Hiroshima & Itsukushima Shrine @Miyajima.
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Hiroshima & Itsukushima Shrine @Miyajima.
Pagi ini, dengan Shinkansen kami dari Nagoya menuju Hiroshima selama sekitar 3 jam. Lalu mengunjungi “Hiroshima Peace Memorial Museum”
Gedung tempat bom dijatuhkan masih dibiarkan seperti sedia kala. Berdiri tegak di tepi sungai. Pemandangannya hijau & asri.
Di tengah-tengahnya ada Tugu Hiroshima Peace Memorial, di mana turis bisa mengambil foto dengan latar belakang gedung tempat bom dijatuhkan.
Saat kami sedang asyik berfoto ria, ada pasangan dari Singapura, yang berkomentar, bahwa tempat di mana kami berfoto itu kuburan… mereka menolak mengambil foto di sana.
Bagaimana sejarahnya?
Pada 6 Agustus 1945, bom atom pertama dijatuhkan oleh Amerika Serikat di Hiroshima, Jepang. Bom bernama Little Boy ini menghancurkan kota dalam hitungan detik. Sebanyak 140.000 orang tewas, sebagian besar warga sipil, termasuk anak-anak dan wanita. Mereka yang tidak langsung meninggal akibat ledakan harus menghadapi dampak radiasi yang mematikan. Tiga hari kemudian, bom kedua menghancurkan Nagasaki, menewaskan 70.000 orang lagi. Peristiwa ini menandai berakhirnya Perang Dunia II, tetapi dengan harga yang sangat mahal.
Di museum, wajah-wajah foto para korban ditata rapi di dinding di mana slide foto itu bisa berganti-ganti, lengkap dengan namanya.
Sebelum bom atom, Jepang telah menggunakan taktik militer ekstrem seperti kamikaze. Kamikaze, yang berarti “angin ilahi,” adalah misi bunuh diri yang dilakukan oleh para pilot muda Jepang. Mereka menerbangkan pesawat yang dipenuhi bahan peledak untuk menghantam kapal-kapal musuh, terutama milik Sekutu. Taktik ini mencerminkan keputusasaan Jepang dalam mempertahankan wilayahnya serta filosofi pengorbanan diri demi negara.
Perang tidak hanya menghancurkan infrastruktur tetapi juga memakan korban jiwa yang tak terhitung. Warga sipil sering kali menjadi pihak yang paling menderita. Di Hiroshima dan Nagasaki, generasi berikutnya harus hidup dengan dampak radiasi, mulai dari penyakit hingga trauma psikologis yang mendalam.
Dari tragedi ini, berdirilah Museum Peringatan Perdamaian Hiroshima. Museum ini menjadi tempat mengenang korban dan menyampaikan pesan perdamaian. Artefak seperti pakaian korban, jam yang berhenti pada pukul 8:15, dan foto kehancuran mengingatkan dunia tentang kengerian perang.
Museum ini bukan hanya tempat bersejarah tetapi juga simbol harapan. Ia menyerukan dunia untuk menghindari kekerasan dan memilih jalan perdamaian, agar tragedi seperti Hiroshima tak lagi terulang.
Pesannya jelas:
Pertikaian, kebencian, iri hati dsb adalah akibat dosa, karena Adam menyerahkan otoritasnya kepada si iblis. Hanya kasih Allah dan pengorbanan-Nya yang kita terima saat menerima Allah sebagai Tuhan & Juru Selamat pribadi, yang akan melepaskan kita dari lingkaran tanpa akhir ini.
Dunia butuh kasih-Nya yang tanpa syarat.
**********
Tempat ke dua yang kami kunjungi adalah Kuil Miyajima dengan Itsukushima Shrine yang terkenal.
Miyajima merupakan pulau suci dan kuil ikonik yang dulu hanya untuk Kaisar dan keluarganya semata.
Di lepas pantai Hiroshima, terdapat pulau kecil bernama Miyajima, yang dikenal sebagai salah satu destinasi paling indah di Jepang. Nama aslinya adalah Pulau Itsukushima, tetapi lebih populer sebagai Miyajima, yang berarti “Pulau Kuil.” Keindahan alamnya yang berpadu dengan sejarah dan spiritualitas membuat tempat ini begitu istimewa.
Di Miyajima berdiri Kuil Itsukushima yang megah, sebuah situs warisan dunia UNESCO. Kuil ini pertama kali dibangun pada abad ke-6 dan menjadi lambang hubungan erat antara manusia, alam, dan dewa-dewi Shinto. Salah satu keunikan kuil ini adalah gerbang torii-nya yang “mengambang” di atas laut. Saat air pasang, gerbang ini terlihat melayang, menciptakan pemandangan yang sangat menakjubkan dan sering disebut sebagai salah satu pemandangan terindah di Jepang.
Dulu, Miyajima dianggap sebagai pulau suci, dan kuil ini hanya boleh diakses oleh kaisar dan kalangan bangsawan. Bahkan, rakyat biasa tidak diizinkan untuk menginjakkan kaki di pulau ini demi menjaga kesuciannya. Pada masa itu, kuil digunakan untuk berdoa demi keselamatan negara dan keluarga kerajaan.
Namun, seiring berjalannya waktu, akses ke pulau dan kuil ini mulai dibuka untuk umum. Kini, siapa pun bisa mengunjungi Miyajima dan menikmati keindahannya. Selain kuil, pengunjung dapat menjelajahi hutan rimbun, bertemu dengan rusa liar yang jinak, hingga menikmati kuliner lokal seperti tiram bakar dan kue momiji manju.
Rusa-rusa itu bisa mencium saat kita membawa makanan. Segera mengejar dan mengendus-enduskan hidungnya di mana kue itu berada. Saat sedang membuka bungkus kue kering, si rusa sudah tidak sabar. Awalnya dengan senang hati disuapi sepotong kue, begitu saya sedikit lengah, segera direbutnya kue dengan bungkusnya… ha..ha…ha… kalah gesit saya rupanya…
P. Indra, saya, Christian & Michelle, pernah mengunjungi pulau ini tahun 2015. Saat itu kami bahkan menginap di sana.
Kali ini datang lagi, tetapi dari arah yang berbeda sehingga pemandangan dan pengalamannya pun berbeda… meski beberapa lokasi juga sama.
Liburan dengan teman-teman & keluarga tentu berbeda. Masing-masing mempunyai keunikan dan kenangannya yang tersendiri.
Pelajarannya, nikmati setiap kesempatan dengan penuh syukur karena inilah yang menciptakan kehidupan penuh warna yang memukau.
“Travel opens your heart, broadens your mind, and fills your life with stories to tell.”
“Perjalanan membuka hati Anda, memperluas pikiran Anda, dan mengisi hidup Anda dengan kisah untuk diceritakan.”
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan