Self Motivation, Seruput Kopi Cantik

Covid Hingga Batuk Berdarah? Mana Bisa Survive? Simak Kisahnya!

 

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Covid Hingga Batuk Berdarah? Mana Bisa Survive? Simak Kisahnya!

Bercak darah…. Berwarna merah … mewarnai tissue saat P. Franky Darmawan batuk.
Hari itu tanggal 16 Maret. Sejak 7 Maret mulai sakit. Awalnya hanya radang di tenggorokan plus demam, nyeri tulang dan sendi, maka hari itu pergi ke dokter internist di RS Swasta, setelah minum obat nyeri dan antibiotik ternyata tidak juga membaik. Demam tetap naik turun dan bahkan sampai 2 hari 2 malam tidak bisa tidur sama sekali, perasaan gelisah dan hatinya tidak tenang, maka diputuskan untuk menghentikan obat racikannya, hanya antibiotik tetap diminum. Ditambah dengan paracetamol karena setiap 5 jam P.Franky demamnya masih turun dan naik
Dan sekarang malah saat batuk dilendirnya ada darah!!

Segera P. Franky bersama B. Sinta, istrinya, pergi ke dokter di sebuah rumah sakit swasta lain di dekat rumah.
Setelah diperiksa, dirontgen & di interview, -apakah pernah berhubungan dengan penderita Covid dll-, saran dokter internist agar P. Franky di opname karena akan dilakukan pemeriksaan lanjutan. Kecurigaan dokter, DBD atau TBC, karena indikasi Covid 19, batuknya biasanya kering dan tidak berdahak.

Keesokkan harinya salah seorang dosen tempat P. Franky dan B. Sinta kuliah, – P. Robert Trisna-, minta difotokan hasil test darah dan rontgen. Saat melihat rontgen paru-paru ada bercak putih dan mulai berawan, CRP nya yang normal 0.95, saat itu sudah 11. Lalu dia menyarankan untuk ditangani dokter spesialis Paru-paru saja. Ah, ini pencerahan dari Tuhan. Dokter internist setuju.

Tgl 18 Maret siang, dokter Paru datang untuk memeriksa P. Franky.
Dokter minta cek darah, rontgen Paru dan dahaknya perlu diperiksa ulang melalui proses Sputum dan BTA karena masih berdarah. Dan nafas makin pendek-pendek, mulai sesak dan nafsu makan hilang.
Dan sempat merayakan HWA yang ke 36 di tengah-tengah covid. Luar biasanya, anak-anak membawa makanan kesukaan papinya serta berdoa melalui video call, “Papi pasti sembuh, papi pasti kuat dan kami semua mendukung papi dalam doa”. Dan ini salah satu dukungan yang sangat menyemangati papinya.

Tgl 19 Maret pagi, hasil rontgen paru paru keluar. Bercak putih di paru-paru makin meluas dengan cepatnya, CRP jadi 14,5. Dan dokter Paru memutuskan untuk mengganti semua obat2an baik yang melalui oral maupun infus.

Malam itu juga, pihak Rumah Sakit mengirim 2 orang yang berpakaian APD lengkap untuk SWAB test P. Franky. Padahal sebelumnya dokter internist bilang, di rumah sakit itu tidak ada SWAB test, karena ini rumah sakit swasta biasa. Seharusnya SWAB test di lakukan di rumah sakit rujukan. Tuhan selalu buka jalan!

Malam itu ketika sendirian P.Franky berdoa

“Tuhan, seandainya saya benar-benar kena Covid dan Tuhan mau panggil saya, tolong panggil saja sekarang saat tidak ada istri dan keluarga. Tapi kalau Tuhan masih beri kesempatan, saya masih ingin melihat anak cucu bertumbuh, menyelesaikan kuliah dan masih mau melayani banyak orang”, doanya.

Sudah 3 hari B. Sinta menjaga full di RS siang malam, karena sudah kelelahan malam itu B. Sinta minta tidur di rumah. ‘

P.Franky diingatkan kisah Yunus yang berada di perut ikan selama 3 hari. Secara akal, harusnya Yunus mati, tetapi Tuhan selamatkan. Berarti Tuhan juga bisa selamatkan saya, tugas saya belum selesai’ demikian P. Franky mendapatkan pewahyuan Tuhan.

“Saya pasti tetap hidup”, gumamnya berulang-ulang. Sejak itu semangat hidup berkobar-kobar lagi. Ada damai sejahtera dan sukacita dalam hatinya.

Ini membuktikan sangatlah penting, hubungan pribadi yang dibangun dengan Tuhan dan menyimpan Firman di dalam hati dan pikiran, ketika dalam keadaan baik. Saat dalam krisis, firman yang menjadi pewahyuan itulah yg akan menentukan kesembuhan terjadi atau tidak.

Tgl 24 Maret, hasil SWAB Test keluar, P. Franky Positif Covid. beritanya diterima setelah mereka pulang dari rumah sakit tanggal 21 Maret. Masa krisis sudah berlalu, kondisi membaik dan sedang Isolasi mandiri di rumah.

Masih belum berakhir, 27 Maret ada tim dari Dinas Kesehatan untuk melakukan SWAB Test keluarga ini dan B. Sinta positif juga, tetapi tetap sehat. OTG istilahnya, Orang Tanpa Gejala, Support rutin dan kasih dari anak-anak dan mantu serta cucu-cucu melalui video call atau kunjungan sekalipun hanya boleh dari luar pagar, sangat membantu dan selalu menyemangati. Juga anak-anak masak dan mengirim makanan setiap hari sampai sembuh (sudah negatif). Sehingga mbak dan ortu (91 tahun) yang tinggal di rumah tidak ketularan.

Waktu berlalu, sekarang mereka semua sudah sehat. Hasil SWAB Test terakhir 2 kali negatif dan punya pengalaman baru lagi bahwa Tuhan itu setia. Janji-Nya selalu bisa diandalkan.

Pertanyaannya:
Apakah kita juga konsisten membangun hubungan pribadi dengan Tuhan dan menyimpan janji-janji-Nya dengan setia seperti P. Franky & B. Sinta?

All things are possible for the one who believes.

Segala sesuatu mungkin, bagi orang yang percaya.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#SeruputKopiCantik #InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan #mengenalTuhan #FirmanTuhan

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
2 Kali Kanker Stadium 4? Mana Bisa Survive? Simak Kisah Wiwik Menaklukkan Kanker!
Jangan Batasi Allah (Bayangkan Anda Sukses)
Strategi Membangun Relationship