Wajar Dan Manusiawi, Tetapi….
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Wajar Dan Manusiawi, Tetapi….
Ketika kita sudah menolong seseorang, bukannya berterimakasih tetapi justru disalahmengerti, menjengkelkan bukan?
Jengkel itu terasa wajar dan manusiawi!
Saat ada orang yang kata-katanya pedas dan meremehkan, lalu bahasa tubuhnya menunjukkan dia tidak menghargai, tersinggung bukan?
Itu wajar dan manusiawi.
Dikhianati, dicurangi, apalagi oleh teman baik, oh…. Sungguh amat menyakitkan.
Mengasihani diri sendiri dan hati merasa pahit itu pantas bukan?
Sangat wajar dan manusiawi.
Saya pun berpendapat demikian. Biasanya pikiran akan berputar-putar membayangkan peristiwa menyakitkan ini. Bak film yang terus menerus diputar dalam otak. Makin sering diputar, luka hati makin berdarah-darah…. Perih…
Sampai Daniel Amstutz membuka sebuah rahasia penting. Jika kita mengikuti perasaan terluka dan berdarah-darah, maka setan bersuka-cita. Strateginya berhasil membuat kita ‘menikmati’ kesedihan. Dengan demikian lupa berdoa, sibuk dikuasai oleh emosi dan perasaan campur baur. Semakin larut didalamnya, semakin kacau hidup kita dan jauh dari hidup berkemenangan.
Jika kita bersedia menyerahkan masalah ini pada Tuhan, Dia akan campur tangan, mengubahnya menjadi kebaikan bagi kita.
Lalu bagaimana cara mengatasi perasaan sakit yang mengharu-birukan perasaan?
Daniel Amstutz mengajarkan, agar menundukkan perasaan kita pada Tuhan. Jangan turuti perasaan tapi pikirkan apa kata Tuhan dalam situasi seperti ini.
– Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu.
– TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.
– Tuhan sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati.
– Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
Biarkan Tuhan menyelesaikan dengan cara-Nya. Kita meresponi sesuai kehendak-Nya.
Jalan Tuhan berbeda dengan jalan kita.
Kita hanya bisa melihat sejauh mata memandang, namun Tuhan tahu apa yang akan terjadi jauh di masa depan.
Ada 2 kemungkinan di hadapan kita:
Mau mengikuti prinsip lagu lawas yang dinyanyikan Frank Sinatra ‘I did it my way’
– sakit hati, balas dendam dst…dst…
atau
ikut cara Tuhan – ‘I did it God’s Way’
Mempercayakan masa depan dengan memercayai janji Tuhan dan membawa kemuliaan bagi-Nya?
Monggo dipilih!
We’ are just like TV’s: we have the ability to receive very clear picture of God and to display that for everybody to watch- Mike Pickett.
Kita itu seperti TV: kita memiliki kemampuan untuk menerima gambar Tuhan yang sangat jelas, untuk ditampilkan, agar semua orang dapat menontonnya – Mike Pickett
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN