Big Picture!
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Big Picture!
Ketika pertama mengenal Tuhan, hati ini berkobar-kobar dengan kasih dan kerinduan untuk menyenangkan hati Tuhan. Tetapi saya belum mengenal diri sendiri dan belum juga mengenal Tuhan secara mendalam.
Apa yang terjadi?
Saya meniru apa yang dilakukan para leader dan orang-orang yang sudah berpengalaman melayani Tuhan. Ikut-ikutan melayani di berbagai bidang, jatuh bangun dst.
Mulailah dimuridkan sehingga fondasi pun dibangun.
Euforia ada masanya… Sedikit demi sedikit mulai redup saat mengalami berbagai tantangan kehidupan.
Sampai suatu ketika seolah menabrak tembok. The Wall, istilah Peter Scazzero atau para pujangga menyebutnya sebagai “The Dark Night of The Soul”, sisi gelap jiwa manusia.
Ternyata, ini sesuatu yang wajar dalam kehidupan rohani seseorang, bahkan itu menjadi siklus yang akan membawa kita naik ke level berikutnya, jika kita berhasil melewatinya dengan cara Tuhan.
Sayangnya, ada orang-orang yang terjebak dan mandeg di sana. Itulah sebabnya ada orang-orang yang sudah mengenal Tuhan berpuluh-puluh tahun, tetapi karakternya masih seolah berusia dua tahun, menurut Peter Scazzero.
Dieeeenk….
Kegagalan memahami siklus alami ini, akan menimbulkan rasa sakit jangka panjang dan menimbulkan kebingungan.
Gagal melihat big picture, gambar besar kehidupan.
Tetapi dengan menerima anugerah Tuhan saat menghadapi tembok, akan mengubah hidup kita selamanya.
Kebanyakan orang, termasuk saya dulu, beranggapan bahwa hidup itu kita yang mengendalikannya. Sehingga kita berusaha mati-matian untuk mempersiapkan bahkan mengatur sedemikian rupa, kalau perlu dengan cara apa saja, agar rencana kita berhasil.
Sukses itu tergantung saya.
Uang adalah segalanya, apa yang ga bisa dibeli dengan uang?
Tidak ada kawan atau lawan sejati, semua tergantung kepentingan.
Mindset seperti inilah yang membebani hidup kita. Stres berkepanjangan. Sikut sana, sikut sini. Tidak memiliki rule kehidupan yang jelas. Tidak mengenal kebenaran.
Uang panas yang diperoleh, terbang tidak jelas ke mana?
Hati selalu panas dan tidak tenang.
Mencoba mengkompromikan Tuhan dan kebenarannya dengan hukum dunia. Di mixed. Berharap bisa memperoleh ketenangan jiwa sesaat.
Beribadah pun seolah berbisnis dengan Tuhan. Saya beri persembahan X, nanti Tuhan memberkati dengan 100 X ya Tuhan?
Anugerah dan cara Tuhan itu berbeda.
Jauh dari cara pikir manusia.
Masih ingat kisah Yusuf yang dijual oleh saudara-saudaranya?
Difitnah istri Potifar karena Yusuf mempertahankan kebenaran. Dibuang ke penjara, dilupakan oleh juru minuman yang ditolongnya.
Tetapi ketika waktunya tiba, dalam sehari kehidupannya berubah. Pagi Yusuf berangkat menemui Raja Firaun, statusnya sebagai narapidana, namun pulang dengan status sebagai orang nomor 2 paling berkuasa di Mesir, setelah raja.
Hanya karena Yusuf mengartikan mimpi.
Banyak orang yang terjebak seumur hidup di depan tembok, the wall, karena hanya memikirkan masalah yang didepan mata. Mengasihani diri sendiri, frustrasi dan berputar-putar dalam lingkaran setan.
Apa yang dilakukan Yusuf?
Yusuf mengingat Big Picture dari Allah: masa depannya adalah masa depan yang penuh damai sejahtera..
Visi dalam mimpi, dia akan berkuasa, menjadi orang besar.
Yang dilihat secara kasat mata, dijadikan budak. Tetapi Yusuf tidak mengasihani diri sendiri dan terjebak.
Yusuf mengerjakan apa pun dengan excellent, kualitas yang terbaik. Baik sebagai budak mau pun narapidana. Tidak heran di mana pun Yusuf berada, selalu dipercaya. Oleh Potifar, mau pun kepala penjara.
Selama menjalani perannya, Yusuf juga tidak paham, bagaimana caranya dia bisa keluar dari keruwetan ini.
Yusuf tidak mencoba memberontak atau menciptakan solusi menurut logikanya. Yusuf taat dan menanti dengan iman.
Dan jalan Tuhan senantiasa berbeda dengan jalan kita.
Dengan cara yang tak terpikirkan, Tuhan menjadikan penguasa di Mesir.
Dahsyat bukan?
Mari kita teladani Yusuf, senantiasa ingat janji-janji Allah sebagai frame Big Picture hidup kita dan biarkan Allah yang mengatur kehidupan kita, sementara bagian kita adalah menjadi yang terbaik, di mana pun Tuhan menempatkan mau pun mengarahkan kita.
Faith does not remove you from the picture. It only allows you to follow a clear path, with a clear picture of the bigger picture. – Gift Gugu Mona, The Essence of Faith.
Iman tidak menghapus Anda dari gambar. Iman memungkinkan Anda untuk mengikuti jalan yang jelas, dengan gambaran yang jelas dari gambaran yang lebih besar. – Gift Gugu Mona, The Essence of Faith.
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#SeruputKopiCantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan