Five Fingers & Panorama Heritage.
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Five Fingers & Panorama Heritage.
Menginap di pedesaan di mana di sekeliling hotel terhampar rumput hijau dengan pohon-pohon Pinus, memberikan kesan damai tersendiri.
Pagar-pagar rumah ditumbuhi pohon anggur yang tengah berbuah.
Bunga-bunga cantik berwarna-warni menghiasi rumah pedesaan. Sapi-sapi yang tengah merumput, melengkapi indahnya alam pedesaan. Rindiering Village, namanya.
Dari sana kami menuju Obertraun, desa kecil di dekat kota Hallstatt yang terkenal sebagai kota tercantik di Eropa.
Tujuan utama kami adalah Five Fingers, 5 jembatan yang menggantung untuk menikmati keindahan danau cantik yang dikelilingi pegunungan Dachstein yang indah.
Perlu naik kereta gantung (cable car) sebanyak 2 kali dari stasiun Dachstein untuk mencapai ketinggian sekitar 2000m di mana Five Fingers berada.
Dinamakan Five fingers atau 5 jari karena ada 5 jembatan dengan ukuran 4 x 1 m dengan design yang berbeda-beda dan ketinggian yang berbeda-beda pula. Berada pada puncak gunung, jembatan menjorok ke atas Danau Dachstein yang dikelilingi pegunungan dan sebagian masih dilapisi glacier alias salju abadi.
Ketika berada di ujung jembatan yang menggantung di udara pada ketinggian 400 meter, sementara danau biru tepat berada di bawah kaki, sungguh memberikan sensasi yang menakjubkan. Ngeri-ngeri sedap, kata orang.
Di setiap jembatan itu menampilkan sudut pandang yang berbeda dari danau serta keindahan pegunungan Alpen.
Kemungkinan ini pemandangan yang paling spektakuler di pegunungan Alpen.
The World Natural Heritage ini juga menawarkan pemandangan sempurna dari kedua glacier Dachstein.
Di sisi lainnya, ada bangunan yang berbentuk kapal yang terbuat dari allumunium, yang disebut The Welterbespirale viewing platform.
Dari ketinggian Welterbespirale 2100 m, dapat dinikmati pemandangan 360 derajad keindahan danau dan pegunungan Alpine. Tidak lupa pula, disediakan spot untuk photo dan tempat duduk memanjang untuk para turis sejenak melepas lelah.
Meski telah menaiki cable car 2 kali, tetap butuh sekitar 30 menit berjalan kaki menuju Five Fingers. Jalannya menanjak ke atas.
Sementara untuk mencapai Welterbespirale, dibutuhkan 15 menit lagi berjalan dari stasiun kereta gantung ke sisi yang berbeda.
Perjalanan pulang dari five fingers sudah melelahkan, belum lagi harus ke Welterbespirale.
Pemerintah Austria cukup cerdik, di dekat
Welterbespirale, disediakan kursi melengkung 3, jika duduk di tengah maka kaki akan lurus ke atas. Ternyata dengan cara duduk demikian, lelah di kaki segera berkurang.
Dari pengalaman ini saya belajar, segala sesuatu yang indah, kebanyakan harus dinikmati dari ketinggian. Umumnya, harus berjalan cukup jauh dan menanjak pula.
Artinya, segala sesuatu yang indah dan berharga, butuh usaha, tekad dan kerja keras untuk mencapainya.
Tidak ada makan siang gratis, kata orang.
Setuju?
I am not the same, having seen the moon shine on the other side of the world.– Mary Anne Radmacher
Saya tidak sama, setelah melihat bulan bersinar di sisi lain dunia.- Mary Anne Radmacher
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN