Oleh-Oleh Dari Hainan: Meneladani Su Dongpo Yuk…..
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Oleh-Oleh Dari Hainan: Meneladani Su Dongpo Yuk…..
Saat di Hainan, berulang kali mendengar nama Su Dongpo disebut-sebut disertai kisahnya di berbagai bidang.
?? Dan saya jatuh cinta….??
Inilah kehidupan yang layak diteladani: hidup yang berguna bagi masyarakat, bahkan setelah ratusan tahun tetap dikenang.
Hidup yang berdampak dan meninggalkan jejak.
Sssttt….. konon jika nama seseorang tetap disebut, saat sudah meninggal, sesungguhnya dia masih tetap ‘hidup’.
Tetap hidup di hati masyarakat.
Keren ya?
Inilah kesuksesan yang sejati.
******
Su Shi (nama kehormatan: Dongpo) adalah seorang ahli kaligrafi, penulis esai, ahli gastronomi, ahli farmakologi, penyair, politikus, dan penulis perjalanan Tiongkok pada masa Dinasti Song (960–1279). Penulis beberapa puisi, lirik, prosa, dan esai paling terkenal di masanya, ia secara luas dianggap sebagai salah satu tokoh paling berprestasi dalam sastra klasik Tiongkok.
Diasingkan beberapa kali selama kehidupan politiknya (termasuk ke Danzhou di Provinsi Hainan dan Huizhou di Provinsi Guangdong), dan Akademi Dongpo pada tahun 1098 dibangun di lokasi kediamannya di Danzhou.
Di Pulau Hainan, di mana Dongpo dibuang, beliau dipandang sebagai pencerahan budaya bagi Hainan. Lebih dari 900 tahun yang lalu, beliau memberikan ceramah dan pengajaran kepada masyarakat, memicu berkembangnya ilmu kemanusiaan di pulau tersebut dan meninggalkan lingkungan budaya yang berharga dan dinamis.
Tour Leader (TL) kami bercerita, dulunya Suku Li & Suku Miauw, penduduk asli di Pulau Hainan bahkan tidak punya bahasa yang layak. Dongpo yang mengajar mereka.
Sebagai seorang penulis dan cendekiawan hebat, kehadirannya mengubah lanskap pendidikan dan budaya. Beliau memberikan cita rasa pertama terhadap pendidikan sastra kepada masyarakat, dan membangun Akademi Dongpo (lembaga pendidikan tinggi pertama di Hainan).
Bagi banyak orang pada masanya—sebelum Su diasingkan di sini—pulau ini tidak memiliki lingkungan budaya apa pun. Begitu dia tiba dan membantu lingkungan pendidikan, pulau itu dengan cepat menghasilkan Jinshi dan Juren pertamanya (kandidat yang berhasil dalam ujian kekaisaran di tingkat nasional dan provinsi). Menurut Sejarah Singkat Pulau Hainan pada Zaman Kuno, dari tahun 960 hingga 1905, pulau ini menghasilkan 767 Juren dan 96 Jinshi.
Masyarakat berkembang, meningkat jauh lebih maju dan bermartabat karena kehadiran Dongpo.
Wow…..
Bagaimana dengan kita, yang mengaku mengenal dan mengasihi Tuhan sungguh-sungguh?
Bukankah dengan memiliki kasih, hikmat, dan segala potensi dari Tuhan yang sudah tersedia di dalam kita, seharusnya kita pun bisa mengembangkan diri dan meninggalkan dampak serta jejak bagi ‘dunia’ di sekeliling kita?
Apalagi dengan pertolongan Tuhan, saat kita bersedia mengerjakan yang natural, maka Tuhan akan mengerjakan yang supernatural, yang kita tidak mampu.
Sungguh sesuatu yang sangat mungkin….
Yang sungguh memukau dan membuat hati saya berkobar-kobar, thrilled, konon tandanya Tuhan menjamah hati kita, Dongpo tidak bersikap sebagai victim-korban!
Dongpo dibuang ke pulau yang masih sangat primitif, tidak punya potensi apa-apa, padahal dia biasa hidup di kota besar dan di kalangan terpelajar….
Dongpo MEMILIH menjadi agen perubahan, mengubah From Nothing To Something.
Mudah?
Tentu tidak! Tetapi dia memutuskan agar hidupnya yang cuma sekali, betul-betul menjadi kehidupan yang bermanfaat
Yang lebih mengagumkan lagi, Dongpo tidak hanya mengubah budaya dan pendidikan masyarakat lho….
Hingga menciptakan makanan lezat dan mengajari masyarakat bagaimana cara mengolahnya?
Wuiiih…….speechless!
Terlepas dari perannya sebagai percikan yang menyalakan api pencerahan budaya Hainan, percayakah Anda bahwa Su juga memiliki pengaruh besar terhadap budaya makanan Hainan?
Pulau Hainan dikelilingi oleh laut dan kaya akan makanan laut. Orang Hainan suka makan makanan laut. Setelah Su Dongpo dibuang ke Hainan, dia menemukan dua cara baru memasak tiram. Dongpo menciptakan saos tiram. Sebagai seorang pecinta kuliner, dia bahkan memberi tahu putranya untuk tidak membagikan resep ini kepada orang lain, atau tiram yang tersisa untuk dirinya sendiri akan lebih sedikit! Hahaha….
Berkat resep Dongpo, saat ini Tiram Panggang Danzhou masih menjadi makanan khas di pasar malam Hainan.
Hhmmm… itulah sebabnya kami diajak jalan-jalan di pasar malam Hainan…. makes sense…
Menurut legenda, Su Dongpo mengajari penduduk setempat membungkus kacang, udang, dan kuning telur asin ke dalam zongzi selama Festival Perahu Naga. Untuk menghormatinya, generasi berikutnya menamakannya “Dongpo Zongzi”. Pada tahun 2016, Danzhou Zongzi menjadi satu-satunya makanan yang dilindungi secara geografis tingkat nasional di Hainan, dan Danzhou dihormati sebagai salah satu “Kampung Halaman Zongzi” di Tiongkok.
Masyarakat Danzhou sangat menyukai Kue Dongpo berbentuk bulat berwarna emas. Kue renyah ini memiliki cerita legendaris terkait dengan Su Dongpo. Suatu hari dia melihat seorang wanita tua menjual kue dan merasa kasihan atas bisnisnya yang buruk. Dia kemudian menulis puisi tentang betapa lezatnya kue itu. Kemudian digantung di pintu untuk menarik lebih banyak pelanggan. Deskripsi kue dalam puisi itu begitu jelas hingga membuat mulut orang berair dan penduduk setempat menamainya “Kue Dongpo”.
Saya senang sekali membaca kisah Dongpo terakhir. Yeaaaayyyy…… The Power of Writing, dengan tulisan dan deskripsi yang apik, bikin kue yang gak laku jadi bikin mulut orang berair…. wkwkwk….
Mengeluh, komplain, tidak puas itu gampang sekali saat tidak mendapatkan apa yang kita inginkan.
Itu respon orang biasa…
Tetapi berani mengalahkan ego diri sendiri, demi meraih pencapaian yang besar: hidup yang bermanfaat bagi sesama seperti Dongpo, itu respon orang-orang luar biasa.
Dan ini yang mesti kita teladani.
Hidup yang cuma satu kali, jangan disia-siakan. Jadilah Terang & Garam di ‘dunia’ kita mading-masing, sehingga hidup orang lain menjadi berbeda karena kehadiran kita.
Bukan karena hebatnya kita, melainkan karena kita menjadi bejana yang sangat baik mengalirkan-Nya.
Saat merenungkan kisah ini, saya diingatkan, sesungguhnya setiap kita pun bisa menjadi Dongpo. Apalagi kita orang-orang yang mengasihi Tuhan dan rajin beribadah.
Bersama Tuhan, tidak ada yang mustahil.
Pertanyaannya:
Bersediakah kita?
Learn to light a candle in the darkest moments of someone’s life. Be the light that helps others see; it is what gives life its deepest significance. -Roy T. Bennett
Belajarlah menyalakan lilin di saat-saat tergelap dalam hidup seseorang. Jadilah terang yang membantu orang lain melihat; inilah yang memberikan makna terdalam pada kehidupan. -Roy T.Bennett
Sumber: https://www.hicn.cn/system/2023/02/26/032931806.shtml
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan