Jangan Asal Screenshot Chat Lalu Send: Pentingnya Menjadi Mediator
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Jangan Asal Screenshot Chat Lalu Send: Pentingnya Menjadi Mediator
Banyak masalah di kantor, pertemanan, dan lain-lain seringkali terjadi karena salah paham akibat screenshot chat yang langsung dikirim ke orang lain. Ini biasanya dilakukan karena orang malas berpikir atau takut salah ngomong. Namun, sebenarnya, yang diharapkan adalah kita menjadi mediator, menyampaikan pesan dengan cara yang lebih luwes, menjembatani antara dua pihak dengan baik. Dalam berbagai aspek kehidupan, kita sering kali tanpa sadar berperan sebagai mediator, baik dalam urusan keluarga, pekerjaan, maupun pertemanan.
Seorang mediator yang handal akan lebih mudah naik dalam organisasi dan sukses dalam bisnis. Kesuksesan hidup sering kali ditentukan oleh kemampuan kita dalam berkomunikasi dan menyelesaikan konflik. Mediator yang bisa diterima oleh semua pihak dan memuluskan kesepakatan akan lebih mudah mencapai tujuannya.
Contoh kasus yang umum adalah ketika atasan memberikan instruksi singkat melalui chat, yang sebelumnya sudah didahului oleh pembicaraan panjang lebar secara lisan. Ketika pesan ini langsung di-screenshot dan dikirim ke orang lain tanpa penjelasan konteksnya, sering kali terjadi kesalahpahaman karena penerima pesan tidak mendapatkan latar belakang yang jelas. Bahasa tulisan yang singkat dan lugas bisa diartikan berbeda oleh orang yang tidak memiliki konteks yang sama.
Hal ini berbeda jika pesan tersebut disampaikan secara langsung. Dalam pertemuan tatap muka, kita bisa menggunakan bahasa tubuh, senyuman, atau bahkan candaan untuk menjelaskan maksud dengan lebih jelas dan menghindari kesalahpahaman. Setiap orang memiliki latar belakang dan nilai-nilai yang berbeda, sehingga pesan yang sama bisa diartikan berbeda oleh orang yang berbeda. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempertimbangkan cara terbaik menyampaikan pesan, apakah melalui tulisan atau lisan, tergantung situasinya.
William Ury, penulis buku “Getting To Yes” dan “The Power Of Positive No”, menyatakan bahwa konflik sering kali terjadi karena benturan kepentingan. Sebagai mediator, kita bisa membantu mendamaikan kepentingan kedua belah pihak dengan tidak mencoba menentukan siapa yang benar atau salah, melainkan berfokus pada inti masalah dan membantu mereka menemukan solusi yang saling memuaskan.
Ury menjelaskan bahwa salah satu peran utama mediator adalah membantu masing-masing pihak memahami apa yang sebenarnya diinginkan atau diminta oleh pihak lain. Mediator kemudian membantu menghasilkan opsi kreatif untuk kesepakatan, di mana solusi idealnya datang dari para pihak itu sendiri. Namun, terkadang mediator perlu mengusulkan solusi yang mungkin lebih mudah diterima oleh kedua belah pihak karena mereka cenderung kurang mempercayai ide-ide yang datang dari pihak lain.
Pengalaman Ury dalam mediasi tidak hanya terbatas pada konflik antar individu, tetapi juga mencakup konflik besar antara negara-negara, seperti di Timur Tengah dan Chechnya. Selama empat dekade terakhir, ia telah membantu menyelesaikan berbagai konflik internasional dengan pendekatan mediasi yang efektif.
Steven Covey, dalam bukunya “The 8th Habit”, mengajarkan konsep “Alternatif Ketiga”, yang diadopsi dari kebiasaan Suku Indian dalam mencapai kesepakatan. Alternatif Ketiga ini memungkinkan kedua belah pihak mendapatkan lebih dari sekadar Win-Win Solution, di mana masing-masing pihak mendapatkan 50% dari keinginannya. Dengan Alternatif Ketiga, sering kali ditemukan solusi yang bisa memenuhi 100% keinginan kedua belah pihak, atau setidaknya lebih dari sekadar 50%.
Dalam kesimpulannya, apakah lebih baik menyampaikan pesan secara tertulis atau lisan? Jawabannya tergantung pada situasi dan kondisi. Kedua metode komunikasi ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun, yang paling penting adalah memastikan bahwa pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan jelas oleh penerima, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Minta hikmat Tuhan untuk menjadi mediator yang baik dan berhasil, karena keberhasilan komunikasi sering kali ditentukan oleh respon yang kita dapatkan dari orang lain.
The most important thing in communication is hearing what isn’t said – Peter Drucker.
Hal terpenting dalam komunikasi adalah mendengar apa yang tidak dikatakan – Peter Drucker.
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan