Iman dipahami dengan mendengarkan Firman Tuhan dalam roh kita. Hingga kita memiliki pewahyuan tentang kebenaran Firman Tuhan di dalam diri kita, sebelum itu, iman akan tetap pada pemahaman tingkat manusia. Ini akan menjadi pergumulan yang membutuhkan kekuatan pikiran dan formula.
Namun begitu kita bisa mendengar dari Tuhan (memperoleh pewahyuan berupa pengetahuan, “melihat” jawabannya, sesuatu yang menghidupkan roh kita, dll.), Iman akan diaktifkan. Iman itu datang dari pendengaran! Kita tahu bahwa kita telah mendengar dari Tuhan, ketika iman menjadi hidup.
Seringkali kita hanya tahu bahwa kita telah mendengar Tuhan, karena kita memiliki iman untuk sesuatu. Mendengar, mungkin saja bukan kejadian yang disengaja, tetapi suatu pagi ketika bangun tidur, kita memiliki semangat untuk sesuatu yang sebelumnya nampak mustahil. Mungkin Roh memberikan kesaksian pada roh kita saat kita terlelap. Beberapa benih Firman yang ada di tanah hati kita bermunculan dan iman pun bertunas.
Iman dilepaskan dengan cara bertindak berdasarkan pendengaran rohani itu. Ketika iman diaktifkan, kita akan tahu apa yang harus dilakukan. Kita tahu apa yang harus dikatakan. Kita tidak akan berjalan di alam keraguan lagi. Mungkin kita tidak melihat akhir dari awal, tetapi akan melihat langkah selanjutnya. Memiliki sukacita Tuhan. Memiliki damai sejahtera yang melampaui segala akal. Mungkin ada rintangan di jalan yang kita lalui, tetapi ketika iman hidup, rintangan itu sekarang hanya berupa gundukan kecil, bukan gunung.
Dengan pengetahuan menurut akal manusia, perlu menggunakan segenap kekuatannya, justru membawa kita terjebak di alam nyata. Berbeda dengan Iman yang membawa kita kepada yang tak terlihat. Itu adalah bukti dari hal-hal yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1). Melihat yang tak terlihat dan bertindak seolah-olah itu sudah tercipta.
Persetujuan secara mental bukanlah iman. Nampaknya seperti iman, banyak yang tidak bisa membedakannya. Persetujuan secara mental menyatakan bahwa Firman itu benar dan Alkitab adalah kehendak Tuhan bagi manusia. Persetujuan secara mental mungkin mengakui kebenaran Firman Tuhan tetapi tidak bertindak berdasarkan itu. Indra alamiah kita tidak dapat melihat kedalam alam Roh. Hanya iman yang bisa melakukan itu.
Iman diaktifkan dengan mendengarkan Firman Tuhan dalam roh kita. Sampai kita bisa mencapainya, sebelum itu, kita hanya bergumul dengan iman manusiawi kita sendiri.
[Repost ; “Is Your Faith Activated?” – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU ? PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN
“Sudah Selesai (It Is Finished)’ yang mana yang lebih kita sukai?”
Ungkapan “Sudah Selesai (It Is Finished)” muncul dua kali dalam Perjanjian Baru. Muncul pertama kalinya, saat pernyataan Yesus yang mengacu pada pemenuhan hukum Taurat, penghancuran kuasa dosa, sakit penyakit dan kuasa iblis, serta terbukanya pintu bagi Allah untuk hidup di dalam manusia.
“Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: ‘Sudah selesai.’ Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.” Yohanes 19:30 (TB)
Pada pernyataan inilah terletak semua kebenaran Injil yang mulia! Mereka yang percaya, tidak perlu lagi mencari cara, agar bebas dari dosa, kita telah BEBAS dari kuasa dosa. Kita tidak lagi mencari kesembuhan, kita TELAH disembuhkan oleh karya penebusan Yesus di kayu salib. Semua yang percaya Kabar Baik ini telah diampuni, dibebaskan dari kuasa kegelapan, dan telah duduk bersama-Nya di tempat surgawi di dalam Kristus.
Kita tidak perlu lagi memohon kepada Tuhan, supaya melakukan apa yang sudah dilakukan. Iman hanyalah menerima apa yang telah diselesaikan (oleh Tuhan Yesus di kayu Salib). Sudah selesai (It Is Finished)!
Tetapi ada penggunaan lain dari frasa ini yang mungkin Anda lewatkan.
“Kemudian ketika nafsu telah mengandung, itu membawa dosa: dan dosa, ketika SELESAI (It Is Finished), membawa kematian.” Yakobus 1:15 (KJV).
Tahukah kita, meski pun kita bebas dari kuasa dosa dan kita dapat menguasai nafsu daging, jika kekuasaan itu tidak dijalankan, dosa masih dapat dilepaskan dalam hidup kita. Dan, jika dosa ‘selesai’, maka akan mendatangkan kematian didalam hidup kita. Bukan berarti kita akan jatuh dalam keadaan mati, tetapi kecurangan, kehilangan, kebingungan, kelemahan, rasa bersalah dan penyakit akan memiliki kesempatan untuk bekerja dalam kehidupan kita.
Untuk menghindari dosa “sudah selesai”, sangatlah penting bahwa kita berjalan pada “sudah selesai” yang terjadi di kayu salib. Latih kuasa yang kita miliki. Akses anugerah Tuhan dalam setiap keadaan dan putuskan bahwa kuasa kebangkitan-Nya lebih besar dari kuasa dosa yang ada di dunia.
[Repost ; “Which ‘it is finished’ do you prefer?”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN
Mau Hidup Berkemenangan Di Tengah Pandemi Covid? Ini Rahasianya!
Pulang ke Surabaya, wajib test antigen, PCR sebelum bertemu anak-anak. Oh .. ? hidup normal masa kini. Bertemu pula dengan teman-teman yang sedemikian phobia dengan covid, hingga sudah setahun tidak berani keluar rumah. Menjaga kebersihan dengan super ketat.
Akhir-akhir ini beberapa teman dan orang yang saya kenal, meninggal dan beberapa yang lain bertumbangan. Membuat Covid kelihatan begitu nyata. Meneror dari jarak dekat.
Teringat post dr. Paulus Rahardjo di fb 3 Juli 2020: Masih ada yang tertarik rekor? 1624 kasus positif dalam sehari (2 Juli 2020). Tidak terasa karena bukan kita! Tulisan yang menusuk.
Sempat timbul pertanyaan dalam hati kecil saya: Betulkah prinsip saya, karena Tuhan tinggal di dalam roh saya dan selama saya mengutamakan Dia, mengijinkan Dia menjadi Tuhan atas hidup saya, maka kami akan diluputkan dari segala malapetaka, termasuk covid?
Saya masih hidup normal dengan menjaga protokol kesehatan. Dan bahagia! Menjaga jarak dengan berita-berita negatif yang membombardir, memilih fokus pada Tuhan dan firman-Nya.
Tuhan Maha-baik. Saat saya bertanya, Dia pun menjawab. Chat Mega dari Samarinda, teman saat mengikuti seminar EQ P. Anthony Dio Martin, masuk.
“Pagi Bu Yenny.. Saya Mega mengucapkan terimakasih atas semua tulisan Bu Yenny selama 2020. Menguatkan iman saya dan membuat semakin dekat dengan Tuhan,” tulis Mega, “Yg saya rasakan selama pandemi, seperti yang Bu Yenny tuliskan: *Tuhan mengasihi.* Itu semua yang saya tanamkan di dalam pikiran saya. Pikiran negatif dan segala ketakutan dengan banyaknya berita berita negatif juga menyerang saya. Kemudian yang menakutkan, banyak kenalan- kenalan, teman mama atau papa yg meninggal karena covid-19. Tetapi yg selalu saya ingat semua tulisan Bu Yenny: *cukup mempercayai firman Tuhan. Yang baik selalu datang dari Tuhan.*
Hari hari saya lewati dengan mempercayai firman-Nya. Semua terasa ringan. Tetap jaga 3M. Liburan tetap jalan sambil percaya. Kami berbagi kebahagiaan bersama karyawan seperti biasa. Karyawan yang membutuhkan, kami berikan bantuan. Tadi malam kami buka 15 kamar untuk kepala toko, supervisor, karyawan agar mereka bisa merasakan Tahun Baru 2020 bersama pasangan dan anak anak mereka Tidak ada ketakutan sedikit pun..
Ini semua karena saya rajin membaca setiap tulisan yang Bu Yenny bagikan Itu yang saya taruh di pikiran saya: *Dengan mempercayai firman Tuhan.* *Cukup percaya saja???* Tuhan baik, kirim Bu Yenny bagi kita semua??? saya bersyukur Bu Yenny sangat berarti bagi saya?.”
Wow… Saya terpukau. Mega tentunya tidak menyangka, kali ini chatnya justru dipakai Tuhan untuk meneguhkan saya, bahwa Allah itu setia. Allah senantiasa bisa diandalkan. Hati saya semakin mantap dengan prinsip yang saya pegang.
Kadang timbul godaan, iblis berujar, “Tuh temanmu si A rajin beribadah, cinta Tuhan, buktinya kena Covid juga.”
Saya menjawab, “Bukan tugas saya mengurusi orang lain, iblis. Yang saya tahu, Allahku setia. Tugasku percaya, titik. Selebihnya, Tuhan yang pegang kendali. Kalau Tuhan di pihakku, kamu kalah iblis!” Itu yang terjadi dalam hidup saya selama ini. Tuhan menuntun, mengarahkan dan saya mentaati, hasilnya happy ending. Berkemenangan.
Saya menolak merasa takut, karena rasa takut menjadi pijakan iblis untuk menyerang kita. Selain itu, Andrew Wommack mendefinisikan, *Fear is believing something or someone other than God. Ketakutan adalah mempercayai sesuatu atau seseorang, selain Tuhan.* Di sini iman kita diuji. Benarkah kita sungguh-sungguh mempercayai-Nya?
Penasaran, saya scroll chat Mega sebelumnya, 28 Juni 2020. “Pagi Bu Yenny ..Saya mau mengucapkan terimakasih semua artikel yg Bu Yenny tulis, walaupun ga komentar, saya baca ? Bu Yenny telah menguatkan saya pada saat awal corona. Ini sudah berjalan 3 bulan Saya merasa damai, karena mengandalkan Tuhan. Bu Yenny ajarkan kami untuk berbagi di masa kesesakan. Di masa corona, bisnis sama sekali tidak turun, bahkan naik 4 persen di banding tahun lalu. Terimakasih Bu Yenny dr awal corona sangat menginspirasi saya Sehingga saya kuat dan dapat menolong suami saya ???.”
Chat 26 Agustus 2020, “Puji Tuhan Bu Yenny Saya bersama suami terus melangkah. Tanpa terasa toko kami sudah 4 cabang, mempekerjakan 140 karyawan. Melewati pandemi tanpa PHK. ??? Berkat semua artikel-artikel Bu Yenny yang sangat menguatkan hidup saya ? Tiap hari selalu saya sempatkan baca artikel bu Yenny. Tanpa disadari, Bu Yenny sudah membuat hidup saya diberkati. Terimakasih banyak yaaa Saya tidak takut lagi. Just do it ???Tuhan memberkati Bu Yenny, Pak Indra and fam Happy Holiday yaa Holidaynya so much fun Yg baca aja senang ???”, mengomentari liburan kami bersama P. Anton Thedy TX Travel dan Bu Rita ke Tanjung Lesung saat itu.
*Apa yang dialami Mega, menjadi bukti nyata, hidup itu pilihan. Terserah kita mau hidup mengikuti Hukum Dunia atau Hukum Kerajaan Allah?*
Ketika 10 tulah terjadi di Mesir, – dari hujan es, serangan lalat pikat, air di seluruh negeri berubah menjadi darah, hingga semua anak sulung orang Mesir dan ternaknya, mati,- namun Musa dan bangsanya tetap aman damai di Gosyen. Padahal Gosyen itu merupakan bagian dari Mesir juga. *Tuhan meluputkan mereka. Tuhan mengadakan perbedaan.*
“Mama itu apa-apa cuma bilang percaya saja sama Tuhan, tapi aku itu butuh jawaban praktis yang masuk logika,” kata Christian, putra saya dalam beberapa kesempatan.
Banyak hal dalam hidup, yang saat ditanya, saya betul-betul tidak tahu jawabannya. Saya cuma modal percaya pada Tuhan, menyerahkan permasalahan kepada-Nya serta baca firman. Karena *firman itu surat cintanya Tuhan dan sekaligus Allah itu sendiri.*
Tetapi dalam perjalanannya, Tuhan akan membukakan satu persatu, selangkah demi selangkah, hingga bertemu solusinya. Dan setiap langkah itu merupakan suatu mujijat. Saya tidak perlu tahu semua rencana perjalanannya, justru nanti stres dan bingung. Otak saya yang sebesar genggaman tangan, tidak paham rencana Tuhan yang Maha-dahsyat. Asalkan mengikuti-Nya terus menerus, saya akan tiba di tujuan.
Jika selama berpuluh-puluh tahun resep ini sudah terbukti, saya yakin resep yang sama akan menjadi jawaban pula untuk menyelesaikan tantangan masa kini hingga masa depan.
Bagaimana pendapat Anda?
Instead of praying for the new year to be a better one, pray to be a better person in the new year-David Jeremiah.
Daripada berdoa supaya tahun yang baru menjadi yang lebih baik, berdoalah untuk menjadi seseorang yang lebih baik di tahun yang baru-David Jeremiah.
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK- PEDULI KESEHATAN
“Terimakasih, bu Yenny. Kita bersyukur tiada henti, saat selalu sehat. Tiap hari mendengar berita kematian teman, tetangga, sejawat. Tiap hari mendengar raungan ambulans. Semoga kita selalu sehat dan selamat. Kita saling mendoakan ya, Bu Yenny…”, ujar sahabat saya yang berprofesi sebagai notaris, sekaligus punya hobi jalan-jalan yang sama, P. Pria Takari.
Adik ipar saya curhat, kakak dan istrinya di 2 kota yang berlainan terpapar Covid. Padahal usianya yang sepasang sudah kepala 7 dan yang sepasang lagi mendekati kepala 7. Galau… Kuatir…
Muncul berita di detik.com, 10 orang tertular Covid di sebuah hotel di Singapura, saat mereka tengah isolasi mandiri, memenuhi persyaratan sebelum masuk Singapura. Mereka memilih hotel bintang 5 terkenal. Kemungkinan tertular dari handuk. Mengerikan…. Padahal persepsi kita, singapura standar kesehatannya selalu lebih baik daripada Indonesia. Ternyata tidak juga! Nach lho….
Lalu di mana tempat yang aman? Ingatan pun melayang pada kenangan lama. Saya mengalami kerusuhan Kota Solo 1998. Penjarahan, kebakaran di mana-mana.
Setelah kerusuhan, orang-orang Solo yang berduit memilih pindah ke luar negeri. Yang kelas menengah sebagian pindah ke Bali. Yang biasa-biasa ya … Apa boleh buat, tetap di Solo.
Yg di luar negeri, banyak yang ga tahan, pulang ke Solo lagi. Faktor bahasa, teman dan tidak biasa bekerja sendiri. Berat. Enakan di Solo.
Yang di Bali, tidak lama kemudian terjadi bom bali 1 dan 2. Ternyata Bali pun tidak aman.
Dari berbagai peristiwa yang terjadi saat kerusuhan, kami belajar, bahwa tempat yang aman hanya ada di dalam Tuhan. Banyak yang diluputkan dari kerusuhan, termasuk saya. Kami melihat mujijat pertolongan Tuhan. Tidak berarti yang dijarah kurang beriman. Ada teman yang dijarah tetapi dengan cara yang ajaib, Tuhan memulihkannya kurang dari setahun, padahal habis kerusuhan itu orang bilang bisnis mati. Cara Tuhan melebihi pemikiran manusia.
Serupa dengan masalah Covid, semua serba tidak pasti dan misteri. Belajar dari pengalaman yang lalu, saya yakin Tuhan yang meluputkan saya saat kerusuhan, akan meluputkan juga dari serangan Covid saat ini. Saya punya ‘menara peringatan’ dan ‘panji keselamatan’ yang terukir berbagai pertolongan Tuhan di masa lalu. Hitung berkat-berkat-Nya. Kalau dulu saya ditolong, sekarang juga.
Lalu apa yang bisa saya lakukan? Password saya tetap sama: Karena Yusuf disertai Tuhan, potifar- bossnya diberkati. Terlebih lagi jika ada istri, ibu, anak, kakak, adik, pemilik perusahaan yang disertai Tuhan, maka seluruh aspek hidup saya akan dipelihara dan diberkati Tuhan.
Saya gak mampu memikirkan dan mendoakan keluarga, saudara, karyawan, teman saya satu persatu. Apalagi menjagai mereka. Tetapi Tuhan bisa. Cara yang paling sederhana, saya membayar harga sungguh-sungguh melekat kepada Tuhan, lalu menyerahkan keluarga, saudara, karyawan, teman dan hal-hal yang saya tidak mampu kepada Allah.
When you flow with The Lord, you will find, everything will fall into place. – Ketika kita mengalir mengikuti Tuhan, kita akan menemukan, segala sesuatu akan berada pada tempat yang seharusnya.
Bagi saya, prinsip ini jauh lebih mudah dan bisa dilakukan. Melekat kepada Tuhan, dan hanya tergantung saya sendiri: mau bayar harga atau tidak. Tidak perlu memaksa atau membujuk orang lain melakukannya. Dan segala sesuatu menjadi lancar, dan damai sejahtera serta sukacita melingkupi hati. Itu sesuatu yang luar biasa bukan?
Tidak berarti semuanya lalu semulus jalan toll, tetapi menyadari bahwa Allah yang sudah berjanji tidak akan membiarkan mau pun meninggalkan saya, berada di sisi saya, itu sebuah jaminan yang amat berharga. Saya bisa menjalani segala kesulitan dan menaklukannya, bersama-Nya.
Allah yang mampu menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada, menghardik badai maka angin badai pun tenang serta tunduk, dan kehendak-Nya selalu yang terbaik. Syaratnya hanyalah bersedia menyerahkan hidup saya dan keluarga ke dalam tangan-Nya, lalu mentaati arahan-Nya, maka Dia akan melakukan-Nya. Saya pun memilih bergantung kepada-Nya. Dunia memang tidak pasti dan penuh dengan misteri, namun Allahku pasti dan senantiasa bisa diandalkan.
Bagaimana pendapat Anda?
When you go through the waters, I will be with you; and through the rivers, they will not go over you: when you go through the fire, you will not be burned; and the flame will have no power over you.
Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau.
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK- PEDULI KESEHATAN
“Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Lukas 2:13-14 (TB)
Bagaimana para malaikat memberitakan ‘kabar baik’ dan perdamaian di bumi?
Dunia masih tinggal didalam kegelapan dan di bawah kuasa dosa serta iblis. Masih ada peperangan, kelaparan, bencana dan penderitaan.
Orang Yahudi masih tersesat di bawah Hukum Taurat, dan orang bukan Yahudi masih hidup tanpa Tuhan dan tanpa harapan pula.
Allah datang menjadi seorang bayi. Dia harus dilahirkan sebagai bayi, tak berdaya, tanpa pertahanan serta tempat bergantung. Dialah Anak Manusia. Dihadapkan pada bahaya dunia, dicari oleh iblis dan ditandai untuk dibunuh.
Ketika para malaikat bernyanyi, Herodes belum mengirimkan pasukannya untuk mencari dan membunuh Dia. Keluarga Yusuf belum melarikan diri ke Mesir, melewati perjalanan yang panjang penuh dengan bahaya. Dia masih belum bertumbuh dalam kebijaksanaan mau pun perawakannya. Dia juga belum menjadi tukang kayu.
Dia masih belum dipenuhi dengan Roh Kudus. Dia belum mengalahkan godaan iblis. Dia belum menjalani kehidupan tanpa dosa. Dia belum menyembuhkan seseorang atau mengusir satu iblis pun. Dia belum ditolak oleh orang-orang di kampung halamannya sendiri.
Dia belum menderita di Taman dengan keringat berlumuran darah. Dia masih belum dikhianati oleh Yudas dan menjalani pengadilan ilegal, dipukuli bahkan diejek. Dia masih belum disalibkan. Dia belum menjadi dosa dan dijadikan kutuk. Dia belum menderita oleh bilur-bilur yang menyembuhkan kita. Dia belum ditinggalkan Allah (Bapa), mati, dan turun ke dalam kedalaman bumi. Dia belum menaklukkan kematian, bangkit kembali dan duduk di sebelah kanan Allah, menjadi pemenang.
Saat para malaikat bernyanyi, belum ada yang terjadi. Seorang bayi telah lahir. Tetapi mereka menyatakan firman Tuhan sendiri: “Damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”
Bagaimana caranya?
“Tuhan, …… menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.” Roma 4:17(TB)
Tuhan memiliki iman di dalam Firman-Nya. Firman itu menjadi manusia, dan iman Tuhan menyatakan akhir dari awal: “Damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”
[Repost ; “The Faith of Christmas”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN