Bagaimana Cara Kita Memandang Pasangan & Pernikahan?
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Bagaimana Cara Kita Memandang Pasangan & Pernikahan?
“Kita menua bareng ya Ko Be….
Kata itu sering kau ucapkan beberapa bulan terakhir saat meminta aku menemani istirahatmu, sambil menggegam telapak tanganmu.”
“Caesalpinia yang acap kau petik,
di awal aku mengenalmu dulu…
kini mekar di taman rumahmu.
Adakah engkau berbahagia
menatapnya dari sana?”
Tertulis di status FB P. Aurelius B. Suryaatmaja yang baru saja kehilangan istri tercintanya, Bu Maria Laurentia Sari Kristanti pada 6 Oktober 2020.
Hati saya trenyuh membacanya.
“Saya ngga tau bu, apakah kondisi saya ini akan “menginspirasi”
Banyak orang meminta saya untuk segera move on. Nyatanya saya ngga bisa bu.
Saya hanya akan menyelesaikan “sisa tugas” untuk segera memacu anak saya mandiri.
Dan setelah itu saya benar-benar ingin segera pulang.”
jawab P. Aurelius ketika saya meminta ijin menulisnya untuk Seruput Kopi Cantik.
Speechless….
Baru saja terima jawaban di atas, chat masuk dari adik ipar saya, Ayda Susana.
Foto 2 gelas kopi Starbuck, tertulis nama kakaknya: Riswanto dan kakak iparnya: Suhartati.
Di post dengan judul:
Nyetarbuck bareng mami.
Apa anehnya?
Karena kakak iparnya, Bu Suhartati baru saja meninggal 11 Oktober 2020 yang lalu.
Sedemikian kehilangannya, sehingga waktu minum kopi pun Pak Riswanto pesan juga kopi kesukaan almarhumah istrinya… Seolah sedang ngopi berdua seperti biasanya.
Hati saya serasa meleleh….
Seorang teman yang saat suaminya masih hidup, jengkel sekali. Pokoknya suaminya bukanlah suami idamannya.
Saat itu yang kelihatan hanyalah kekurangannya saja.
Tetapi setelah suaminya meninggal, barulah dia menyadari, betapa banyaknya hal-hal kecil yang dikerjakan suaminya sehingga membuat hidupnya jauh lebih mudah. Dan selama ini dia tidak pernah menyadarinya, apalagi menghargainya.
“Setiap orang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Saat suamiku hidup, aku hanya memperhatikan kekurangannya. Dia tidak sebaik suami orang lain. Aku selalu berharap, dia lebih romantis, lebih sukses dll, Aku lupa membandingkan kelebihannya dengan kekurangan orang lain. Sesungguhnya Tuhan memberi kita masing-masing pasangan yang paling pas. Tergantung cara kita meresponi dan mengolah pernikahan itu,” sahabat ini menceritakan pengalamannya dengan mata berkaca-kaca,
“Setelah suamiku meninggal, aku sadar, aku memang tidak menikahi malaikat. Aku sendiri juga tidak sempurna. Aku menyesal. Setiap kali aku melihat pasangan muda bertengkar, aku rasanya ingin mengingatkan mereka…. Jangan bertengkar. Nikmati kebersamaan. Kalian akan menyadarinya setelah salah satu dari kalian, tiada. Sesal kemudian tidaklah berguna.”
Belajar dari pengalaman orang lain tanpa harus mengalaminya sendiri adalah cara terbaik.
Mari kita membangun pernikahan dan menghargai pasangan dengan lebih baik.
Dengan cara demikian kita dapat mengurangi ribuan pertempuran yang tidak perlu. Dan jadikan Tuhan pusat kehidupan kita. Maka everything will fall into place – semua akan berada di tempat seharusnya.
Ingatan pun melayang saat Tuhan berbicara secara pribadi, yang saya tuliskan dalam artikel:
https://yennyindra.com/2020/10/sepeda-dan-tuhan-apa-korelasinya/
Sesungguhnya dalam hidup ini kita memang ‘sendirian’, hanya Tuhan saja Pribadi yang senantiasa menyertai kita.
The only ONE who can truly satisfy the human heart is the ONE who made it.
SATU-SATUNYA PRIBADI yang benar-benar dapat memuaskan hati manusia adalah PRIBADI yang menciptakannya.
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN