Why Charis?
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Why Charis?
Sabtu tanggal 4 Juni, Graduation Charis angkatan ke 2 (CJ2), lulus setelah menyelesaikan level 2 dan promotion angkatan ke 4 ( CJ4), berhasil menuntaskan level 1… Yeaaayyyy…..
Sukacita dan binar-binar kebanggaan dipadu dengan kelegaan terpancar di sana sini. Dan foto-foto tentu saja, sambil menunjukkan angka dengan jari masing-masing, kami dari angkatan ke berapa… Wkwkwk…. 🙂
Teman-teman dari angkatan lain, termasuk saya yang angkatan pertama tidak hanya ikut bergembira, namun terpukau dengan berbagai kesaksian dan ulasan firman yang disampaikan oleh teman-teman yang tengah menikmati kelulusan.
Bapak Chris Manusama mewakili CJ2 dan Ibu Yohana Gultom mewakili CJ4 memberikan speech.
Selama ini saya merenungkan, apa sich yang membuat hidup murid-murid Charis menjadi berbeda?
Bukankah banyak tempat di luar sana yang mengajarkan firman dan hal-hal yang baik pula?
Why Charis?
CLING……
Sekarang saya tahu jawabannya!
Banyak sekali orang yang mengaku percaya kepada Tuhan dan beribadah Kepada-Nya.
Ada yang rutin, ada pula yang masih kadang-kadang saja -On & Off – berdoa dan beribadah.
Saat ada masalah, berdoa sungguh-sungguh. Tetapi begitu masalah selesai, lupa berdoa & beribadah.
Lalu muncul pertanyaan, masuk akal kalau yang ibadah serta doanya masih on & off, hidupnya tidak berubah.
Mengapa yang berdoa dan beribadah dengan tekun pun, hidupnya tidak berubah?
Sama ruwetnya, sama galaunya dengan orang yang tidak mengenal Tuhan…
Nach ini dia rahasianya:
Convert VS Bertobat.
Convert artinya orang yang semula atheis, gak kenal Tuhan, sekarang berubah menjadi kenal Tuhan. Tetapi yang berubah hanya statusnya saja.
Dulu gak beribadah, sekarang beribadah.
Tetapi kehidupannya, cara pikirnya dsb. tetap seperti dulu.
Ibaratnya, hanya sekedar ganti baju atau ganti status saja.
Tanpa pembaharuan pikiran yang diselaraskan dengan firman Tuhan, hidup manusia tidak akan berubah.
Berbeda dengan orang yang sungguh-sungguh bertobat, dia berbalik arah dan pola pikirnya berubah dari pola pikir dunia, menjadi pola pikirnya Allah. Hidupnya sekarang berpusat pada Allah.
Caranya?
Dengan belajar dan menghidupi firman-Nya.
Umat-Ku binasa karena kurang pengetahuan, akibatnya tidak mengenal Allah.
Nach di Charis kami diajar secara konsisten untuk belajar firman Tuhan. Para guru membimbing kami agar kami bisa secara mandiri menggali kebenaran Firman Tuhan.
Sehingga tidak lagi bergantung kepada manusia.
Bahkan jika minta didoakan sesuatu, ditanya terlebih dahulu,
“Tuhan bicara apa denganmu?”
Karena guru-guru atau manusia lain hanya bisa meneguhkan apa yang telah disampaikan Tuhan kepada kita sebelumnya.
Tuhan akan mengarahkan langsung kepada kita, untuk masalah kita. Tidak mungkin arahan untuk kita disampaikan melalui si A, si B atau si C.
“Bu Yenny, saya gak bisa mendengar suara Tuhan….”
Tidak mungkin! Tuhan sudah menegaskan domba-domba-Ku (murid-murid) mendengarkan suara-Ku.
Kalau kita tidak bisa mendengar suara-Nya, berarti ada yang salah.
Benarkah kita murid Tuhan?
Atau kita terlalu fokus dengan suara-suara lainnya, dunia di sekitar kita terlalu bising, sehingga saat Tuhan berbicara, tidak terdengar.
Apa yang kita fokuskan membesar.
Suasana Charis, mendorong kami untuk fokus pada firman Tuhan. Bahkan saat kami ngobrol, olahraga dll yang dibicarakan itu firman, pengalaman teman-teman ketika menghidupi firman serta mendiskusikannya.
Dengan lingkungan yang demikian, membawa kami fokus pada Tuhan dan firman-Nya.
Ini sangat membantu kami bertumbuh serupa dengan Allah.
Tuhan itu Tidak Pernah Ingkar Janji.
Ketika Tuhan dan Firman-Nya diutamakan, berbagai masalah kehidupan menemukan solusinya secara natural.
Baik masalah ekonomi, hubungan/Relatioship, sakit penyakit, rumah tangga dsb.
Setiap ada teman-teman yang curhat, biasanya masalah kelas berat, saya tawarkan kirim buku, lalu minta dia membacanya.
Atau kirim link video…
Tidak sedikit setelah mendapat pencerahan lalu bertanya tentang sekolah dan akhirnya join Charis.
Kesaksian demi kesaksian diceritakan… Masalah-masalah yang seperti ‘benang bundet’, istilah Orang Jawa, – artinya seperti benang ruwet yang sudah tidak mungkin dilepaskan simpul-simpulnya- pada akhirnya mendapatkan solusinya.
Cara Tuhan itu unik dan supernatural. Yang gak terpikirkan bisa terjadi…
Dia Allah, apa yang sulit bagi-Nya?
It’s all about God, not me…
Ini semua tentang Allah, bukan saya.
Kacamata Dunia VS Kacamata Allah.
Menurut saya, ini yang paling membuat hidup murid-murid Charis berubah menjadi lebih baik, kami digiring hidup dengan mengenakan Kacamata Allah.
Maksudnya?
Di luar sana, orang beriman rata-rata beribadah dan berdoa pada waktu tertentu, lalu diluar jam itu, hidup menurut caranya sendiri.
Nach di Charis, kami diajar, dibimbing dan melihat teladan guru-guru di mana hidup mereka 24/7, artinya 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, hidupnya betul-betul dipusatkan pada Allah. Di mobil, lift, di mana saja…. semaksimal mungkin sambil berdoa dalam roh dan merenungkan firman Tuhan.
Hasilnya, ide-ide tak terduga muncul, dipertemukan dengan orang-orang baik, pintu-pintu kesempatan dibukakan, yang menurut dokter mustahil sembuh, terbukti sembuh.
Mendengar suara Tuhan menjadi sesuatu yang alami.
Istilah saya, ngertiiii saja apa maunya Tuhan.
Hidup jadi enteeeeeng….
Ketika kami para murid-murid makin intensif mempraktikkannya, ternyata hidup kami benar-benar berubah. Masalah hidup tetap ada, tetapi cara kami menyikapi berbeda. Respon kami berubah.
Semakin taat kepada perintah-perintah-Nya, semakin mengalir mengikuti kehendak Allah, semua aspek dalam hidup, satu persatu berada pada tempat seharusnya. Sedemikian alami… begitu melegakan.
Dalam bisnis, selalu ada persaingan, saling sikut dll, itu sudah biasa. Menjengkelkan bukan?
Dulu hati dipenuhi kemarahan atau keinginan membalas.
Sekarang tidak lagi.
Ibaratnya begini, taman saya di lantai 1. Ketika saya melihat taman dari lantai 1, kelihatan pohon-pohon yang tinggi menutupi pandangan. Belum lagi ayam-ayam serama berlarian ke sana ke mari. Berisik sekali…
Inilah gambaran jika menggunakan kacamata dunia, melihat dari bawah. Semua mengandalkan kemampuan diri sendiri, dan cara dunia yang tricky.
Tetapi begitu naik ke lantai 2, apa yang dilihat berbeda.
Saya bisa melihat dari perspektif yang berbeda. Melihat dari atas.
Jalan-jalan di kejauhan, terlihat jelas. Pandangan tidak terhalang. Pohon-pohon nampak kecil. Ayam-ayam nyaris tidak kelihatan.
Nach inilah gambaran jika kita mengenakan kacamata Allah. Melihat dari perspektif Allah.
“Buat apa stress? Aku yang membereskan,” kata Allah, “tugasmu menempel kepada-Ku dan taat.”
Ada kompetitor? Tidak perlu khawatir. Sumber berkat kita dari Tuhan. Si musuh tidak akan bisa mengambil berkat yang disediakan Tuhan bagi anak-anak-Nya.
Biarkan Tuhan yang berperang bagi kita.
Serahkanlah kekuatiranmu kepada-Nya dan ikuti arahan-Nya, apa yang harus kita lakukan.
Dia Allah, Sang Boss kita….
Demikian juga dengan masalah-masalah lainnya,
Sakit? Allah yang menciptakan kita, pasti bisa membetulkan organ kita yang rusak.
Perkatakan firman kehidupan Allah dan percayalah kepada-Nya. Itu benih yang ditabur, dan buah selalu selaras dengan benihnya.
Ikuti tuntunan Tuhan langkah demi langkah dan setiap langkah merupakan suatu mukjizat.
Dikasihi Allah & Identitas kita di dalam Tuhan
Kami belajar, kasih Allah yang tak bersyarat dan identitas kita di dalam Tuhan. Segala dosa, kesalahan, kegagalan baik masa lalu, sekarang, mau pun di masa depan sudah diampuni Allah.
You’ve gone into my future to prepare the way,
and in kindness you follow behind me
to spare me from the harm of my past.
With your hand of love upon my life,
you impart a blessing to me.
Engkau (Tuhan) telah pergi ke masa depanku untuk mempersiapkan jalan,
dan kebaikan-Mu mengikuti di belakangku untuk menyelamatkan aku dari bahaya masa laluku.
Dengan tangan kasih-Mu atas hidupku,
Engkau memberkatiku.
Tidak lagi fokus pada dosa, sebaliknya fokus kepada Allah dan kasih-Nya. Ini sungguh amat melegakan.
Tuhan sudah menjanjikan masa depan yang penuh harapan.
Tuhan tidak akan pernah membiarkan mau pun meninggalkan kita. Tuhan tidak pernah mempermalukan orang-orang yang menaruh harap kepada-Nya.
Sebelum Sekolah Charis, kerap berusaha ‘membantu’ Tuhan, agar menjawab doa, sekarang saya betul-betul bertobat. Kapok!
Lebih baik sabar menunggu waktu Tuhan karena waktu Tuhan yang terbaik.
Teringat jika kepompong yang belum waktunya lahir menjadi kupu-kupu tetapi ‘dibantu’ alias ‘dipaksa’ alias ‘dipercepat’ supaya lahir, justru membuat kupu-kupu menjadi cacat.
Allah hidup dalam alam supernatural, jadi jika kita benar-benar mengikuti-Nya, kita juga akan hidup dalam alam supernatural.
Jika hidup kita tidak supernatural, berarti kita hanya dangkal mengenal-Nya. Tuhan menghendaki kita berjalan bersama-Nya dalam alam supernatural yang tak terbatas.
Charis mendidik, membimbing serta menolong murid-murid untuk merealisasikannya.
Congratulations untuk teman-teman CJ2 & CJ4…. Lanjut level 3 dan 2 tentunya.
Mari kita terus maju bersama-sama, menggenapi tujuan Tuhan dalam hidup kita.
Jiayou!
You were designed by God to reign & win in life
Anda dirancang oleh Tuhan untuk memerintah & menang dalam hidup
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN