Articles

Damai dalam Iman, Mau?

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Damai dalam Iman, Mau?

Aku (Barry Bennett) telah mengalami berbagai ekspresi iman dalam perjalananku bersama Tuhan. Aku mulai memahami bahwa iman memiliki banyak sisi dan tidak selalu terlihat atau terdengar sama dalam setiap situasi. Kadang-kadang iman itu lantang, kadang-kadang diam. Kadang terlihat oleh mata jasmani, kadang tidak tampak sama sekali. Tidak baik jika kita mencoba membatasi iman dalam satu bentuk yang selalu tampak sama.

Di kitab Yesaya, ada sebuah frasa singkat yang muncul di tengah teguran Tuhan terhadap bangsa Israel atas pemberontakan mereka. Frasa ini mengandung pewahyuan yang sangat dalam:

“Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu …” (Yesaya 30:15)

Aku belajar bahwa sering kali, iman yang paling kuat tidak membutuhkan perayaan besar – atau bahkan tidak membutuhkan perayaan sama sekali. Ketika kita “tahu” sesuatu dengan pasti, kekuatan itu ada dalam damai sejahtera. Kita tidak akan panik atau cemas. Kita memiliki damai yang melampaui segala akal. Ketenangan dan kepercayaan diri adalah sumber kekuatan kita.

Tentu saja, ada ekspresi iman lainnya—terkadang melibatkan pertempuran, deklarasi, dan tindakan yang menyertainya. Namun, kepercayaan diri yang tenang ini juga adalah iman. Angin bertiup kencang, ombak menghantam perahu, tetapi Yesus tetap tidur dengan tenang. Dari tempat damai, Dia berbicara kepada badai dan mengusirnya.

Ketika aku (Barry Bennett) diberitahu untuk “bersiap menghadapi kemungkinan terburuk” lebih dari empat setengah tahun yang lalu, damai sejahtera-Nya langsung mengambil alih. Damai itu menopangku dalam pertempuran yang berlangsung selama setahun penuh. Aku, Barry, “tahu” bahwa aku tidak akan mati.

“Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh Tuhan kita, Yesus Kristus.” (Roma 5:1)

Kuasa damai sejahtera seharusnya menjadi gaya hidup kita sehari-hari. Ketika tidak ada damai, itu berarti tidak ada pewahyuan tentang kebenaran kita di hadapan Tuhan, tidak ada kepastian kemenangan, dan tidak ada kepercayaan diri di hadapan Tuhan maupun manusia.

Kita bisa memilih menjadi seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air (Mazmur 1:3), atau menjadi semak kering yang diterbangkan ketakutan.

Namun, bagaimana kita bisa hidup dalam damai sejahtera setiap saat? Bagaimana kita bisa menemukan ketenangan di tengah badai kehidupan yang tak terduga?

1. Mengenal Tuhan Lebih Dalam

Damai sejati datang ketika kita mengenal Tuhan lebih dalam. Bukan sekadar mengenal secara intelektual, tetapi mengalami-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita perlu percaya bahwa Dia adalah Bapa yang baik dan selalu menyertai kita.

Yesus berkata:
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu, damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu; dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yohanes 14:27)

2. Berjalan dalam Iman, Bukan dalam Rasa Takut

Ketakutan sering kali menjadi musuh utama damai sejahtera. Ketika kita takut akan masa depan, takut gagal, atau takut kehilangan sesuatu, hati kita akan menjadi gelisah. Tetapi iman mengajarkan kita untuk mempercayakan segalanya kepada Tuhan.

Oswald Chambers berkata:
“Faith does not mean we understand everything that happens, but that we trust God in everything.”

“Iman tidak berarti kita mengerti segala sesuatu yang terjadi, tetapi bahwa kita percaya kepada Tuhan dalam segala sesuatu.”

Kita tidak selalu harus mengerti rencana Tuhan, tetapi kita bisa percaya bahwa rencana-Nya selalu baik.

3. Hidup dalam Rasa Syukur

Syukur adalah kunci untuk menjaga damai sejahtera dalam hati kita. Ketika kita bersyukur atas apa yang kita miliki, kita tidak akan mudah terombang-ambing oleh keadaan di sekitar kita.

“Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah!” (Kolose 3:15)

Ketika kita memilih untuk hidup dalam damai, kita tidak hanya mengalami ketenangan batin, tetapi juga menjadi berkat bagi orang lain. Kita menjadi terang di tengah dunia yang penuh kekacauan.

Jadi, di tengah kehidupan yang penuh tantangan ini, apakah kita akan memilih hidup dalam ketakutan atau dalam damai sejahtera? Pilihan ada di tangan kita.

“I believe in Christ like I believe in the sun has risen: not only because I see it, but because by it I see everything else” – C.S. Lewis

“Aku percaya kepada Kristus seperti aku percaya bahwa matahari telah terbit: bukan hanya karena aku melihatnya, tetapi karena dengannya aku melihat segala sesuatu.” – C.S. Lewis

Sumber Barry Bennett

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Rahasia Kelimpahan…. Mau?
Mengapa Doa Belum Juga Terjawab?
Apakah Tuhan memuliakan Kita?