Category : Relationship

Articles, Relationship, Self Motivation

Serba-Serbi Mendengar Suara Tuhan Bagian 2.

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Serba-Serbi Mendengar Suara Tuhan Bagian 2.

Menyambung artikel kemarin, menarik sekali ketika Andrew Wommack menegaskan bahwa Firman Tuhan itu Peta jalannya dan Suara Tuhan itu yang menuntun.
Gak mungkin meleset karena Peta & Suara Wajib Sinkron, Selaras.
Persis kalau kita sedang dituntun oleh GPS, bisa melihat peta dan suara GPS menuntun.
Jika tidak sesuai peta, berarti sedang melenceng dari kebenaran.

Tuhan memimpin itu melalui Red Light – Lampu Merah.
Setiap kita punya Hikmat & Pengetahuan, apalagi jika rutin baca Firman. Ya berjalanlah, mengambil keputusan sesuai apa yang baik dan benar menurut pemahaman kita.

Gak usah hal sepele, seperti makan apa, pakai tanya Tuhan dulu. Kita punya hikmat cukup untuk menjalani hidup ini. Selama Lampu Hijau, artinya Hati Damai, ya jalan terus.

Jika tiba-tiba koq gak damai, STOP! Itu artinya Lampu Merah. Tanya Tuhan, minta Hikmat-Nya. Artinya ada yang salah dan tidak sesuai dengan kehendak-Nya.

Dr. Lester Sumrall berkata, sejak dia menjadikan Tuhan sebagai Tuhan & Juruselamatnya, tidak pernah dia berada diluar kehendak Tuhan.
Saat Tuhan beri lampu merah dan dia berbalik mengikuti arahan Tuhan, itu artinya dia TETAP berada dalam kehendak Tuhan.
Melegakan ya?

*****

Nach yang kerap terjadi, ketika kita memperoleh impresi, dorongan untuk memberi dalam jumlah besar,lalu pikiran ini berusaha merasionalisasi,
“Apa benar ini suara Tuhan? Jangan-jangan keliru…”.
Lalu kita berusaha berdoa minta tanda dan bertanya kepada kepada orang lain, “bener gak sich?”
Klo sudah begini, biasa dorongan impresi itu melemah dan sirna.
Taat gak mudah ternyata.

Tuhan itu gak pernah memaksa.
Ini masalah sikap hati kita sebenarnya, mau taat atau tidak.
Tidak taat pun, Tuhan tidak menghukum. Dia menghargai Free Will, kehendak bebas manusia.
Tetapi jika tidak taat, maka kita kehilangan berkat baik secara finansial mau pun berkat-berkat rohani yang seharusnya diterima. Kan kita tidak menabur, ya gak panen dong…
Makes sense?

Teringat kisah ketika Nabi Elia meminta janda di Kota Sarfat agar membuatkannya roti bundar. Padahal saat itu sedang masa kekeringan.
Perempuan itu hanya memiliki segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli, untuk membuat makanan terakhirnya untuk dia sendiri dan putrinya.

Tetapi Elia berkata kepadanya: “Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi.”

Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan hingga kekeringan berakhir.
Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.
Wow….Mujizat tuh.

Sesudah itu anak dari perempuan pemilik rumah itu jatuh sakit dan sakitnya itu sangat keras sampai meninggal. Lalu Elia mendoakannya, sehingga anak itu hidup kembali.

Seandainya saja, si janda tidak mentaati perintah Elia, tentunya begitu tepung dan minyaknya habis, dia dan anaknya akan kelaparan.
Nach saat putrinya meninggal, jika tidak ada Elia di sana, tentunya putrinya tidak ada yang membangkitkannya.

Janda itu kelihatannya ‘kehilangan’ tepung dan minyaknya, tetapi sesungguhnya apa yang kelihatannya ‘hilang’, justru menjadi berkat dan menjadi keuntungan baginya.

*****

“Be still, and know that I am God.” – “Diamlah dan ketahuilah bahwa Akulah Tuhan.”

Agar dapat mendengar suara Tuhan, harus tenang. Kerapkali kita terlalu sibuk dan fokus pada yang di luar, pada berita-berita dunia, hingga tidak punya waktu mendengarkan suara lembut yang ada di dalam roh kita.
Pimpinan Tuhan melalui roh kita.
Allah itu Roh, Dia berbicara melalui roh kita.

Sesungguhnya, bukan kita yang menentukan arah kehidupan kita, melainkan Tuhan.
Sejak masih ada di dalam kandungan ibu, Tuhan sudah memiliki rancangan bagi setiap kita.
Nach seharusnya, kitalah yang mengikuti kehendak-Nya dengan mengikuti rancangan yang sudah ditetapkan-Nya. God’s Way.
Ketika kita mengikuti-Nya, hidup akan mudah, baik dan menyenangkan.
Why?
Karena Kelimpahan kita terletak di dalam Kehendak Tuhan.
Berjalan, bersikap dan bertindak sesuai dengan-Nya.

Nach pagi ini saya dapat kiriman quotes apik dari P. Dolfi:

“Knowledge isn’t free. You have to pay attention.” – Prof Richard Feynman.

“Pengetahuan itu tidak gratis. Anda harus memperhatikan.” – Prof Richard Feynman.

Pengetahuan dan pengenalan akan Allah pun tidak gratis. Tidak otomatis. Kita wajib untuk meminta, mencari dan mengetuk agar pintu pengetahuan ini bisa dibukakan, diterima serta dipahami. Wajib untuk diperhatikan, barulah kita bisa menyerapnya.

Sementara arti Hidup Kekal bukanlah sekedar hidup selama-lamanya di surga kelak, melainkan Mengenal Allah dan Kebenaran-Nya!
Koq bisa?
Ketika kita Mengenal Allah & Kebenaran-Nya, lalu bertindak menghidupinya, maka Hidup di Bumi seperti di Surga, sudah kita nikmati sekarang…. keren bukan?

Artikel saya hari ini, sejujurnya adalah tulisan yang dituntun oleh Tuhan. Quotes, ide dan alurnya, Tuhan yang menuntun dan menyiapkan.
Semua seolah natural, kebetulan tetapi jika kita peka, maka kita sadar: Ini Tuhan.

Di mana letak kelimpahan kita? Di dalam kehendak Tuhan.
Nach menulis adalah tugas dari Tuhan bagi saya…
Ketika saya taat dan belajar mendengarkan suara-Nya melalui roh saya, maka saya mendapati, segala resources, data dll Tuhan yang menyiapkannya.
Bahkan Tuhan bisa menarik perhatian, melalui FB, IG, Youtube, buku, artikel dsb dan semuanya seolah puzzle yang saling berhubungan. Tinggal merangkainya!

Masuk akal bukan, ketika mentaati Tuhan, semua jadi mudah dan fall into place – berada di tempat yang seharusnya?
It’s all about God, not us.
Semua tentang Tuhan, bukan kita.
Tidak hanya soal menulis, tetapi di setiap aspek kehidupan kita.

Belajar taat yuk…. hidup jadi enteeeng….

Listen in silence because if your heart full of other things, you cannot hear the voice of God – Mother Teresa

Dengarkan dalam keheningan, karena jika hatimu penuh dengan hal lain, kamu tidak dapat mendengar suara Tuhan – Bunda Teresa

YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC

MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
The Republic of Svarga ( SVRG)
Sweet O’Treat
Aestica Indonesia (Aestica Id)

#SeruputKopiCantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

 

Read More
Articles, Relationship, Self Motivation

Serba-Serbi Mendengar Suara Tuhan….

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Serba-Serbi Mendengar Suara Tuhan….

Saya sedang belajar sesuatu yang baru, tentang Damai Sejahtera. Peace.
Uniknya, saat Tuhan sedang mengajari sesuatu, ke mana pun saya melihat, semua tentang Damai Sejahtera. Baca buku, buka youtube, lihat FB, Instagram bahkan buku hadiah dari Mike & Carrie Picket pun tentang damai sejahtera…

Manusia terdiri dari Roh, Jiwa ( pikiran) dan Tubuh.
Ketika kita percaya Tuhan dan menjadikan Dia Allah kita, pada saat itu secara instan Roh Allah tinggal di dalam kita.
Secara instan pula, kita menjadi Ciptaan yang Baru.
Buktinya?
Sebelum kenal Tuhan, berbuat dosa itu biasa saja…. bahkan menikmati.
Tetapi ketika sudah percaya Tuhan, berbuat dosa itu membuat tidak nyaman. Gak doyan.
Sekarang habitatnya berbeda. Suka yang kudus, yang baik, penuh kasih karena pribadi Allah ada di dalam roh kita maka secara natural, karakter-Nya ingin menggantikan karakter manusia kita yang lama.

Bagaimana caranya agar karakter kita menjadi karakter Allah?
Dengan menyelaraskan pikiran kita dengan pikiran Allah. Cetakannya diganti dengan standarnya Allah maka secara bertahap kita akan menyerupai Dia.

Nach dulu saya tidak paham bahwa ada 2 suara yang ada di dalam kita.
Yang satu, suara dari pikiran kita sendiri atau pikiran dari luar yang dimasukkan iblis ke dalam pikiran kita.
Yang kedua, suara dari roh kita/ hati nurani. Itulah suara Tuhan yang selalu selaras dengan firman-Nya.

Suara dari roh pun akan ditransfer ke dalam pikiran kita, sehingga kita mengerti apa yang Tuhan kehendaki, tetapi berbeda dengan suara dari pikiran kita sendiri.

Apa bedanya?
Suara dari pikiran kita itu berkesinambungan. Kemarin sudah memikirkan tentang A, dan hari ini berlanjut lagi dengan ide tentang A, itu suara pikiran kita sendiri.

Pikiran yang disuntikkan si musuh, biasanya membuat galau, meneror, menuduh atau justru kebalikannya, ide bagus kelihatannya, namun roh kita koq merasa tidak damai. Umumnya bertentangan dengan firman Tuhan.
Contohnya, ada ide bagus, tawaran bisnis yang sangat menguntungkan. Pokoknya di atas kertas, oke sekali. Tetapi entah mengapa, koq hati merasa ada yang kurang pas. Jika ditanya alasannya, kita tidak bisa menjelaskannya.

Saat dengan teman-teman beramai-ramai investasi, dibawah bimbingan motivator top, di atas kertas oke sekali janjinya. Diajarin investasi yang menguntungkan, bayar biaya seminarnya mahal pula…. Motivatornya kaya raya pula. Secara akal manusia, gak mungkin salah. Berpengalaman. Kerjasamanya dengan pengusaha-pengusaha top Indonesia yang punya nama besar.
Kami tidak check & recheck, modal percaya saja, akhirnya rugi.
Setelah saya renungkan kembali, saya bahkan tidak bertanya kepada Tuhan, baguskah investasi ini? Dan motivasinya ingin untung besar sesuai janji sang motivator. Alias serakah.

Orang yang setia akan memperoleh banyak berkat, tetapi dia yang tergesa-gesa menjadi kaya tidak akan terlepas dari hukuman alias malapetaka…, kata Raja Salomo.

Sebaliknya, suara Tuhan di dalam roh itu lembut, tidak memaksa. Berupa impresi yang kuat untuk melakukan sesuatu. Muncul begitu saja, sejalur dengan Firman dan kehendak-Nya. Dan ada damai di hati.
Para orang-orang bijak dan pahlawan iman selalu berkata: Knowing, kita tahu saja apa yang Tuhan mau, saat Tuhan berbicara kepada kita. Ada keyakinan yang tak tergoyahkan.
Bisa melalui firman yang seolah-olah hidup, atau melalui sarana lainnya.
Kadang Tuhan meneguhkannya melalui orang lain, tetapi Tuhan pasti sebelumnya sudah berbicara kepada kita.

Apalagi jika kita memang membiasakan diri berdoa dalam roh dan menjadikan Tuhan dan firman-Nya menjadi pusat kehidupan kita. Roh kita menjadi peka akan tuntunan Tuhan. Hikmat, wisdom Tuhan menuntun kita kepada kebenaran-Nya, memberitahukan kita hal-hal yang akan datang, mempertemukan dengan orang-orang baik, membukakan pintu-pintu kesempatan yang tak terpikirkan.
Hidup jadi mudah, bebas stres dan cukup mengikuti-Nya langkah demi langkah.
Lebih sehat, happy dan gak ngoyo… kata Orang Jawa. Gak perlu bersusah payah dan berbeban berat. Segala sesuatu berada di tempat yang seharusnya.

Tuhan itu berbicara spirit to spirit. Roh kepada roh kita. Jadi klo ditelaah dengan pikiran ya kadang gak masuk akal.
Saya belajar taat saat Tuhan mendorong melakukan sesuatu. Tetapi jika roh kita merasa damai, lakukan saja…
Seperti slogan Nike: Just Do It!

Ketaatan senantiasa berbuahkan profit/keuntungan. Apa yang semula tidak ada, menjadi ada.

The manifestation of the Spirit is given to every man to PROFIT withal.
Pernyataan Roh diberikan kepada setiap manusia untuk mendapat manfaat /keuntungannya.

Keberhasilan kita tergantung seberapa baiknya kita mengikuti tuntunan Tuhan dan bertindak mentaatinya.
Saya terpukau….
Ketaatan kecil yang dilakukan, membukakan kesempatan besar yang tak terpikirkan.
Memberi yang dulunya saya anggap sebagai kehilangan, atau pengurangan, ternyata ketika ditabur menjadi benih yang benar, panennya berkelimpahan.

Mudahkah mengikuti tuntunan Tuhan?
Sejujurnya tidak.
Perlu trial & error… mengamati hasil atau buahnya sehingga kita bisa membedakan, mana yang suara Tuhan dan mana yang suara pikiran kita sendiri.

Sama seperti bayi yang sedang belajar berjalan, awalnya kerap jatuh, lama-lama makin trampil berjalan dan bahkan berlari.

Guru saya Greg Mohr bercerita, dia juga pernah salah menyumbang ke yayasan yang ternyata disalahgunakan. Ya gapapa. Kita kan punya hikmat, wisdom, klo ternyata dikelola dengan tidak benar ya… stop.
Berikan ke tempat yang lebih baik. Ibarat orang berinvestasi, tanamkan di tempat yang subur, yang buahnya memang memberkati banyak orang. Itu keputusan yang cerdas.

Yang sudah terlanjur salah memberi bagaimana?
Gak usah menyesal.
Tuhan lebih menghargai Motivasi & Ketaatan kita daripada apa yang kita berikan.
Sungguh ini sangat melegakan!

Melalui ketaatan dan pengamatan, semakin hari semakin mengenal-Nya….
Damai sejahtera, sukacita, kesembuhan Ilahi menjadi bagian kehidupan sehari-hari.
Berkat dan kebaikan, mengejar kehidupan kita secara natural.

Sebagai penutup, jangan lupa bahwa berkat Tuhan itu seimbang antara yang natural dan supernatural.*
*Kita mengerjakan yang natural secara excellent- dengan sangat baik, dan Tuhan melipatgandakannya secara supernatural.

Siap praktik? Yuk….

If God impresses upon you to stay home, then stay home. If He impresses upon you to not get on an airplane,
Don’t get on that airplane. If He impresses upon you to give a special offering, you need to sow that offering – Rick Renner.

Jika Tuhan memberi isyarat kepada Anda untuk tinggal di rumah, maka tinggallah di rumah. Jika Dia memberi isyarat kepadamu untuk tidak naik pesawat terbang, Jangan naik pesawat itu. Jika Dia mengesankan Anda untuk memberikan persembahan khusus, Anda perlu menabur persembahan itu – Rick Renner.

YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
– The Republic of Svarga ( SVRG)
– Sweet O’Treat
– Aestica Indonesia (Aestica Id)

#SeruputKopiCantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

 

Read More
Articles, Christianity, Relationship, Self Motivation

Why Charis? – Alasan Kami Sekolah di Charis Bible College

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Why Charis? – Alasan Kami Sekolah di Charis Bible College

“Ce Yenny, saya ingin ajak teman saya sekolah Charis, tapi saya gak bisa menjelaskan alasannya,” ujar Elisah,
“Yang saya tahu hidup saya berubah. Mengalami terobosan, berkemenangan dan hidup jauh lebih berkualitas. Damai sejahtera dan sukacita yang tidak bisa dibeli dengan apa pun, saya alami.

Pengajaran Charis itu gamblang, sederhana dan mudah diterapkan. Yang dulunya gak ngerti, sekarang saya paham.”

“Nanti saya kirim artikelnya biar jelas. Kebetulan bagi yang mendaftar Sekolah Charis sd 30 November 2023, ada free Registration Fee alias uang pendaftaran, plus discount 10% lho…”, jawab saya.

Jadilah artikel ini.
Percayalah saya gak terima komisi apa pun….
Artikel ini semata-mata karena saya diberkati dan hidup saya berubah menjadi jauh lebih berkualitas, maka saya ingin teman-teman mengalaminya juga.

Kata Andrew Wommack, saat di surga akan banyak orang yang berterimakasih karenanya.
Mereka mengalami kehidupan di bumi seperti di surga.

Wow… saya mau tuh… membawa persembahan ini kepada Tuhan, jiwa-jiwa yang dimenangkan…

****
Selama ini saya merenungkan, apa sich yang membuat hidup murid-murid Charis menjadi berbeda?
Bukankah banyak tempat di luar sana yang mengajarkan firman dan hal-hal yang baik pula?

Why Charis?
CLING……
Sekarang saya tahu jawabannya!

Yeremia 10:23 (TB) Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.

Banyak sekali orang yang mengaku percaya kepada Tuhan dan beribadah Kepada-Nya.
Ada yang rutin, ada pula yang masih kadang-kadang saja -On & Off – berdoa dan beribadah.
Saat ada masalah, berdoa sungguh-sungguh. Tetapi begitu masalah selesai, lupa berdoa & beribadah.

Lalu muncul pertanyaan, masuk akal kalau yang ibadah serta doanya masih on & off, hidupnya tidak berubah.
Mengapa yang berdoa dan beribadah dengan tekun pun, hidupnya tidak berubah?
Sama ruwetnya, sama galaunya dengan orang yang tidak mengenal Tuhan…

Nach ini dia rahasianya:

Convert VS Bertobat.
Convert artinya orang yang semula atheis, gak kenal Tuhan, sekarang berubah menjadi kenal Tuhan. Tetapi yang berubah hanya statusnya saja.
Dulu gak beribadah, sekarang beribadah.
Tetapi kehidupannya, cara pikirnya dsb. tetap seperti dulu.
Ibaratnya, hanya sekedar ganti baju atau ganti status saja.

Tanpa pembaharuan pikiran yang diselaraskan dengan firman Tuhan, hidup manusia tidak akan berubah.

Berbeda dengan orang yang sungguh-sungguh bertobat, dia berbalik arah dan pola pikirnya berubah dari pola pikir dunia, menjadi pola pikirnya Allah. Hidupnya sekarang berpusat pada Allah.
Caranya?
Dengan belajar dan menghidupi firman-Nya.
Umat-Ku binasa karena kurang pengetahuan, akibatnya tidak mengenal Allah. (Hosea 4:6)

Nach di Charis kami diajar secara konsisten untuk belajar firman Tuhan. Para guru membimbing kami agar kami bisa secara mandiri menggali kebenaran Firman Tuhan.
Sehingga tidak lagi bergantung kepada manusia.

Bahkan jika minta didoakan sesuatu, ditanya terlebih dahulu,
“Tuhan bicara apa denganmu?”
Karena guru-guru atau manusia lain hanya bisa meneguhkan apa yang telah disampaikan Tuhan kepada kita sebelumnya.
Tuhan akan mengarahkan langsung kepada kita, untuk masalah kita. Tidak mungkin arahan untuk kita disampaikan melalui si A, si B atau si C.

“Bu Yenny, saya gak bisa mendengar suara Tuhan….”

Tidak mungkin!
Tuhan sudah menegaskan domba-domba-Ku (murid-murid) mendengarkan suara-Ku. (Yoh 10:27)
Kalau kita tidak bisa mendengar suara-Nya, berarti ada yang salah.
Benarkah kita murid Tuhan?
Atau kita terlalu fokus dengan suara-suara lainnya, dunia di sekitar kita terlalu bising, sehingga saat Tuhan berbicara, tidak terdengar.

****

Apa yang kita fokuskan membesar.
Suasana Charis, mendorong kami untuk fokus pada firman Tuhan. Bahkan saat kami ngobrol, olahraga dll yang dibicarakan itu firman, pengalaman teman-teman ketika menghidupi firman serta mendiskusikannya.
Dengan lingkungan yang demikian, membawa kami fokus pada Tuhan dan firman-Nya.
Ini sangat membantu kami bertumbuh serupa dengan Allah.

Tuhan itu Tidak Pernah Ingkar Janji.
Ketika Tuhan dan Firman-Nya diutamakan, berbagai masalah kehidupan menemukan solusinya secara natural.
Baik masalah ekonomi, hubungan/Relatioship, sakit penyakit, rumah tangga dsb.

Setiap ada teman-teman yang curhat, biasanya masalah kelas berat, saya tawarkan kirim buku, lalu minta dia membacanya.
Atau kirim link video…
Tidak sedikit setelah mendapat pencerahan lalu bertanya tentang sekolah dan akhirnya join Charis.

Kesaksian demi kesaksian diceritakan… Masalah-masalah yang seperti ‘benang bundet’, istilah Orang Jawa, – artinya seperti benang ruwet yang sudah tidak mungkin dilepaskan simpul-simpulnya- pada akhirnya mendapatkan solusinya.
Cara Tuhan itu unik dan supernatural. Yang gak terpikirkan bisa terjadi…
Dia Allah, apa yang sulit bagi-Nya?

It’s all about God, not me…
Ini semua tentang Allah, bukan saya.

****

Kacamata Dunia VS Kacamata Allah.
Menurut saya, ini yang paling membuat hidup murid-murid Charis berubah menjadi lebih baik, kami digiring hidup dengan mengenakan Kacamata Allah.

Maksudnya?

Di luar sana, orang beriman rata-rata beribadah dan berdoa pada waktu tertentu, lalu diluar jam itu, hidup menurut caranya sendiri.
Nach di Charis, kami diajar, dibimbing dan melihat teladan guru-guru di mana hidup mereka 24/7, artinya 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, hidupnya betul-betul dipusatkan pada Allah. Di mobil, lift, di mana saja…. semaksimal mungkin sambil berdoa dalam roh dan merenungkan firman Tuhan.
Tuhan menjadi prioritas dan pusat kehidupan kami.

Hasilnya, ide-ide tak terduga muncul, dipertemukan dengan orang-orang baik, pintu-pintu kesempatan dibukakan, yang menurut dokter mustahil sembuh, terbukti sembuh.
Mendengar suara Tuhan menjadi sesuatu yang alami.
Istilah saya, ngertiiii saja apa maunya Tuhan.
Hidup jadi enteeeeeng….

Ketika kami para murid-murid makin intensif mempraktikkannya, ternyata hidup kami benar-benar berubah. Masalah hidup tetap ada, tetapi cara kami menyikapi berbeda. Respon kami berubah.

Semakin taat kepada perintah-perintah-Nya, semakin mengalir mengikuti kehendak Allah, semua aspek dalam hidup, satu persatu berada pada tempat seharusnya. Sedemikian alami… begitu melegakan.

Dalam bisnis, selalu ada persaingan, saling sikut dll, itu sudah biasa. Menjengkelkan bukan?
Dulu hati dipenuhi kemarahan atau keinginan membalas.
Sekarang tidak lagi.

Ibaratnya begini, taman saya di lantai 1. Ketika saya melihat taman dari lantai 1, kelihatan pohon-pohon yang tinggi menutupi pandangan. Belum lagi ayam-ayam serama berlarian ke sana ke mari. Berisik sekali…
Inilah gambaran jika menggunakan kacamata dunia.
Melihat dari bawah.
Semua mengandalkan kemampuan diri sendiri, dan cara dunia yang tricky.

Tetapi begitu naik ke lantai 2, apa yang dilihat berbeda.
Saya bisa melihat dari perspektif yang berbeda.
Melihat dari atas, dari ketinggian.
Jalan-jalan di kejauhan, terlihat jelas.
Pandangan tidak terhalang. Pohon-pohon nampak kecil. Ayam-ayam nyaris tidak kelihatan.
Nach inilah gambaran jika kita mengenakan kacamata Allah. Melihat dari perspektif Allah.

“Buat apa stress? Aku yang membereskan,” kata Allah, “tugasmu menempel kepada-Ku dan taat.”

Ada kompetitor? Tidak perlu khawatir. Sumber berkat kita dari Tuhan. Si musuh tidak akan bisa mengambil berkat yang disediakan Tuhan bagi anak-anak-Nya.
Biarkan Tuhan yang berperang bagi kita.
Serahkanlah kekuatiranmu kepada-Nya dan ikuti arahan-Nya, apa yang harus kita lakukan.
Dia Allah, Sang Boss kita…. Pemimpin perangnya.

Demikian juga dengan masalah-masalah lainnya,
Sakit? Allah yang menciptakan kita, pasti bisa membetulkan organ kita yang rusak.
Perkatakan firman kehidupan dan percayalah kepada-Nya. Itu benih yang ditabur, dan buah selalu selaras dengan benihnya.
Ikuti tuntunan Tuhan langkah demi langkah dan setiap langkah merupakan suatu mukjizat.

*****
Dikasihi Allah, Identitas kita di dalam Tuhan & kekayaan serta perlengkapannya.
Kami belajar, kasih Allah tak bersyarat dan identitas kita di dalam Tuhan. Otoritas kita untuk melawan si musuh. Dan berbagai perlengkapan lainnya yang semula tidak dipahami.
Segala dosa, kesalahan, kegagalan baik masa lalu, sekarang, mau pun di masa depan sudah diampuni Allah.

You’ve gone into my future to prepare the way,
and in kindness you follow behind me
to spare me from the harm of my past.
With your hand of love upon my life,
you impart a blessing to me. (Psalm 139:5 TPT)

Engkau (Tuhan) telah pergi ke masa depanku untuk mempersiapkan jalan,
dan kebaikan-Mu mengikuti di belakangku untuk menyelamatkan aku dari bahaya masa laluku.
Dengan tangan kasih-Mu atas hidupku,
Engkau memberkatiku. (Maz 139:5 TPT)

Tidak lagi fokus pada dosa, sebaliknya fokus kepada Allah dan kasih-Nya. Ini sungguh amat melegakan.
Tuhan sudah menjanjikan masa depan yang penuh harapan.
Tuhan tidak akan pernah membiarkan mau pun meninggalkan kita. Tuhan tidak pernah mempermalukan orang-orang yang menaruh harap kepada-Nya.

*****
Sebelum Sekolah Charis, kerap berusaha ‘membantu’ Tuhan, agar doa terjawab, sekarang saya betul-betul bertobat. Kapok!
Lebih baik sabar menunggu waktu Tuhan karena waktu Tuhan yang terbaik.

Teringat jika kepompong yang belum waktunya lahir menjadi kupu-kupu tetapi ‘dibantu’ alias ‘dipaksa’ alias ‘dipercepat’ supaya lahir, justru membuat kupu-kupu menjadi cacat.

Allah hidup dalam alam supernatural, jadi jika kita benar-benar mengikuti-Nya, kita juga akan hidup dalam alam supernatural.
Jika hidup kita tidak supernatural, berarti kita hanya dangkal mengenal-Nya. Tuhan menghendaki kita berjalan bersama-Nya di alam supernatural yang tak terbatas.
Charis mendidik, membimbing serta menolong murid-murid untuk merealisasikannya.

Mari kita terus belajar dan maju bersama-sama, menggenapi tujuan Tuhan dalam hidup kita.
Jiayou!

The greatness of a man is not how much wealth he acquires, but in his integrity and ability to affect those around him positively – Bob Marley

Kehebatan seseorang bukan terletak pada seberapa banyak kekayaan yang diperolehnya, namun pada integritasnya dan kemampuannya memberikan pengaruh positif pada orang disekitarnya – Bob Marley

YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#SeruputKopiCantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles, Relationship, Self Motivation

Memberi: Jumlah atau Motivasinya Yang Penting?

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Memberi: Jumlah atau Motivasinya Yang Penting?

Apa pun kepercayaan seseorang, memberi itu sesuatu yang baik. Tetapi saya baru belajar, ternyata *motivasi pemberian kita jaaauuuuhhh lebih penting daripada pemberian itu sendiri.*
Wow..

“Anita tidak layak sakit ce… Dia orang yang baaaiiik luar biasa. Hatinya lembut, selalu ingin berbagi dengan orang lain. Setiap bulan dia membagikan makanan ke panti asuhan, panti jompo bahkan satpam dan tukang sapu di kompleks rumahnya. Rutin lho… Bukan hanya sekali-sekali, ” ujar sahabat saya sambil mengusap air matanya,
“Anita lebih mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri. Koq bisa Tuhan ijinkan Anita sakit? Padahal orang-orang yang jahat justru sehat-sehat saja.”

Orang berbuat baik, itu motivasinya apa dulu? Kalau dia berbuat baik supaya dia diterima Tuhan, misalnya, itu menjadi beban yang tidak pernah cukup. Dia melakukan 6, rasanya masih kurang baik, 7, kurang baik juga, gak ada habisnya. Karena pemahaman Anita salah. Justru orang ‘jahat’ yang hidupnya gak karuan, gak pernah didera rasa bersalah. Jadi hidupnya justru sehat-sehat saja.

Motivasi dan pemahaman yang salah, dijadikan pijakan iblis agar dapat meneror manusia dengan berbagai perasaan bersalah. Teror semacam inilah yang bikin stres dan berujung dengan mengalami berbagai penyakit.

Pertama, penyakit bukan dari Tuhan. Tetapi dari si musuh, iblis. Pemikiran yang salah itu yang memicu penyakit.

Seperti orang berpikir dalam dirinya, demikianlah ia, kata Raja Sulaiman/Salomo.

Pikiran kita menentukan kondisi kita. Dan pikiran itu hasil keputusan kita sendiri. Karena itu, perlu membangun mindset yang benar agar hidup sehat dan makmur sesuai dengan kehendak Tuhan.

Kedua, motivasi kita dalam memberi, lebih penting daripada pemberiannya.
Ada orang-orang yang memberi karena dikejar perasaan bersalah, takut kalau tidak memberi nanti tidak diberkati. Jadi seperti orang memberi sesajen saja.

Ada juga yang seperti judi, Tuhan berjanji melipatgandakan apa yang kita berikan menjadi 30, 60, 100 kali lipat, maka memberi dengan tujuan dilipatgandakan. Ini jelas motivasi yang salah.

Motivasi yang benar, kita memberi karena kita SUDAH diberkati, sebagai ucapan syukur. BUKAN SUPAYA diberkati. Meski hukumnya memang tabur tuai tetapi bukan itu yang menjadi fokus dan motivasi alasan kita memberi.
Terlebih berkat memberi daripada menerima.
Memberi dan berbagi itu membuat kita bahagia karena kita memang diciptakan agar diberkati agar menjadi berkat bagi orang lain.
Blessed to be a blessing for others.

Ingat, antara waktu menabur dan menuai ada jeda. Nach kalau yang ditanam biji mangga atau durian, bisa bertahun-tahun, baru bisa berbuah. Jangan sampai kecewa, ketika panen tak kunjung tiba.
Sikap hati kita, tabur saja segala hal baik yang bisa kita lakukan, soal panen, biarkan Tuhan dan alam yang mengatur. Janji Tuhan Ya dan Amin.
Kalau pun saat kita hidup tidak sempat menikmati tuaiannya, mungkin anak cucu kita yang menuainya.

Nach agar bisa menuai, tidak asal bagi-bagi benih ke mana-mana. Jika benih jatuh ke tanah yang berbatu, ya …mubazir.
Benih yang ditanam perlu juga disiram, dirawat dan disiangi agar bebas benalu dan hama.

Setelah menanam benih Firman Tuhan, pastikan pula perhatian kita tidak fokus pada nilai-nilai dunia, ibarat jatuh ke tanah berbatu. Tidak bertumbuh dan berbuah. Renungkan janji-janji-Nya dan hidupi.

*****

Ada pula orang yang korupsi di perusahaan, lalu menyumbang dalam jumlah besar untuk pembangunan rumah ibadah.
Dieeeenk…..!!!
Dia berharap dengan sumbangannya, hati nuraninya yang dikejar rasa bersalah bisa ditenteramkan. Dosanya bisa di discount.
Nyogok Tuhan, tujuannya

Banyak orang menilai dari kulitnya saja. Perbuatannya kelihatannya baik, tetapi asal dana dan tujuannya yang menentukan. Tuhan menilainya bukan dari apa yang dilakukan, melainkan motivasi dalam melakukannya, jauh lebih penting.
Hhmmm… Make sense!

Ketiga, memberi dari apa yang ada pada kita, bukan yang belum kita miliki.

Andrew Wommack menyoroti, akhir-akhir ini banyak orang yang memberikan persembahan dengan menggesek kartu kreditnya. Niatnya baik, ingin memberkati orang lain, tetapi caranya kurang bijak.
Uang dari kartu kredit adalah uang yang BELUM dimiliki seseorang, alias hutang, seharusnya persembahan tidak demikian.
Orang itu ingin ‘beriman’ memberi dalam jumlah besar.
Andrew menegaskan, itu salah.
Keinginan itu baik, tetapi itu berlawanan dengan kebenaran yang diajarkan Tuhan. Persembahan yang berkenan kepada Tuhan, berasal dari uang yang memang milik kita.

Penting diingat, yang baik itu belum tentu benar.
Berpeganglah pada kebenaran dari Tuhan.
Persembahan seyogyanya diberikan dari uang atau harta yang SUDAH kita miliki.

Keempat, Berilah dengan sukacita bukan dengan berat hati.

Karena perpuluhan itu miliknya Tuhan, kerap asal sudah dibayar, hati plong. Padahal kadang dilakukan dengan motivasi takut kena kutuk kalau tidak dibayar, atau merasa berdosa merampok milik Tuhan.
Lebih baik memberi sedikit dengan sikap hati yang benar dan dengan penuh sukacita, itu lebih berkenan kepada Allah.

Alasan dan sikap saat mempersembahkan, jauh lebih penting daripada nilai yang dipersembahkan

Tuhan menghendaki kita mempersembahkannya dengan hati yang penuh sukacita, kasih serta ucapan syukur.
Bagi orangtua, lebih membahagiakan ketika sang anak membawakan bunga di kebun tetapi diberikan dengan antusias, ceria dan penuh kasih.
Daripada diberi kado mahal tetapi dengan wajah yang cemberut, berat hati dan penuh beban.
Bukankah persembahan itu mewakili kasih di hati si pemberi?

Persembahan apa pun, yang terbaik dipersembahkan dari kelimpahan hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Memberi sesuai tuntunan dan kehendak-Nya, untuk kemuliaan-Nya.

Pengajaran ini membuat saya lebih bijak dan dewasa rohani.
Bagaimana dengan Anda?

GIVING IS BETTER THAN RECEIVING. When God blesses you financially, don’t raise your standard of living. Raise your standard of giving. – Mark Batterson.

MEMBERI LEBIH BAIK DARIPADA MENERIMA. Ketika Tuhan memberkati Anda secara finansial, jangan menaikkan standar hidup Anda. Tingkatkan standar pemberian Anda. – Mark Batterson.

YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#SeruputKopiCantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles, Christianity, Relationship, Self Motivation

Tempat Yang Disebut “Di Sana” – Andrew Wommack.

 

Mau belajar langsung dengan Andrew Wommack- Founder & President Director Charis Bible College, dari Colorado, USA ?
Dalam acara Live Streaming “Indonesia Grace & Faith”* *(Diterjemahkan Bhs Indonesia)
Hari Ini, Rabu 1 November 2023 
PK. 19.00 WIB

Catat & KLIK LINK:

Join yuk….

********

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Tempat Yang Disebut “Di Sana” – Andrew Wommack.

Alkitab berkata dalam Yakobus 5:17 (TB) Elia adalah manusia biasa sama seperti kita.
Meski dia dipakai Tuhan dengan luar biasa.

Dalam Alkitab diceritakan bagaimana saat Elia sangat sedih sehingga ia meminta Tuhan untuk membunuhnya (1 Raja-raja 19: 4).
Elia tidak sempurna;

Elisa memanggil api dari surga tiga kali;
Dia orang pertama yang pernah membangkitkan seseorang dari kematian; menjadi kebangkitan terbesar dalam sejarah sampai saat itu;
Kata-kata nubuatannya dimulai dan diakhiri dengan kekeringan tiga tahun;
lalu melipatgandakan makanan secara ajaib;
dan merupakan salah satu dari dua orang yang tidak pernah mati — dan diangkat hidup-hidup ke surga.
Banyak hal yang bisa kita pelajari dari pria hebat ini, baik dari sisi positif mau pun negatif.

Alkitab memberi sedikit gambaran tentang latar belakang Elia. BUKAN silsilah atau pendidikannya yang membawanya ke posisi yang berpengaruh dan berkuasa.
Elia bukan siapa-siapa sampai dia menerima Sepatah Kata Dari Tuhan: Revelation, Pewahyuan atau Rhema. Pewahyuan yang diberikan Tuhan kepadanya, yang menempatkannya pada posisi kepemimpinan.

Berita baiknya, sama seperti setiap kita yang sudah lahir baru, dibaptis dalam Roh Kudus, memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan,- kita juga memiliki juga pewahyuan dari Allah. *Sama seperti pewahyuan Elia dari Allah yang menempatkannya dalam posisi berpengaruh. Siapa pun yang memiliki pewahyuan Allah, memiliki potensi untuk memengaruhi orang lain juga. Satu-satunya yang membedakan kita dengan Elia adalah Elia tahu apa yang dimilikinya dan berani untuk berbicara.*

Banyak diantara kita yang merasa terintimidasi oleh orang-orang yang tidak percaya. Kita tidak berani mengatakan kebenaran yang diterima dari Tuhan. Bagaimana jika Elia tidak mengatakan nubuat itu kepada Raja Ahab? Kekeringan mungkin saja terjadi, tetapi Elia tidak akan bisa menggunakannya untuk memengaruhi bangsanya. Orang-orang akan menganggap kekeringan sebagai kejadian alami.
Elia dengan berani menyuarakannya, sebelum ada bukti bahwa apa yang dia katakan akan terjadi. Dibutuhkan iman dan keberanian yang besar.
Ketika kekeringan datang seperti yang dinubuatkannya, Elia menjadi orang yang paling dicari di negeri ini.

1 Raja-raja 18:10 (TB) Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada bangsa atau kerajaan, yang tidak didatangi suruhan tuanku Ahab untuk mencari engkau. Dan apabila orang berkata: Ia tidak ada, maka ia menyuruh kerajaan atau bangsa itu bersumpah, bahwa engkau tidak ditemukan di sana.

Jika kita menyuarakan kebenaran yang ditunjukkan Tuhan kepada kita, sama seperti Elia, kebenaran yang kita ucapkan pada akhirnya akan menang.

Elia tidak memiliki semua jawaban atau pun tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, ketika ia bernubuat kepada Raja Ahab (1 Raja-raja 17: 1). Ahab telah melarang ibadah kepada Allah yang benar, meresmikan ibadah Baal. Dia membunuh para nabi Tuhan, dan Elia menempatkan dirinya dalam bahaya dengan menaati Tuhan.

Setelah Elia menyampaikan nubuatan Tuhan, barulah Tuhan berbicara kepadanya tentang bagaimana Dia akan melindungi dan mendukungnya.
Tuntunan datang setelah kita melangkah dengan iman.

1 Raja-raja 17:2-4 (TB) Kemudian datanglah firman TUHAN kepadanya:
“Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan.
Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana.”

Salah satu pelajaran luar biasa yang dapat kita pelajari di sini, Tuhan tidak segera mengungkapkan rencana lengkap-Nya. Diungkapkan kehendak-Nya kepada kita selangkah demi selangkah. Setelah kita mematuhi langkah pertama, Dia menunjukkan kepada kita langkah selanjutnya.

Untuk apa Tuhan harus menunjukkan kepada kita langkah ke dua atau ke sepuluh, jika langkah pertama saja tidak dipatuhi? Itu hanya akan membuat kita lebih perhitungan. Jadi, jangan mencoba mencari tahu langkah selanjutnya sampai kita bertindak berdasarkan apa yang kita tahu harus dilakukan sekarang. Sungguh kebenaran yang berkuasa.

Ketika Tuhan memerintahkan Elia untuk pergi ke Sungai Kerit. Dia sudah memerintahkan para gagak untuk membawa roti dan daging Elia di tempat tersedia “DI SANA” setiap pagi dan sore. Ini ajaib! Sungguh suatu penyediaan luar biasa selama masa yang mengerikan!

Namun perhatikan ini: Tuhan tidak mengirim persediaan Elia ke tempat dia berada. Seorang gelandang tidak melempar bola ke tempat penerima berada, tetapi ke tempat penerima itu pergi. Mukjizat Elia bukanlah di mana dia berada tetapi di mana Tuhan mengirimnya.
Itu kebenaran yang luar biasa!

Setiap kita memiliki tempat yang disebut “DI SANA,” di mana berkat-berkat Tuhan sedang menunggu. Tuhan tidak pernah gagal untuk menyediakan, tetapi orang sering gagal untuk menerima karena tidak semuanya pergi ke tempat “DI SANA”  Jika Elia tidak pergi ke tempatnya yang disebut “DI SANA”, ketidaktaatannya tidak akan menghentikan kesetiaan Allah; Namun, dia tidak akan menerima penyediaan tersebut; “DI SANA” yang tersedia di Sungai Kerit hancur sudah.

Inilah tepatnya yang terjadi pada banyak dari kita. Tuhan telah meletakkan sesuatu di hati kita untuk dikatakan atau dilakukan. Tetapi, jika kita tidak mematuhinya, kita tidak berada “DI SANA”. Kita tidak melihat penyediaan Allah, karenanya tidak taat supaya berada di sana.

Saya mendengar banyak orang mengatakan bahwa Tuhan memberi tahu mereka untuk belajar di Charis Bible College. Tetapi mereka tidak bisa melihat bagaimana itu bisa terjadi. Mereka ingin melihat penyediaan Tuhan sebelum mereka pergi “DI SANA”.
Cara kerjanya bukan seperti itu.
Sebagian dari kita tidak melihat penyediaan Allah karena kita tidak melakukan apa yang Dia perintahkan untuk dilakukan. Tidak berarti Tuhan menghukum kita. Jika Elia tidak pergi ke tempat “DI SANA”, maka dia akan kehilangan persediaannya. Tuhan memiliki penyediaan-Nya untuk kita juga, tetapi berada “DI SANA”.
Tempat yang disebut “DI SANA” berubah. Tuhan mengubah tempat dan metode penyediaan-Nya bagi Elia:

1 Raja-raja 17:8-9 (TB) Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia:
“Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan.”

Kita tidak bisa hanya mencari Tuhan satu kali, mendengar suara-Nya, melangkah dengan iman, dan kemudian berhenti mendengarkan-Nya.
Tuhan membawa kita kepada kehendak-Nya yang sempurna selangkah demi selangkah.
Elia bergerak ketika Tuhan menyuruhnya bergerak.
Ini membawa Elia ke kota Sarfat di mana dia meminta seorang janda untuk memberinya makanan terakhir. Sepertinya Elia mengambil dari wanita ini, tapi sesungguhnya justru memberi padanya. Alih-alih ini menjadi makanan terakhirnya sebelum meninggal, Tuhan melipatgandakan perbekalan wanita ini, yang membuat dia, putranya, dan Elia hidup selama sekitar tiga tahun (1 Raja-raja 17: 15-16).
Mukjizat yang menakjubkan!

Itu bukan semua yang diterima sang janda. Kesetiaannya dalam memberi, menyebabkan putranya dibangkitkan dari kematian (1 Raja-raja 17: 17-23). Dia mempraktekkan imannya setiap hari. Menggunakan sedikit minyak dan makanan terakhir untuk Elia, lalu menemukan, selalu tersedia cukup untuk membuat kue bagi dirinya dan putranya.
Imannya dibangun secara luar biasa, saya yakin, ini yang menyebabkan mujizat putranya terjadi.

Ingin menerima penyediaan Tuhan? Mari kita pergi ke SANA, tempat yang Tuhan kehendaki dengan mentaatinya!

Andrew Wommack mengupasnya dengan sederhana, jelas dan mudah untuk diteladani, sehingga kita pun mudah meraihnya.

Karena itu jangan lupa Join LIVE STREAMING “INDONESIA GRACE & FAITH”* malam ini pk. 19.00
(Diterjemahkan Bhs Indonesia)
Klik LINK di atas ya….

See you….

If you don’t trust in the Lord, you can’t accomplish the things He’s planned for you. – Andrew Wommack.

Jika Anda tidak percaya kepada Tuhan, Anda tidak dapat mencapai hal-hal yang Dia rencanakan bagi Anda. -Andrew Wommack.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’scakes
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
1 13 14 15 16 17 30