Bagaimana Cara Hidup Tuhan Yesus? Yuk kita teladani….!
Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra
Bagaimana Cara Hidup Tuhan Yesus? Yuk kita teladani….!
Merenungkan kehidupan Tuhan Yesus dari bayi hingga naik ke surga, muncul pertanyaan dalam hati,
“Apakah Tuhan Yesus saat di bumi tahu jika suatu ketika Dia harus mati di kayu Salib?”
“Tentu saja. Oleh sebab itu berulangkali Yesus memberitahukan tentang kematian dan kebangkitannya.”
Lalu Yesus bertanya kepada mereka: ”Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus: ”Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya: ”Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Matius 16:15?-?17 TB
Petrus mengenali Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.
Beberapa waktu kemudian, Yesus menegur Petrus.
Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: ”Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: ”Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” Matius 16:21?-?23 TB
Ayat-ayat ini menegaskan Yesus tahu persis apa yang akan dialaminya, bahkan Petrus ditegur-Nya karena ‘seolah-olah’ perkataan Petrus baik, tetapi berlawanan dengan kehendak Allah bahwa tujuan Yesus ke dunia memang untuk menebus dosa seluruh umat manusia dengan mati sengsara di kayu salib.
Saya membayangkan tentu tidak nyaman menjadi Yesus, karena Salib yang akan dihadapi-Nya, penderitaan yang amat sangat luar biasa mengerikan…..
Bahkan Yesaya menulis,
“Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Yesaya 53:3?-?5 TB*
Tentunya bayangan Salib akan meneror dan menghantui Yesus, ternyata TIDAK! Perhatikan, Yesus hidup tidak pernah stress, ketakutan dll. Hidup Yesus terarah dan penuh damai sejahtera, bahkan meski banyak yang mengejar mengikuti-Nya, fans mengerumuni, tetapi Dia memilih berdoa kepada Bapa-Nya. Fokusnya senantiasa kepada Bapa. Itulah sebabnya hidup Yesus sangat baik.
Justru Yesus mengajarkan,
”Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” Matius 6:25?-?27?, ?33?-?34 TB
Inilah Rahasia mengapa hidup Yesus begitu efektif, Kesusahan Sehari Cukuplah Untuk Sehari. Semuanya diserahkan kepada Allah. Apa yang dikatakan dan dikerjakan, hanyalah apa yang dilihatnya dari Bapa.
Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Yohanes 14:10?-?11 TB
Hanya beberapa jam sebelum Yesus ditangkap kemudian disalibkan, Dia berdoa tentang hal itu di Taman Getsemani.
Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: ”Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” Matius 26:39 TB
Dan dikatakan: “… seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.” (Lukas 22:43-44)
Yesus ketakutan? Yess saat itu dan malaikat memberinya kekuatan. Tidak dipikiri sebelum waktunya.
Lalu dijalaninya apa yang harus dijalani ….
Yesus tahu apa yang akan terjadi, tetapi dia menjalaninya dengan taat. Mati disalib dan bangkit. Menampakan diri berulang kali, lalu naik ke surga, agar Roh Kudus bisa turun tinggal di hati orang percaya. Apa yang dikerjakannya teratur, rapi dan sempurna.
Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Yohanes 16:13 TB
Berbeda dengan sebagian besar dari kita, begitu khawatirnya dengan hal-hal yang belum tentu terjadi.
Bahkan para ahli mengatakan 75% kekhawatiran kita tidak terjadi, tetapi sudah merampas kebahagiaan bahkan hidup menjadi porak poranda karena ketakutan.
Saya belajar dari pelajaran ini,
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. 1 Petrus 5:7 TB
Apa pun yang terjadi, hal kecil mau pun besar, mudah atau sulit, serahkan kepada Tuhan.
Sebelum tiba waktunya untuk dikerjakan, menolak deposit kekuatiran.
Jalani dengan minta tuntunan Tuhan, bergandeng tangan melangkah bersama-Nya, dalam covenant. Dan setiap langkah merupakan suatu mujizat. Inilah satu-satunya jalan yang benar. Di luar Tuhan, kita tidak dapat berbuat apa-apa.
Praktik yuk…..
Prayer requires that we stand in God’s presence with open hands, naked and vulnerable, proclaiming to ourselves and to others that without God we can do nothing. As disciples, we find not some but all of our strength, hope, courage, and confidence in God. Therefore, prayer must be our first concern. – Henri Nouwen
Doa mengharuskan kita berdiri di hadirat Allah dengan tangan terbuka, telanjang dan rentan, menyatakan kepada diri kita sendiri dan orang lain bahwa tanpa Allah kita tidak dapat berbuat apa-apa. Sebagai murid, kita menemukan tidak hanya beberapa tetapi semua kekuatan, harapan, keberanian, dan keyakinan kita hanya kepada Tuhan. Karena itu, doa harus menjadi prioritas utama kita. -Henri Nouwen*
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN