri. Sedikit demi sedikit, ia meyakinkan warga untuk bergabung.

Keajaiban Malam Pertama pun terjadi.
Pada musim dingin pertama festival, hanya beberapa ribu lampu LED yang berhasil dipasang. Namun, malam itu benar-benar menciptakan momen ajaib. Di tengah kegelapan, terowongan cahaya menyala, membentuk jalur indah yang menyambut para pengunjung.

Orang-orang dari kota terdekat datang berbondong-bondong untuk melihat keindahan itu. Berita tentang Illumination Festival menyebar dengan cepat, dan tahun berikutnya, jumlah lampu LED bertambah menjadi ratusan ribu.

Dari Kesunyian terciptalah Kehidupan…..
Kini, Sabana no Sato memiliki lebih dari lima juta lampu LED yang menerangi setiap sudut desa.
Setiap tahun, tema festival berubah, dari Aurora Borealis hingga Taman Cahaya Sakura. Para pengunjung tidak hanya menikmati cahaya, tetapi juga ikut merasakan keramahan penduduk, makanan tradisional, dan warisan budaya desa.

Berkat festival ini, Sabana no Sato bangkit dari keterpurukan. Para pemuda kembali untuk membantu membangun desa, dan ekonomi lokal tumbuh pesat.
Lebih dari sekadar keindahan visual, festival ini adalah simbol harapan, menunjukkan bahwa bahkan dalam gelap sekalipun, cahaya selalu bisa diciptakan.

Apa pesan dari Sabana no Sato?

Setiap malam, Akira berdiri di tengah kerumunan, tersenyum melihat ribuan wajah yang terpesona. Baginya, lampu-lampu ini bukan sekadar hiasan, tetapi wujud nyata dari mimpi, kerja keras, dan keyakinan keajaiban itu bisa diciptakan jika kita mau mencoba dan mengusahakannya.
Apalagi bagi kita yang beriman, Sang Pencipta, Allah sendiri berdiam di dalam roh orang percaya yang sudah lahir baru.
Jika Allah di pihak kita, siapa dapat melawan kita?
Kesulitan, keterpurukan bahkan kegelapan pun tidak akan dapat menghalangi kita.

“Di sini,” kata Akira suatu hari, “kegelapan adalah kanvas, dan cahaya adalah harapan yang kita lukis bersama.”

Siapa yang tidak ingin berjalan melewati terowongan cahaya ini?
Kami terpukau dengan jutaan lampu LED yang menghiasi pepohonan, menyala diantara bunga-bunga yang tertata rapi dengan kecantikannya yang memukau. Gereja cantik yang berdiri megah di tepi danau, menambahkan keanggunannya.
Tentu saja kami tidak melewatkan waktu untuk berfoti ria… wajib itu!

Gunung Fuji dari lampu yang berganti-ganti warna, ‘menceritakan’ saat salju… lampu cantik berwarna putih kemudian berangsur-angsur berubah, warna-warna cantik bermunculan bak gunung hijau nan asri… perlahan berubah lagi bagaikan lahar merah yang meluap dari puncak gunung…
Duh … cantiknya… sulit dilukiskan dengan untaian kata-kata.

Belum lagi lorong-lorong yang dipenuhi jutaan LED berubah-ubah warna dengan berbagai variasi cantiknya… membentuk pemandangan yang indah memukau.

Wuih senangnya….. kenangan manis bersama-sama teman-teman tercipta!

“Traveling through places like Sabana no Sato reminds us that the greatest artist is God, who paints the world with light and love.”

“Bepergian melalui tempat-tempat seperti Sabana no Sato mengingatkan kita bahwa seniman terbesar adalah Tuhan, yang melukis dunia dengan cahaya dan cinta.”

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles, Travelling

Perdana! Resorts World One…. Cruise 3000 penumpang dengan Home Port Jakarta. Wow….


Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Perdana! Resorts World One…. Cruise 3000 penumpang dengan Home Port Jakarta. Wow….

“Yen, diajak P. Anton naik cruise suite room sana-sama P. Anton & B. Rita, diberi special price, tgl 16 juni. Perdana katanya cruise yang start Jakarta,” ujar P. Indra suatu pagi.

“Ikuut….,” jawab saya singkat. Mengingat sudah selesai sekolah dan minggu depan tidak ada acara. Tgl 16-21 Juni 2024.
Apalagi dengar kata “Perdana” selalu menarik. Suite-room pasti ada fasilitas khusus. Kami bersahabat sudah lama, selalu ada sesuatu yang oke klo P. Anton nawarin.
Segera transfer dan kirim data, padahal belum tahu itinerary jelasnya.

Vlog masuk. P. Anton ke Singapura beberapa hari sebelum keberangkatan, menjemput kapal cruise dengan 3000 penumpang, cukup besar yang start dari Terminal Penumpang Nusantara, Tanjung Priok Jakarta. Dan cruise ini menuju ke luar negeri: Singapura dan Malaysia, lalu kembali ke Jakarta. Ini pertama kali. Sebelumnya, hanya ada kapal pesiar kecil dengan tujuan domestik.

Butuh pelabuhan yang cukup besar dan laut yang dalam, agar cruise besar bisa berlabuh. Semakin besar cruisenya, semakin besar pelabuhan dan kedalaman laut yang dibutuhkan.

Puluhan kali kami naik cruise, biasanya start dari Singapura, Roma, Barcelona, Genoa, Vancouver, Seattle, Los Angeles, Florida atau pelabuhan-pelabuhan besar di luar negeri.

Kali ini dari Jakarta, Indonesia. Wajib di support nich… klo bukan kita, siapa lagi?

******
Ternyata ini mimpi P. Anton sejak 20 tahun lalu. Berulangkali menyampaikan kerinduan ini, tahun demi tahun, akhirnya, sejarah baru ditorehkan.
Beneran unik, karena pengumumannya selain dalam Bahasa Inggris, dalam Bahasa Indonesia juga.
Hal sederhana yang tidak disadari, tapi penting tuh. Indonesia diakui di kancah dunia. Bangga!

Begitu check in, kami memilih dinner di “The Palace”, resto baru di dekat cabin kami. Ada butler khusus yang melayani di suite room.
Lobsternya segar & enak, boleh nambah pula sepuasnya dan makanan-makanan lainnya, sesuai selera. Hhhmmm… awal yang apiik bikin hati happy.

Berbagai pilihan resto Buffett 24 jam dari menu Indonesian food, Indian food, Chinese Food, Western Food, plus aneka dessertnya. Tersebar pula resto
Japanese, Seafood Grill, Tepanyaki, Warung Blue Lagoon, Hotpot dll. Sebagian besar gratis dan boleh makan di resto yang sama max 2 kali, tetapi ada pula yang berbayar.
Pokoknya selalu ada makanan, snack, ice cream, burger dll. Ada saja…yang bisa dinikmati. P. Indra cinta banget dengan curry laksanya, pas cocok di lidahnya.

Btw di sela-sela waktu antara breakfast & lunch or lunch & dinner or after dinner, klo lapar ada easy bites yang tersedia di The Palace. Chicken Wings-nya enaaak…. Variasi makanannya beneran menyenangkan…

Favorit untuk best of the best dinner di Vintage Resto. Wagyu Steak Okinawanya beneran lezat, disantap ditemani escargot, foie gras dan larva cake.

Pertunjukannya juga menarik. Animetion, Rhythm and Balance, Suka banget…
Binggo… permainan yang menarik.
Kolam renang dengan berbagai jenisnya. Dari kolam yang melawan arus, jadi gak maju-maju tuh … kolam dengan waterslide untuk seluncuran, jacuzzi, dan saat malam diiringi penyanyi cantik yang menghibur di sana.
Cocok sekali bawa anak-anak… banyak sekali permainan dan kegiatan untuk mereka. Next time bawa cucu ah…

Dan yang bikin happy… bisa internetan terus selama di kapal pesiar. Ga usah kuatir lost contact dengan keluarga. Suite-room dapat free wifi. Yang standar gratis dan premium berbayar. Yang standar pun cepat tuh. Bagaimana dengan kelas cabin yang lain?
Bisa beli paket internet SGD12/hari. Yeaaaayyy…..
Serasa tetap di darat, sambil liburan, kerjaan tetap jalan. Ini baru cerdas….

Docking di Singapura dan di Port Klang, Malaysia. Tentu durian…. itu wajib! Kari kepala ikan khas Malaysia dan bak kut teh… hhhmmm…full beneran.
Life is good…

Lucunya, di hari terakhir, ada menu Misoa Bak Kut Teh di The Palace.
“Ini gak kalah lho dengan yang kita makan di Port Klang kemarin,” ujar P. Indra. P. Anton menyetujuinya.
“Chef kita memang orang Malaysia…”, P. Anton menambahkan. Pantesan…. gak usah cari jauh-jauh, ada di depan mata.
2X dinner outdoor seafood grill, di sekitar kolam renang, menambah keceriaan….

Sebelum turun, bertemu dengan Coach Ellies Sutrisna dan suaminya. Yeeeaaay…. senangnya. Rupanya kami serupa, sama-sama ingin menjadi saksi, sejarah baru Indonesia.
Dunia kecil, ke mana pun ada sobat di sana. Tidak lupa, jepret… jepret… foto itu wajib!

Apa perbedaan cruise dengan tour biasa yang menggunakan bus?
Cruise itu gak usah check-in & check-out sampai acara cruise selesai.
Gak repot…. serasa di rumah sendiri.

Bersyukur kepada Tuhan, dapat kesempatan berlibur 6 hari di cruise perdana, kapal pesiar asing yang tujuannya ke luar negeri, tetapi home portnya di Indonesia. Menjadi saksi sejarah negeri tercinta!
Praise The Lord!

“The world is a book and those who do not travel read only one page.” – St. Augustine.

“Dunia ini adalah sebuah buku dan mereka yang tidak melakukan perjalanan, hanya membaca satu halaman.” – St Augustine.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles, Travelling

LEEDS – UNITED KINGDOM ( Oktober 2016)

 

LEEDS – UNITED KINGDOM ( Oktober 2016)

Leeds kota yang tidak terlalu besar seperti London, kompak antara old town dan new town. Semula sempat ragu, apakah kami akan mengunjungi Leeds dalam perjalanan ke kota tua York, atau tidak. Kopor menjadi problem kami. Untunglah saudari seiman kami, sis Riama Woods yang sudah menjadi warga kota Leeds sejak tahun 2005, meyakinkan bahwa ada tempat penitipan kopor (left luggage service) di stasiun Leeds. Leeds layak untuk dikunjungi, bujuk sis Ria. Harga tergantung lamanya penitipan kopor. Jadilah kami menitipkan kopor dan mengunjungi kota Leeds nan cantik.

“Kita bertemu dekat toko Sainsburry stasiun Leeds,” demikian saran sis Ria, “karena tempat penitipan kopor ada di sebelahnya”. Saat kami sedang mencari-cari tempat yang dimaksud, dari arah samping sis Ria menghambur memeluk dan menyambut dg ciumannya. Ah…senangnya bertemu sahabat di negara orang. Selesai menitipkan kopor, segera kami memulai petualangan menikmati keindahan kota Leeds.

Dari townhall, menyusuri cathedral, fresh market yang menjadi icon penting kota Leeds lalu berbagai tempat cantik lainnya hingga ke Arena-gedung pertemuan Leeds baru nan indah. Sis Ria dengan lincah menceritakan keindahan kota Leeds dan menunjukkan tempat-tempat unik, bahkan tempat cantik di sudut kota yang tidak saya temukan ketika browsing dari Indonesia. Kami pun makan siang di sebuah mall baru yang berada tersembunyi di tengah old town. Wow … ada hiasan kuda cantik di dalamnya. Kami segera mengambil pose dan gambar. “Ini copy pose saya dengan sis Vanessa beberapa waktu lalu,” sis Ria menjelaskan pengalamannya dengan sis Vanessa, sahabat kami dari Belgia, saat kami berpose di depan patung kuda.
Dalam waktu yang singkat, padat dan efisien, kami menikmati keindahan kota Leeds. Semua karena ada pemandu yang mengenal kota Leeds dan sahabat yang mengasihi, sehingga merancang yang terbaik untuk kami. Tentunya hal ini sulit direalisasikan kalau kami jalan sendiri. Harus mencari lokasi tepatnya, meski sudah dibantu oleh GPS. Butuh waktu lebih lama dan harus berpikir lebih berat. Thanks sis Ria!

Bukankah kehidupan juga seperti itu? Kita belum pernah mengunjunginya. Tidak pernah tahu jalan, belokan, rintangan dan masalah apa yang akan kita hadapi di masa depan. Namun ketika kita memiliki “Sang Pemandu”, jalan yang harus ditempuh menjadi cepat, lancar dan efisien. Dia tahu jalan singkat, aman serta terbaik untuk kita.

Sang Pemandu, Tuhan kita, mengarahkan melalui firman yang tertulis dalam kitab suci. Semakin dekat hubungan kita, maka suara-Nya makin nyaring terdengar. Memudahkan memahami petunjuk-petunjuk-Nya, jalan hidup kita semakin lancar karena kita peka saat Dia mengarahkan serta mentaatinya. Perjalanan bisa dinikmati dengan peraaan aman karena ada Pemilik yang mengenal seluk beluk tempat yang kita lewati. Tidak perlu berat berpikir dan mencemaskan perjalanan. Banyak kejutan indah kita temukan, -seperti indahnya mall modern di tengah kota tua, yang tidak pernah saya termukan informasinya- sesuatu yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya, ditunjukkan oleh Sang Pemandu sehingga kita menikmatinya.

Belajar dari pengalaman di atas, mari kita lebih mendekatkan diri pada Sang Pemandu Kehidupan dengan mempelajari dan menghidupi firman-Nya. Hidup akan jauh lebih mudah, indah, menarik, bahagia, utuh, penuh serta memuaskan.
Mengapa harus memilih jalan sendiri yang penuh kesulitan, jika ada Pemandu yang handal?

YennyIndra
Traveller, Family Growth Inspirator,
Co-Founder PIPAKU MPOIN

Leeds kota yang tidak terlalu besar seperti London, kompak antara old town dan new town. Semula sempat ragu, apakah kami akan mengunjungi Leeds dalam perjalanan ke kota tua York, atau tidak. Kopor menjadi problem kami. Untunglah saudari seiman kami, sis Riama Woods yang sudah menjadi warga kota Leeds sejak tahun 2005, meyakinkan bahwa ada tempat penitipan kopor (left luggage service) di stasiun Leeds. Leeds layak untuk dikunjungi, bujuk sis Ria. Harga tergantung lamanya penitipan kopor. Jadilah kami menitipkan kopor dan mengunjungi kota Leeds nan cantik.

“Kita bertemu dekat toko Sainsburry stasiun Leeds,” demikian saran sis Ria, “karena tempat penitipan kopor ada di sebelahnya”. Saat kami sedang mencari-cari tempat yang dimaksud, dari arah samping sis Ria menghambur memeluk dan menyambut dg ciumannya. Ah…senangnya bertemu sahabat di negara orang. Selesai menitipkan kopor, segera kami memulai petualangan menikmati keindahan kota Leeds.

Dari townhall, menyusuri cathedral, fresh market yang menjadi icon penting kota Leeds lalu berbagai tempat cantik lainnya hingga ke Arena-gedung pertemuan Leeds baru nan indah. Sis Ria dengan lincah menceritakan keindahan kota Leeds dan menunjukkan tempat-tempat unik, bahkan tempat cantik di sudut kota yang tidak saya temukan ketika browsing dari Indonesia. Kami pun makan siang di sebuah mall baru yang berada tersembunyi di tengah old town. Wow … ada hiasan kuda cantik di dalamnya. Kami segera mengambil pose dan gambar. “Ini copy pose saya dengan sis Vanessa beberapa waktu lalu,” sis Ria menjelaskan pengalamannya dengan sis Vanessa, sahabat kami dari Belgia, saat kami berpose di depan patung kuda.
Dalam waktu yang singkat, padat dan efisien, kami menikmati keindahan kota Leeds. Semua karena ada pemandu yang mengenal kota Leeds dan sahabat yang mengasihi, sehingga merancang yang terbaik untuk kami. Tentunya hal ini sulit direalisasikan kalau kami jalan sendiri. Harus mencari lokasi tepatnya, meski sudah dibantu oleh GPS. Butuh waktu lebih lama dan harus berpikir lebih berat. Thanks sis Ria!

Bukankah kehidupan juga seperti itu? Kita belum pernah mengunjunginya. Tidak pernah tahu jalan, belokan, rintangan dan masalah apa yang akan kita hadapi di masa depan. Namun ketika kita memiliki “Sang Pemandu”, jalan yang harus ditempuh menjadi cepat, lancar dan efisien. Dia tahu jalan singkat, aman serta terbaik untuk kita.

Sang Pemandu, Tuhan kita, mengarahkan melalui firman yang tertulis dalam kitab suci. Semakin dekat hubungan kita, maka suara-Nya makin nyaring terdengar. Memudahkan memahami petunjuk-petunjuk-Nya, jalan hidup kita semakin lancar karena kita peka saat Dia mengarahkan serta mentaatinya. Perjalanan bisa dinikmati dengan peraaan aman karena ada Pemilik yang mengenal seluk beluk tempat yang kita lewati. Tidak perlu berat berpikir dan mencemaskan perjalanan. Banyak kejutan indah kita temukan, -seperti indahnya mall modern di tengah kota tua, yang tidak pernah saya termukan informasinya- sesuatu yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya, ditunjukkan oleh Sang Pemandu sehingga kita menikmatinya.

Belajar dari pengalaman di atas, mari kita lebih mendekatkan diri pada Sang Pemandu Kehidupan dengan mempelajari dan menghidupi firman-Nya. Hidup akan jauh lebih mudah, indah, menarik, bahagia, utuh, penuh serta memuaskan.
Mengapa harus memilih jalan sendiri yang penuh kesulitan, jika ada Pemandu yang handal?

YennyIndra
Traveller, Family Growth Inspirator,
Co-Founder PIPAKU MPOIN

Read More
1 2 3 4 14