JEDA …. Manfaatnya Dahsyat Lho!
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
JEDA …. Manfaatnya Dahsyat Lho!
Ann, seorang janda dengan 2 anak menikahi seorang pria, sebut saja John namanya. Ternyata John orang yang kejam dan pemuja setan. Kedua anak Ann hanya diperbolehkan berada di basement rumah mereka. Suatu ketika ke dua anak itu kelaparan, naik ke lantai atas dan John mengancam membunuh anak itu. Dua kali Ann nyaris dibunuh pula. Oleh karena itu, teman-teman Ann, meminta Andrew Wommack membujuk Ann agar menceraikan suaminya, demi keselamatan diri Ann dan anak-anaknya.
Andrew menjelaskan, akar segala pertengkaran adalah kesombongan. Dan definisi kesombongan disini, bisa berbeda dengan pengertian pada umumnya. Sombong ketika kita mementingkan pendapat kita sendiri, atau pendapat orang lain, diatas pendapat Tuhan.
Mengapa Ann terluka? Karena dia menganggap cercaan John lebih berarti, lebih berharga daripada pendapat Tuhan.
Ketika John melabel Ann bodoh, sesungguhnya Ann tidak lebih bodoh dan juga tidak lebih pintar. Tetapi ketersinggungan tercipta ketika Ann sepakat dengan John, sehingga kata-kata ‘Bodoh’, melukai harga dirinya. Saat Ann membalas, menjawab, lalu timbullah pertengkaran.
Seandainya, Ann mengingat apa kata Tuhan tentang dia:
Ann diciptakan “fearfully and wonderfully made.” Diciptakan secara luar biasa oleh Tuhan, unik dan satu-satunya di dunia ini, lalu Ann memilih menghargai perkataan Tuhan di atas perkataan John, maka dia tidak akan tersinggung atau terluka. Pertempuran bisa dihindarkan.
Setelah belajar kebenaran firman dengan Andrew, Ann justru memutuskan untuk memenangkan suaminya dengan berpegang pada kebenaran Tuhan.
Suatu ketika mereka menemui konselor pernikahan. Di hadapan konselor, John memutarbalikkan apa yang terjadi, mengarang cerita dan menimpakan keseluruhan masalah dan kesalahan pada Ann. Dan hebatnya, Ann tidak membantah sepatah kata pun atau membela diri.
Ketika tiba giliran Ann untuk berbicara, dia sama sekali tidak membuka sedikit pun aib John, dia hanya berkata,
“Dulu saya berpikir masalahku ada di luar sana. Tetapi sekarang aku menyadari, masalahnya ada di dalam diriku sendiri. Apakah saya lebih peduli pendapat Tuhan atau justru pendapat orang lain?”
Ketika mereka pulang, badan John gemetaran. Dia bertanya,
“Mengapa kamu tidak membela diri? Apa yang aku ceritakan sama sekali tidak benar?”
“Kalau ceritamu membuat kamu lebih nyaman. Aku gapapa. Karena bagiku, jauh lebih penting Tuhan berkenan kepadaku, pendapat Tuhan yang terpenting bagiku.”
John speechless.
“Allahmu lebih hebat daripada ‘allahku”, ujar John
Dia menghilang, pergi dari rumah selama sekitar 6 bulan.
Suatu hari John kembali ke rumah, menjadi pribadi yang berbeda. Selama kepergiannya, dia akhirnya menemukan Tuhan secara pribadi, bertobat dan berubah menjadi pria yang baik.
Janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku,” demikian kata firman.
*****
Kisah ini sungguh menginspirasi dan memberikan pewahyuan baru bagi saya, agar jangan membela diri tetapi serahkan kepada Tuhan, ketidakadilan yang kita alami.
Andrew Wommack memberikan berbagai contoh, di mana dia disalahpahami, difitnah dan tidak membela diri. Beliau fokus saja pada tugas yang Tuhan berikan. Setelah bertahun-tahun kemudian, Tuhanlah yang membukakan kebenaran sesuai janji-Nya:
Bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang. Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah Dia;
Saya pun belajar….
Ketika ada yang tidak sependapat dengan apa yang saya tuliskan, jangan berdebat!
Komentar saya hanya “Sorry” or “Terimakasih.”
Tidak penting mempertahankan benar atau salah.
Biarkan hingga suatu ketika Tuhan membukakan kebenarannya.
****
Between stimulus and response there is a space. In that space is our power to choose our response. In our response lies our growth and our freedom. -Viktor E. Frankl
Antara stimulus dan respon terdapat ruang. Di ruang itulah kita mempunyai kekuatan untuk memilih respons kita. Di dalam Respon itulah terletak pertumbuhan dan kebebasan kita. – Viktor E. Frankl
Quotes yang merupakan kesimpulan dari pengalaman Victor Frankl di penjara Auswitch yang terkenal sangat kejam. Frankl kehilangan orangtua, keluarga termasuk istri dan anak dalam kandungannya. Banyak orang menjadi gila karena kejamnya siksaan di sana, tetapi Frankl sadar diantara stimulus yang kejam, dia memiliki kebebasan untuk memilih responnya… Dan Frankl memilih dengan tegar dan bijak.
P. Prasetya M. Brata, guru saya selalu mengingatkan:
*Segala sesuatu tidak punya arti. -netral-, sampai kita sendiri yang memberinya arti…
Perasaan yang mengharubiru, mencabik-cabik, terluka berdarah-darah atau justru tetap cool, tak tergoyahkan, tergantung arti yang kita sematkan pada peristiwa itu.
Arti itu kita sendiri yang menentukannya..
“Berlatihlah untuk melakukan JEDA: Jeda saat Anda marah. Jeda sebelum Anda menghakimi. Jeda sebelum Anda berasumsi. Jeda sebelum Anda menuduh. Jeda dan ingatlah (selalu) akan KASIH.” tulis P. Sjahsjam, sobat saya
Yess setuju!
Hidup yang cuma sekali, kita jalani dengan maksimal, sebelum memutuskan respon apa yang hendak diambil, dipertimbangkan masak-masak, berbagai pilihan yang ada, apa yang hendak kita lakukan?
Merdeka adalah apa pun yang kau lakukan untuk menyakitiku, takkan mampu membuatku membencimu – Prasetya M. Brata.
JEDA, berdiam diri dan merenung…., bermeditasi, berdiskusi dengan Tuhan, bukankah kita ingin mengikuti God’s Way?
Wow….
Segala sesuatu sudah dihitung dengan kepala dingin, untung ruginya.
– Andrew suatu ketika mengatakan, kerap kita tidak berani menyampaikan kebenaran karena takut kepada manusia. Takut disingkirkan, takut dibenci dan berbagai alasan lainnya. Lebih takut manusia daripada takut kepada Tuhan.
Padahal hanya kebenaran yang dapat membebaskan seseorang. Ketakutan itu membuat hidup kita tidak berdampak dan tidak mempermuliakan namanya. Orang lain tidak menemukan keteladanan melalui kehidupan kita…. gagal melihat contoh bagaimana pribadi uanh mengasihi Tuhan bersikap terhadap dunia…
– Namun pada kesempatan lain, Andrew Wommack bersaksi dia tidak mau membela diri, membiarkan saja disalahpahami, hingga sekian tahun kemudian, Tuhan yang menunjukkan kepada orang tsb. Andrew tidak bersalah. Orang itu yang datang meminta maaf.
Nach ketika kita menghadapi stimulus ini, – permasalahan yang kita hadapi -, apa yang hendak kita lakukan?
Menyampaikan kebenaran atau membiarkannya?
Butuh wisdom, kearifan, kebijaksanaan untuk bersikap tepat, mengalahkan tanpa harus merendahkan: ngalahke tanpo ngasorake, kata Orang Jawa.
Apa pilihan yang terbaik?
Dalam JEDA, kita merenung dan memutuskan:
Sesuaikah dengan tujuan yang hendak dicapai?
Apakah ada pilihan lain yang belum kita ketahui? Mungkin selama ini kita hanya berpikir dengan satu jalan saja?
Resiko yang terukur yang dipilih, bukan sekedar bereaksi dengan emosi semata.
Mengenal kekuatan sendiri, dan mengenal kekuatan lawan maka kita sudah memenangkan separuh pertempuran. Dengan strategi yang tepat, kita dapat memenangkan pertempuran TANPA harus bertempur – Sun Tzu.
Kuncinya, “Strategi Yang Tepat”
Dibutuhkan Hikmat- Wisdom untuk menentukan Strategi Yang Tepat.
Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.
Nach praktik yuk… selalu menimba hikmat Tuhan….
“Trust in the Lord with all your heart, and do not lean on your own understanding. In all your ways acknowledge him, and he will make straight your paths.”
“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan jangan bersandar pada pengertianmu sendiri. Akui Dia dalam segala caramu, maka Dia akan meluruskan jalanmu.”
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#SeruputKopiCantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan