Monthly Archives: Sep 2021

Articles

Why Did This Happen (Mengapa Ini Terjadi)?

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Why Did This Happen (Mengapa Ini Terjadi)?

“Mengapa Tuhan tidak memberiku kesempatan untuk membangun keluarga yang bahagia?,” dengan pilu seorang sahabat bertanya, setelah suaminya meninggal,
“Aku tidak mengijinkan keraguan muncul dihatiku… Aku beriman, percaya, suamiku sembuh… Tetapi ternyata tidak.”

Saya diam. Tidak tahu jawabannya.
Sedih.
Kami berdoa sepakat tetapi jawaban doa berbeda dengan harapan kami.


Seorang sahabat memperkenalkan saya pada saudaranya, sebut saja Ibu Ani.
Wanita yang cantik, anggun, pintar dan bijaksana. Sukses.
Rumahnya yang luas, tertata apik di tengah kota Jakarta. Menunjukkan kelasnya!

Sahabat saya bercerita tentang Bu Ani. Beliau anak adopsi.
Papa mamanya amat sangat miskin dan orang jaman dulu, punya banyak anak.
Mereka tidak mampu memberi makan anak-anaknya, sehingga sebagian anak-anaknya diberikan kepada orang lain.
Tetapi orangtuanya cukup bijak. Anak-anaknya diberikan kepada keluarga yang cukup mampu, baik-baik dan menghargai pendidikan.

Bu Ani dibesarkan di keluarga mapan dan memperoleh pendidikan yang baik hingga jenjang S2.
Beliau tumbuh menjadi pribadi yang bertanggungjawab serta cinta Tuhan.
Hidupnya betul-betul signifikan. Tidak sekedar sukses untuk dirinya saja dan keluarga, namun banyak memberkati orang-orang disekelilingnya.
Hidupnya berpengaruh dan memberi dampak yang positif.
Tidak tersisa sedikit pun tanda-tanda bekas luka mau pun kekecewaannya di masa kecil.
Semua itu justru telah mengasah dan membentuk kepribadiannya menjadi dewasa, penuh pengertian dan bijak.

“Saat kecil, saya kerap kecewa dan terluka, mengapa papa dan mama tega memberikan saya kepada orang lain? Tetapi sekarang saya bersyukur, karena keputusan bijak papa dan mama, saya bisa mengenyam pendidikan tinggi dan memiliki hidup yang signifikan,” Bu Ani menjelaskan,
“Terlebih lagi saat berjumpa dengan mama kandung, beliau menceritakan alasannya mengapa justru anak perempuan yang diadopsi keluarga lain, karena kasihan jika anak-anak perempuan harus dibesarkan dengan kondisi yang keras dan harus banting tulang.”

Ternyata bukan karena anak perempuan dianggap nomor dua seperti kebanyakan pandangan keluarga Chinese, justru karena kasih dan peduli agar anak perempuan tidak perlu menderita kekurangan bersama ortu kandungnya.


Banyak hal dalam hidup yang tidak bisa kita mengerti saat ini, karena pandangan dan cara pikir kita terbatas.
Banyak kesalahpahaman terjadi.
Tetapi setelah lewat sekian lama, kerap ketika kita menoleh ke belakang, justru bisa bersyukur, ternyata Tuhan sedang menyelamatkan kita.

“Why did this happen? (Mengapa ini terjadi?) Memercayai Tuhan ketika Anda tidak memiliki semua jawabannya”, adalah judul buku Bob Yandian yang apik.

Bob Yandian menyarankan, ketika Anda tidak mengerti; ketika berbagai hal tidak bekerja sebagaimana yang Anda pikir; ketika Anda bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, jangan biarkan Anda menjadi kecewa pada Tuhan atau firman-Nya. Kembalilah kepada apa yang selama ini Anda tahu. Jangan lepaskan apa yang Anda tahu untuk apa yang tidak Anda ketahui. Tetaplah bertahan! Tuhan akan menjelaskannya.

Janji Tuhan Ya dan Amin. Bob Yandian menegaskan: Kuasa kesembuhan Tuhan SELALU berhasil. Tetapi manusia memiliki free will – kehendak bebas. Kita tidak tahu percakapan apa antara mereka dengan Tuhan, dan apa yang mereka alami di saat-saat terakhir sehingga memilih ke surga. Banyak kesaksian, setelah seseorang diberi teaser melihat sedikit keindahan surga, mereka tidak mau kembali ke bumi.
Who knows?

Banyak hal yang kita tidak punya jawabannya saat ini, tetapi beranikah kita tetap memercayai Tuhan saat kita tidak mengerti?
Itulah iman.
Otak kita yang sebesar kacang (your peanut brain, kata Greg Mohr) tidak bisa memahami pikiran Allah.

Tuhan sudah berjanji,
Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku.
Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

Namun Tuhan juga berjanji,

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, yaitu RANCANGAN DAMAI SEJAHTERA dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu HARI DEPAN YANG PENUH HARAPAN.

Pertanyaannya:
Beranikah kita mempercayai Dia meski tidak mengerti?

Jawaban atas pertanyaan ini menentukan, apakah kita akan tiba pada hari depan yang penuh harapan atau justru terpuruk pada kekecewaan dan gagal move on?
Pilihan ada di tangan kita sendiri!

Trust God’s plan even you don’t understand the path… He has always been in control. All of creation belongs to Him, and not even one sparrow falls to the ground without His permission.

Percaya saja pada rencana Tuhan, meski pun kita tidak memahami jalan-Nya… Dia selalu menyertai. Semua ciptaan adalah milik-Nya, bahkan tidak ada burung pipit yang jatuh ke bumi tanpa seijin-Nya.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Waktu untuk Permandian!”

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Waktu untuk Permandian!”

Ketika kita lahir baru, roh kita menjadi baru.
Tidak ada yang lebih baru daripada ciptaan baru! Tetapi jiwa kita (pikiran, kehendak, emosi, kepribadian kita) tidak dibuat menjadi baru. Oleh karenanya, perlu diperbaharui oleh Roh dan Firman.

“untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya (gereja) dengan memandikannya dengan air dan firman.”
Efesus 5:26 (TB).

Pembersihan jiwa ini dapat diibaratkan dengan segelas penuh air kotor. Jika kita meletakkan segelas air kotor itu di bawah keran yang mengalirkan air yang jernih, maka air kotor itu akan teraduk-aduk, terangkat ke atas dan akhirnya diganti dengan air bersih. Ini contoh yang baik menggambarkan apa yang terjadi pada orang percaya ketika mereka mulai diperbaharui oleh Firman Tuhan. Pikiran, kebiasaan, dan kecenderungan manusia lama mulai muncul ke permukaan. Mereka manusia baru dan bersih di dalam jiwa yang sudah lahir baru, tetapi pikiran, keinginan, dan emosi lama mereka sedang dibasuh, dibersihkan. Terkadang seperti memandikan anjing. Semua orang yang ada di dekatnya juga ikutan basah. Kotoran yang melekat pada permukaan masa lalunya, kadang-kadang terlempar pada siapa saja yang berada didekatnya.

Semakin banyak waktu yang kita habiskan dalam Firman Tuhan, semakin banyak air Firman Tuhan yang akan membersihkan jiwa kita. Kita akan belajar untuk hidup melampaui perasaan dan emosi kita. Kebenaran tidak berfluktuasi seperti tren dalam masyarakat.

Pembaharuan jiwa membutuhkan waktu.
Bagaimana seharusnya kita menanggapi mereka yang membuat kita basah terkena sampah masa lalu mereka?
“Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.”
Roma 15:1 (TB).

Mari kita bersabar satu sama lain dan menyadari bahwa kita semua berada pada level yang berbeda dalam proses pembersihan. Biarkan Firman Tuhan melakukan tugasnya.

“Basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!”
Mazmur 51:7 (TB).

[Repost ; “Time for a bath!”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra]

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

Klik:
https://mpoin.com/

gospeltruth’scakes

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Ingin Tahu Rahasia Saat Ajal Menjemput? Ini Rahasianya!

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Ingin Tahu Rahasia Saat Ajal Menjemput? Ini Rahasianya!

“Ce, papiku kena kanker prostat,” ujar Novie dengan mata berkaca-kaca.

“Darimana tahu klo kena kanker?”

“Awalnya papi gak bisa buang air kecil. Setelah dikerok dibersihkan, daging yang menutupi diambil dan di test, ternyata kanker ganas stadium 4 menurut dokter. PSA Papi 24 padahal normalnya max 4.”

Mengingat papi Novi sudah berusia 79 tahun, maka dokter menyarankan untuk tidak diberitahu. Secara manusia, orang akan down mentalnya saat mendengar dia menderita kanker. Toh papi tidak merasakan apa-apa.
Dioperasi juga resiko.

Sempat Theo, suami Novi, akan membawa papi ke Singapura tetapi dokter mencegah. Apalagi situasi pandemi seperti ini.

Ada papa teman Novi menderita kanker prostat juga. Tanpa tahu dia sakit kanker, papa temannya hidup ‘normal dan sehat’ hingga 10 tahun kemudian. Suatu hari diajak menemani temannya ke Penang, general check up. Papa ini ikutan check. Begitu tahu dia menderita kanker, down. Setahun kemudian meninggal.

Novi bercerita, setiap malam mereka sekeluarga termasuk Papi dan Mami, mengikuti doa malam dari sebuah gereja, dan merenungkan firman Tuhan. Setiap akhir acara, ada doa untuk bangsa dan negara, lalu doa untuk masing-masing yang membutuhkan. Novi selalu meminta kemurahan Tuhan bagi Papi.

Menyelinap pertanyaan dalam hati Novi, bagaimana sesungguhnya saat seseorang meninggal? Apakah menakutkan? Menyakitkan?

“Temanku berdoa menanyakan hal ini dan diberi penglihatan Tuhan. Suatu ketika sesudah mendoakan seseorang yang sakit, dia melihat Tuhan sendiri yang hadir menjemput orang itu. Tenang… Sama sekali tidak menakutkan,” Novi menjelaskan,
“Lalu pada kesempatan lain, Tuhan sekali lagi memberikan penglihatan orang lain lagi yang akan meninggal, tidak hanya Tuhan yang menjemput, tetapi keluarga yang sudah meninggal juga. Bak reuni… Mereka bersukacita. Kematian itu betul-betul tidak perlu ditakutkan. Kita sudah pasti koq tempatnya, apalagi dijemput Tuhan sendiri… Digandeng ce… Sungguh aku jadi lega.”

Puluhan tahun lalu saya mengikuti seminar di Hagai Institute. Ada seorang guru yang bercerita, dia memiliki kakak yang tidak menikah dan seumur hidupnya melayani orang-orang miskin. Suatu hari sakit parah, seluruh keluarga berkumpul untuk mengantar kepergiannya.

“Ko, nanti kalau Tuhan menjemput, angkat tangan, gandeng tangan Tuhan ya….rumah koko sudah jadi koq di surga,” kata saudaranya.

Dan kakaknya betul-betul meninggal dengan mengangkat tangannya.
Sungguh kesaksian yang sangat melegakan. Kematian hanyalah pindah tempat, dalam sedetik pindah dari tubuh jasmani kepada tubuh rohani.

Seorang tante bercerita, ketika suaminya akan meninggal, dia berpamitan, “Mi, aku berangkat dulu. Tuhan sudah datang menjemputku… Jaga anak-anak ya..”

Novi bercerita bagaimana kesaksian temannya sangat menghibur hatinya. Dia mempersiapkan papi secara mental jika suatu hari meninggal. Diceritakannya penglihatan itu.

“Berarti nanti klo Papi meninggal, Win (adik Novi yang sudah meninggal) jemput papi sama Tuhan ya ..”, Papi bertanya.

“Iya Pi… semua orang bergiliran akan pulang karena rumah kita sesungguhnya di Surga, bukan di bumi,” Novi menjelaskan.

Papi tetap minum obat dan mendapat suntikan yang pertama kalinya. Dokter bilang, jika angka PSA tidak bisa turun, berarti tetap harus dioperasi.
Novi dan keluarga berdoa sungguh-sungguh supaya Papi tidak perlu dioperasi.

“Ce….aku dapat mujizat. Hasil test Papi normal. Dari PSA 24, turun jadi 2.46. Aku sampai gak percaya. Di test 2x hasilnya normal. Batas max normal hingga 4 dan Papi 2.46. Normal sekali….
Tuhan baik Ce….,”
Novie bercerita dengan mata berkaca-kaca-kaca,
Aku berharap turun, setidaknya dari 24 jadi 18 saja, aku sudah senang. Asal Papi gak perlu operasi. Gak berani berharap bisa turun sedrastis itu. Tapi Tuhan terlalu baik….justru diberi normal.

“Kemarin kami bertemu dokter.
PSA 2.46 itu bagus sekali.. tapi dokter ga berani bilang sembuh sempurna dulu ce.. dia pakai istilahnya saat ini sel kankernya tidur. Masih harus suntik kata dokter.. Karena takut kalo “bangun’ lagi. 🙂

Terus aku bilang tapi tetep kalau tidur ga bangun” artinya sel kanker mati kan dok?”

Dokternya tertawa.:-) 🙂 .

Tuhan lebih berkuasa dari dokter bu.. kalo iman ibu supaya sel kanker tidur selamanya, terjadilah sesuai dengan iman ibu.”

Dokternya muslim, baik dan sehati, sama-sama percaya kuasa Tuhan. Sungguh Tuhan itu memberi kepada anak-anak-Nya, jauh melebihi pemikiran kita.

Wow..
Yess .. Yess… Yess….!!!

Tuhan merespon iman. Ketika ketakutan disingkirkan, maka iman berkembang dengan sempurna.
Mujizat pun terjadi.

Mari kita lebih lagi setia dalam melayani dan mengisi hidup untuk kemuliaan Tuhan.
Menyimpan harta di surga, bukan di bumi, di mana kerat dan ngengat tidak dapat merusaknya.
Hidup kita yang sesungguhnya justru di surga.

When trouble comes, focus on God’s ability to care for you. – Charles Stanley.

Ketika masalah datang, fokuslah pada kemampuan Tuhan untuk memelihara Anda. – Charles Stanley.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Bagaimana Kondisi Hati Kita?

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

“Bagaimana Kondisi Hati Kita?”

Hati kita adalah diri kita yang sesungguhnya. Roh kita mungkin saja telah lahir baru, tetapi hati kitalah yang menentukan hidup kita dibawa kepada kebaikan atau kejahatan. Dengan hati kita percaya atau justru mengeras hati melawan Tuhan. Hati kita yang berhubungan dengan dunia di sekeliling kita. Tuhan melihat roh kita, tetapi orang lain melihat kondisi hati kita.

“Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup.”
Ibrani 3:12 (TB).

Siapa yang dimaksud dengan saudara-saudara?
Orang percaya yang memiliki roh yang telah lahir baru. Tetapi hati mereka bisa menjadi jahat dan penuh dengan ketidakpercayaan. Ini merupakan permasalahan yang serius. Bagaimana keadaan ini mempengaruhi kehidupan iman dan doa kita?

“Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,”
1 Yohanes 3:21 (TB).

Benarkah? Dapatkah hati yang menghakimi mencuri keyakinan kita di hadapan Allah?
Inikah penjelasan mengapa begitu banyak perjuangan untuk menerima dari Tuhan? Kita menyadari bahwa roh kita benar, tetapi jika hati ini menghukum kita, maka kita kurang mempercayai Tuhan.

“….marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.”
Ibrani 10:22 (TB).

Hati menentukan potensi iman.
“Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!”
Yakobus 4:8 (TB).

Kita menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bersukacita karena keadaan sempurna dan suci yang ada pada roh kita yang telah lahir baru, tetapi bagaimana dengan kondisi hati kita?
Hati kitalah diri kita yang sesungguhnya.
Hati kitalah yang memutuskan apakah kita hidup dari roh, atau justru dari daging kita.
Hatilah yang menentukan dan membentuk masa depan. Hatilah yang bisa ditipu dan dikeraskan, atau justru tetap murni di hadapan Tuhan.

“Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu.”
Kolose 3:15 (TB).

[Repost ; “What About Your Heart?”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra]

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

Klik:
https://mpoin.com/

gospeltruth’scakes

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
1 3 4 5