KIKO, BAGAIMANA CARA MENCINTAI & DICINTAI?
.
Kiko, nama anjing kami yang tampan, berbulu putih panjang, campuran jenis Maltese dan Shih Tzu yang dibeli Elisa di Australia. Elisa membeli Kiko saat masih bayi. Elisa harus secara khusus ikut kursus agar bisa mengajar Kiko supaya menjadi anjing yang sopan: tahu tempat buang air, makan dan memahami perintah-perintah. Kiko benar-benar anjing yang manis, menjadi sahabat Elisa setahun terakhir sebelum Elisa pulang ke Indonesia.
.
Kiko dan Elisa
Tanpa ragu-ragu kami menyarankan Elisa agar membawa Kiko ke Indonesia saat dia lulus. Segala macam tes kesehatan, pemeriksaan dan vaksinasi harus dipenuhi sejak di Australia. Ternyata membawa Kiko tidak saja membutuhkan biaya yang sangat mahal namun juga birokrasi yang berbelit-belit dan memakan waktu lama. Elisa ingin menghemat biaya sehingga mengurus sendiri persyaratannya. Sekarang kami menyadari mengapa biaya agen cukup mahal, mengingat kerepotannya. Kami harus mengajukan surat ijin hingga ke Dirjen Peternakan di Jakarta, disamping surat-surat ijin lain di Surabaya.
.
Tiket pesawat Kiko ternyata lebih mahal dari tiket pesawat Elisa. Setelah semua persyaratannya lengkap, untuk mengambil Kiko setibanya di Indonesia juga perlu prosedur yang berbelit-belit. Ketika kami akan mengambil Kiko dari cargo ternyata kami harus ke bea cukai untuk mengurus biaya dan suratnya. Tidak ada informasi yang jelas antara cargo dan bea cukai hingga kami harus bolak-balik seharian dari pagi hingga sore sampai akhirnya kami bisa membawa Kiko pulang. Namun status Kiko masih home carantine-tidak boleh keluar rumah dan harus diperiksa kesehatannya selama 15 hari hingga mendapat surat bebas.
Pertanyaannya: mengapa kami rela melakukan semua itu sedangkan beli anjing baru di Indonesia jauh lebih murah? Dengan biaya yang kami keluarkan, kami bisa membeli sepuluh anjing seperti Kiko di Indonesia.
.
.
Kami menghargai sebuah hubungan lebih dari sekedar memandangnya dari segi uang. Kami bisa membeli anjing yang lebih bagus dari Kiko namun anjing baru ini tidak punya hubungan batin dengan kami dan Elisa, khususnya. Apalagi dengan berjalannya waktu, Kiko menjadi kesayangan seluruh keluarga. Kiko anjing manis yang tahu cara mengambil hati seluruh keluarga. Sesungguhnya Christian dan saya termasuk yang tidak terlalu suka binatang peliharaan. Namun Kiko tahu persis cara mengambil hati kami dengan tingkahnya yang manja hingga dengan berjalannya waktu kamipun jatuh hati kepada Kiko. Setiap Christian makan, Kiko akan duduk dibawah kakinya lalu memandang dengan wajahnya yang lucu hingga Christian tidak tega dan memberinya sepotong daging.
.
Bukankah sudah menjadi fenomena jaman sekarang orang hanya menghargai persahabatan hanya sebatas nilai uang? Persahabatan dikorbankan hanya demi mendapat proyek besar. Orang rela menilap uang sahabatnya, meskipun persahabatan mereka telah dibangun berpuluh-puluh tahun…Bahkan beberapa waktu yang lalu ditulis dalam iklan putus hubungan keluarga karena anaknya yang sudah menghabiskan uang keluarga dan meninggalkan hutang dimana-mana. Kita hidup di jaman dimana uang menjadi raja….melebihi hubungan apa saja!
Sadarkah kita bahwa banyak hal yang tidak bisa dinilai hanya sekedar oleh uang?
.
Kehadiran Kiko sungguh membuat keceriaan dalam keluarga kami yang tak ternilai harganya. Setiap kali kami sudah bersiap-siap pergi, Kiko sudah duduk manis di belakang pintu–menanti diajak pergi. Jika selama beberapa hari Kiko tidak diajak pergi, Kiko akan duduk di tepi kaca apartemen kami memandangi kendaraan yang lalu lalang. Lucu sekali….Hingga suami saya tidak tega, spesial mengajaknya keliling kota. Suami saya suka menggodanya dengan pertanyaan,”Ikut ndak??” maka Kiko segera menggonggong seolah-olah berkata,”Saya ikuuuutttt….” Sambil mengikuti kemanapun suami saya pergi.
.
Hampir setiap hari kami mengajak Kiko pergi, entah ke pabrik, keluar makan atau keliling kota. Kiko rela menunggu di mobil saat kami turun. Setiap kali keluar makan, kami tidak lupa membawa sesuatu untuk Kiko yang sedang menunggu di mobil. Kiko senang sekali saat jendela dibuka dan dia menjulurkan kepalanya menikmati tiupan angin. Orang-orang yang lewat tertawa melihat anjing lucu di jendela mobil… anak-anak kecil suka berteriak sambil tertawa melihat tingkah lucu Kiko.
.
.
Saat kami bepergian ke luar kota atau ke luar negeri meninggalkan Kiko maka kami suka membicarakannya sebagai penawar rindu. Jika Kiko melihat kami pulang maka Kiko akan melonjak-lonjak kegirangan dan sibuk menciumi kami… dia akan menggonggong seolah-olah protes mengapa ditinggal begitu lama….Kami merasa sangat diberkati dengan kehadiran Kiko yang menyemarakkan kegembiraan dalam keluarga kami. Kami merasa senang, senantiasa ada Kiko yang menyambut kami dengan antusias, penuh kasih serta keceriaan. Sesuatu yang membahagiakan dan tidak dapat dinilai dengan uang…..
.
Hal penting yang saya pelajari dari Kiko, betapa antusiasnya Kiko saat menyambut kami datang…. Kiko selalu melonjak-lonjak senang dan berusaha menciumi kami… Hingga setiap kami tidak tahan untuk tidak memeluk dan menggendong serta mengelus-elusnya dengan penuh kasih….
Saya sering membayangkan jika saja setiap kali menyambut pasangan dan anak kita dengan sikap antusias, penuh kerinduan serta kasih seperti Kiko, bukankah hubungan kita akan jauh lebih manis? Mengapa kita tidak belajar dari Kiko bagaimana dia sudah membuat pemiliknya sangat mencintainya? Kalau kita bisa mengungkapkan rasa cinta dan antusias kita kepada pasangan dan anak-anak seperti Kiko menyenangkan hati kami, tentunya suasana keluarga kita akan lebih romantis. Bagaimana kalau kita membuktikannya?
.
Satu-satunya cara agar dicintai adalah
dengan bersikap manis dan mencintai;
.
OLEH: YENNY INDRA