Articles

“Kasih Karunia Menabur dan Menuai.”

“Kasih Karunia Menabur dan Menuai.”

Sebagian orang menyimpulkan bahwa Injil kasih karunia berarti akhir dari asas menabur dan menuai. Mereka melihat menabur sebagai “pekerjaan”.

Apa yang tampaknya tidak mereka sadari adalah bahwa kita semua menabur, sepanjang hari, setiap hari.
Kita menabur pikiran, kata-kata, waktu, keterampilan, sikap, dan berbagai sumber daya.
Kita menabur kasih atau kepahitan, damai sejahtera atau perselisihan, sukacita atau ketakutan.

Menabur bukanlah pekerjaan agar mendorong Tuhan melakukan sesuatu. Menabur merupakan tanggapan atas kasih karunia anugerah Tuhan supaya berlipat ganda dalam kehidupan kita dan kehidupan orang-orang di sekitar kita.

“Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
Seperti ada tertulis: “Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya.”
Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu;
2 Korintus 9:8-10 (TB)

Jika menabur dianggap pekerjaan, mengapa kasih karunia atau anugerah Tuhan memberikan benih kepada penabur dan kemudian melipatgandakan benih yang ditabur?
Apa yang gagal dilihat oleh sebagian orang, bahwa anugerah Tuhan itu berada di dalam benih. Persediaannya yang melimpah dibungkus dengan benih yang membawa potensi panen yang tak terbatas di dalamnya.
Menabur bukanlah pekerjaan, itu merupakan tanggapan atas kasih karunia anugerah Tuhan!

Menabur dan menuai juga diharapkan di Taman Eden sebelum dosa masuk. Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
Kejadian 1:29 (TB)

Itu diajarkan sebagai prinsip Kerajaan oleh Yesus dalam beberapa kesempatan. (Markus 4: 1-29) (Lukas 6:38)

Itu diajarkan berulang kali oleh Paulus.
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
Galatia 6:9 (TB)(2 Kor 9: 6-11)

Bahkan “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
Lihat Matius 6:33 (TB)

Kita semua menabur sebagai tanggapan atas sesuatu.
Kita menabur sebagai tanggapan atas ketakutan kita, atau kita menabur sebagai tanggapan atas kasih karunia-Nya.

[Repost ; “The Grace of Sowing and Reaping”. – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Apakah meditasi Alkitabiah itu?
Konflik? Ini Cara Bijak Mengatasinya
There Is No Formula To Relationship ….