THE POWER TO DELAY
.
Anita datang dengan mata sembab. Dengan terbata-bata, dia mencoba menceritakan apa yang terjadi. Namun emosi tinggi masih menguasainya, membuat setiap kata yang dikeluarkannya bercampur tangis yang tertahan. Anita terluka. Batinnya perih. Hatinya memberontak. Apa yang sebenarnya terjadi? Saya biarkan Anita beberapa lama. Saya memintanya diam. Akhirnya, setelah Anita bisa mengatur emosinya, mulailah dia bercerita.
.
Mula-mula suaminya bercerita tentang masalah bisnis yang dihadapi oleh perusahaan mereka. Suaminya salah mengambil keputusan. Anita merasa jengkel karena sebelumnya dia sudah menasehati suaminya agar mengambil pilihan yang lain. Suaminya tetap bergeming. Sekarang kerugiannya harus ditanggung mereka berdua.
.
KATA-KATA SIA-SIA
Suatu pagi yang cerah. Udara segar. Langit biru. Burung-burung berkicau merdu dari balik jendela. Betapa indahnya hari ini.
.
Tiba-tiba suasana indah ini terganggu oleh rengekan si bungsu yang menolak bangun untuk ke sekolah. Belum lagi si sulung bertengkar dengan anak yang ke dua. Dalam situasi seperti ini, seringkali emosi kita terpancing. Kita mulai mengomel, membentak dan marah. Kata-kata omelan terucap, kata-kata yang sesungguhnya tidak membuat keadaan lebih baik. Itu yang dinamakan kata-kata sia-sia. Pernah mengalami kasus yang serupa?