Uang & Tuhan, Apa Korelasinya?
Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra
Uang & Tuhan, Apa Korelasinya?
Ada pepatah kuno, yang saya dengar sejak dulu, semakin lama saya hidup di dunia ini, semakin saya meng-amin-kan kebenarannya.
Semua orang nampak seperti Malaikat, sampai kita berhubungan dengannya tentang Uang, baru kita bisa menilai karakter aslinya.
Sungguh benar!
Tidak peduli apa pun jabatannya!
Dari pendeta, rohaniwan, pengerja, full timer, pengusaha, pekerja, pebisnis, ibu rumah tangga dan apa pun profesinya.
Coba saja buktikan, betul ga quotes ini.
Dari mulutnya, tidak sedikit yang meluncur ayat-ayat mau pun teori rohani, filsafat dan kebaikan yang dahsyat dan kerap membuat kita terpesona…. Tunggu dulu, sampai kita berurusan soal uang dengannya, apalagi saat duit besar!
Ada orang yang suka memanfaatkan, nunutan, serakah, nyucukno kata Orang Jawa, mumpung gratis, ambil sebanyak-banyaknya… Nach pas makan buffet, memberikan gambaran kecil…
Saat tour sampai tour leader mengingatkan hal ini… Ambil secukupnya, jangan berlebihan. Malu klo ditanya: “Are you from Indonesia?”
Ada lagi yang klo ngomong soal duit, gayanya enteng… Gampang, tapi giliran waktunya keluar duit beneran, ‘Mingkem’ (tutup mulut) istilah Jawa pembantu saya, alias dompetnya ga dibuka. Omong gedenya gak terbukti.
Trik-trik digunakan, supaya orang lain yang bayar, dia lolos. Memberikan 75% fakta + 25% agak melenceng infonya, ada sedikit ancaman resiko dll untuk menekan orang lain.
Dahsyat!
Mulut yang sama yang mengeluarkan teori rohani, ayat-ayat Alkitab, hari yang lain meluncurkan ‘sedikit’ kebohongan abu-abu.
Apalagi saat menyangkut bisnis… Minta hutang dengan tempo sepanjang-panjangnya. Bayar tidak tepat waktu pula. Berlawanan dengan kemasannya yang serba wah…
Tidak salah jargon bahwa uang itu tidak kenal teman atau pun saudara. Berhati-hati…
Jangan terkesan dengan bungkus kado. Semua bungkus itu cantik mempesona, sampai dibuka, baru ketahuan isinya.
Dieeeennnkkkk!
Memang benar sekali, tidak banyak orang yang jujur di jaman ini. Yang bisa dipercaya kata-katanya, sesuai apa yang diucapkannya.
Meski labelnya ‘Kristen’ dengan jabatan yang keren-keren di gereja masing-masing, tetap langka yang betul-betul punya Integritas! Inilah dunia….., kata orang.
Itulah sebabnya saya sungguh terpesona mendengar kesaksian sahabat saya B. Silvy…
Saat dia menjual tanahnya, mendapat uang dalam jumlah besar, apa yang dilakukannya?
Dia bertanya kepada Tuhan,
“Tuhan uang penjualan tanah ini mau diapakan? Bisa sich di deposito. Tapi ini kan uang Tuhan. Saya mau taat.”
Wow…. Speechless.
Di jaman dunia gonjang ganjing, bahkan yang labelnya keren-keren saja gak terbukti, masih ada anak Tuhan yang sedemikian tulusnya, sungguh-sungguh mentaati Tuhan.
Tuhan pun mengarahkan, hingga menjadi jawaban doa seorang hamba Tuhan yang membutuhkan rumah.
“Vi, gak kepikiran, katanya kita mesti pegang duit supaya tua jangan sampai bergantung sama anak? Kita dihargai anak klo tetap pegang duit, nasihat orangtuaku begitu…,” tanya saya.
“Tapi anehnya, semakin berbagi, aku justru semakin diberkati. Sampai temanku bilang, Ci Silvy ini menyebar harta ke mana-mana, tapi koq justru makin diberkati…”
Saya pun belajar!
Firman Tuhan itu betul-betul YA & AMIN.
Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.
Amsal 11:24?-?25 TB
“Yang hebat sebetulnya anak-anakku. Klo aku bagi-bagi, berarti warisan mereka berkurang. Tetapi mereka bilang, kami semua sudah mapan. Itu duit mami… Terserah, gunakan saja untuk sesuatu yang mami suka…”
Ibu yang baik, menghasilkan anak-anak yang luar biasa pula.
Amazing!
Mama dulu selalu menasehati: Jangan Hutang Budi sama orang, jadi orang yang tahu terima kasih.
Kalau ditraktir orang, lihat yang nraktir makan apa? Jangan memilih makanan yang lebih mahal daripada yang dipilih oleh si penraktir. Sebaiknya biar si penraktir yang memilihkan makanan dan minuman kita.
Gara-gara pegang nasehat ini, beneran gak enak saat ditraktir di resto yang punya berbagai menu yang saya inginkan. Better bayar sendiri, saya bisa pesan macam-macam…
Seberapa bisa, saya membalas kebaikan orang yang sudah menabur kebaikan. Jangan Hutang Budi.
Ini juga yang saya ajarkan ke anak-anak. Biar pun cewe, pacaran, bayar gantian.
Jangan terima persembahan dari pelayanan. Kita melayani Tuhan sebagai ungkapan syukur. Tuhan sudah sangat baik pada kita.
Kalau penghasilanmu 10, usahakan hidup dengan biaya 5. Klo bisa dibawah 5, lebih baik. Klo gak mampu, gak usah beli.
“Penak-penako nyekel duit dewe, daripada nyadong- lebih enak pegang uang sendiri, daripada harus meminta pada orang lain.”
Orang hidup harus punya tabungan. Klo kamu gak pegang duit, gak dihargai orang.
Usahakan saat meninggal bisa kasi warisan ke anak cucu. Jangan membebani mereka, jangan tinggalkan hutang.
Dan itu yang terjadi. Papa Mama meninggalkan aset yang berharga bagi kami semua. Dan tidak pernah merepotkan.
“Dengan saudara jangan terlalu perhitungan. Beda sedikit, gapapa berikan ke saudaramu. Toh mereka saudara sendiri.”
Mama membuktikannya. Saat kakek nenek meninggal ada sekotak perhiasan peninggalan mereka. Mama mengumpulkan adik-adik kandungnya dalam kamar tertutup, – pasangan & anak tidak boleh ikut -, mereka berunding membagi perhiasan itu dan Mama Tidak Mengambil bagiannya.
Ini teladan yang luar biasa dan saya pun mencontohnya. Perhiasan peninggalan mama dibagikan untuk ke dua adik.
Meski saat saya kecil, mama belum Kristen, tetapi nilai-nilai yang dipegangnya bagus sekali.
Keteladanan berbicara lebih keras daripada sejuta kotbah.
Paham sekali sekarang, mengapa Tuhan meminta kita jangan memuja mamon alias duit…
”Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?
Lukas 16:10?-?12 TB
Sejak awal menjadi Kristen, saya suka memberi. Bahkan apa saja yang saya punya, saya pinjamkan untuk pelayanan. Villa saya di Tawangmangu sejak baru hingga kini, lebih banyak dipinjam untuk pelayanan daripada dipakai sendiri.
Rumah kecil di Bali, yang dibeli karena Elisa & Chris sekolah di Australia, sekitar tahun 2000, sudah berjasa menjadi tempat bermalam banyak pendeta dari dalam dan luar negeri, teman-teman yang liburan, bahkan temannya pendeta yang dari awal menginap sampai pulang pun, kami gak pernah bertemu. Saat itu di Bali hotel mahal dan tidak sebanyak sekarang.
Tetapi ternyata selama bertahun-tahun, saya belum menyerahkan otoritas keuangan saya kepada Tuhan. Saya merasa ini duit saya, nach sebagian punya Tuhan. Tetapi kendali keuangan ya ada di tangan saya.
Sampai pada suatu ketika, saya berkomitmen menyerahkan keuangan saya kepada Tuhan.
Apa yang terjadi?
Yang sungguh tak terduga: Iman saya bulat.
Sebelumnya, saat menghadapi masalah, kerap galau. Pokoknya saya tahu, iman saya gak bulat, gak utuh.
Sekarang bulat. Yakin Tuhan ada di pihak saya.
Apa pun yang terjadi, endingnya masa depan penuh damai sejahtera.
Mungkin juga dipadu, setelah sekolah fokus pada firman dan rutin berdoa dalam roh, sehingga suara Tuhan makin mudah terdengar. Memberikan arahan dan damai sejahtera yang melampaui segala akal.
Meski pun gak tau solusi masalah di depan, tetapi yakin saja Tuhan yang akan berperang bagi saya, membereskannya.
Tuhan tahu, trik-trik yang sedang dilancarkan orang lain, meski pun saya gak ngerti. Saya gak usah pusing mereka-reka. Orang yang tricky, berperang melawan Tuhan saya…
Tuhan menjagai supaya saya tidak terkecoh, dan rancangan jahat mereka digagalkannya. Langkah demi langkah dituntunnya, dan berbagai mujizat yang tak terpikirkan pun terjadi.
Jika tidak praktek, saya tidak akan pernah tahu hubungan mamon alias duit, dengan iman. Saya membuktikan setelah menyerahkan keuangan, justru Tuhan memberikan hadiah keuangan dengan nilai yang memukau…
Coba klo praktek dari dulu, saya bisa terhindar dari ribuan pertempuran yang tidak perlu. Bodohnya, ga mau taat.
Saya pun sadar, itulah sebabnya Tuhan mengatakan bahwa Uang itu Yang Terkecil di Kerajaan Allah. Klo kita tidak bisa menyerahkan yang terkecil, mustahil kita bisa naik level ke tingkatan yang lebih besar. Mustahil bisa beriman untuk hal-hal yang lebih besar. Termasuk kesembuhan.
Praktik yuk…
Since my money is God’s money, every spending decision I make is a spiritual decision. – John Hagee.
Karena uang saya adalah uang Tuhan, maka setiap keputusan berapa uang yang akan dikeluarkan, merupakan keputusan rohani. – John Hagee.
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN