Monthly Archives: Oct 2024

Articles, Christianity

Kesembuhan Sudah Kita Terima. Mari Buktikan!

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Kesembuhan Sudah Kita Terima. Mari Buktikan!

Allah membenci segala sesuatu yang merupakan hasil dari kutukan. Ia membenci penyakit. Itulah sebabnya Yesus menyingkapkan hati Bapa dengan menyembuhkan semua orang yang datang kepada-Nya, dan kemudian memerintahkan gereja untuk melakukan hal yang sama.

Allah membenci kemiskinan. Kemiskinan adalah perbudakan. Kemiskinan adalah masalah rohani. Ketika Allah hidup dalam orang percaya, potensi kehidupan-Nya yang berlimpah menyentuh setiap bagian kehidupan Anda, semuanya telah tersedia.

Allah membenci kesedihan, penderitaan, dan depresi. Allah telah memberikan kita Roh-Nya yang penuh kasih, sukacita, damai sejahtera, panjang sabar, kemurahan, kebaikan, iman, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (Gal. 5:22-23).

*Kerajaan Allah adalah kebenaran, kedamaian, dan sukacita.*
Jadi, kutukan haruslah sesuatu yang kurang dari itu. Rasa bersalah dan kutukan adalah hasil dari kutukan. Saya menolak untuk hidup di bawah kutukan. Saya adalah kebenaran Allah di dalam Kristus. Darah-Nya telah membersihkan saya dari dosa dan kutukan. Kebenaran saya berasal dari-Nya. Saya telah menerima pengampunan-Nya. Saya adalah ciptaan baru!

Saya memilih sehat.
Saya memilih sukacita.
Saya memilih kasih, pengampunan, dan kedamaian yang melampaui akal sehat.

Siapa yang dimerdekakan oleh Anak, ia benar-benar merdeka! (Yohanes 8:36)
Jangan beri tempat bagi kutukan dalam hidup Anda. Pilihlah berkat! Yesus adalah Tuhan!

******
Kita dapat menemukan hati Tuhan untuk melihat umat-Nya disembuhkan dalam banyak ayat di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Tuhan menyatakan diri-Nya dalam salah satu nama penebusan-Nya sebagai Tuhan yang menyembuhkan kita (Kel. 15:26). Sifat Tuhan tidak dapat berubah, jadi jika Dia adalah penyembuh sebelum Hukum Taurat dan di bawah Hukum Taurat, betapa lebih lagi di bawah Anugerah kasih karunia!!

Yesaya bernubuat dan Petrus menegaskan bahwa oleh bilur-bilur Yesus kita disembuhkan. (Yes. 53:4-5, 1 Pet. 2:24)

Dengan kata lain, pengampunan tersedia bagi semua orang, baik mereka menerimanya atau tidak. Harganya telah dibayar. Dan dengan demikian, penyembuhan juga tersedia bagi semua orang, meskipun banyak yang tidak memanfaatkannya.

Yesus menugaskan gereja untuk menyembuhkan orang sakit (Markus 16:18), dan kita melihat gereja mula-mula berjalan dalam kuasa ini.
Yesus memberikan karunia penyembuhan kepada gereja (1 Kor. 12).

Yakobus bertanya apakah ada di antara gereja yang sakit (Yakobus 5:14).
Pertanyaan itu sendiri menyiratkan bahwa tidak boleh ada yang sakit di antara kita, dan langkah-langkah yang diperlukan untuk menerima kesembuhan diberikan. Kita perlu membangkitkan diri kita untuk melawan pekerjaan musuh dalam tubuh kita. Sama seperti kita memanfaatkan kasih karunia-Nya untuk berjalan dalam kekudusan, marilah kita memanfaatkan kasih karunia-Nya untuk berjalan dalam kesehatan.

Mari kita belajar mempraktikkan otoritas yang kita terima dari Tuhan Yesus dan menjadi orang percaya yang terampil dan berkemenangan!

Siap?

Victory is not about what you feel, it’s about what you know. – Nancy Dufresne.

“Kemenangan bukan tentang apa yang Anda rasakan, ini tentang apa yang Anda ketahui.” – Nancy Dufresne

Sumber: Barry Bennett.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Hidup Yang Bertimbuh & Menggenapi Rancangan-Nya.

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Hidup Yang Bertimbuh & Menggenapi Rancangan-Nya.

Beberapa teman mengomentari P. Indra,
“Apa lagi sich yang dicari? Semua kecukupan. Koq masih mau bersibuk ria mengurusi pekerjaan seperti itu? Klo aku, pilih pensiun, menikmati hidup….”

Familiar dengan komentar serupa?

Sebagian orang menganggap jika masih bekerja, itu artinya masih terus mengejar uang. Koq ga ada puasnya?
Demikian pendapat mereka.

Padahal sesungguhnya, yang dikejar bukan sekedar uangnya. Mendapatkan uang sebagai hasil sampingannya, tentu menyenangkan. Tetapi yang terlebih penting lagi yang dikejar adalah Pertumbuhannya.

Hidup tanpa pertumbuhan, adalah hidup yang tidak layak dijalani – John Maxwell.

P. Indra bangga sekali, dia bisa membangun beberapa project di berbagai kota, dan diawasinya melalui video, vid-call, foto dan fasilitas sosmed. Dan berhasil sangat baik.

Kesibukan itu membuatnya merasa hidup, berarti dan ada tantangan yang harus diselesaikan.

That’s why, mengapa beberapa teman yang pensiun, tidak lama kemudian mengalami berbagai penyakit dan masalah lainnya.
Karena selama ini terbiasa sibuk, lalu tiba-tiba tidak ada pekerjaan. Senang sesaat lalu hidup jadi membosankan.
Belum lagi ada yang mengalami Post Power Syndrome.

********
Mengapa saya antusias sekali Sekolah Charis?
“Memangnya mau jadi apa?”, tanya seorang teman.

Bukan sibuk menjadi apa, tetapi yang membuat bersemangat, dengan sekolah maka hidup saya bertumbuh. Yang lebih menyenangkan lagi, ternyata tulisan saya menjadi makin berbobot dan memberkati banyak orang.

Menyadari hidup kita berguna bagi orang lain, dan membuat hidup orang lain menjadi lebih baik karena mengenal kita, itu kebahagiaan yang tidak bisa dinilai dengan apa pun juga.

Tidak ada kebahagiaan dan kepuasan, melebihi kesadaran bahwa kita sedang menggenapi rencana Allah dalam kehidupan kita. Untuk tujuan itulah kita lahir dan diciptakan Allah di dunia ini.

Masalah menjadi apa, itu bukanlah bagian saya. Tuhan itu Kepala, saya adalah bagian dari tubuh-Nya.
Bukan tubuh yang merencanakan tetapi Sang Kepala.
Tubuh mengikuti ke mana Kepala mengarahkan. Bagian saya, taat dan setia saja.

Dan jangan lupa, saat bertemu Tuhan kelak di surga, kita harus mempertanggungjawabkan apa yang sudah kita kerjakan dengan talenta titipan-Nya?
Kita ini pengelola, bukan pemilik.

Sudahkah kita menjadi berkat bagi saudara-saudara kita?
Blessed to be a blessing for others.
Itulah tujuan Tuhan menciptakan kita.

*********

Bob Bufford menulis buku “Finishing Well”.
Buku apik ini mengajarkan bahwa ada 2 sesi dalam kehidupan manusia.

Sesi pertama, ketika kita hidup untuk diri sendiri. Membiayai keluarga, membesarkan anak, membangun bisnis dan sebagainya.
Saat anak-anak sudah dewasa dan mandiri, sebagian orang beranggapan, inilah saatnya untuk pensiun.

Bob Bufford menegaskan tidak ada pensiun dalam kehidupan orang yang percaya kepada Tuhan.
Selama kita masih hidup, artinya masih ada tugas dari Tuhan yang harus diselesaikan. Hidup yang memuaskan tercipta, ketika kita menggenapi tujuan yang Tuhan berikan dalam kehidupan kita. Saat inilah yang disebut sebagai sesi ke 2 kehidupan, di mana kita tidak hidup untuk diri sendiri, melainkan hidup untuk Membangun Warisan Abadi bagi Generasi Mendatang.

Dengan menjalani sesi ke dua kehidupan yang efektif, kita akan menjadikan kehidupan orang-orang yang mengenal kita menjadi lebih baik dan kita bisa menjalani hidup yang berguna bagi sesama. Warisan abadi pun tercipta.

********
Steven Covey dalam “7th Habits of Highly Effective People”, Habit 2: Begin With the End in Mind.
Kebiasaan ke 2 yang diajarkan, dengan Memulai Dari Akhir di dalam Pikiran kita.

Ketika mengikuti seminar P. Prasetya M. Brata, kami mendapat tugas, membayangkan berada pada upacara kematian kita sendiri.

Lalu peserta diminta membayangkan menjadi anggota keluarga yang memberikan speech tentang kita (yang meninggal) dan menuliskannya.

Menuliskan speech itu, sungguh membuat saya merenungkan serta meresapi sungguh-sungguh: saya ingin dikenang sebagai pribadi seperti apa kelak?

Nach, jawaban dari perenungan itulah yang kita kerjakan dari sekarang.

Menarik bukan?
Mari kita renungkan & kerjakan sekarang. Ciptakan kehidupan yang kita dambakan!.

“You are not here by chance. God created you for a great purpose. The most fulfilling life is when you discover and follow the calling God has planned for you.” – Rick Warren.

“Anda tidak kebetulan ada di dunia ini. Tuhan telah menciptakan Anda untuk sebuah tujuan yang luar biasa. Hidup yang paling memuaskan adalah saat Anda menemukan dan mengikuti panggilan yang telah Tuhan rencanakan bagi Anda.” – Rick Warren.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
*MPOIN PLUS & PIPAKU*
*THE REPUBLIC OF SVARGA*
*SWEET O’ TREAT*
*AESTICA INDONESIA – AESTICA ID*
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Salah & Gagal? Tenaaang…..!

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Salah & Gagal? Tenaaang…..!

Beberapa hari lalu saya menulis artikel dengan illustrasi tentang William Booth dan Bala Keselamatannya – Salvation Army. Selama ini sudah menempel di kepala bahwa Bala Keselamatan itu sama dengan Red Cross alias palang merah. Entah saya mengambil info darimana?
Ternyata salah!
Dan saya lupa gak check dan recheck lagi.

Setelah artikel di post, sohib saya Bu Silvy segera mengoreksi. Demikian juga P. Hendra Njoo dengan bahasa sangat halus, “Jika berkenan…..”

Tentu saja berkenan P. Hendra… justru berterimakasih sehingga saya tahu kesalahan saya dan ke depan bisa jauh lebih baik.

Apa yang tidak kita ketahui itu bisa membinasakan kita….
Sadar ga?

Umat-Ku binasa karena kurang pengetahuan, kata Tuhan.

Tidak hanya itu, apa yang tidak kita ketahui juga membuat kita terpisah dari Allah.
Agar kita dapat melekat kepada-Nya, kita perlu memahami dan berpikir selaras dengan firman-Nya. Barulah komunikasi dengan Allah dapat terjalin lancar.
Pengenalan akan Tuhan dan kehendak-Nya, membuat hubungan jadi intim dan tentu saja menyenangkan.

Jangan pernah takut mengoreksi, jika motivasi kita memang tulus dsn demi kebaikan orang itu.

Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah. Orang jujur memberikan kesaksian yang benar. Saksi dusta mengucapkan kebohongan.

Dengan mengoreksi dan membetulkan yang salah, sesungguhnya kita sedang mendidik orang lain agar berpikir benar.

Jika kita berpikir benar, maka kita akan meyakini hal yang benar dan berbicara benar – maka kita akan menerima hal yang benar.

Sebaliknya, jika kita berpikir salah, maka kita akan meyakini hal yang salah dan berbicara salah – maka kita akan mengalami hal yang salah.
Hal-hal salah itulah yang pada akhirnya akan mencelakakan.

*******
Pada tahun 1854, terjadi wabah kolera yang mematikan di Soho, London, ratusan nyawa melayang karena kesalahpahaman yang fatal. Pada saat itu, banyak yang percaya bahwa kolera menyebar melalui “miasma” atau udara yang buruk. Kurangnya pengetahuan yang benar ini menyebabkan wabah semakin parah, karena pihak berwenang dan masyarakat tidak menyadari penyebab sebenarnya dari penyakit tersebut— adalah air yang terkontaminasi.

Sumur lokal di Broad Street merupakan sumber utama air minum bagi banyak penduduk. Tanpa sepengetahuan mereka, sumur tersebut terkontaminasi oleh tangki septik di dekatnya, yang telah membocorkan bakteri kolera yang berbahaya ke dalam air. Orang-orang terus minum dari sumur tersebut, tanpa menyadari bahwa air yang menjadi sumber kehidupan mereka, juga merupakan sumber penyakit yang mematikan mereka.

Dr. John Snow, seorang dokter memiliki teori yang berbeda, menduga bahwa penyakit tersebut ditularkan melalui air, bukan udara. Ia dengan cermat memetakan kasus-kasus kolera dan mengidentifikasi sumur yang terkontaminasi sebagai episentrum wabah tersebut. Meskipun awalnya ada penolakan, pendekatan Snow yang berdasarkan data berhasil meyakinkan pihak berwenang untuk mencabut gagang pompa Broad Street, sehingga air yang terkontaminasi tidak dapat digunakan lagi. Setelah sumur ditutup, jumlah kasus kolera baru menurun drastis.

Akar penyebab bencana ini adalah ketidaktahuan tentang metode penularan kolera yang sebenarnya. Orang-orang meninggal karena mereka tidak tahu, air itu membunuh mereka—menggemakan kebenaran yang Tuhan ajarkan: *”Umat-Ku binasa karena kurangnya pengetahuan.”*

Hanya ketika pengetahuan yang benar terungkap, dikoreksi—melalui pencabutan pompa— nyawa para penduduk dapat diselamatkan.

Kisah ini mengajarkan, ketidaktahuan dan asumsi yang salah dapat menyebabkan kehancuran.
Namun yang lebih penting lagi, kisah ini menekankan nilai koreksi dan kebenaran.

Ketika kita tetap terbuka untuk belajar dan menerima tindakan korektif, hal itu dapat mengarah pada penyembuhan dan mencegah tragedi lebih lanjut. Dalam kasus ini, tindakan sederhana mencabut gagang pompa, yang dipandu oleh pengetahuan yang benar, mengakhiri epidemi yang mematikan dan merevolusi kesehatan masyarakat.

Bersedia dikoreksi? Wajib itu…
Tidak ada orang yang selalu benar, tetapi kekurangan, kegagalan dan koreksilah yang membuat kita bisa belajar menjadi lebih baik serta bisa menerima kekurangan orang lain juga. Kita semua tidak ada yang sempurna.

Setuju?

“Success teaches you nothing. Failure and mistakes teach you everything because they give you the opportunity to grow.” — Deepak Chopra.

“Kesuksesan tidak mengajarkan apa-apa. Kegagalan dan kesalahan mengajarkan segalanya karena mereka memberi Anda kesempatan untuk bertumbuh. — Deepak Chopra.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles, Christianity

Rhema Part 10 – Mengalami Tuhan….*l


Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Rhema Part 10 – Mengalami Tuhan….*l

Saya suka liburan jalan sendiri. Persiapannya tentu jauh lebih rumit. Menentukan tempat-tempat yang ingin dikunjungi, hotel, mempersiapkan transportasi dsb.

Selain membaca website resmi tentang tempat wisata atau hotel tertentu, membaca reviews orang-orang yang pernah ke sana itu penting. Ini lebih jujur dan bisa mendapatkan gambaran lebih lengkap. Tripadvisor reviews, salah satunya.
Misal, hotel ini hanya 50 m dari MRT station.

Jika ada teman yang sudah pernah ke sana, saya senang mendengarkan saran dan pengalamannya. Itu memberikan peta jalan, dan menghindarkan saya dari berbagai kesalahan yang tidak perlu. Supaya tidak buang waktu dan bisa lebih efisien.

Kadang ada lokasi wisata yang kelihatan oke tapi ternyata gak sebagus iklannya. Atau saat berkunjung bisa digabung dengan beberapa lokasi lain yang cantik karena searah. Ada tempat cantik yang hanya dikenal orang-orang lokal, bukan turis. Nach saya kerap dapat info dari teman indo yang sudah pindah ke negara itu.

Dalam membangun hubungan dengan Tuhan juga demikian. Belajar sendiri menggali Alkitab, tentu itu tidak tergantikan. Fondasi utamanya.
Puluhan tahun saya setiap tahun lunas baca Alkitab tahunan. Tapi kejar tayang, merasa bersalah klo belum baca. Akhirnya, hanya mendapat sedikit manfaat.

Namun saat Sekolah Charis, saya mendapatkan pengalaman baru bagaimana cara membaca, menyelidiki dan menikmati Firman Tuhan dengan cara yang baru.
Ternyata pengenalan saya terhadap Tuhan dan firman-Nya menjadi berbeda. Menarik, hidup dan membuat hati berkobar-kobar. Thrilled. Tanda perjumpaan dengan-Nya.

Andrew Wommack mengatakan, kita bisa belajar dari pengalamannya selama 70 tahun menggali firman dan mengalami Tuhan, yang sudah dikompres menjadi pelajaran yang cukup dipelajari selama 3 tahun.
Tidak hanya belajar dari Andrew tetapi puluhan guru-guru lainnya.

Nach ketika sekolah, kita menemukan pula komunitas yang sama, teman-teman yang haus & lapar akan Tuhan. Karena kami bersama-sama mengejar Tuhan, berbagai pengalaman hidup dialami bersama Tuhan.
Dengan demikian kita bisa belajar, tidak hanya dari guru-guru melainkan dari pengalaman teman-teman lain juga.

Dan pembelajaran ini tidak hanya didapat dari sekolah tetapi dari gereja yang tepat yang benar-benar meninggikan firman Tuhan, doa pagi bersama, kelompok pendalaman Alkitab dll.

Semua ini sungguh luar biasa tetapi sesungguhnya semua ini hanyalah persiapan bagi kita untuk mengalami Tuhan secara pribadi.

Ibarat liburan tadi, sampai kita benar-benar pergi liburan yang sesungguhnya, barulah kita benar-benar merasakan: “Oooo, begini tho dinginnya salju, sensasinya naik dog-sledding – kereta yang ditarik sekumpulan anjing di salju atau menikmati indahnya pemandangan, dinginnya angin berhembus setelah naik sky-lift ke puncak gunung yang diselimuti salju…”

Ketika mengalami sendiri perjumpaan pribadi dengan Tuhan, mengalami pengalaman hidup dengan Tuhan, maka kita mengenal-Nya secara pribadi.
Bukan lagi sekedar mendengar dari apa kata orang tetapi mengenal-Nya menurut versi pribadi kita.

Tahun 2009, kami pernah nyaris mati saat mobil kami selip di Western Australia. Bukan di jalanan umum, tanpa ada signal HP, menjelang liburan akhir tahun pula. Di Australia, klo sudah di luar kota apalagi itu sudah mulai memasuki daerah padang berpasir dekat Pinnacles, nyaris ga ada orang yang tinggal di sana.
Semalaman kami tidur di mobil, sambil melihat kangguru bersliweran sepanjang malam.
Antara hidup dan mati.

Saat jalan ke semua arah tertutup, jalan ke atas tetap terbuka. Signal kepada Tuhan tetap ON di mana pun kita berada.

Tuhan menggerakkan hati 2 orang yang tinggal sekian kilometer dari sana, untuk melewati jalan di mana kami terjebak keesokan paginya, dan memakainya menjadi malaikat penolong.
Gratis pula hingga kami selamat.

Pengalaman ini mengajarkan kepada kami, Tuhan senantiasa bisa diandalkan. Pada situasi “dead-end” alias jalan buntu secara logika, tetapi Tuhan senantiasa siap mengubahnya dalam sekejap.

In a split second – dalam sepersekian detik, tiba-tiba semua keadaan berubah.
Jadi jangan pernah kehilangan harapan.
Belajar seperti Daud yang menguatkan hatinya saat berada dalam kesesakan.

Pengalaman hidup bersama Tuhan secara pribadi inilah yang membuat iman kita tak tergoyahkan. Terlebih lagi ketika kita mengenal-Nya makin intim, tidak lagi kita hidup menurut keinginan sendiri, melainkan dipimpin melalui tuntunan-Nya – rhema-Nya dari hari lepas hari.
Rest in the Lord – beristirahat di dalam Tuhan, menjadi style hidup kita.
Tuhan dan kita menjadi satu, sehingga mazmur berkata:
Mazmur 37:4 (TB)
dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.

Why?
Karena keinginan kita = keinginan Tuhan, saat kita memprioritaskan Tuhan & menyelaraskan hidup kita dengan-Nya.
Menarik bukan?
Praktik yuk….

To fall in love with God is the greatest romance; to seek him the greatest adventure; to find him, the greatest human achievement. – Saint Augustine.

Jatuh cinta kepada Tuhan adalah romansa terbesar; mencari Dia merupakan petualangan terbesar; dan menemukan Dia, adalah pencapaian terbesar manusia. – Saint Augustine.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’scakes
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Rhema Part 9 – Arti Menjadi Ciptaan Baru….

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Rhema Part 9 – Arti Menjadi Ciptaan Baru….

Salah satu rhema terbesar yang diterima saat lahir baru, kita menjadi ciptaan baru. (2 Kor 5:17)
Apakah kita benar-benar memahami artinya?

Kita menjadi pribadi yang benar-benar baru, dengan DNA Kristus di dalamnya.
Roh Allah Tritunggal ada di dalam roh kita.

Artinya, kita tidak lagi seperti kata dunia bahwa kepribadian kita choleric, sanguin, melankolis atau plegmatis….
Sifat lama itu ada tetapi setelah lahir baru, semestinya kita memperbaharui pikiran kita sesuai dengan firman-Nya, (Rom 12:2) sehingga kita berpikir seperti Kristus, merasa seperti Kristus, berkata-kata seperti Kristus, menggunakan otoritas seperti Kristus.

Tidak lagi mengikuti ‘sifat dasar’ yang kata dunia itulah kepribadian kita, melainkan kita hidup mengikuti karakter kita yang baru: Karakter Kristus.
Dan hidup dengan otoritas-Nya.

As He is so are we in this world – Sama seperti Kristus, kita ada di dunia ini. ( 1 Yoh 4:17)

Caranya?
Kita berkata-kata, bersikap, mengambil keputusan sesuai dengan firman-Nya.

Itulah idealnya goal, tujuan hidup kita setiap hari. Sehingga semakin hari, kehidupan kita makin menyerupai Kristus.

Dan itu tidak terjadi secara otomatis. Kita harus belajar agar memahami dan mengerti kebenaran firman Tuhan.
Mengerti saja tidak cukup.

Ibarat orang belajar berenang, meski kita jagoan teorinya, dapat nilai 100 tetapi kita tetap tidak akan bisa berenang, jika belum pernah masuk ke dalam air dan mempraktekkannya.

Demikian juga dalam kehidupan kita, dituntut agar kita mempraktekkan pemaham firman Tuhan yang sudah kita mengerti.

Saat masalah datang, iblis menyerang, kita perlu melatih diri menggunakan otoritas dan melaksanakan strategi yang sudah kita pelajari.
Bagaimana semestinya kita berpikir, menyikapi permasalahan ini?
Bagaimana kita memandang permasalahan sesuai dengan perspektif Tuhan?
Sudahkah kita benar-benar mendengar suara-Nya?

Dalam menguasai setiap ketrampilan, – baik seni, olahraga mau pun ketrampilan lainnya- dibutuhkan pengalaman, jam terbang dan waktu yang perlu disediakan agar kita dapat mengenal permainan, seni atau mengenal seseorang dengan baik dan benar. Demikian pula dengan hubungan kita dengan Tuhan, butuh waktu, pengalaman dan jam terbang mempraktekkan firman-Nya.

Semakin kita mengenal Tuhan, semakin mudah kita mendengar suara-Nya, mengerti kehendak-Nya, menyesuaikan perspektif kita dengan perspektif-Nya sehingga jawaban doa mudah termanifestasi.

Kapan doa kita terjawab?
Saat apa yang kita lihat, selaras dengan apa yang Tuhan lihat.

Yeremia 1:11-12 (TB) Sesudah itu firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: “Apakah yang kaulihat, hai Yeremia?” Jawabku: “Aku melihat sebatang dahan pohon badam.”
Lalu firman TUHAN kepadaku: “Baik penglihatanmu, sebab Aku siap sedia untuk melaksanakan firman-Ku.”

Semakin sering doa kita terjawab, semakin mudah kita percaya dan menyerahkan hidup kita kepada-Nya.
Tuhan bisa diandalkan….!

Semakin kita menghidupi firman-Nya, semakin hidup kita serupa dengan-Nya. Semakin hidup kita menjadi terang dan garam dunia, demonstrasi kebaikan-kebaikan Tuhan dalam kehidupan kita.
Orang-orang di sekeliling kita, melihat dan merasakan hidup kita itu berbeda.
Penyertaan Tuhan itu kasat mata, orang-orang bisa merasakannya, lalu mereka pun ingin mengenal Allah kita.

Seperti nubuatan Nabi Zakharia 8:23 (TB) Beginilah firman TUHAN semesta alam: “Pada waktu itu sepuluh orang dari berbagai-bagai bangsa dan bahasa akan memegang kuat-kuat punca jubah seorang Yahudi dengan berkata: Kami mau pergi menyertai kamu, sebab telah kami dengar, bahwa Allah menyertai kamu!

********
William Booth lahir pada tahun 1829 di Nottingham, Inggris. Keluarganya miskin dan pada usia 13 tahun, ia terpaksa keluar dari sekolah dan bekerja sebagai magang untuk seorang tukang sepatu. Masa mudanya tidak berjalan mulus, ia hidup dalam kemiskinan dan kebingungan tentang arah hidupnya. William melihat penderitaan yang besar di sekitarnya, terutama di antara orang-orang miskin di kota-kota besar Inggris, yang membuat hatinya marah, tetapi ia belum tahu bagaimana caranya membantu.

Saat William berusia 15 tahun, ia menghadiri sebuah kebaktian di gereja kecil yang sederhana. Di sana, ia mendengar pengkhotbah berbicara tentang kasih dan pengampunan Yesus Kristus. Firman yang ia dengar malam itu menggerakkan hatinya begitu dalam. Seolah-olah Tuhan berbicara langsung kepadanya: “William, kamu tidak dipanggil untuk hidup dalam bayang-bayang, tetapi untuk memimpin.”
Booth memutuskan untuk menyerahkan diri kepada Tuhan dan mengalami kelahiran baru (born again).

Perubahan ini radikal—Booth yang sebelumnya keras dan pemarah, berubah menjadi seseorang yang penuh belas kasih. Ia mulai melayani mereka yang terpinggirkan seperti pemabuk, pelacur, dan orang miskin. Lahir baru membuatnya berkomitmen untuk mengabarkan Injil bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan nyata.

Transformasi ini kemudian mendorong Booth untuk mendirikan Salvation Army alias Palang Merah, pada tahun 1865, sebuah gerakan yang menolong orang-orang yang paling menderita, sekaligus menyebarkan kasih Yesus kepada dunia.

Luar biasa bukan?
Siapkah kita meneladaninya?

“There are four principles we need to maintain:First, read the wordof God. Second, consume the word until it consumes you. Third, believe the word of God. Forth, act on the word.” – Smith Wigglesworth.

“Ada empat prinsip yang perlu kita pertahankan: Pertama, bacalah firman Tuhan. Kedua, mengkonsumsi kata sampai mengkonsumsi Anda. Ketiga, percaya pada firman Tuhan. Untuk itu, bertindaklah atas kata itu.” Smith Wigglesworth.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’scakes
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
1 2 3 4