Serba-Serbi Mendengar Suara Tuhan Bagian 2.
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Serba-Serbi Mendengar Suara Tuhan Bagian 2.
Menyambung artikel kemarin, menarik sekali ketika Andrew Wommack menegaskan bahwa Firman Tuhan itu Peta jalannya dan Suara Tuhan itu yang menuntun.
Gak mungkin meleset karena Peta & Suara Wajib Sinkron, Selaras.
Persis kalau kita sedang dituntun oleh GPS, bisa melihat peta dan suara GPS menuntun.
Jika tidak sesuai peta, berarti sedang melenceng dari kebenaran.
Tuhan memimpin itu melalui Red Light – Lampu Merah.
Setiap kita punya Hikmat & Pengetahuan, apalagi jika rutin baca Firman. Ya berjalanlah, mengambil keputusan sesuai apa yang baik dan benar menurut pemahaman kita.
Gak usah hal sepele, seperti makan apa, pakai tanya Tuhan dulu. Kita punya hikmat cukup untuk menjalani hidup ini. Selama Lampu Hijau, artinya Hati Damai, ya jalan terus.
Jika tiba-tiba koq gak damai, STOP! Itu artinya Lampu Merah. Tanya Tuhan, minta Hikmat-Nya. Artinya ada yang salah dan tidak sesuai dengan kehendak-Nya.
Dr. Lester Sumrall berkata, sejak dia menjadikan Tuhan sebagai Tuhan & Juruselamatnya, tidak pernah dia berada diluar kehendak Tuhan.
Saat Tuhan beri lampu merah dan dia berbalik mengikuti arahan Tuhan, itu artinya dia TETAP berada dalam kehendak Tuhan.
Melegakan ya?
*****
Nach yang kerap terjadi, ketika kita memperoleh impresi, dorongan untuk memberi dalam jumlah besar,lalu pikiran ini berusaha merasionalisasi,
“Apa benar ini suara Tuhan? Jangan-jangan keliru…”.
Lalu kita berusaha berdoa minta tanda dan bertanya kepada kepada orang lain, “bener gak sich?”
Klo sudah begini, biasa dorongan impresi itu melemah dan sirna.
Taat gak mudah ternyata.
Tuhan itu gak pernah memaksa.
Ini masalah sikap hati kita sebenarnya, mau taat atau tidak.
Tidak taat pun, Tuhan tidak menghukum. Dia menghargai Free Will, kehendak bebas manusia.
Tetapi jika tidak taat, maka kita kehilangan berkat baik secara finansial mau pun berkat-berkat rohani yang seharusnya diterima. Kan kita tidak menabur, ya gak panen dong…
Makes sense?
Teringat kisah ketika Nabi Elia meminta janda di Kota Sarfat agar membuatkannya roti bundar. Padahal saat itu sedang masa kekeringan.
Perempuan itu hanya memiliki segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli, untuk membuat makanan terakhirnya untuk dia sendiri dan putrinya.
Tetapi Elia berkata kepadanya: “Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi.”
Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan hingga kekeringan berakhir.
Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.
Wow….Mujizat tuh.
Sesudah itu anak dari perempuan pemilik rumah itu jatuh sakit dan sakitnya itu sangat keras sampai meninggal. Lalu Elia mendoakannya, sehingga anak itu hidup kembali.
Seandainya saja, si janda tidak mentaati perintah Elia, tentunya begitu tepung dan minyaknya habis, dia dan anaknya akan kelaparan.
Nach saat putrinya meninggal, jika tidak ada Elia di sana, tentunya putrinya tidak ada yang membangkitkannya.
Janda itu kelihatannya ‘kehilangan’ tepung dan minyaknya, tetapi sesungguhnya apa yang kelihatannya ‘hilang’, justru menjadi berkat dan menjadi keuntungan baginya.
*****
“Be still, and know that I am God.” – “Diamlah dan ketahuilah bahwa Akulah Tuhan.”
Agar dapat mendengar suara Tuhan, harus tenang. Kerapkali kita terlalu sibuk dan fokus pada yang di luar, pada berita-berita dunia, hingga tidak punya waktu mendengarkan suara lembut yang ada di dalam roh kita.
Pimpinan Tuhan melalui roh kita.
Allah itu Roh, Dia berbicara melalui roh kita.
Sesungguhnya, bukan kita yang menentukan arah kehidupan kita, melainkan Tuhan.
Sejak masih ada di dalam kandungan ibu, Tuhan sudah memiliki rancangan bagi setiap kita.
Nach seharusnya, kitalah yang mengikuti kehendak-Nya dengan mengikuti rancangan yang sudah ditetapkan-Nya. God’s Way.
Ketika kita mengikuti-Nya, hidup akan mudah, baik dan menyenangkan.
Why?
Karena Kelimpahan kita terletak di dalam Kehendak Tuhan.
Berjalan, bersikap dan bertindak sesuai dengan-Nya.
Nach pagi ini saya dapat kiriman quotes apik dari P. Dolfi:
“Knowledge isn’t free. You have to pay attention.” – Prof Richard Feynman.
“Pengetahuan itu tidak gratis. Anda harus memperhatikan.” – Prof Richard Feynman.
Pengetahuan dan pengenalan akan Allah pun tidak gratis. Tidak otomatis. Kita wajib untuk meminta, mencari dan mengetuk agar pintu pengetahuan ini bisa dibukakan, diterima serta dipahami. Wajib untuk diperhatikan, barulah kita bisa menyerapnya.
Sementara arti Hidup Kekal bukanlah sekedar hidup selama-lamanya di surga kelak, melainkan Mengenal Allah dan Kebenaran-Nya!
Koq bisa?
Ketika kita Mengenal Allah & Kebenaran-Nya, lalu bertindak menghidupinya, maka Hidup di Bumi seperti di Surga, sudah kita nikmati sekarang…. keren bukan?
Artikel saya hari ini, sejujurnya adalah tulisan yang dituntun oleh Tuhan. Quotes, ide dan alurnya, Tuhan yang menuntun dan menyiapkan.
Semua seolah natural, kebetulan tetapi jika kita peka, maka kita sadar: Ini Tuhan.
Di mana letak kelimpahan kita? Di dalam kehendak Tuhan.
Nach menulis adalah tugas dari Tuhan bagi saya…
Ketika saya taat dan belajar mendengarkan suara-Nya melalui roh saya, maka saya mendapati, segala resources, data dll Tuhan yang menyiapkannya.
Bahkan Tuhan bisa menarik perhatian, melalui FB, IG, Youtube, buku, artikel dsb dan semuanya seolah puzzle yang saling berhubungan. Tinggal merangkainya!
Masuk akal bukan, ketika mentaati Tuhan, semua jadi mudah dan fall into place – berada di tempat yang seharusnya?
It’s all about God, not us.
Semua tentang Tuhan, bukan kita.
Tidak hanya soal menulis, tetapi di setiap aspek kehidupan kita.
Belajar taat yuk…. hidup jadi enteeeng….
Listen in silence because if your heart full of other things, you cannot hear the voice of God – Mother Teresa
Dengarkan dalam keheningan, karena jika hatimu penuh dengan hal lain, kamu tidak dapat mendengar suara Tuhan – Bunda Teresa
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
The Republic of Svarga ( SVRG)
Sweet O’Treat
Aestica Indonesia (Aestica Id)
#SeruputKopiCantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan