Pdt Pudjianto Yang Serba Bisa
Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra
Pdt Pudjianto Yang Serba Bisa
P. Puji, demikian saya biasa menyapa beliau, seorang hamba Tuhan yang melayani di kota Batu, Malang.
Saya bertemu beliau di sosmed, saat di invite sis Elma di grup teman-teman Eropa. Ternyata grup ini tidak hanya dari Eropa, tetapi dari seluruh dunia. Teman-teman dari berbagai negara di sana.
Dan ada seorang Pdt sederhana dari Batu, Malang: P. Pudjianto. Tentu ada keunikan tersendiri, batin saya. Jadi favorit teman-teman dari Eropa, tidak sedikit yang mengunjungi beliau saat pulang ke Indonesia.
Beliau setiap hari konsisten menulis, klop dengan saya… Satu species rupanya, jadilah kami segera akrab. Saya diajak bergabung di WAG beliau.
“Yang sederhana saja yang ditulis bu Yenny, supaya mudah dimengerti,” pesannya.
Tetapi P. Puji lebih hebat dari saya. Beliau rutin siaran radio, dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa.
Wuih keren…
Penggemarnya hingga ke pelosok-pelosok desa. Beliau banyak merintis gereja dan melayani di mana-mana. Membimbing para hamba Tuhan muda.
Kisah-kisahnya sederhana, menarik sekali. Saya bisa merasakan ada Tuhan dalam berbagai kesaksiannya. Semakin lama menulis, saya makin bisa membedakan, apakah sang penulis menghidupi apa yang diceritakannya atau tidak.
Jika dihidupi, terasa kisah itu hidup dan menyentuh.
Dan terbukti, dampaknya mendunia… Promosi itu dari Tuhan!
Saya sudah beberapa tahun mengenal beliau… Tetapi tidak terlintas untuk menuliskan tentang P. Puji. Entah mengapa, kemarin saat membaca kesaksiannya, seolah Tuhan mendorong saya menceritakan tentang beliau…
Saya belajar taat….
Mari kita sama-sama melihat, apakah Tuhan memang punya maksud tertentu… Yuk…
PENYERTAAN TUHAN ITU INDAH
ADA KUASA DI DALAM DOAKU
SAKIT GIGI KARENA DOA SEMBUH.
(Kenangan lama)
Oleh: Pudjianto
Sebenarnya malam itu saya sudah mau tidur, memang belum malam sekali sih. Mungkin sekitar jam 11 malam. Saya katakan belum malam, karena di jalanan masih banyak orang yang berbincang dan bersendagurau. Jika keadaan seperti itu, tandanya masih ada yang belum tidur bukankah mereka masih berada di jalanan? Saya beranjak mau ambil sikat gigi untuk mempersiapkan diri tidur. Namun, ketika saya mau beranjak, tiba-tiba telinga saya mendengar pintu di ketuk orang. Saya batalkan ke kamar mandi alias tidak jadi menuju kamar mandi, namun saya beranjak menuju pintu untuk membukakan.
“Selamat malam pak”, demikian kata seorang pemuda yang masih tetangga berdiri di depan pintu.
“Silahkan masuk!” , demikian saya persilahkan masuk, dan rupanya tetangga. Saya heran malam-malam bertamu, sudah tentu ada keperluan yang penting. Saya sedikit berdebar, apakah mungkin tetangga itu mau minta tolong untuk mengantarkan salah satu anggota keluarganya yang sakit, atau mau minta tolong apa? Kalau tidak ada kebutuhan yang mendesak sudah pasti tidak sampai tega mengetuk pintu malam-malam demikian.
Dan ternyata tetangga saya itu disuruh Bapaknya untuk mengundang saya, supaya mendoakan. Menurut tetangga saya ini Bapaknya sakit gigi, sampai pipinya bengkak. Ia tidak tahan, dan minta saya mendoakan. Dada saya berdesir, karena saya sendiri juga sering ke dokter gigi, artinya saya punya sakit gigi juga harus ke dokter gigi, tidak cukup di doakan.
“Saya mohon bapak mau ke rumah”, demikian ulang tetangga saya tersebut. “Saya kasihan bapak saya, tidak bisa tidur, katanya sakit sekali, sudah beberapa hari ini.”
Hampir saja saya memberikan penjelasan, bahwa saya sendiri tetap ke dokter gigi ketika gigi saya sakit, namun entah di dalam hati saya ada dorongan untuk datang ke rumah tetangga saya tadi ya mendoakan. Maka saya segera bersiap, dan bergegas bersama tetangga saya itu ke rumahnya.
Seorang bapak paroh baya, memegang pipinya yang bengkak. Ia merintih-rintih tidak tahan sakitnya. Mendengar rintihannya, saya jatuh kasihan.
“Bapak minta saya doakan?”, demikian tanya saya.
“Iya bapak, tolong doakan, sudah obat apa saja saya minum, tidak juga berkurang pak”, dada saya berdesir tajam, mendengar keluhannya.
“Saya doakan dalam nama Yesus mau pak?”, demikian tanya saya.
“Terserah bapak, saya percaya bapak”, sahutnya di tengah-tengah rintihannya.
Akhirnya, memang saya memegang pipi bapak tersebut, dan saya mendoakan, dengan meminta kepada Tuhan Yesus untuk menyembuhkan sakit gigi orang tua tersebut. Doa itu tidak panjang, yang penting sudah di dengar bahwa Yesus itu juru selamat, dan Yesus itu sanggup menolong siapapun yang berseru kepadaNya.
“Bapak bisa minta sendiri pada Tuhan Yesus seperti saya minta kepadaNya tadi ya pak?”, demikian saya sarankan kepada bapak tersebut. Bapak itu mengangguk.
Saya berdebar, ketika bapak itu beranjak dari duduknya dan merebahkan diri berbaring. Ia memandang saya sejenak. Lantas memenjamkan matanya.
“Karena saya sudah mendoakan, saya minta pamit ya pak?”, demikian saya minta permisi pulang. Bapak itu mengangguk, tanpa lupa berterima kasih.
Sore harinya kembali pintu saya di ketuk. Saya agak kuatir kalau orang yang sakit gigi itu datang lagi, dan mengatakan doa kepada Tuhan Yesus tidak manjur. Tetapi karena daun pintu di ketuk agak keras, maka saya beranjak untuk membuka pintu. Saya terkejut, seorang gadis remaja membawa masakan untuk saya. Dan remaja itu adalah putri dari bapak yang sakit gigi.
“Lah mbak, kenapa repot-repot?”, demikian kata saya.
“Ini diminta bapak mengantarkan sedikit masakan, supaya dicicip bapak, bapak berterima kasih untuk doanya, sudah tidak bengkak lagi, bahkan tadi pagi sudah berangkat kerja”, demikian kata gadis tersebut, putri bapak yang sakit gigi. Ternyata bapak itu sembuh.
Tidak ada kata lain kecuali saya mengucapkan terpujilah nama Tuhan. Kuasa Yesus menyertai doa saya. Hati saya ketika mendengar kata gadis remaja tersebut, memang bergetar. Luar biasa.
DOA ITU TIDAK ADA APA-APANYA BILA TIDAK ADA KUASA YESUS YANG MENYERTAINYA. BILA ADA PENYERTAAN YESUS MAKA DOA SIAPAPUN AKAN MEMILIKI KUASA YANG MENGUBAH APAPUN YANG DIDOAKAN.
Kisah P. Puji sangat menyentuh hati saya. Kerap kali saya merasa tidak Pede untuk mendoakan, ketika saya belum berkemenangan dalam hal itu.
Seperti P. Puji… Beliau sakit gigi masih ke dokter, koq diminta mendoakan orang yang sakit gigi, sudah bengkak hingga berhari-hari pula.
Tetapi saya kagum dengan ketaatan P. Puji dan memang yang menyembuhkan itu Tuhan, bukan kita…
Saya belajar P. Puji… Salut dan kagum.
Di masa depan, saya akan meneladani P. Puji…
It’s all about God, not me….
Btw, saat menyiapkan artikel ini, saya spesial minta ijin ambil foto P. Puji yang mengenakan pakaian adat Jawa lengkap dengan blangkonnya…
Keren kan teman-teman?
Yuk kita meneladani P. Puji… Sederhana, taat, setia, konsisten dan berdampak luas.
Most men will proclaim every one his own goodness: but a faithful man who can find?
Proverbs 20:6 (KJV)
Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?
Amsal 20:6 (TB)
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN